Sunday, November 26, 2017

Habib Luthfi Bin Yahya : Isu Syiah Ini Dibuat Supaya Tidak Cinta Ahlul Bayt, Hah ?! Imam Mazhab Dan Imam Bukhari Menyatakan Syi’ah Bukan Bagian Dari Islam ! Bantahan Beberapa Habib Ahlus Sunnah Terhadapnya.



Ust. Farid Okbah: Syiah Lebih Berbahaya dari Missionaris Komunis maupun missionaries Nasrani-Salibis
Ustadz Farid Okbah: Semua Syiah di Indonesia Rafidhah dan Menyesatkan
Tidak Peduli Desakan Internasional, Malaysia/Brunei Berani Melarang Syiah, Singapura Perlakukan Syi'ah Dan Ahmadiyah Bukan Bagian Dari Islam. Indonesia Kapan/Takut ??! (Tidak Ada Syiah Moderat, Semua Aliran Syiah di Malaysia Dilarang)
Ustadz Farid Okbah: Syiah Terus Bergerak Karena Syaitan Tidak Pernah Tidur
Syiah Musuh Yahudi? Jawab 10 Pertanyaan Ini Dulu, Bro! Kontradiksi Syiah, Berasal dari Yahudi Tapi Berkoar Lawan Yahudi

Kenapa Isu Syi’ah Ditebar? Inilah Penjelasan Habib Luthfi

Jumat, 28 Oktober 2016 18:32
Ketua Jam'iyyah Ahlith Thoriqoh Al-Mu'tabaroh An-Nahdliyyah (Jatman) Habib Muhammad Luthfi bin Yahya Pekalongan membaiat seribu santri dalam rangka memperingati Hari Santri yang digelar di halaman Masjid Baiturrahim, Tengguli, Bangsri, Jepara, Kamis (27/10) 

Dalam ceramahnya, Habib Luthfi mengingatkan para pemuda supaya paham sejarah baik sejarah pahlawan kenegaraan maupun sejarah Walisongo sehingga kecintaannya tidak mudah dikendorkan oleh pihak-pihak lain. 

"Para pemuda harus tahu sejarah!" tegasnya. 

Dalam kesempatan itu, Habib sepuh ini juga menekankan, kaum muslimin agar tidak mudah terprovokasi tentang isu Syiah yang ditebar oleh oknum yang tak bertanggungjawab. Ia kemudian menjelaskan panjang tentang kenapa isu Syiah ini ditebar. 

"Isu Syiah ini dibuat supaya antara kiai dan habaib pecah, supaya orang tidak lagi percaya dengan Walisongo karena Walisongo itu keturunan Sayyidina Ali. Kalau orang sudah tidak percaya Walisongo maka akan kehilangan sejarah, Jika sejarah hilang, akan mudah dihancurkan," tandasnya kembali. 

Pada akhir acara yang diselenggarakan oleh GP Ansor Ranting Tengguli dan Sarkub Jepara ini, Habib Luthfi membacakan ikrar kesetiaan kepada NKRI dengan diikuti santri-santri dari beberapa pesantren se-Kecamatan Bangsri. (Mundzir/Mukafi Niam) 

Tahukah Anda Siapa Saja Yang Menganggap Syi’ah Sesat?

(Silahkan Search (googling) dilamurkha terkait kekafiran syi’ah)

