Saturday, December 24, 2016

Mantan Pemimpin Syiah Hizbullah: Pembantaian Muslim Aleppo Seperti (Dendam) Karbala. Mereka (Sunni) Anak Cucu Pembunuh Imam Husain ! Syi'ah Bashar, Hizbulata, Dan Rusia Pasti akan Kalah !


“Jika kita mendukung mujahidin meskipun dengan cara terbatas, maka mereka akan mampu mengalahkan Rusia di Suriah sebagaimana Amerika Serikat dikalahkan di Vietnam, maka jika tidak maka Anda akan menunggu giliran,”
“Kita tidak dapat menuntut mujahidin Suriah untuk melakukan hal lebih dari itu. Saya tidak menganggap apa yang terjadi di Aleppo adalah sebuah kekalahan, melainkan pesan kepada pemerintah Arab bahwa jika mereka tidak menghadapi Syiah di Suriah dan Yaman, maka mereka akan menang dan menguasai, berhati-hatilah!!!” Dai kenamaan Timur Tengah asal Kuwait, Tareq al-Suwaidan

[Video] Mantan Pemimpin Hizbullah: Hizbullah Menjadi Kaki Tangan AS-Rusia Membantai Umat Islam Suriah

Syekh Subhi al-Tufayli, mantan pimpinan Hizbullah mengecam kelompok sekutu Lebanon termasuk Presiden Suriah Bashar al-Assad yang melakukan aksi brutal militer di Aleppo, yang digambarkan Tufayli sebagai Karbala baru. (Karbala tempat di Irak yang dikenal sebagai tempat pembantaian Husain bin Ali dan pengikutnya oleh pasukan Bani Umayyah pada 10 Muharram 61 H -red).
Aksi brutal militer rezim Suriah di daerah yang dikuasai pasukan perlawanan di daerah Aleppo, telah menyebabkan berkembangnya kelompok militan Islamic State (IS/ISIS) di beberapa daerah lain di Suriah, demikian disampaikan Syekh Tufayli, ulama Syiah yang juga mantan Sekretaris Jenderal Hizbullah, dalam sebuah kothbah Jumat, pekan lalu.

Tufayli mengatakan, Assad, bersama para sekutunya, Rusia, Iran dan Hizbullah, jelas-jelas bersalah karena telah membantai ribuan muslim di Aleppo, tempat yang disebut Tufayli seperti Karbala, salah satu dari kota-kota yang paling dihormati kaum Syiah.

Tufayli mengatakan, keinginan rezim Assad untuk menghancurkan gerakan kelompok oposisi Suriah di Aleppo tak akan mampu menahan penyebaran kelompok ISIS di daerah manapun di Suriah. (Oposisi dan ISIS adalah dua kelompok yang berbeda)

"Bagaimana kita mampu menjelaskan, kehancuran, api yang begitu cepat menjalar dan serangkaian bom yang jatuh di Aleppo dan membunuh semua yang berada di kota itu, sementara di gurun Palmyra, ada kelompok militan menyerang tentara Suriah dan mampu mengambil alih kekuasaan dalam waktu singkat, tak sampai 1 hari. Bagaimana kita bisa menjelaskan ini?", tanya Tufayli.

"Di satu sisi, ada kelompok oposisi yang dikenal secara luas oleh dunia internasional, dan di lain sisi ada kelompok ISIS yang tak dikenali keberadaannya," tuturnya, mengacu pada pertempuran dua faksi tersebut di Suriah (tepatnya di wilayah Al-Bab Suriah -red).

"Kita membiarkan kelompok ISIS berkembang dan menyerang kelompok oposisi yang sesungguhnya, sehingga tak ada lagi yang tersisa, selain rezim, yang telah membantai bangsa nabi Muhammad, dan kelompok ISIS. Lalu kita mengatakan kepada orang-orang untuk memilih, pilih mana, ISIS atau Bashar?",
"ISIS harus bertahan (sengaja tetap eksis) untuk rezim dan para sekutunya, untuk menjadi bahan perbandingan. Tidak ada satupun yang akan mau menerima ISIS, jadi mereka harus menerima kekuasaan rezim Assad," tambahnya.
Dalam sebuah video lain, Syekh Tufayli mengecam dengan pedas sebuah kesepakatan yang menurutnya dibangun oleh Amerika dan Rusia untuk melawan kelompok muslim (oposisi) di kawasan tersebut.

"Ini menunjukan kita, kelompok Syiah sedang menjadi budak dari Amerika dan Rusia yang menyerang putra putri islam!", tandasnya. 

"Dengan topeng samaran, mereka telah menciptakan teror untuk memerangi kita," cetusnya.

Hizbullah adalah faksi pendukung rezim Assad yang telah menyediakan ribuan tentaranya untuk bergabung dengan militer Suriah memerangi kelompok oposisi di seluruh negeri.

