Tuesday, August 1, 2017

12 Hadits Lemah & Palsu Tentang Ahlul Bait


Orang-orang Syi'ah Rafidhah menyanjung demikian tinggi para Ahlul Bait, namun di sisi lain mereka merendahkan para shahabat yang lain. Sikap yang jelas keliru itu memang didasari oleh kedustaan, yaitu hadits-hadits yang disandarkan kepada Rasulullah n namun memiliki derajat dha'if bahkan maudhu '(palsu). Berikut ini beberapa contoh hadits yang dijadikan mereka sebagai hujjah.
Telah menjadi Sunnatullah (ketetapan Allah) bahwasanya musuh-musuh agama baik dari kalangan orang-orang kafir maupun munafiqin, selalu berjuang keras merongrong agama Allah dengan segala cara. Namun demikian, Allah juga telah menetapkan bahwa agama-Nya akan senantiasa terjaga dengan perantaraan para ulama yang menjelaskan kepada umat akan bahaya makar-makar busuk mereka. Allah berfirman:
"Kamilah yang menurunkan Adz-Dzikr dan Kami juga yang menjaganya." (Al-Hijr: 9)
Sebagaimana telah diketahui, rusaknya agama Nasrani dikarenakan menyusupnya orang-orang Yahudi ke dalam agama Nasrani yang kemudian berhasil melakukan perubahan atas agama tersebut. Selanjutnya, dengan berbagai cara mereka pun berusaha menyusupi agama Islam. Diantara penyusup itu adalah Abdullah bin Saba ', seorang Yahudi pencetus agama Rafidhah yang sekarang lebih dikenal dengan nama Syi'ah. (Majmu 'Al-Fatawa juz 4 hal. 52)
Orang-orang Syi'ah pengikut Abdullah bin Saba 'Al-Yahudi mengaku-aku cinta kepada Ahlul Bait Rasulullah n di mana hal itu hanyalah topeng semata untuk menutupi kebusukan yang ada pada mereka.
Segala cara telah mereka lakukan untuk menghancurkan Islam, di antaranya dengan memalsukan hadits-hadits dari Rasulullah n. Namun Allah memilih ulama Ahlus Sunnah yang mengilmui tentang hadits untuk berjihad dengan menjelaskan kepada umat hadits-hadits yang didustakan atas nama Rasulullah n dan merupakan kewajiban bagi mereka untuk menjelaskan hal yang seperti itu. (Lisanul Mizan juz 1 hal. 98)
Tidak mengherankan bila mereka berani berdusta atas nama Rasulullah n karena memang syiar agama Rafidhah adalah kedustaan ​​yang dilapisi dengan kemunafikan. (Mizanul I'tidal, juz 1 hal. 6)
Dalam kesempatan yang singkat ini kita akan bawakan sejumlah hadits yang dipalsukan Syi'ah Rafidhah beserta deskripsi dari ulama ahli hadits khususnya dalam permasalahan 'ilal hadits (penyakit / cacat yang ada pada hadits).
>>> Hadits Pertama:
"Permisalan Ahlul Baitku bagaikan bahtera Nuh. Barangsiapa yang naik di atasnya niscaya dia akan selamat dan siapa yang tidak naik maka dia akan tenggelam dan hanyut. "
Guru besar kami Asy-Syaikh Muqbil bin Hadi Al-Wadi'i t berkata: "Di sanadnya ada Suwaid bin Sa'id. Dia dha'if (lemah dalam periwayatan hadits) dan Mifdhal bin Shalih seorang munkarul hadits (haditsnya munkar) sebagaimana dikatakan Al-Imam Al-Bukhari. Al-Imam Adz-Dzahabi berkata: 'Hadits Safinah Nuh adalah paling mungkar.' Al-Imam Al-Bukhari berkata: 'Suwaid bin Sa'id munkarul hadits'. "
Hadits ini diriwayatkan dari jalan yang lain, akan tetapi di situ ada dua perawi yang dha'if, yaitu Al-Hasan bin Abi Ja'far Al-Jufri dan Ali bin Zaid bin Jud'an. Al-Imam Al-Bukhari berkata sebagaimana dalam Mizanul I'tidal pada biografi Al-Hasan bin Abi Ja'far: "Dia munkarul hadits."
