Saturday, February 25, 2017

Tolak Dialog dengan Iran, Menlu Saudi: Teheran Sponsor Utama Terorisme. Ekspansianisme Persia Versi Erdogan, Apakah Nyata?


Tolak Dialog dengan Iran, Menlu Saudi: Teheran Sponsor Utama Terorisme

Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Adel al-Jubeir, menolak ajakan Kepala Parlemen Iran, Ali Larijani, untuk berdialog mengenai terorisme. Lebih dari itu, al-Jubeir menyebut bahwa Iran sebagai sponsor utama terorisme di dunia.

“Iran tetap menjadi sponsor utama terorisme di dunia, yang berkeinginan untuk menggulingkan para rezim di Timur Tengah. Perilaku Iran tidak berubah, akan sangat sulit untuk bekerja sama dengan sebuah negara seperti ini,” ujarnya pada Ahad (19/02), seperti dikutip dari situs Arabi21.

Jubair mengatakan bahwa Iran telah mendukung Presiden Suriah Bashar Assad dan membiayai pemberontak separatis di Yaman dan kelompok-kelompok ekstremis di kawasan.

“Masyarakat internasional perlu mengembangkan sebuah ‘garis merah’ yang jelas untuk menghentikan tindakan Iran,” imbuhnya.

Sebelumnya, Ali Larijani telah mengungkapnya niatnya untuk membangun dialog langsung dengan negara-negara Arab, yang dipimpin oleh Arab Saudi. Larijani juga mengatakan bahwa Iran sedang membangun aliansi strategis dengan Rusia di kawasan.
muslimina.blogspot.co.id


Ekspansianisme Persia Versi Erdogan Apakah Nyata?

Menlu Iran bereaksi sambil mengisyaratkan bahwa Turki sedang mendorong terorisme.
Kami telah membicarakan ekspansionisme Persia di kawasan Timur Tengah selama bertahun-tahun. Iran telah menggunakan sekte Syiah sebagai payung untuk mempromosikan ekspansioniems Persia dan sayangnya telah mengeksploitasi para pengikut Syiah Arab di Teluk dan beberapa tempat lainnya untuk mendukung ambisi tersebut.
Iran telah menduduki tiga pulau yang menjadi milik Uni Emirat Arab di Teluk Hormuz, yang menjadi penanda jelas ambisi Persia di kawasan ini. Iran dapat dikatakan ingin mengendalikan jalur minyak di Teluk dimana 20 persen jalur minyak dunia melewati kawasan tersebut.  Namun, ketika Iran mulai terlibat dalam kerusuhan di Bahrain dengan mendorong para pemeluk Syiah di negeri untuk memberontak, maka tindakan ini dapat dikategorikan sebagai ganggung yang tidak dapat diterima.
Kenyataannya bahwa para jenderal Iran dan anggota Garda Nasional secara aktif terlibat di Irak kedalam derajat gangguan kepada politik internal negara lain menjadi bentuk pamer kekuataan.
Tidakkah Iran juga berada dibelakang para militan Syiah di Yaman? Tidakkah para militer Iran menyerang kapa Saudi dengan misil dan bahkan ibukota Riyadh dari wilayah Yaman. Tidakkah pelbagai misil yang dipergunakan berasal dari Iran? Ada rumor yang beredar jika Bashar Assadpun merasa khawatir atas pengaruh Iran di Suriah sehingga dia mengundang Rusia untuk menyelamatkan rejimnya dari genggaman ekspansionisme Persia.
Apa yang Iran lakukan di kawasan ini  memperkeruh dan memecah belah Muslim. Mereka menggunakan sekte Syiah untuk memperkuat tujuan mereka, yang membentuk gambaran bahwa Muslim Sunni dan Syiah sekarang sedang terlibat dalam perang regional.
Kenyataannya ini bukan masalahnya. Syiah dan Sunni sama-sama memiliki kesadaran bahwa Islam sedang diserang dari semua sisi, namun Iran dalam kenyataannya bekerjasama dengan orang-orang yang sedang menghancurkan Islam.
Turki tidak memusuhi Iran. Ankara telah membela Iran ketika diserang Barat. Turki memediasi kesepakatan nuklir antara Iran dengan negara-negara Barat. Turki menghormati rejim Teheran dan tidak pernah terlibat dalam perjanjian baik rahasia maupun terang-terangan melawan Iran. Turki menganggap rakyat Iran sebagai saudaranya, khususnya karena ada populasi Iran atau Azari di Turki. Turki tidak pernah mensponsori aksi terorisme melawan Iran, namun kita melihat beberapa kali elemen-elemen di Iran bekerjasama dengan PKK dalam rangka mengobarkan pemberontakan di Turki.
Maka ketika Presiden Erdogan membicarakan tentang ekspansionisme Persia yang tidak hanya merusak stabiliras kawasan namun juga merusak citra baik Islam.
Ekspansianisme Persia Versi Erdogan Apakah Nyata?
Sumber: Muslimina