Wednesday, January 4, 2017

Khilafah Imamiyah Produk Iran Dalam Rangka Neo Persia Raya, Bahaya Iran Rôfidhoh Terhadap Islâm & Kaum Muslimîn. Bukti Genosida Syiah Terhadap Kaum Sunni

Hasil gambar untuk majusi syiah iran

Khilafah Imamiyah Produk Iran Dalam Rangka Neo Persia Raya

01 Januari 2017 15:15:49
Masih belum juga kering ingatan kita dengan revolusi Iran yang di komandani Ayatullah Rohullah Khomaini, yang mampu merobohkan tirani Syiah model Reza Pahlawi yang akhirnya tumbang di tangan Khomaini, yang sebelumnya ada di pengasingan.
Khomaini menjadi Ikon sebuah kebangkitan paham tertindas dari sebuah peradaban yang usang dan penuh ceceran darah, pengkhianatan dan arogansi yang kelak mendasari teologi syiah Iran yang paling vokal membela keluarga Ahlul bait dengan menebar keyakinan anti sahabat sahabat Nabi yang pernah menjabat Khalifah, seperti Abu bakar, Umar, Usman dan pemerintahan sesudah Ali dan Hasan yang dipersepsikan sebagai gerombolan murtadin oleh para ulama ulam Iran.  Tidak ada seorangpun muslim yang tidak mau menerima takfir syiah terhadap sahabat dan tidak mau menerima Imamiyah model Iran [Kaum Rafidhah], melainkan masuk dalam kategore Nashibi yang halal darahnya, halal dirampas keluarganya, anak wanitanya dan hartanya. Karena prinsip syiah tentang nashibi, bahwa nashibi adalah kafir, yang kedudukannya di samakan lebih rendah dari sekedar sampah atau barang najis. Pola pemikiran yang dikembangkan dari revolusi iran diantaranya adalah mengembangkan karakter Imamiyah yang anti sahabat dan anti agama Islam model sunni, meskipun ada ahli sejarah yang berpendangan Syiah masih sedulur Islam, namun menerut kaca mata dangkas , sekedar melalui proses sejarah, bukan berdasarkan proses kitabiyah yang di tulis para pemuka syiah yang berjiwa antagonis. Mungkin kalau sekedar melihat dari inti permasalahan fiqih, juga masih memerlukan telaah mendalam sejarah cabang cabang syiah yang halal, namun khusu syiah produk Iran , tidak bisa lagi di pandang sekedar paham perbedaan fiqiyah, tetapi sebuah sudut pandang yang sengaja diperkenalkan kepada dunia guna menyeret muslim  kedalam doktrin syiah.  Misalnya semacam Abi dan Ijabi, dua kelompok Syiah yang afiliatif anti para sahabat Nabi termasuk karya karya mereka, selain kitab kitab sunni lainnya menjadi sasaran takfir syiah, meskipun terkadang dengan terpaksa menghujjakan hadits sunni untuk pembenaran produk revolusinya. Kedua ormas tersebut bersusah payah untuk menggiring muslim  masuk dalam lingkaran syiah, melalui fosil fosil doktrin syiah yang menjunjung dinasti Ali dan keluarganya sebagai tolak ukur beragama, dengan mengenyampingkan para perawi hadits dari sahabat sahabat yang dikafirkan syiah. Meskipun di satu sisi tidak adil menempat kedudukan, karena sebatas mengutamakan keturunan Husein yang secara DNA Iran Husein lebih terikat dengan seorang wanita bangsawan Iran yang melahirkan anak cucu Husein, dan tentu saja tidak berlaku kepada keturunan Hasan, karena tidak ada seorangpun  dari keluarga Hasan bin Ali yang lahir dari kandungan wanita bangsawan Iran, yang pernah menjadi musuh bebuyutan Islam waktu itu. Layaklah kalau kemudian jabatan Husein lebih berarti bagi bangsa Irang yang memang anti islam awalnya,  lahirnya ulama ulama hadits model syiah  yang menadingi ulama ulama hadits model sunni, akhirnya membedakan Islam dan Syiah, terlebih pengingkaran Mushaf Utsmani dilakukan syiah dan menuduh para penulis Al-Quran sebagai musuh syiah juga, akhirnya harus menempatkan Quran sebagai kitab  Allah yang cacat bagi syiah, selain hadits yang dimata syiah keimanannya tidak di akui karena sebab para perawi hadits sudah dikafirkan seluruhnya, sehingga tak bersisa sedikitpun untuk mengakui Islam sebagai agama, selama tidak mengakui Imamiyah, bahkan pemeluknya dianggap bati oleh syiah > Sudah pasti ajaran syiah dan titik bengiknya merupakan produk baru yang mengatas namakan Islam, meskipun satu tuhan yang sama dan satu nabi yang sama, namun beda dalam menempatkan Allah dan Nabi hanya sebatas bisa di pandang dari kacamata syiah yang mempopulerkan produk Imamiyah Syiah.  Itulah sebabnya majelis Ulam dengan tegas menyingkap penyelewengan syiah melalui buku yang dikeluarkan  oleh MUI. Dan Himbauan MUI tentang syiah ini sudah di muat beberapa kali, termasuk peringatan MUI terhadap bahaya syiah yang bisa merusak aqidah, dan sekedar menjadi alat Iranisasi Muslim Indonesia  dengan tujuannya kembali ingin mewujudkan Persia raya, dengan merebut simpati muslim di NKRI ini.