Ibnu 'Adi berkata: "Dia tidak termasuk orang yang berdusta dengan sengaja."
Al-Imam Ibnu Hibban berkata: "Dia orang shalih yang sering dikabulkan doanya akan tetapi lalai dalam hadits dan tidak pantas untuk dipakai sebagai hujjah."
Adapun 'Ali bin Zaid bin Jud'an, pendapat yang rajih (kuat) tentang dia adalah pendapat Al-Imam Al-Bukhari: "Tidak bisa dipakai sebagai hujjah."
Kesimpulan yang kita ambil dari hadits ini adalah bahwa hadits ini adalah batil, tidak benar penyandarannya kepada Rasulullah n.
Mungkin di antara para pembaca yang pernah belajar ilmu hadits bertanya, mengapa hadits ini dikatakan hadits yang batil atau hadits yang palsu padahal di situ tidak ada perawi Kadzdzab atau wadhdha '(pendusta / pemalsu hadits)? Namun demikianlah madzhab yang masyhur dan yang benar di kalangan ahli hadits. Sebuah hadits bisa dihukumi sebagai hadits yang batil meskipun di situ tidak ada perawi yang Kadzdzab atau wadhdha '. Kalau bukan karena keterbatasan waktu dan tempat, ada baiknya kita bawakan bukti-bukti dari perkataan ulama ahli hadits dalam hal ini. Akan tetapi cukup dilihat kata Al-Imam Yahya Al-Qaththan t. (Tadribur Rawi juz 1 hal. 238)
Sebagaimana Asy-Syaikh Muqbil bin Hadi berkata tentang hadits ini: "Saya berkata, seandainya hadits-hadits mereka (perawi yang disebut di atas) dihukumi sebagai hadits yang didustakan sangatlah cepat." (Ath-Thali'ah, hal. 273)
>>> Hadits Kedua:
"Wahai Ali, sesungguhnya orang-orang Syi'ah kita (golongan kita) akan dibangkitkan pada hari kiamat nanti meskipun mereka bergelimangan dengan dosa akan tetapi muka mereka bagaikan bulan purnama. Mereka diselamatkan dari kesulitan-kesulitan dan dimudahkan dari segenap tes. Aurat mereka tertutupi, batin mereka penuh dengan ketenangan, diberikan kepada mereka keimanan dan rasa aman, telah terangkat segala kesedihan, mereka tidak ketakutan ketika semua orang ketakutan, dan tidak merasa sedih tatkala semua orang bersedih ... "(Al-Hadits)
Al-Imam Ibnul Jauzi t berkata: "Ini adalah hadits maudhu '(palsu)."
Al-Junaid al-Hafidz t mengatakan: "Muhammad bin Salim (salah satu rawinya) matruk (ditinggalkan haditsnya)."
Abul Fath Al-Azdi t mengatakan: "Muhammad bin Salim dan Muhammad bin Ali keduanya dha'if."
hadits Ketiga
"Ahlul Baitku seperti bintang di langit, dengan siapapun kalian ikut niscaya kalian akan mendapat hidayah."
Al-Imam Asy-Syaukani t berkata di dalam al-Mukhtashar: "Hadits ini dari tulisan Nabith yang penuh kedustaan."
>>> Hadits Keempat:
"Aku adalah sebuah pohon, Fathimah putiknya, Ali serbuk sarinya, Hasan dan Husain buahnya, orang-orang yang mencintai Ahlul Bait sebagai daunnya dari surga, pasti dan pasti."