SekJen Hizbullah saat ini, Sayed Hassan Nasrallah, yang pernah dipuji sebagai sosok perlawanan anti Israel dari kawasan pan Arab, telah dikritik atas kesetiaannya mendukung Bashar al-Assad.   

Konflik yang telah berlangsung selama 5 tahun ini telah meningkatkan ketegangan antar kelompok. Adanya penyelarasan antara kelompok sektarian dengan kekuatan organisasi politik, tergantung kepada kelompok politik mana mereka akan patuh, merupakan sebuah pendekatan yang dikutuk keras Tufayli.

"Sejujurnya, atas nama Sunni dan Syiah, kita tetap diam pada semua kejahatan, menghancurkan bangsa kita dan menawarkannya kepada 'anjing-anjing pemangsa dunia' - hanya karena saya Syiah dan Anda Sunni," katanya.

Lebih dari 400.000 orang meninggal sejak konflik Suriah meletus tahun 2011, sementara jutaan lainnya dipaksa mencari suaka ke berbagai negara lain.


Ulama Kuwait: Pembantaian Aleppo Adalah Pesan Syiah untuk Umat Islam (Pemerintah Arab)

Dai kenamaan Timur Tengah asal Kuwait, Tareq al-Suwaidan, mengatakan bahwa apa yang terjadi di kota Aleppo bukanlah suatu kekalahan, melainkan pesan kepada pemerintah Arab apa yang akan terjadi jika tidak mau menghentikan Syiah.
Pernyataan ini dikatakan Tareq al-Suwaidan dalam akun Facebook resmi miliknya, menanggapi mundurnya mujahidin Suriah dari kota Aleppo setelah pembantaian massal rezim Syiah Assad dan sekutunya milisi Syiah Hizbullah serta Iran.
“Siapa yang menang atas siapa? Apakah rezim Syiah Bashar al-Assad yang akan runtuh dan jatuh di tangan mujahidin Suriah, akan tetapi diselamatkan oleh Syiah Iran dan Hizbullah serta sekutunya Rusia? Dan ditengah itu ada para mujahidin dengan sabar selama beberapa tahun untuk tetap melakukan perlawanan ditengah kekurangan persenjataan menghadapi kekuatan militer global secara langsung,” tulis Tareq al-Suwaidan.
Tareq al-Suwaidan melanjutkan, “Kita tidak dapat menuntut mujahidin Suriah untuk melakukan hal lebih dari itu. Saya tidak menganggap apa yang terjadi di Aleppo adalah sebuah kekalahan, melainkan pesan kepada pemerintah Arab bahwa jika mereka tidak menghadapi Syiah di Suriah dan Yaman, maka mereka akan menang dan menguasai, berhati-hatilah!!!”
“Jika kita mendukung mujahidin meskipun dengan cara terbatas, maka mereka akan mampu mengalahkan Rusia di Suriah sebagaimana Amerika Serikat dikalahkan di Vietnam, maka jika tidak maka Anda akan menunggu giliran,” Tareq al-Suwaidan menekankan.
Perlu dicatat bahwa hingga kini situs CNN Arab tidak dapat mengkonfirmasi secara independen kepada Dr. Tareq al-Suwaidan mengenai tulisan yang beredar melalui sarana komunikasi sosial. (Cnnarabic/Ram)


Video: dengan akidah inilah syiah menghancurkan ahlussunnah dan kota-kota sunni di irak

Agus Hasan bashori

syiah-iraq

Tokoh Milisi Syiah “Ashaib Ahli al-Haq” salah satu milisi Hasyad Sya’bi mengungkap akidah syiah yang tersimpan di dada mereka dalam memerangi kota Mosul, kota Sunni yang dihuni oleh sekitar 1,5 juta, dan dikuasai oleh sekitar 5.000 ISIS .

Tokoh Syiah yang bernama al-Khuz Ali ini berkata: “Ahli Waris darah imam Husain itu adalah Hasyad Sya’bi. Dengan akidah ini kami berperang. Dengan akidah ini kami menang di kota Fallujah, Tekrit dan Diyali. Dengan akidah ini kami memerangi Mosul.”

Al-Khuz Ali bertanya: memerangi siapa? Dia jawab sendiri: memerangi para pembunuh Imam Husain…mereka (Sunni) adalah anak cucu para pembunuh tersebut.”

Pernyataan sectarian ini menambah panjang daftar pernyataan serupa dari para tokoh syiah berbarengan dengan dimulainya peperangan untuk menguasai kota-kota sunni.

Akidah dendam membabi buta syiah ini telah melahirkan berbagai macam kejahatan syiah terhadap muslim ahlussunnah, seperti memukul, menyiksa, menghancurkan tulang, penghancuran, pengusiran, pembunuhan dlsb.

Kejahatan genosida rezim syiah basyar asad dan sekutu komunisnya (federasi rusia) yang disokong penuh negara syiah iran dalam membantai kaum muslimin suriah. Layakkah Umat Islam Berbangga dengan Hasil Muktamar Sufi Sedunia di Negara Federasi Rusia, Chechnya?