Monday, October 12, 2015

Intervensi Rusia Di Suriah Diberkati Gereja, Apa Reaksi Umat Islam [ Ulama/Kyai/Ustadz "?" Yang Gemarnya Menghujat/Menghina Sesama Muslim/Sunnah Nabi ! ] ?

Intervensi Rusia Di Suriah Diberkati Gereja, Apa Reaksi Umat Islam?
Mantan duta besar Tunisia untuk Suriah memperingatkan bahwa jika Rusia mengirim bantuan untuk intervensi militer mereka saat ini di Suriah dengan melibatkan unsur agama, maka hal itu akan mendorong reaksi setiap Muslim di dunia untuk bertindak.
Ia menganggap hal itu akan memperluas konflik serta “membuka pintu-pintu neraka” di kawasan tersebut.
“Gereja Ortodoks Rusia telah memberkati intervensi tersebut, dengan menyebutnya sebagai perang suci,” kata Mohammad Ayta kepada kantor berita Anadolu.
“Saya percaya bahwa hal itu sangat berbahaya mengingat kasus Suriah ini sangat rumit karena sebelumnya sudah ada masalah sektarian dan etnis,” imbuhnya. Jika ditambah lagi dengan isu agama, menurutnya, konflik tersebut akan menyerupai perang salib antara Kristen dengan Islam.
Baru-baru ini media Rusia menampilkan berbagai video seorang pendeta Kristen Ortodoks memberkati para tentara Rusia sebelum mereka bertolak ke Suriah.
Kantor berita Rusia Interfax mengutip juru bicara Gereja Ortodoks, Vsevolod Chaplin mengatakan, “Perang melawan terorisme adalah sebuah perang suci, dan hari ini negara kita barangkali merupakan negara yang paling aktif pasukannya di seluruh dunia.”
Diplomat Tunisia itu bersikukuh bahwa tidak ada kepentingannya bagi pihak-pihak yang terlibat untuk memainkan isu agama. Selanjutnya ia menekankan bahwa jika hal itu terjadi akan ada reaksi dari OKI (Organisasi Kerjasama Islam) dan dari masyarakat secara umum termasuk elemen-elemen perekrutan berbagai kelompok jihadis.
Menurut Ayta, ia menyimpulkan bahwa isu Suriah akan digunakan sebagai alat tawar-menawar oleh Moskow untuk mendapatkan pengaruh di sejumlah konflik di mana Rusia sendiri juga terlibat di dalamnya, seperti di Ukraina yang masih terus dibahas di meja perundingan.
Penulis: Yasin Muslim
Sumber: middleeastmonitor


Rusia Telah Diperingatkan, Invasi ke Suriah Picu Gelombang Jihad Baru

Rusia Telah Diperingatkan, Invasi ke Suriah Picu Gelombang Jihad Baru
Salah seorang pejabat senior negara Teluk menyampaikan kepada BBC bahwa ia khawatir intervensi militer Rusia akan dapat memicu “gelombang jihad” baru.
Fenomena ini akan terjadi sebagaimana pengalaman pahit Uni Soviet (Rusia) saat dipecundangi mujahidin di Afghanistan di era 80-an.
Pejabat negara Teluk yang berbicara dengan kondisi anonim tersebut menjelaskan bahwa selama pertemuan Majelis Umum PBB di New York, sejumlah diplomat negara-negara Arab telah memperingatkan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov bahwa aksi negaranya di Suriah telah menciptakan apa yang disebut oleh para diplomat tersebut sebagai “monster Frankenstein”.
Hantu “monster Frankenstein” itu dikhawatirkan akan menyedot para jihadis dalam jumlah sangat besar hadir dan berjuang membebaskan Suriah dari Rusia, Iran, dan Syiah Hizbullah Lebanon.
Pejabat itu juga menambahkan bahwa selama empat tahun sejak konflik Suriah pecah dan setelah ribuan orang tewas, baik negara-negara Barat maupun Arab belum punya strategi yang ampuh bagi penyelesaian konflik tersebut.
Ia mengatakan ada satu keperluan bagi kepemimpinan Amerika yang lebih jelas, dan bahwa hal terburuk yang bisa dilakukan oleh Barat adalah menerima opsi kompromi dengan Assad.
Kemudian ia menegaskan bahwa negara-negara Arab Sunni di kawasan itu tidak akan menerima opsi ini. Mereka juga tidak bisa menerima opsi apapun yang memungkinkan Iran mendominasi Suriah.
“Fenomena ISIS dan kelompok-kelompok “ekstrimis” hanyalah gejala-gejala yang muncul karena ada sebab tertentu, dan bukan merupakan sebab itu sendiri. Berbagai masalah yang terjadi di Suriah, bagi negara-negara Arab tersebut sepenuhnya disebabkan oleh Assad,” kata dia.
Cara Pendekatan ‘Grozny-style’ Ala Rusia
Mayoritas negara-negara Teluk dan Turki berulang kali menyatakan bahwa solusi bagi konflik Suriah adalah lengsernya Assad dari kekuasaan. Namun demikian, saat ini mereka menyadari bahwa Rusia tidak akan membiarkan hal itu terjadi meskipun akan terjadi pertumpahan darah.

