Saturday, May 14, 2016

Direktur CIA : Perang Melawan Negara Islam Dan Organisasi Ekstrimis Lainnya Di Kawasan Timur Tengah Akan Membutuhkan Waktu Puluhan Tahun. AS Dan Rusia Tidak Memasukkan Kelompok Jabhah Nushrah Dan ISIS Di Dalamnya, Sebagai Legitimasi Menyerang Mujahidin Muslim Yang Lain ( Termasuk Di Aleppo) Karena Keduanya Bisa Saja Ada Disana (Akal-Akalan Kufar).

Hasil gambar untuk nsa lie

Pihak penengah gencatan senjata (AS dan Rusia) tidak memasukkan kelompok Jabhah Nushrah dan ISIS di dalamnya. Sebagai gantinya, pihak AS, Rusia dan rezim Assad lantas menargetkan kedua faksi tersebut. “Seharusnya jangan melihat gencatan senjata dalam penyerangan ke wilayah tersebut. Pada dasarnya gencatan senjata tidak diperpanjang di daerah yang mana Jabhah Nushrah melakukan operasinya di Aleppo,” 
( siasat iblis ! )

Direktur CIA : Amerika Tidak Akan Bisa Jadi Juru Damai di Dunia Arab

Direktur Badan Intelejen Amerika Serikat “CIA”, James Clapper, menegaskan bahwa perang melawan Negara Islam dan organisasi ekstrimis lainnya di kawasan Timur Tengah akan membutuhkan waktu puluhan tahun, meskipun saat ini AS berhasil mengendaikan jalannya peperangan.
“Meskipun kampanye udara AS di Irak berhasil merebut wilayah yang dikuasai Negara Islam dalam beberapa bulan terakhir, akan tetapi mengembalikan kota kedua terbesar di Irak, Mosul, akan memakan waktu yang lama dan menyebabkan banyak kekacauan,” ujar Clapper dalam wawancaranya dengan The Washington Post.
Clapper melanjutkan, “Biarpun AS berhasil mengalahkan kelompok ekstrimis di Irak dan Suriah, masalah yang sama akan kembali terulang meski dengan wajah baru. Akan ada kekacaun yang akan terus berlanjut di wilayah ini untuk waktu yang lama.”
Menurutnya, AS tidak akan dapat menciptakan perdamaian di kawasan Timur Tengah atau hanya sekedar memperbaiki wilayah ini di tengah penindasan yang dilakukan rezim setempat terhadap kekebasan berpendapat dan ekonomi. (Almasryalyoum/Ram)

AS Salahkan Jabhah Nushrah atas Rumitnya Gencatan Senjata di Suriah

Selasa, 10 Mei 2016 20:03 WIB 
Runtuhnya opsi gencatan senjata di Suriah yang dibarengi dengan serangan rezim Bashar Assad di Aleppo membuat pihak AS kebingungan. Bahkan, mereka kali ini berusaha menyalahkan kehadiran pejuang Jabhah Nushrah.
Seorang pejabat AS yang tidak mau disebut namanya berbicara kepada wartawan Senin (09/05), mengklaim bahwa kehadiran Jabhah Nushrah di tengah-tengah warga telah memperumit keadaan di Suriah.
“Kehadiran Jabhah Nushrah telah menjadi faktor yang rumit karena mereka tidak masuk dalam opsi gencatan senjata. Sementara itu, mereka juga berkolaborasi dengan warga sipil maupun pihak yang terikat gencatan senjata,” katanya.
“Kita diperbolehkan untuk mengambil tindakan terhadap mereka. Namun Anda juga masih di bawah CoH untuk memastikan tindakan Anda tidak membahayakan warga sipil atau pihak yang ikut gencatan senjata,” tambahnya.
Ditengahi oleh Moskow dan Washington pada Februari lalu, gencatan senjata menyerukan pihak-pihak di Suriah untuk segera menghentikan permusuhan dan berusaha untuk meningkatkan akses kemanusiaan di beberapa wilayah sipil.
Namun, pihak penengah gencatan senjata (AS dan Rusia) tidak memasukkan kelompok Jabhah Nushrah dan ISIS di dalamnya. Sebagai gantinya, pihak AS, Rusia dan rezim Assad lantas menargetkan kedua faksi tersebut.
Mengenai Aleppo, pejabat Washington ini mengatakan bahwa pertempuran di barat daya kota mungkin tidak akan mereda selama Jabhah Nushrah masih melakukan perlawanan di wilayah tersebut.
“Seharusnya jangan melihat gencatan senjata dalam penyerangan ke wilayah tersebut. Pada dasarnya gencatan senjata tidak diperpanjang di daerah yang mana Jabhah Nushrah melakukan operasinya di Aleppo,” ungkapnya.
Sumber: Anadolu
Penulis: Dio Alifullah
http://www.kiblat.net/2016/05/10/salahkan-jabhah-nushrah-atas-rumitnya-gencatan-senjata-di-suriah/