Syi’ah Imamiyah Itsna ‘Asyariyah atau yang lebih masyhur dengan sebutan ‘Ar-Rafidhah’, adalah sekte sesat yang dengan sukarela mengadopsi ke dalam ideology mereka semua kesesatan dan penyimpangan dari berbagai agama dan sekte yang ada sepanjang masa.Oleh sebab itulah jumhur ulama kaum muslimin menjatuhkan vonis ‘kafir’ dan ‘zindiq’ kepada mereka.
Marilah kita lihat bersama pendapat para sahabat ridhwanullah Ta’ala ‘alaihim,para tabi’in,tabi’ut tabi’in dan ulama-ulama saleh umat ini terhadap Syi’ah rafidhah :
A. Sahabat Rasulullah :
1. Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu :
Imam Ali dengan tegas membantah semua akidah sesat rafidhah,cukuplah pembakaran yang beliau lakukan atas beberapa orang yang mempertuhankan beliau,sebagai bukti nyata kesesatan nenek moyang rafidhah.
Dari Wahb As-Suwa-i, dia berkata: “’Ali Radhiyallahu ‘anhu berkhutbah kepada kami, beliau berkata: “Siapakah sebaik-baik umat ini setelah Nabinya?”. Aku menjawab: “Anda, wahai amirul mukminin”. Beliau menjawab: “Bukan. Sebaik-baik umat ini setelah Nabinya adalah Abu Bakar, kemudian Umar Radhiyallahu ‘anhuma.[ Riwayat Ahmad di dalam Al-Musnad I/106; Ibnu Abi ‘Ashim di dalam As-Sunnah, hal:556; dan lain-lain. Dishahihkan oleh Al-Albani di dalam Zhilalul Jannah]
Tidaklah seorangpun mengutamakanku daripada Abu Bakar dan Umar kecuali aku menderanya sebagai hukuman orang yang membuat-buat kedustaan. [Riwayat Abdullah bin Ahmad di dalam As-Sunnah II/562; Ibnu Abi ‘Ashim di dalam As-Sunnah, hal:561; dan Abu Hamid Al-Maqdisi di dalam Risalah Fir Raddi ‘Ala Ar-Rafidhah, hal:298]
2. Hasan bin Ali radhiyallahu ‘anhuma:
Dari ‘Amr bin Al-Asham, dia berkata: “Aku berkata kepada Al-Hasan: “Sesungguhnya Syi’ah (Rafidhah) menyangka bahwa ‘Ali akan dibangkitkan sebelum hari kiamat”. Dia menjawab: “Mereka berdusta, demi Allah, mereka itu bukanlah Syi’ah (pengikut Ali). Jika kami tahu bahwa dia akan dibangkitkan, niscaya kami tidak menikahkan istri-istrinya dan tidak membagikan hartanya”. [Riwayat Ahmad di dalam Al-Musnad I/148, dan di dalam Fadhailush Shahabah II/175; dan disebutkan oleh Adz-Dzahabi di dalam As-Siyar III/263]
3. Husein bin Ali radhiyallahu ‘anhuma :
Orang-orang Syi’ah ‘Iraq telah menulis surat kepada beliau dan menjanjikan pertolongan, tetapi kemudian mereka meninggalkannya, bahkan menyerahkan beliau kepada musuh-musuh beliau. Inilah perkataan beliau tentang Syi’ah ‘Iraq tersebut: “Wahai Allah, sesungguhnya penduduk ‘Iraq telah membujukku, dan telah menipuku, dan mereka telah memperlakukan saudaraku apa yang telah mereka lakukan, wahai Allah cerai-beraikanlah urusan mereka, dan hitunglah jumlah mereka (binasakanlah mereka).” [Diriwayatkan oleh Adz-Dzahabi di dalam As-Siyar III/302]
4. Ammar bin Yasir radhiyallahu ‘anhuma :
Dari Amr bin Ghalib ia berkata : ” Ada seorang lelaki meninggung A’isyah radhiyallahu ‘anha dengan kata-kata yg tidak sopan,maka Ammar bin Yasir radhiyallahu ‘anhuma menghardiknya : ‘ Enyahlah engkau dengan penuh kehinaan,bagaimana kau berani menyakiti kekasih Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ?!’ ” ( HR.Tirmidzi,dengan sanad hasan ).
5. Abdurrahman bin Abzi radhiyallahu ‘anhu :
Dari Sa’id bin Abdirrahman bin Abzi ia berkata : ” Aku bertanya kepada ayahku :’ Apa pendapat Ayah tentang orang yang menghina Abu Bakar ? beliau menjawab : ‘Dia dihukum mati’.Aku bertanya lagi : Apa pendapat Ayah tentang orang yang menghina Umar ? beliau menjawab : dia juga harus dihukum mati ! “.
B. Tabi’in dan Tabi’ At-Tabi’in :
1. Abdullah bin Mubarak :
Beliau berkata : “Ilmu agama adalah milik ahlul hadits,ilmu kalam dan debat milik ahlur ra’yi,dan ilmu dusta dan bohong milik rafidhah “.
2. Sufyan Ats-Tsauri :
Dari Ibrahim bin Al-Mughirah ia berkata : ” Saya bertanya kepada Ats-Tsauri : Apakah kita boleh shalat di belakang orang yang menghina Abu Bakar dan Umar ? ,beliau menjawab : tidak !”.
3. Sufyan bin Uyainah :
Beliau berkata : ” Janganlah kalian shalat di belakang seorang rafidhah. jahmiyah, qadariyah. tidak pula di belakang murji’ah”.