Rusia juga akan terus melindungi Assad dan wilayah yang menjadi basis pertahanan keluarga besarnya di pesisir laut Mediterania. Oleh karena itulah, para pejabat negara-negara Teluk mengungkapkan kekhawatiran mereka terhadap apa yang mereka sebut sebagai “Grozny style” yaitu cara pendekatan “bumi hangus” model Rusia terhadap masalah di Suriah.
Dengan model pendekatan ini, militer Rusia dikhawatirkan akan membabi buta menyerang dan membumihanguskan wilayah-wilayah yang telah dibebaskan dari kekuasaan rezim Assad dan meratakannya dengan tanah.
Penulis: Yasin Muslim
Sumber: Middle East Monitor
http://www.kiblat.net/2015/10/11/rusia-telah-diperingatkan-invasi-ke-suriah-picu-gelombang-jihad-baru/


Menebak Maksud Serangan Rusia Di Suriah ???
Invasi Melindungi ISRAEL dan ASSADIS
Apa maksud Rusia menyerang Suriah, sampai membawa kapal induk segala?
Kapal induk fungsi utamanya seperti “pulau berjalan”. Dipakai sebagai LANDAS PACU pesawat tempur melakukan serangan.
Kapal induk itu seperti sebuah MANAJEMEN KELURAHAN bergerak bebas di lautan. Terutama di zona pelayaran internasional.
ALASAN 1: Rusia, China, Korut merasa sebagai ALIANSI LAMA kaum Assadis. Jadi wajar kalau mereka terganggu dengan nasib Assadis Suriah yang semakin keteteran.
ALASAN 2: Kaum Zionis Israel takut dengan teori “sarang lebah”. Maksudnya, Suriah kini memanggil semua pejuang Islam masuk ke sana. Istilah Zionis: “Suriah jadi titik konsentrasi Mujahidin seluruh dunia.” Hadapi pejuang Hamas, mereka keteteran, apalagi seluruh faksi pejuang muncul?
ALASAN 3: Amerika dan NATO tak mau gempur Assadis dan ISIS. Kalau gempur keduanya, mereka khawatir Mujahidin semakin kuat. Kalau gempur Mujahidin, mereka malu dengan kampanye kontra Assadis sebelumnya. Maka itu dipakai jalur Rusia, sebagai cover. Padahal intinya “untuk jaga negara Israel”.
ALASAN 4: Rusia nekad mau cari sumber minyak Suriah. Mereka tidak takut mengulang kehancuran militernya di Afghanistan. Kalau itu terjadi, China dan Korut, akan ikut hancur. Kalau mereka rontok, bisa jadi ancaman “krisis ekonomi global”.
ALASAN 5: Rusia, China, Korut sedang jalankan strategi “buang ampas”. Maksudnya, mereka setengah hati berperang di Suriah, sekedar untuk “pameran”. Seolah Jendral Rusia mau bilang: “Ini lho kami sudah ikut perang ya. Sudah kan. Baik, terima kasih. Bye bye.”
Wa makaruu wa makarallah, wallahu khairul makirin… Mereka berbuat makar, Allah juga membuat makar. Dan Allah adalah sebaik-baik pembalas makar.
Jangan gentar wahai Ummat! Jangan gentar, wahai Ahlus Sunnah!
(AhluSunna).