Ibnul Jauzi t berkata: "Ini hadits maudhu '(palsu), Musa tidak dikenal (maksudnya adalah Musa bin Nu'aimin yang ada di dalam sanad hadits)."
hadits Kelima
Ibnu 'Abbas berkata: "Aku bertanya kepada Rasulullah n tentang kalimat-kalimat yang diterima Adam dari Allah sehingga Allah mengampuninya?" Rasulullah n berkata: "(Kalimat itu adalah): Dengan hak Ali, Fathimah, Hasan, dan Husain, engkau bertaubat kepada -Ku, maka Allah mengampuni Adam. "
Ibnul Jauzi t berkata: Ad-Daruquthni mengatakan: "Amr bin Tsabit meriwayatkan hadits ini sendirian dari bapaknya Abil Miqdam, dan tidak meriwayatkan darinya kecuali Husain Al-Asyqar." Ibnu Ma'in berkata: "Amr bin Tsabit bukan orang yang bisa dipercaya. "Ibnu Hibban berkata:" Dia memalsukan hadits-hadits dari perawi-perawi yang tsiqah (yang diterima haditsnya). "
Ibnu Katsir t ketika menafsirkan Surat Asy-Syura ayat 23, ia mengatakan: "Dia (yakni 'Amr bin Tsabit) adalah seorang Syi'ah yang pendusta."
Asy-Syaikh Muqbil bin Hadi t berkata: "Hadits ini dan yang semisalnya adalah hadits palsu yang dipakai oleh tukang khurafat untuk dijadikan landasan dalam memungkinkan berdoa kepada orang-orang yang telah mati." (Ath-Thali'ah, hal. 230)
>>> Hadits Keenam:
"Rasulullah n sujud lima kali tanpa ruku ', beliau berkata:" Jibril telah datang kepadaku dan berkata:' Wahai Muhammad, sesungguhnya Allah mencintai Fathimah, 'maka aku sujud. Kemudian dia datang dan berkata: 'Allah mencintai Fathimah (untuk kedua kalinya),' maka akupun sujud. Kemudian dia datang dan berkata: 'Allah mencintai Hasan dan Husain,' aku pun sujud. Lalu aku mengangkat kepalaku, kemudian dia datang lagi dan berkata: 'Allah mencintai orang-orang yang mencintai keduanya,' maka aku pun sujud lagi. Lalu aku mengangkat kepalaku, kemudian dia datang lagi dan berkata: 'Allah mencintai orang-orang yang mencintai keduanya,' maka akupun sujud lagi. "
Al-Imam Ibnul Jauzi t berkata: Ibnu 'Adi berkata: "Ini hadits batil, melalui sanad ini dan kedustaan ​​yang basi." Karena al-Mu`tamin (salah seorang rawinya) tidak meriwayatkan dari Al-Auza'i sedikitpun. Abdullah bin Hafs memberikan kepada kami hadits yang kami tidak ragu tentang kedustaannya. "
>>> Hadits Ketujuh:
"Kenapa Fathimah bernama Fathimah, dikarenakan Allah fathoma (membebaskan) orang-orang yang mencintainya dari neraka."
Ibnul Jauzi t berkata: "Ini hasil olah tangan Al-Ghilabi dan telah kami sebutkan dari Ad-Daraquthni bahwa ia seorang pemalsu hadits."
>>> Hadits Kedelapan:
"Hai Ali, sesungguhnya Allah menikahkanmu dengan Fathimah dan Allah jadikan bumi sebagai maharnya. Barangsiapa berjalan dengan membencimu maka dia berjalan dengan ilegal. "
Ibnul Jauzi t berkata: "Ini hadits palsu, di situ ada sejumlah perawi yang di-jarh (dicacat). Hanya saja yang tertuduh memalsukan hadits ini adalah Adz-Dzaari, karena dia pendusta dan pemalsu hadits. "
>>> Hadits Kesembilan:
"Barangsiapa mencintai aku, hendaknya dia mencintai Ali. Barangsiapa membenci Ali, dia telah membuatku marah. Dan barangsiapa membuatku marah maka sungguh dia telah membuat Allah murka, dan barangsiapa membuat Allah murka niscaya Dia akan memasukkannya ke dalam neraka. "
Al-Imam Asy-Syaukani t berkata: Al-Khathib berkata: "Ini hadits palsu."