Bahaya Iran Rôfidhoh Terhadap Islâm & Kaum Muslimîn

24 Januari 2016 17
بسم الله الرحمن الرحيم
الخطر الإيراني الرافضي على الإسلام والمسلمين
Dunia Islam diebohkan oleh kehadiran ISIS, dan lupa melihat kekejaman yang lebih kejam dari ISIS yang dulu disebut ISIL, namun untuk mengenal tampang syiah sebenarnya memang harus membaca letaratur Syiah seperti apa itu syiah, sebagaimana tertulis dalam sebuah surat dari yaman. Surat kabar asy-Syarqul Ausath vol. 13561 tertanggal Khomis, 4 Robi‘ul Akhir 1437 H melansir berita yang sebagian redaksinya sebagai berikut: 
قالت: "أكد قائد الحرس الثوري جاهزية نحو (200) ألف مقاتل في سوريا والعراق واليمن وأفغانستان وباكستان، معتبرًا أن التحولات في منطقة الشرق الأوسط في السنوات الأخيرة إيجابية، حسبما أوردته وكالة مهر الحكومية، وقال جعفري: إنه يتطلع إلى تشجيع الجيل الثالث من الثورة لدعم ولي الفقيه والجمهورية الإسلامية في إيران، لافتًا إلى أهمية حضور الشباب الإيراني في معارك سوريا والعراق واليمن". 
Pemimpin Garda Revolusi menegaskan kesiapan sekitar 200.000 pasukan siap tempur di Suriyah, Iroq, Yaman, Afghanistan, dan Pakistan, karena menganggap bahwa dinamika di wilayah Timur Tengah pada beberapa tahun terakhir sangat positif, berdasarkan yang dirilis oleh kantor berita Negara Iran, Mehr News Agency. Ja’fary mengatakan bahwa ia muncul untuk memotivasi generasi ketiga dari revolusi untuk mendukung Waliyul Faqih (pemimpin tertinggi agama Iran -pent) dan Republik Islâm Iran, seraya mengisyaratkan betapa pentingnya kehadiran para pemuda Iran di pertempuran-pertempuran Suriyah, Iraq, dan Yaman.” أقول:
Aku berkata :
يا معشر المسلمين في العالم الإسلامي، انتبهوا الخطر العظيم، انتبهوا لما تدبره إيران ولما تخطط له من تدمير وسحق للإسلام والمسلمين؛ لشدة عداوتها للإسلام والمسلمين، قال تعالى في اليهود: ﴿لَتَجِدَنَّ أَشَدَّ النَّاسِ عَدَاوَةً لِلَّذِينَ آمَنُوا الْيَهُودَ وَالَّذِينَ أَشْرَكُوا﴾[المائدة: 82]. 
