Friday, May 5, 2017

Iran Tidak Menyangka Perang Suriah Berlangsung Lama, Dikira Musuh Lemah Dan Tidak Memiliki Srategi Keluar (Terjebak) !!


“Kami pikir perang di Suriah akan berumur pendek, kami pikir musuh lemah dan kami bisa mengakhirinya dengan cepat,” katanya

Pernyataan Resmi: Iran tidak memiliki strategi keluar dari Suriah
April 2, 2017
Seorang pejabat Iran mengakui bahwa negaranya tidak memiliki strategi keluar dari perang di Suriah, dan menuduh pemimpin rezim Suriah, Bashar Al-Assad, telah berpaling dari negaranya.

“Iran tidak memiliki strategi keluar dari perang Suriah,” kata Mostafa Zahrani, kepala Perencanaan Kebijakan dan Isu Strategis Kementerian Luar Negeri Iran.

“Kami pikir perang di Suriah akan berumur pendek, kami pikir musuh lemah dan kami bisa mengakhirinya dengan cepat,” katanya dalam sebuah artikel yang diterbitkan di sebuah situs diplomatik Iran.

Ini adalah kesempatan langka ketika seorang pejabat Iran mengkritik kebijakan luar negeri negaranya.

Zahrani, yang juga wakil duta besar Iran untuk PBB antara tahun 2000 dan 2004, melanjutkan: “Kami adalah salah satu negara yang tidak mempertimbangkan strategi untuk keluar dari perang. Ini adalah masalah mendasar bagi kami.”

Tampaknya Rusia memiliki strategi keluar dari perang ini, peran mereka terbatas pada cakupan dukungan serangan udara, dan kami menghadapi krisis dalam menemukan strategi keluar.

Zahrani juga menuduh Al-Assad telah berpaling dari negaranya dan mengatakan: “Karena dukungan udara Rusia dan pengaruh diplomatik di kancah internasional, Bashar Al-Assad berpikir bahwa Rusia dapat membantu dia dalam menghadapi Amerika dan Israel lebih baik dari Iran, sehingga ia tampaknya berpaling dari Iran dan pergi ke Rusia.”

“Rusia telah mencapai tujuannya di Suriah, dan setelah itu akan mulai bernegosiasi dengan Amerika dan bahkan Israel. Isu yang paling penting adalah untuk mencegah Iran dan Hizbullat mendirikan pangkalan militer dalam jangkauan perbatasan Israel dan tampaknya bahwa Rusia tidak menentang kebijakan ini dan pada akhirnya akan setuju dengan Amerika dan Israel,”jelasnya.
Middle East Monitor