4. Muhammad bin Syihab Az-Zuhri :
Beliau berkata : “Saya tidak melihat orang yang lebih mirip dengan Nashrani dari Saba’iyyah “. Ahmad bin Yunus berkata; ” Mereka adalah Rafidhah “.
5. Alqamah bin Qais An-Nakha’i :
Beliau berkata : “Sesungguhnya orang Syi’ah telah bersikap melampaui batas terhadap Ali sebagaimana kaum Nashrani melampaui batas terhadap Isa bin Maryam “.
6. Sulaiman bin Mahran Al-A’masy :
Dari Mu’awiyah bin Khazin , saya mendengar Al-A’masy berkata : “Saya menemukan satu golongan manusia yang hanya terkenal sebagai para pendusta,yaitu rafidhah (Syi’ah ).
7. Al-Qadhi Abu Yusuf Ya’qub shahibu Abi Hanifah :
Beliau berkata : “Saya tidaka akan shalat di belakang seorang jahmiyah,rafidhah,ataupun qadariyah !”.
8. Yazid bin Harun Al-Wasithi :
Mu’ammal bin Ihab berkata : “Saya mendengar Yazid bin Harun mengatakan : ” Boleh dituliskan riwayat orang-orang yang melakukan bid’ah yang bukan da’i ( aktifis ) selain rafidhah,karena mereka adalah pendusta” .
9. Abu Ubaid Al-Qasim bin Salam :
Beliau berkata : “Seorang rafidhah tidak boleh mendapatkan bagian dari fai’ dan ghanimah ” . ( Tafsir Ibn Katsir :4/219)
Beliau juga berkata : “Saya telah bergaul dengan banyak orang dan saya juga berdiskusi dengan ahlul kalam,namun saya tidak pernah menemui orang yang lebih kotor,lebih nista,lebih lemah hujjahnya,dan lebih bodoh dari rafidhah “.
C. Imam Mazhab :
1. Imam Malik bin Anas Al-Madani:
Beliau berkata :” Siapa saja menghina sahabat Nabi Shallallahu alaihi wasallam ,maka dia bukanlah bagian dari umat Nabi”.
Ketika beliau ditanya tentang ‘Rafidhah’ beliau menjawab : “Janganlah berbicara atau berdebat dengan mereka,karena mereka selalu berdusta !”
2. Imam Muhammad bin Idris Asy-Syafi’i :
Harmalah berkata : saya mendengar Imam Syafi’I berkata : ” Saya tidak pernah melihat orang yang lebih suka bersaksi palsu selain rafidhah “.
3. Imam Ahmad bin Hanbal Asy-Syaibani :
Al-Khallah meriwayatkan dari Abi Bakar Al-Marwadzi ia berkata : Aku mendengar Abu Abdillah ( Imam Ahmad) berkata : “Siapa saja menghina sahabat Rasulullah,maka saya khawatirkan ia kufur,seperti rafidhah ” .Kemudian beliau melanjutkan: ” Siapa saja menghina sahabat Rasulullah,maka kita tidak bisa jamin dia tidak keluar dari Islam”.
Beliau juga berkata : ” Mereka ( rafidhah ) adalah orang-orang yang berlepas diri dari para sahabat Muhammad shallallahu alaihi wasallam,mencaci,mengkritik,dan mengkafirkan mereka,kecuali empat orang;Ali,Ammar,Miqdad,dan Salman,dan rafidhah bukanlah bagian dari Islam”.
Ibnu Abdul Qawiy berkata : bahwasannya Imam Ahmad mengkafirkan siapa saja yangberlepas diri dari para sahabat,mencaci maki Ummul Mukminin A’isyah,dari perbuatan yang Allah telah membersihkan beliau darinya,dan beliau kemudian membaca firman Allah,yang artinya: ” Allah memperingatkan kamu agar (jangan) kembali memperbuat yang seperti itu selama-lamanya, jika kamu orang-orang yang beriman, (QS. 24:17)
Beliau juga ditanya : Apakah boleh shalat di belakang orang yang menghina Mu’awiyah ? Beliau menjawab : “Tidak boleh sama sekali”.
D. Para Imam dan Ulama :
1. Muhammad bin Isma’il Al-Bukhari ( Imam Bukhari ) :
Beliau berkata : ” Saya tidak sudi shalat di belakang seorang penganut Jahmiyah dan Rafidhah,sebagaimana shalat di belakang Yahudi dan Nashrani.Tidak boleh mengucapkan salam atas mereka,kalau sakit jangan dibesuk,tidak boleh menikah dengan mereka,begitu pula menghadiri jenazah mereka,dan tidak boleh memakan hewan sembelihan mereka”.
2. Syaikh Al-Islam Ibnu Taimiyah :
Beliau berkata : “Siapa mengira al-Qur’an ada beberapa ayatnya kurang atau disembunyikan, atau menyangka ada ta’wil lain yang tersembunyi dan dapat menjatuhkan amalan-amalan yang ditetapkan syari’at,maka tiada khilaf di kalangan ulama atas kekufurannya.
Siapa juga menyangka bahwa kebanyakan sahabat murtad setelah Rasulullah wafat kecuali beberapa orang atau mengatakan amal mereka fasiq,maka orang ini juga tidak disangsikan kekufurannya,karena ia telah mendustakan nash al-Qur’an yang menegaskan keridhoan Allah dan pujian atas mereka.Bahkan siapa saja yang meragukan kekufuran oknum seperti ini maka ia juga jelas jatuh dalam kekufuran,karena tuduhan tersebut bermaksud bahwa semua penyampai al-Qur’an dan sunnah adalah kafir dan fasiq,dan bahwa firman Allah : ” Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia” (QS.Ali Imran:110)