Wahai kaum Muslimîn di Dunia Islâm, waspadailah bahaya besar, waspadailah terhadap apa yang sedangkan disiapkan oleh Iran dan rencana besar mereka untuk menghancurkan dan melenyapkan Islâm dan kaum Muslimîn, karena kerasnya permusuhan mereka terhadap Islâm dan kaum Muslimîn. الله Ta‘âla berfirman tentang Yahûdi: 
لَتَجِدَنَّ أَشَدَّ النَّاسِ عَدَاوَةً لِّلَّذِينَ آمَنُوا الْيَهُودَ وَالَّذِينَ أَشْرَكُوا 
(arti) “Engkau benar-benar akan menjumpai orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang berîmân adalah Yahûdi dan orang-orang Musyrik.” [QS al-Mâ-idah (5) ayat 82]. لا يشك مسلم في شدة عداوة اليهود والمشركين للمؤمنين بالله ورسله، وأن لليهود مطامع، ولكنها مطامع محدودة في أراضي المسلمين من النِّيل إلى الفرات، ولا يريدون نشر اليهودية
Tidak ada keraguan pada kerasnya permusuhan Yahûdi dan orang-orang Musyrik terhadap orang-orang yang berîmân kepada الله dan para Rosûl-Nya, dan keyakinan bahwa Yahûdi memiliki berbagai ambisi, tetapi itu merupakan ambisi yang terbatas pada tanah-tanah kaum Muslimîn dari sungai Nil hingga sungai Furat (Eufrat), dan mereka tidak bermaksud menyebarkan untuk keyakinan Yahûdi. وعداوة الرافضة للمسلمين تجمع بين عداوة اليهود والمشركين، ومطامعهم أوسع من مطامع اليهود؛ لأنها تخطط للاستيلاء على العالم الإسلامي كله، وتحويل أهله إلى روافض أعداء لله عز وجل ولرسوله وللصحابة الكرام رضوان الله عليهم ومن تبعهم من المؤمنين إلى يومنا هذا. Sedangkan permusuhan Rôfidhoh terhadap kaum Muslimîn menyatukan permusuhan Yahûdi dan orang-orang Musyrik, dan ambisi mereka lebih luas dibandingkan ambisi Yahûdi, karena mereka merencanakan untuk menguasai Dunia Islâm seluruhnya dan merubah ummat Islâm menjadi Rôfidhoh, musuh-musuh الله ‘Azza wa Jalla, Rosûl-Nya صلى الله عليه و سلم, para Shahaabat Beliau رضوان الله عليحم, serta siapa saja dari orang-orang yang berîmân yang mengikuti mereka hingga hari ini 
إن للروافض من العقائد الكفرية ما لا يوجد عند اليهود ولا عند النصارى Sesungguhnya Rôfidhoh memiliki berbagai aqidah yang penuh kekâfiran yang tidak terdapat pada Yahûdi dan Nashôrô, di antaranya:  
منها: أن الأئمة يعلمون الغيوب ويتصرفون في كل ذرة من ذرات الكون، وهذا يفوق في الكفر عقائد اليهود والمشركين
Meyakini bahwa para imâm mereka mengetahui perkara-perkara ghoib dan ikut campur mengatur Alam dalam setiap atomnya. Keyakinan seperti ini lebih parah dibandingkan dengan kekâfiran Yahûdi dan Nashôrô. 
ومنها: أن للأئمة حق التشريع ويفترون عليهم من التشريعات الكفرية ما لا تطيقه الأرض ولا السماوات؛ فهم يشرعون الكفريات العظيمة وينسبونها لأهل بيت النبي -برأهم الله منها ونزههم عنها-. 
Meyakini bahwa para imâm memiliki hak untuk menetapkan syari‘at dan mereka mengada-adakan kedustaan atas nama mereka berbagai penetapan syari‘at yang penuh dengan kekâfiran yang tidak mampu dipikul oleh Bumi dan Langit. Jadi mereka menetapkan berbagai kekâfiran dan mereka sandarkan kepada Ahli Bait Nabî صلى الله عليه و سلم –dan الله melepaskan dan membersihkan mereka dari itu semua– karena mereka berîmân bahwa Rosûlullôh Muhammad صلى الله عليه و سلم   لأنهم يؤمنون أن
 رسول الله محمدًا خاتم النبيين، وأن رسالته كاملة، قال تعالى: ﴿الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا﴾[المائدة: ]. adalah penutup para Nabî dan risalah Beliau sempurna. الله Ta‘âla berfirman: ﺍﻟْﻴَﻮْﻡَ ﺃَﻛْﻤَﻠْﺖُ ﻟَﻜُﻢْ ﺩِﻳﻨَﻜُﻢْ ﻭَﺃَﺗْﻤَﻤْﺖُ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﻧِﻌْﻤَﺘِﻲ ﻭَﺭَﺿِﻴﺖُ ﻟَﻜُﻢُ ﺍﻟْﺈِﺳْﻠَﺎﻡَ ﺩِﻳﻨًﺎ (arti) “Pada hari ini telah Aku sempurnakan agama kalian untuk kalian, dan telah Aku sempurnakan nikmat-Ku atas kalian, dan Aku ridho Islâm sebagai agama untuk kalian.
” [QS al-Mâ-idah (5) ayat 3]. ولأنهم يؤمنون بقول الله تعالى: ﴿أَمْ لَهُمْ شُرَكَاءُ شَرَعُوا لَهُمْ مِنَ الدِّينِ مَا لَمْ يَأْذَنْ بِهِ اللَّهُ﴾[الشورى: ]. 