>>> Hadits Kesepuluh:
"Ali adalah imam orang-orang yang baik dan pembunuhnya orang yang fajir. Akan ditolong orang-orang yang menolongnya dan akan ditinggalkan orang-orang yang meninggalkannya. "
Di dalam sanadnya ada Ahmad bin Abdillah bin Yazid Al-Harrani. Asy-Syaikh Muqbil bin Hadi t berkata: Ibnu 'Adi berkata sebagaimana di dalam Al-Mizan: "Ahmad bin Abdillah bin Yazid memalsukan hadits."
>>> Hadits Kesebelas:
"Hai Ali, andaikata ada seorang hamba yang beribadah selama 1.000 tahun dan berinfak emas di jalan Allah sebesar gunung Uhud, melaksanakan ibadah haji selama 1.000 tahun dengan kedua kakinya kemudian terbunuh dalam kondisi didzalimi antara Shafa dan Marwa tetapi tidak loyal kepadamu, niscaya dia tidak akan mencium bau jannah (surga). "
Asy-Syaikh Muqbil bin Hadi t berkata: "Hadits ini palsu, demikian disebutkan Al-Imam Adz-Dzahabi dalam biografi Muhammad bin Abdillah Al-Balwi."
>>> Hadits Keduabelas:
"Allah menurunkan wahyu kepadaku tiga hal tentang Ali di kala aku Isra Mi'raj: 'Bahwa dia adalah pemimpin mukminin, imam orang-orang bertakwa, dan pemimpin orang-orang yang bermuka putih dan bercahaya (di hari kiamat nanti)."
Al-Imam Muqbil bin Hadi al-Wadi'i t berkata (menukil dari Asy-Syaikh Al-Albani t): "Hadits ini palsu."
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah t berkata: "Ini hadits palsu yang telah diketahui oleh semua orang yang mengenal ilmu hadits, meski ia masih sedikit sekali ilmunya."
Demikian beberapa hadits yang kami nukil dari kitab Ath-Thali'ah fir Radd 'ala Ghulatis Syi'ah karya Al-Imam Muqbil bin Hadi t.
hadits Keduabelas
"Aku adalah kota ilmu dan 'Ali adalah pintunya, maka barangsiapa yang menginginkan ilmu hendaknya dia mendatangi dari pintunya."
Hadits ini palsu. Adz-Dzahabi menyatakan maudhu '(palsu), demikian juga Al-Albani (dalam Adh-Dha'ifah 6/518, no. 2955 dan dalam Dha'iful Jami' no. 13220).
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah mengatakan: Hadits "Aku adalah kota ilmu dan Ali adalah pintunya ..." lebih lemah dan lebih lembek., Oleh karena itu tergolong palsu meskipun diriwayatkan oleh At-Tirmidzi. Dan disebutkan oleh Ibnul Jauzi (yakni dalam Al-Maudhu'at -ed) lalu beliau menjelaskan bahwa seluruh sanadnya palsu dan kedustaan ​​itu tampak dari matan hadits itu sendiri. Karena ketika Nabi n sebagai kota ilmu dan tidak ada pintunya kecuali satu, dan tidak ada yang menyampaikan ilmu dari beliau kecuali satu orang, tentu urusan Islam akan rusak ... .. "(Minhajus Sunnah, 4 / 138-139, dinukil dari Adh-Dha 'ifah) [ed]
Masih banyak lagi hadits lain yang dipalsukan oleh Syi'ah Rafidhah atas nama Rasulullah n. Padahal dusta atas nama Rasulullah n adalah dosa yang sangat besar yang diancam dengan neraka. Sebagaimana Al-Imam Al-Bukhari telah meriwayatkan, ia berkata: 'Ali bin Al-Ja'd mengabarkan kepadaku, dia berkata: Syu'bah mengabarkan kepadaku, ia berkata: Manshur mengabarkan kepadaku, ia berkata: Aku mendengar Rib'i bin Hirasy berkata: Aku mendengar 'Ali berkata: Nabi berkata:
"Janganlah berdusta atas namaku, karena barangsiapa berdusta atas namaku hendaklah ia masuk ke dalam neraka." (Shahih, HR. Al-Bukhari no. 106)
Para ulama menyebutkan bahwa kedustaan ​​Syi'ah Rafidhah adalah salah satu bentuk dari sekian banyak kesamaan Syi'ah Rafidhah dengan Yahudi. (Al-ilhad Al-Khumaini, hal. 209). Lihat juga surat Ali 'Imran ayat 78.