Dan yang terbaik dari umat ini adalah generasi pertama,menurut tuduhan mereka berarti generasi ini kafir dan fasiq.Ini berarti bahwa umat ini adalah seburuk-buruk umat,dan generasi awalnya adalah seburuk-buruk generasi,kesimpulan ini diketahi dari dasar-dasar Islam yang pasti. ( Al-Sharim Al-Maslul : hal 586-587)
Beliau juga berkata : “Mereka lebih buruk dari semua ahlul ahwa’,dan lebih berhak diperangi daripada khawarij”. ( Majmu’ al-fatawa; juz 28,hal 482)
3. Ibnu Hazm Al-Zhahiri :
Beliau berkata : ” Adapun pernyataan kaum Nashrani bahwa rawafidh menuduh Al-Qur’an telah dirubah,maka perlu mereka ketahui;bahwa rafidhah bukanlah bagian dari kaum muslimin,tetapi dia adalah sekte yang pertama kali muncul 25 tahun setelah wafatnya Rasulullah shallallahu alaihi wasallam,dia adalah sekte yang mengikuti jalannya Yahudi dan Nashrani “. ( Al-Fashl Fi Al-Milal wa Al-Nihal : juz 2,hal 213)
4. Isma’il bin Umar Ibn Kastir ( Ibnu Katsir ) :
Setelah beliau menyampaikan hadits-hadits shahih sebagai bantahan atas tuduhan rafidhah tentang teks washiat buat Ali,beliau berkata : ” Bila saja apa yang mereka katakana itu benar,maka pasti tidak ada satupun sahabat menolaknya,karena mereka adalah manusia yang paling taat kepada Allah dan kepada Rasulullah di masa hidup dan setelah beliau wafat,mustahil mereka meninggalkan perintah Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.
Siapa saja yang mengira demikian berarti mereka telah menuduh sahabat menentang perintah Rasulullah dan sepakat melawan Rasulullah dalam hukum dan ucapan beliau..
Siapa saja di antara manusia yang sampai pada keyakinan tersebut berarti ia telah mencabut dari dirinya ikatan Islam,dan dia menjadi kafir berdasarkan ijma’ para ulama,dan darahnya lebih halal dari orang yang darahnya dihalalkan ( orang kafir)”. (Al-Bidayah wa Al-Nihayah : juz 5,hal 525).
5. Muhammad bin Yusuf Al-Firyabi :
Al-Khallal berkata meriwayatkan kepadaku Harb bin Isma’il Al-Karmani,dari Musa bin Harun bin Ziyad berkata : Saya mendengar seseorang bertanya kepada Al-Firyabi: “Apa hukumnya orang yang mencaci Abu Bakar dan Umar?”,maka beliau menjawab : “Dia kafir”.Kemudian ditanya lagi : “Apakah ia dishalatkan?” beliau menjawab : “Tidak”. Belliau ditanya lagi : ” Apa yang seharusnya dilakukan atasnya?”.Beliau menjawab : ” Jangan sentuh dia dengan tangan kalian,angkatlah dia dengan kayu ( papan) sampai kalian memasukkannya ke lobang kuburan”.
6. Abu Hamid Al-Ghazali ( Imam Ghazali ) :
Beliau berkata : “Dengan sebab kebodohan rafidhah mereka jatuh dalam aqidah al-bada’,dan mereka menyatakan bahwa Imam Ali tidak mau memberitakan sesuatu yang ghaib karena khawatir Allah tau dan kemudian merubah keputusan-Nya”.
Mereka juga mengisahkan dari Ja’far bin Muhammad bahwa ia berkata : “Allah tidak menyadari sesuatu sampai Isma’il menyadarinya ( ketika hendak disembelih)…Ini adalah kufur yang nyata dan menisbatkan kebodohan dan perubahan kepada Allah Ta’ala”. ( Al-Mustashfa : juz 1,hal 110)
CATATAN :
Masih banyak lagi ungkapan ulama kaum muslimin dari berbagai madzhab dan dari berbagai masa yang menyatakan satu hal yang sama : Bahwa Syi’ah Rafidhah Imamiyah Itsna ‘Asyariyah adalah Kafir dan bukan bagian dari Islam.
Saya cukupkan dengan ini,karena mereka sudah mewakili para ulama lainnya.
PERTANYAAN :
Setelah membaca dan memahami Vonis ulama umat atas syi’ah Rafidhah :
Masihkah ada yang mau masuk sekte sesat ini ??
Masihkan ada yang meragukan kesesatan mereka ??
Merekalah ulama umat, keimanan dan ketakwaanya tiada diragukan lagi, taraf keilmuannya diakui. Mereka lebih peduli terhadap agama dan umat, dan lebih mengerti hakikat Syi’ah, daripada sebagian tokoh yang saat ini bersusah payah mengampanyekan “Persaudaraan Sunni-Syi’ah”, atau Slogan “Laa Sunni wa Laa Syi’i”!