Dan juga karena mereka berîmân dengan firman الله Ta‘âla: ﺃَﻡْ ﻟَﻬُﻢْ ﺷُﺮَﻛَﺎﺀُ ﺷَﺮَﻋُﻮﺍ ﻟَﻬُﻢ ﻣِّﻦَ ﺍﻟﺪِّﻳﻦِ ﻣَﺎ ﻟَﻢْ ﻳَﺄْﺫَﻥ ﺑِﻪِ ﺍﻟﻠَّﻪ 
(arti) “Apakah mereka memiliki sekutu-sekutu yang mensyari‘atkan untuk mereka dari agama ini yang hal itu merupakan perkara yang tidak diizinkan oleh الله.” 
[QS asy-Syûrô (42) ayat 21]         
ومن كفريات الروافض: شدة عداوتهم لأصحاب رسول الله وتكفيرهم، وهدفهم من هذا: إبطال الشريعة الإسلامية كتابًا وسنةً، تلكم الشريعة الغرَّاء التي حملها الصحابة وبلغوها بدقة عن الله ورسوله ، وجاهدوا الجهاد العظيم في تبليغها، وإلزام الناس بها، حتى دخلت أمم في هذا الدين على أيديهم. Di antara kekâfiran Rôfidhoh adalah kerasnya permusuhan mereka terhadap para Shohâbat Rosûlullôh صلى الله عليه و سلم dan mengkâfirkan mereka. Tujuan mereka dari hal ini adalah untuk meyakinkan bahwa syari‘at Islâm berupa al-Qur-ân dan as-Sunnah adalah bathil. Karena syari‘at yang suci tersebut dibawa oleh para Shohâbat, dan merekalah yang menyampaikannya secara detail dari الله dan Rosûl-Nya صلى الله عليه و سلم, dan mereka berjihâd dengan jihâd yang besar dalam menyampaikannya dan mewajibkan manusia agar berpegang teguh dengannya, hingga melalui mereka masuklah sekian banyak ummat ke dalam agama ini.  ومن تلكم الكفريات الكثيرة: طعنهم في زوجات رسول الله رضي الله عنهن، وقذفهم لأم المؤمنين عائشة رضي الله عنها، والتي برأها الله في عدد من الآيات القرآنية، وهذا الطعن يتناول رسول الله في نظر كل مؤمن. Di antara sekian banyak kekâfiran mereka itu adalah celaan jahat mereka terhadap para istri Rosûlullôh صلى الله عليه و سلم رضي الله عنهن, dan tuduhan keji mereka terhadap Ummul Mu’minîn ‘Â-isyah رضي الله عنها, padahal الله telah membersihkannya dari tuduhan itu di beberapa ayat al-Qur-ân. 
فهم يصورون أصحابه الذين رباهم على أنواع التربية على الإيمان والتوحيد والإخلاص، يصورونهم في أبشع صور الكفر، ويصورون أزواجه الشريفات التقيات في أخبث الصور. فأي عداوة لله ولرسوله وللمؤمنين تفوق هذه العداوة الخبيثة؟!   
Dan celaan ini juga mengenai kehormatan Rosûlullôh صلى الله عليه و سلم menurut setiap Mu’min. Jadi, Rôfidhoh menggambarkan para Shohâbat yang Beliau didik dengan berbagai macam tarbiyah berupa îmân, tauhid, dan keikhlashan, mereka menggambarkannya dengan gambaran kekâfiran yang paling buruk, dan mereka menggambarkan para istri Beliau yang mulia dan bertaqwa dengan gambaran yang paling kotor. Maka permusuhan terhadap الله dan Rosûl-Nya serta orang-orang yang berîmân seperti apakah yang lebih besar dari permusuhan jahat ini 
يا معشر المسلمين في كل مكان، أعدوا العدة لمواجهة هذا الخطر والتخطيط الإيراني المدمر بالاعتصام بحبل الله جميعًا في عقائدكم وعباداتكم وجهادكم وسياستكم وأخلاقكم، وفي ولائكم وبرائكم، وابتعدوا كل الابتعاد عن البدع والضلالات كلها
Wahai kaum Muslimîn di semua tempat, persiapkanlah bekal untuk menghadapi bahaya dan rencana besar Iran yang menghancurkan ini, yaitu dengan berpegang teguh dengan tali agama الله secara menyeluruh dalam aqidah kalian, ibadah kalian, jihâd kalian, politik kalian, akhlaq kalian, walâ’ dan barô’ kalian, dan jauhilah sejauh-jauhnya berbagai bid‘ah dan kesesatan semuanya 
