Sunday, October 11, 2015

Ustadz Farid Okbah: Jihad Suriah Jadi Seruan Ulama Dunia, Bukan Hanya Arab Saudi

Ustadz Farid Okbah: Jihad Suriah Jadi Seruan Ulama Dunia, Bukan Hanya Arab Saudi
Sejumlah ulama Arab Saudi menyerukan jihad di Suriah menyusul agresi yang dilakukan oleh Rusia untuk melindungi rezim Bashar Assad. Menurut Ustadz Farid Ahmad Okbah seruan itu juga menjadi seruan ulama dunia.
“Bukan menjadi seruan ulama Saudi saja, tapi menjadi seruan ulama dunia,” kata Ustadz Farid kepada Kiblat.net di Bekasi Jumat (09/10).
Ustadz Farid menjelaskan bahwa jika ada agresi kaum kafir terhadap negeri muslim, maka hukum jihad menjadi fardhu ‘ain bagi kaum muslimin yang ada di negeri tersebut. Sementara, hukum bagi umat Islam yang jauh posisinya adalah fardhu kifayah. Hal itu telah menjadi kesepakatan di kalangan ulama.
“Sudah tidak ada perbedaan lagi, makanya ini akan diikuti ulama seterusnya,” ujarnya.
Sebagaimana diketahui, Rusia telah mengerahkan kekuatan militernya untuk mendukung rezim Suriah. Rezim yang dipimpin Bashar Assad sebelumnya telah melakukan pembantaian terhadap warganya, yang mendorong meletusnya perwalanan dari rakyat Suriah. Melihat hal itu sejumlah ulama Arab Saudi menyerukan jihad di negara yang masuk dalam wilayah Syam tersebut.
Ustadz Farid menambahkan seluruh ulama telah sepakat bahwa wajib hukumnya bagi umat Islam untuk membela harga dirinya dengan jihad fi sabilillah. Dia pun yakin bahwa seruan tersebut akan terus berkembang ke seluruh dunia dan umat Islam akan berada dalam satu suara. “Apalagi syam memiliki kutamaan yang disebut oleh Rasulullah,” pungkas Ustadz Farid.
Konflik Suriah telah berlangsung lebih dari empat tahun, dan menurut data PBB telah mengakibatkan lebih dari 250.000 orang terbunuh. Suriah sendiri merupakan negara yang masuk dalam wilayah Syam, wilayah yang memiliki keutamaan sebagaimana disebutkan dalam sejumlah hadist.
Reporter : Taufik

Serangan Rusia ke Suriah, Umat Islam Dunia Harus Bersatu

Sabtu, 10 Oktober 2015 - 15:45 WIB
Langkah Rusia merupakan tindakan berbahaya bagi keamanan dan ketertiban dunia, sebab dapat menyeret ke arah perang yang lebih besar
Ketua Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) DKI Jakarta Fahmi Salim, MA menilai ada kepentingan dalam agresi bersenjata yang dilakukan Rusia bersama Basyar Asad kepada Suriah yaitu supaya kekuasaan rezim Basyar Asad tidak jatuh di tangan mujahiddin Ahlussunnah di Suriah.
“Ketakutan begitu dirasakan rezim Basar Asad sebab mereka menganggap kaum mujahidin itu militan,” kata Fahmi saat ditemui di Kantor MUI Pusat Jalan Proklamasi Jakarta, Jum’at (09/10/2015) siang.
Mujahidin kata Fahmi adalah kelompok Ahlus Sunnah Wal Jamaah (Aswaja), dimana mereka tidak pernah rela melepaskan kekuasaan tersebut kepada rezim Basar Asad.
“Agresi militer yang dilakukan Rusia kepada Suriah merupakan skenario lama yang ingin diulang seperti yang pernah dilakukan di Afghanistan,” kata Fahmi.
Dahulu, lanjut Fahmi, mereka masuk ke Afghanistan dalam rangka untuk mempertahankan rezim pro-komunis untuk menghancurkan kelompok mujahidin. Dan sekarang, tegasnya, skenario itu akan terulang kembali di Suriah.
“Ini harus disikapi umat Islam di seluruh dunia. Jika tidak, maka akan membahayakan umat Islam (Suriah). Umat Islam harus bersatu,“ serunya.
Menurut Fahmi tindakan yang dilakukan oleh Rusia kepada kelompok-kelompok perlawanan terhadap rezim Bashar Assad di Suriah adalah bukti nyata bahwa Rusia ingin menghancurkan umat Islam yang hendak mengambil alih kekuasaan rezim Bashar di Suriah.
“Rusia ikut terlibat dalam memerangi lawan-lawan Assad di Suriah karena ingin mencari kekuasaan dengan membantu rezim Assad. Ini merupakan tindakan yang berbahaya bagi keamanan dan ketertiban dunia, sebab ini dapat menyeret ke arah perang yang lebih besar,“ demikian tandasnya.*
Rep: Ibnu Sumari

Intervensi Rusia Dinilai Sebagai Indikasi Kekuasaan Bashar Assad Hampir Tumbang

Rusia melakukan intervensi di Suriah dengan mengerahkan kekuatan militernya setelah konflik berlangsung lebih dari empat tahun. Hal itu dinilai sebagai indikasi akan tumbangnya kekuatan Bashar Assad.
“Itu sekaligus mengindikasikan bahwa kekusaan Bashar Assad sudah hampir tumbang,” kata Ustadz Farid Ahmad Okbah kepada Kiblat.net di Bekasi, Jumat (09/10).
Kedatangan militer Rusia ke Suriah, lanjut ustadz Farid, dalam rangka mempertahankan kekuasaan pemimpin rezim Suriah tersebut. Mereka juga akan menggunakan berbagai alasan untuk mencapai tujuannya itu, termasuk alasan rekonsiliasi.
Dia menambahkan yang paling menonjol dari pengiriman kekuatan militer Negeri Beruang Merah ke Suriah adalah kepentingan Yahudi. Dukungan terhadap rezim bertujuan untuk mengamankan wilayah Israel, yang berbatasan dengan Suriah. “Yahudi bermain lewat Rusia,” imbuhnya.
Jika selama ini Syiah mengaku menentang Yahudi, Ustadz Farid menegaskan bahwa itu adalah dusta. Fakta yang ada saat ini membantah hal itu, yaitu kerjasama yang dilakukan Iran dengan Rusia di Suriah. Salah satu tujuan kerjasama mereka adalah mengamankan perbatasan wilayah Israel di Golan.
“Semua hanyalah kamuflase,” tandas Ustadz Farid.
Rusia menerjunkan kekuatan militernya di Suriah untuk membantu rezim Nushairiyah dengan dalih memerangi teroris. Bersama dengan Iran dan kelompok Syiah Hizbullah Lebanon, Rusia menjadi sekutu utama Bashar Assad.
Reporter : Taufik