Imam Bukhari Mengatakan SYIAH Itu Kafir, dalam kitab beliau yang berjudul Khalqu Af’aalil ‘Ibaad (nas nomor 40), disebutkan:
قال أبو عبد الله: ما أبالي صليتُ خلف الجهمي والرافضي أم صليت خلف اليهود والنصارى؛ ولا يسلَّم عليهم ولا يعادون ولا يناكحون ولا يشهدون ولا تؤكل ذبائحهم
Abu Abdillah berkata: “Aku tidak membedakan apakah aku shalat bermakmum di belakang seorang Jahmi dan Rafidhi, ataukah bermakmum di belakang Yahudi dan Nashara. Mereka tidak boleh disalami, tidak boleh dibesuk ketika sakit, tidak boleh dinikahi (wanitanya), tidak dilayat jenazahnya, dan tidak boleh dimakan sembelihannya”.
Abu Abdillah adalah kun-yah atau sapaan akrab dari Imam Bukhari itu sendiri. Lihatlah bagaimana beliau menyamakan antara seorang jahmi dan rafidhi dengan orang kafir seperti yahudi dan nasrani!!! Dan itu beliau sebutkan dalam salah satu kitab tulisan beliau, bukan dinukil oleh orang lain.
Bukan hanya Imam Bukhari yang menganggap kafirnya Syi’ah Rafidhah (Syi’ah itsna ‘asyariyah/syi’ah di Iran, Irak, Lebanon, termasuk di Indonesia hari ini). Namun juga Imam Ahmad bin Hambal, yang dijuluki sebagai Imam Ahlussunnah wal Jama’ah.
Dalam Kitab As Sunnah (1/493-494), Abu Bakar Al Khallal meriwayatkan dengan sanadnya sbb:
عن عبدالله بن أحمد قال: سألت أبي عن رجل شتم رجلاً من أصحاب النبي صلى الله عليه وسلم فقال: ( ما أراه على الإسلام )
Dari Abdullah putera Imam Ahmad, katanya: Aku bertanya kepada ayahku tentang seseorang yang mencaci salah seorang sahabat Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam. Maka kata ayah: “Menurutku ia tidak berada di atas Islam”.
وعن أبي بكر المروذي قال: سألت أبا عبدالله عن من يشتم أبا بكر وعمر وعائشة؟ قال: ( ما أراه على الإسلام )
Dari Abu Bakar Al Marrudzi, katanya: Aku bertanya kepada Abu Abdillah (Imam Ahmad) tentang orang yang mencaci Abu Bakar, Umar dan Aisyah? Kata beliau: “Menurutku ia tidak berada di atas Islam”.
وعن إسماعيل بن إسحاق أن أبا عبدالله سُئل: عن رجل له جار رافضي يسلم عليه؟ قال: (لا، وإذا سلم عليه لا يرد عليه )
Dari Isma’il bin Ishaq, bahwa Abu Abdillah (Imam Ahmad) pernah ditanya tentang seseorang yang memiliki tetangga seorang rafidhi, bolehkah ia disalami? Kata beliau: “Tidak. Dan bila si rafidhi menyalaminya, jangan dijawab”.
Kalau yang mencaci salah seorang sahabat saja –belum sampai melaknat dan mengkafirkan- sudah dianggap bukan muslim lagi oleh Imam Ahmad, lantas bagaimana gerangan dengan mereka yang mengkafirkan seluruh sahabat Nabi selain beberapa gelintir saja???
Nah, kalau Imamnya Ahlussunnah wal Jama’ah saja mengkafirkan syi’ah rafidhah; Bukankah konsekuensinya berarti Imamnya Ahlussunnah wal jama’ah sedang menghancurkan Ahlussunnah wal Jama’ah ??!!