اجتمعوا على كتاب الله وسنة رسوله ، إذا حققتم هذه المطالب العظيمة رضي الله عنكم ونصركم على أعدائكم نصرًا مؤزرًا لا شك فيه.قال تعالى: ﴿إِنْ تَنْصُرُوا اللَّهَ يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ﴾[محمد: 7]، وقال تعالى: ﴿وَلَوْ قَاتَلَكُمُ الَّذِينَ كَفَرُوا لَوَلَّوُا الْأَدْبَارَ ثُمَّ لَا يَجِدُونَ وَلِيًّا وَلَا نَصِيرًا*سُنَّةَ اللَّهِ الَّتِي قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلُ وَلَنْ تَجِدَ لِسُنَّةِ اللَّهِ تَبْدِيلًا﴾[الفتح: 22-23
[Hendaklah kalian bersatu di atas al-Qur-ân dan Sunnah Rosûlullôh صلى الله عليه و سلم. Jika kalian telah merealisasikan tuntutan-tuntutan mulia ini, الله pasti akan ridho kepada kalian dan menolong kalian atas musuh-musuh kalian dengan pertolongan besar tanpa ada keraguan padanya. الله Ta‘âla berfirman: ﺇِﻥْ ﺗَﻨْﺼُﺮُﻭﺍ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻳَﻨْﺼُﺮْﻛُﻢْ ﻭَﻳُﺜَﺒِّﺖْ ﺃَﻗْﺪَﺍﻣَﻜُﻢْ (arti) “Jika kalian menolong (agama) الله, pasti الله akan menolong kalian dan mengokohkan kedudukan kalian.” [QS Muhammad (47) ayat 7]. Dan الله Ta‘âla juga berfirman: 
ﻭَﻟَﻮْ ﻗَﺎﺗَﻠَﻜُﻢُ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﻛَﻔَﺮُﻭﺍ ﻟَﻮَﻟَّﻮُﺍ ﺍﻟْﺄَﺩْﺑَﺎﺭَ ﺛُﻢَّ ﻟَﺎ ﻳَﺠِﺪُﻭﻥَ ﻭَﻟِﻴًّﺎ ﻭَﻟَﺎ ﻧَﺼِﻴﺮًﺍ. ﺳُﻨَّﺔَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺍﻟَّﺘِﻲ ﻗَﺪْ ﺧَﻠَﺖْ ﻣِﻦْ ﻗَﺒْﻞُ ﻭَﻟَﻦْ ﺗَﺠِﺪَ ﻟِﺴُﻨَّﺔِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺗَﺒْﺪِﻳﻠًﺎ 
artinya “Seandainya orang-orang kâfir memerangi kalian, niscaya mereka akan lari ke belakang, kemudian mereka tidak akan mendapatkan pelindung dan tidak pula penolong. Itu merupakan ketetapan الله yang telah berlalu, dan engkau sekali-kali tidak akan menjumpai perubahan pada ketetapan الله.” [QS al-Fath (48) ayat 22-23]. 
يا معشر المسلمين جميعًا –ومنهم أهل اليمن، وتونس، والعراق، وسوريا-، حققوا إخلاص التوحيد لله يعزكم الله ويكرمكم في الدنيا والآخرة وينصركم على أعدائكم
Wahai segenap kaum Muslimîn –di antara mereka orang-orang Yaman, Tunisia, Iroq, dan Suriyah– realisasikanlah keikhlashan dan tauhid untuk الله, pasti الله akan memuliakan kalian di Dunia dan Akhirat, dan pasti الله akan menolong kalian atas musuh-musuh kalian 
وأعدوا العدة من السلاح، وأعتقد أن عندكم من السلاح ما يكفي وزيادةلتحقيق النصر على هذا العدو الرافضي اللدود وعلى غيره من الأعداء. Juga persiapkanlah persenjataan, dan pastikan bahwa kalian memiliki persenjataan yang cukup dan lebih (catatan: hanya pada negeri-negeri yang pemerintahnya mengijinkan –pent), agar bisa mewujudkan kemenangan terhadap musuh, yaitu Rôfidhoh yang busuk, serta musuh-musuh yang lain 
أؤكد ما حتمه الله عليكم من الالتزام الكامل بشريعته الغراء وتطبيقها في شتى الميادين، ومنها: حاكمية الله التي تخلت عنها أكثر الدول الإسلامية؛ فسلَّط الله عليهم أعداء الإسلام فأذلوهم وداسوا كرامتهم
Dan saya tekankan apa yang الله wajibkan atas kalian, yaitu komitmen yang sempurna terhadap syari‘at-Nya yang suci dan menerapkannya di berbagai medan. Di antaranya adalah menerapkan hukum الله yang ditinggalkan oleh banyak negara-negara Islâm, sehingga الله pun menguasakan musuh-musuh Islâm atas mereka, akhirnya musuh-musuh itu menghinakan mereka dan menodai kehormatan mereka فتخلصوا من هذا الداء المهلك والمدمر بإعلان سيادة حاكمية الله ورفض ما يخالف هذه الحاكمية العليا. Maka bersihkanlah diri kalian dari penyakit yang membinasakan dan menghancurkan ini dengan cara terang-terangan menjadikan hukum الله sebagai yang terdepan dan menolak semua yang menyelisihi hukum yang paling tinggi ini 