Terlalu banyak kesamaan antara Yahudi dengan Syi'ah Rafidhah yang membuat kita yakin bahwa agama Syi'ah Rafidhah adalah Susupan dari Yahudi yang berusaha menghancurkan Islam.
Namun ada 'nilai lebih' Yahudi dan Nasrani dibandingkan Syi'ah dari satu segi yaitu ketika ditanyakan kepada orang-orang Yahudi: "Siapa orang-orang terbaik di dalam agama kalian?" Serta merta mereka menjawab: "Para shahabat Musa."
Bila orang-orang Nasrani ditanya: "Siapa orang-orang terbaik di dalam agama kalian?" Mereka akan menjawab: "Shahabat-shahabat Isa." Dan bila orang-orang Syi'ah Rafidhah ditanya: "Siapa orang-orang terjelek di dalam agama kalian? "Maka mereka menjawab:" shahabat-shahabat Muhammad. "Dan sangat sedikit yang mereka kecualikan. (Syarh Ath-Thahawiyyah, hal. 470)
Akankah masih ada di antara kaum muslimin yang tetap berbaik sangka dengan Syi'ah Rafidhah yang dengan terang-terangan menghinakan agama Islam dan mendustakan kitab suci Al Qur`ân? Maka mohonlah kepada Allah wahai kaum muslimin, agar kita diselamatkan dari virus Syi'ah Rafidhah, yang demi Allah, lebih berbahaya 1.000 kali dari virus AIDS.
Tidak bisa kita terus berbaik sangka kepada setiap kelompok yang berdakwah kepada Islam, karena yang membawa kebenaran cuma satu sebagaimana hal ini telah diriwayatkan oleh Al-Imam Al-Bukhari (juz 4 hal. 187) dan Muslim (juz 6 hal. 54) dari jalan Abdurrahman bin Yazid bin Jabir dari 'Umair bin Hani` dari Mu'awiyah dari Rasulullah n, beliau berkata yang artinya: "Akan senantiasa satu kelompok dari umatku yang berada di atas kebenaran, tidak membahayakan dan merugikan mereka orang-orang yang menyelisihi mereka sampai ( menjelang) hari kiamat. "
Dalam hadits di atas Rasulullah n menjelaskan bahwa yang membawa kebenaran adalah satu kelompok saja. Mereka adalah orang-orang yang mengikuti dengan baik jalan para shahabat Rasulullah n. Allah berfirman:
"Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar. "(At-Taubat: 100)
Demikianlah Allah menjelaskan kepada kita bagaimana cara mendapat ridha Allah, yaitu dengan mengikuti jalan para shahabat dari kalangan Muhajirin dan Anshar dalam mengamalkan Al-Quran dan As-Sunnah. Wabillahit taufiq.

Dinukil dari tulisan: Abu Utsman Adulbarr Kaisinda
Melalui: Majalah Asy-Syariah OnLine

Larangan menyampaikan hadits / berita tanpa memperjelas sumber & kebenaran / keabsahan hadits / berita tersebut.

Tidaklah dibenarkan secara syar'i untuk menyebarkan hadits-hadits yang disandarkan kepada Nabi _shalallahu 'alaihi wa sallam-_ tanpa memperjelas tentang keshahihan penyandaran hadits tersebut kepada Nabi _shalallahu' alaihi wa sallam-_, apalagi menyebarkan hadits-hadits dusta dan lemah, bahkan engkau tidak melakukannya namun menyampaikan hadits tersebut sudah merupakan kekejian yang diancam dalam syariat kita.