Imam Syafi'i: tanda akhir zaman munculnya ulama yang membingungkan umat (maaf, admin belum check kitabnya)

Imam asy Syafi’i rahimahullah, beliau pernah berwasiat:
“Nanti diakhir zaman akan banyak Ulama’ yang membingungkan umat, sehingga umat bingung untuk membedakan dan memilih yg mana Ulama’ Warosatul Anbiya’ (penerus nabi) dan yg mana ulama’ suu’ (jahat) yang menyesatkan umat.”


Maka Imam Syafi’i rahimahullah pun melanjutkan:


“Carilah Ulama’ yang paling dibenci oleh orang-orang kafir dan orang munafiq, dan jadikanlah ia sebagai Ulama’ yang membimbingmu, dan jauhilah ulama’ yang dekat dengan orang kafir dan munafiq kerana ia akan menyesatkanmu, menjauhimu dari keredhaan Alloh.”


Sufyan bin ‘Uyainah rahimahullah salah seorang Ulama’ Salaf berkata:



“Jika diakhir zaman nanti kalian mendapati perselisihan diantara umat, maka wajib bagi kalian memegang Fatwa Ulama’ AHLUTS TSUGHUR"


Apa yang dimaksudkan dengan Ahluts Tsughur?

Ahluts Tsughur adalah Ahlul Jihad, para Ulama’ yang berada di front-front Jihad.

Dari Abu Dzar ra, Nabi bersabda: "Ada hal yang aku takutkan pada ummatku melebihi Dajjal yaitu Ulama yang sesat lagi menyesatkan".
yesmuslim.blogspot.co.id