ونرجو الحكومة السعودية الملتزمة بالتوحيد والشرع الكامل وعلمائها أن يحثوا ويشجعوا الدول الإسلامية لتحقيق هذه المطالب العظيمة. ومنها: الحاكمية التي يجب أن يعتز بها المسلمون جميعا ومنهم أهل اليمن، وتونس، والعراق، وسوريا، ويرفعونها فوق الهامات اعتزازًا بها والتزامًا كاملًا بها ومواجهة أعدائها ولاسيما الروافض
Dan kita berharap Pemerintah ‘Arab Sa‘udi yang komitmen dengan tauhid dan syari‘at yang sempurna serta para ‘ulamâ’nya agar terus mendorong dan memotivasi negara-negara Islâm agar merealisasikan tuntutan-tuntutan mulia ini. Di antaranya adalah menerapkan hukum الله yang wajib atas kaum Muslimîn semuanya untuk merasa mulia dengannya, di antara mereka adalah rakyat Yaman, Tunisia, Iraq, dan Suriyah. Dan hendaknya mereka meninggikan hukum الله atas semua kepentingan sebagai bukti merasa mulia dengannya dan komitmen dengannya secara sempurna, serta dengan cara menghadapi pihak-pihak yang memusuhi hukum الله tersebut, terkhusus Rôfidhoh. وفق الله الجميع لما يحب ويرضى Semoga الله memberi taufiq kepada semuanya agar bisa melakukan semua yang Dia cintai dan Dia ridhoi وصلى الله على نبينا محمد
 وعلى آله وصحبه وسلم نشرت جريدة الشرق الأوسط في عددها (13561) تاريخ الخميس (4/ ربيع الآخر/ 1437هـ) الكلام الآتي بعضه:

Bukti Genosida Syiah Terhadap Kaum Sunni

18 Juni 2015 04:37:45
"Kanibalis" atau yang sederajat bisa disebut anti kehidupan bagi jenis lain, semisal kekejaman kelompok buas di hutan yang memangsa binatang lemah yang tak berdaya. Sepantasnya Syiah di kategorekan jenis "Binatang buas" atau rasis yang Genosider, rasis dan anti HAM. Mungkin di mata Syiah stempel "Genosid" yang diberikan tak di pamdang sebagai nilai merah, tetapi menjadi kontruksi tindak lanjut untuk semakin buas menelan korban dari karakter keyakinan yang bertolak belakang dengan, maksudnya "sunni". Syiah memandang sakral segala tindakan kejamnya, buasnya dan rasisnya. Terutama terhadap pembela khilafah Abu Bakar, Umar dan Usman selama hidupnya. tentu bukan karena gonjang ganjing politik peralihan kepemimpinan dari Rasulullah ke Abu Bakar, karena yang menonjol adalah dendam membara, atas tindakan Abu Bakar dan Umar menaklukan Persia [Iran] . Sejak itulah berkobar kebencian Persia kepada dua sosok Abu Bakar Dan Umar, di samping upaya menarik kembali Wilayah Persia walaupun dengan cara "Taqiyah" berpura pura menjadi cinta Rasul, sebagaimna wujud Syiah sekarang ini. Kebencian Persia [Iran] yang di picu penaklukan Abu Bakar dan Umar pada masa itu, menjadi eskalasi kebencian berskala zaman, melacurkan aqidah Islam dari berbagai segi seperti revolusi mental orang orang Persia dari Islam versi Ahlussunah ke Islam rekayasa orang orang Persia, dengan memunculkan figur "Imam 12 " menurut formula hadist yang menyatakan hadirnya 12 Imam, meskipun sangat fiktif keberadaannya, karena semuanya bersifat Liptick Service yang akomudatif Persialisme. Misalnya, Abu Jakfar Arrosi atau Al Kulaini, berkebangsaan Persia, mampu melahirkan kitab Ashobiyah Persia, yang meng-unggulkan Persia dan seperangkat data palsu yang diilmiahkan guna menjadi pembenaran terhadap keberadaan Syiah yang berpusat di Persia. Sebagaimana tokoh tokoh lainnya, pengembangan Syiah melalui Embrio keimanan pada Islam telah menjadi senjata utama, untuk membangkang islam itu sendiri dari banyak segi. Ibarat musuh yang mengetahu kelemahan lawan, para pendendam Persia itu terus melaju dengan pemikiran Syiah