Sunday, December 20, 2015

Pergantian Bos Dinasti Syiah Iran Terancam Ribut

Syiah5

Saturday, December 19, 2015 07:30 WIB
TEHERAN (atjehcyber) - Kepala Angkatan Bersenjata Iran mengecam wacana penggantian pemimpin tertinggi dengan dewan pemimpin tertinggi dan memperingatkan bahwa rencana itu bisa mengancam persatuan negara.
"Kami tidak pernah memiliki dewan pemimpin dalam sejarah atau dewan yang memerintahkan tentara," kata Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran, Hassan Firouzabadi, seperti dilansir dari Reuters, Jumat (18/12/2015).

"Semua rencana telah gagal, sekarang mereka telah menggunakan trik baru dengan membentuk dewan pemimpin untuk melemahkan kepemimpinan yang progresif dan stabil," tambahnya.

"Jika kepemimpinan tertinggi berubah menjadi dewan negara akan menderita dan persatuan kami yang kuat terhadap Amerika Serikat, Zionis, dan musuh pemeintah akan runtuh," katanya lagi.
Pekan lalu Akbar Hashemi Rafsanjani, mantan presiden dan anggota yang mempunyai pengaruh dalam Majelis Ahli, mengatakan akan mempertimbangkan untuk membentuk sebuah dewan pemimpin untuk memerintah dan bukan lagi pemimpin tertinggi tunggal yang jamak disebut sebagai Ayatullah.

Dicari, Pengganti Imam Syiah Iran Yang Baru

Kelompok Dewan Ulama Iran mulai aktif mencari sosok pengganti Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatullah Ali Khamenei. Pencarian sosok pemimpin itu terjadi di tengah kekhawatiran akan kondisi kesehatan Khamenei yang dikabarkan masih belum stabil.
Ayatullah Ali Khamenei, 75, yang kata-katanya menjadi keputusan terakhir segala urusan di negeri Persia Syiah Iran, kondisi dikabarkan membaik oleh TV milik pemerintah setelah operasi kanker prostat pada September 2014 lalu.
Namun spekulasi munculnya nama-nama yang disaring untuk menggantikannya belakangan ini menjadi isu paling sensitif di negeri Syiah tersebut.
Informasi mempersiapkan pengganti pemimpin tertinggi Syiah tersebut datang dari mantan Presiden Iran Akbar Hashemi Rafsanjani yang menjadi sekutu dekat dari Presiden Iran saat ini Hassan Rouhani.
“Mereka telah menunjuk kelompok untuk mendaftar orang-orang yang memenuhi syarat yang akan dimasukkan ke pemungutan suara ketika insiden itu terjadi (jika Khamenei meninggal),” kata Rafsanjani.
Dengan mulai dibentuknya tim seleksi pemilihan calon imam selanjutnya, maka para kelompok ulama elite Syiah Iran sedang mempersiapkan kemungkinan terburuk jika sang Imam pada akhirnya meninggal.
“Gabungan para ahli akan bertindak ketika pemimpin baru harus ditunjuk. Mereka sedang mempersiapkan untuk itu sekarang dan menyeleksi pilihan ” lanjut Rafsanjani kepada kantor berita ILNA yang diterjemahkan Reuters.
Kondisi kesehatan imam Syiah itu pun saat ini sangat dirahasiakan, namun bocornya informasi tersebut ke publik membuat spekulasi kesehatan Ali Khamenei semakin kencang. Dikabarkan kondisi Ali Khamenei memang tidak stabil pasca operasi kanker.
Ali Khamenei merupakan teman dekat dari mendiang Ayatullah Ruhullah Khamenei yang memimpin Revolusi 1979 dan kemudian menjadi pemimpin spiritual Syiah Iran tertinggi hingga kematiannya pada tahun 1989.
Setelah Khamenei mangkat, Ali Khamenei menggantikannya sebagai pemimpin spiritual Syiah Iran teratas. Sebelum itu selama delapan tahun Ali Khamenei menjabat sebagai presiden Iran. Ali Khamenei terbukti mampu meneruskan tradisi yang dibuat pendahulunya di mana “ayatullah” merupakan penguasa sesungguhnya di Iran.
Mengingat Iran sedang berperang dengan mendukung Asad di Suriah serta konflik Timur Tengah yang mulai memanas dengan menyeret negara-negara adidaya. Maka pemimpin imamiah Syiah selanjutnya bisa jadi adalah imam ke-12 Syiah yaitu Imam yang ditunggu-tunggu kaum Syiah sebagai imam mahdi.(*abnei)