yang rasis terhadap "Sunni". Kegilaan Al Kulaini yang di kenal sebagai Sumber Inspirasi kebangkitan Syiah memang pernah di sinyalir beberapa tokph Islam, meskipun lebih pada tokoh fiktif yang tak pernah ada. Kitabnya al Kafi yang menghimpun pembenaran terhadap kehendak yang berbeda dengan sunni menjadi pijakan Persia mengemas tokoh tokoh Islam seperti Nabi Sendiri dan ahlul baitnya terbatas pada kehendak al Kulaini semata. Yang jelas Al Klaini bukanlah keturunan Nabi, tetapi dipaksakan diterima saja buat senjata antipati terhadap keberadaan "sunni". dari al Kulaini inilah para ahlul bait yang menjabat imamah dibuat semacam silsilah khusus, dengan mengenyampingkan keturunan Hasan, tetapi lebih mengutamakan keturunan Husain yang melewati salah seorang Istrinya yang berkebangsaan Persia. Dilain bab banyak perkataan perkataan Imam untuk tidak mengakui Abu Bakar, Umar, Usman , Mu'awiyah dan keturunannya. Hadist yang sangat tendensius kebencian, diterapkan sebagai pembatas wilayah antara sunni dan Syiah. Disamping hadist hadist perintah genosida terhadap "sunni" yang hidup dalam naungan khalifah Abu Bakar, Umar dan Mu'awiyah, selain menghalalkan segala cara, menista dan menumpahkan dara sesama. Sedangkan program "Genosida" yang diterapkan Syiah itu bukan sekedar fitnah, tetapi fakta tertulis dalam refrensi kitab kitab perjuangan Syiah, sebagaimana yang ditulis tokoh tokoh Syiah, terutama Al kulaini dalam satu pernyataannya bahwa semua umat Islam selain Syi'ah adalah anak pelacur, Ulama Syi'ah lainnya, Mirza Muhammad Taqi berkata, Selain orang Syi'ah akan masuk neraka selama-Iamanya, Meskipun semua malaikat, semua nabi, semua syuhada dan semua shiddiq menolongnya, tetap tidak bisa keluar dari neraka.[Lihat Shahifah al-Abrar, vol.I, hal.342] Sikap yang sama di katakan al Kulaini :" bahwa orang yang menganggap Sayidina Abu Bakr dan Sayidina Umar itu muslim, tidak akan ditengok Allah pada hari kiamat dan dapatkan siksa yang pedih (alias masuk neraka) [Lihat al-Ushul min al-Kafi, vol.l/233]. Kebencian kitab semacam al kulaini inilah yang ditanamkan kepada seluruh warga Syiah, termasuk yang ada di Indonesia, agar terjadi pertumpaham darah, dengan berbagai Taqiyah = tipu daya Syiah, yang ditujukan kepada orang orang muslim agar meragukan Islamnya. Disamping mereka melakukan bentuk bentuk Taqiyah, juga menerapkan standar ganda, untuk menggiring opini buruk tentang Sunni, kalau perlu menciptakan isu terorisme sebagaimana menjadi retorika Intelijen di banyak Negara. Dalam politisasi pewaris pemandu agama model Iran, terdapat berbagai versi fatwa yang bersifat doktrinisasi, mewajibkan siapa saja untuk berwala atau mengakui Imamah model mereka yang tak pernah ada ulama sunni membenarkannya, kecuali Syiah belaka. Imamiyah yang di patok harga mati agar ditaati menjadi titik tolak iman atau kafir seseorang, adalah sebuah politisasi Persia yang berhasil mengecoh bangsanya sendiri kedalam kebencian pada Islam, tentu jauh sebelumnya munculnya Isu Wahabi, yang menjadi bentuk baru peralihan pemikiran Persia menggasak Islam. Sehingga tak hanya di Persia yang anti Sunni, di Indonesiapun ada ormaspun yang harus turut meneriakkan anti Wahabi. Padahak jauh sebelum lahir gagasan anti Wahabi persia, kebencian itu sudah ditanamkan Persia kepada umat Syiah dan muallafnya, untuk hanya menerima imam imam mereka dan menolak Abu bakar Dan Umar yang menyebabkan Persia tumbang di masanya. al-Kulaini menyatakan, "Bermaksiat kepada Ali adalah kufur dan mempercayai orang lain lebih utama dan berhak dari beliau dalam imamah adalah syirik" [ Lihat al-Kafi, vol.1/232] . Hal ini bagian awal melangkah therapi al Kulaini menggiring umat menentang prinsip prinsip Ahlussunah, mengobarkan permusuhan dikalangan umat Islam, untuk saling membenci dan menista, membatasi pikiran umat pada otoritas Ali belaka, dengan mengenyampingkan orang lain selain Ali yang berkuasa. Lagi lagi adalah perhelatan politik Syiah yang paling menonjol, membenturkan pemeluk Islam dengan Syiah, jelas sebuah retorika politik Persia yang menghendaki Islam bertabrakan dengan kelompok Syiah yang awalnya Islam. Lebih ditegaskan Al-Majlisi menulis dalam bukunya, "Sekte imamiyah bersepakat bahwa sungguh orang yang mengingkari imamah salah satu dari imam kami dan menolak kewajiban dari Allah untuk mentaatinya adalah kafir yang pasti kekal di dalam neraka." [ Lihat Bihar al-Anwar, vol.8/366, vol.23/390] Takfiri Syiah terhadap Muslim yang tidak menganut Syiah,Yusuf al-Bahrani, ulama Syi’ah muktabar menyatakan bahwa "Seorang mukhalif [Muslim Sunni] itu kafir, tiada baginya keislaman sedikitpun sebagaimana yang kami tahqiq dalam kitab al-Syihab al- Tsaqib [ Lihat al-Hadaiq al-Nadhirah fi Ahkam al- 'Itrat al- 'Thahirah, voI.18/153. Ia juga mengutip mazhab al-Mufid yakni tidak boleh mensalati jenazah[Sunni] orang 'mukhalif , dan berkata "Kaum Mukhalif (yang berbeda pandangan) dari Ahlul Haq (yaitu Syi’ah) adalah kafir, tanpa ada khilaf di antara kami', lihat Ibid., vol.5/176] Mukhalif atau sunni dimata Syiah tak lebih dari orang orang Kafir yang haram di shalati kalau mati. Tentu adalah sebuah doktrin membahayakan, yang bisa menimbulkan chaos dikalangan umat Islam. Kalau sekarang Syiah Indonesia seolah penuh kasih sayang, karena yang digunakan sikap kucing yang memburu mangsanya, menunggu lengahnya sang mangsa, itulah Syiah takfiri yang sesungguhnya yang menuduh wahabi takfiri. Anggapan semua umat Islam kafir sepeninggal Nabi, dilontarkan tokoh Syiah terkenal, sehingga anggapan ini adalah bentu adu domba menimbulkan kemelut dan permusuhan ditengah Islam. Tuduhan mereka itu Diriwayatkan oleh Imam Al-Jarh Wat Ta’dil mereka (Al-Kisysyi) di dalam kitabnya Rijalul Kisysyi (hal. 12-13) dari Abu Ja’far (Muhammad Al-Baqir) bahwa ia berkata: “Manusia (para shahabat) sepeninggal Nabi, dalam keadaan murtad kecuali tiga orang,” maka aku (rawi) berkata: “Siapa tiga orang itu?” Ia (Abu Ja’far) berkata: “Al-Miqdad bin Al-Aswad, Abu Dzar Al-Ghifari, dan Salman Al-Farisi…” kemudian menyebutkan surat Ali Imran ayat 144. (Dinukil dari Asy-Syi’ah Al-Imamiyyah Al-Itsna ‘Asyariyyah Fi Mizanil Islam, hal. 89. Perkataan tersebut diatas menggambarkan tuduhan Syiah yang paling radikal, bahwa sekarang ini tak Islam, melainkan Syiah, karena kalau di benarkan para tokoh tokoh yang dikafirkan, berarti umat Islam yang menyendarkan hadits hadits Nabi kepada mereka yang dituduh murtad adalah batal hadisnya, termasuk AlQuran Mushaf Utsmani. Itulah kelicikan Syiah yang benar benar tidak menyisakan umat Islam sekarang sebagai Islam, melainkan semuanya telah kafir.