Rasulullah _shalallahu 'alaihi wa sallam-_ bersabda;
من حدث عني بحديث يرى أنه كذب فهو أحد الكاذبين
_ "Barangsiapa yang menyampaikan suatu hadits dariku yang dia memandang kedustaan ​​padanya maka ia termasuk salah satu dari para pendusta" ._
________
HR. Muslim dalam Muqaddimah Shahihnya (1/9)
Dan Rasulullah _shalallahu 'alaihi wa sallam_ bersabda;
كفى بالمرأ كذبا أن يحدث بكل ما سمع
_ "Cukuplah seseorang dikatakan sebagai seorang pendusta tatkala ia menyampaikan setiap hal yang ia dengar (tanpa memperjelas.pent)" ._
_________
HR. Muslim dalam Muqaddimah Shahihnya (1/11)
Berkata Imam Malik _rahimahullah-_;
اعلم أنه ليس يسلم رجل حدث بكل ما سمع, ولا يكون إماما أبدا وهو يحدث بكل ما سمع
_ "Ketahuilah bahwasanya tidaklah akan selamat seseorang yang menceritakan setiap hal yang ia dengar, dan tidak pula akan menjadi seorang panutan sampai kapanpun seorang yang menceritakan setiap yang ia dengar" ._
________
Riwayat Muslim dalam Muqaddimah Shahihnya (1/11).
Dan Rasulullah _shalallahu 'alaihi wa sallam-_ bersabda;
من كذب علي متعمدا فليتبوأ مقعده من النار
_ "Barangsiapa yang berdusta atas namaku dengan sengaja maka hendaklah ia mempersiapkan tempat duduknya di neraka" ._
_______
Muttafaqun 'alaih.
Dan Rasulullah _shalallahu 'alaihi wa sallam-_ bersabda;
يكون في آخر الزمان دجالون كذابون يأتونكم من الأحاديث بما لم تسمعوا أنتم ولا آباؤكم فإياكم وإياهم لا يضلونكم ولا يفتنوكم
_ "Akan ada pada akhir zaman para Dajjal pendusta yang mereka mendatangkan kepada kalian hadits-hadits yang tidak pernah kalian dengar dan juga tidak pernah didengar oleh bapak-bapak kalian, maka hati-hatilah terhadap mereka, jangan sampai mereka menyesatkan dan membuat kalian terfitnah" ._
_______
HR. Muslim (1/12)
Adalah para sahabat _radhiyallahu 'anhum_ sangat berhati-hati dan benar-benar tatsabbut (mengecek) suatu berita, hingga tidaklah mereka menyampaikan sebuah hadits kecuali setelah mengecek dan memperjelas nya, sampai diantara mereka rela untuk melakukan rihlah (perjalanan jauh) hanya untuk mengecek kebenaran satu hadits Nabi _shalallahu 'alaihi wa sallam-_.
Berkata 'Abdurrahman bin Abi Laila _rahimahullah-_;
لقد أدركت في هذا المسجد عشرين ومئة من الأنصار, وما منهم من أحد يحدث بحديث إلا ود أن أخاه كفاه الحديث, ولا يسأل عن فتيا إلا ود أن أخاه كفاه الفتيا
_ "Sungguh aku telah menemukan dimasjid ini sekitar seratus dua puluh sahabat dari kalangan Anshar, dan tak seorangpun diantara mereka menyampaikan sebuah hadits kecuali ia berharap saudaranya lah yang menyampaikan hadits tersebut, dan tidaklah ditanya tentang suatu fatwa kecuali ia berharap saudaranya yang cukup memberikan fatwa tersebut "._
________
Riwayat Ad Darimi (137).
Demikianlah kondisi para ulama yang memiliki keberhati-hatian yang sangat dalam menyampaikan sebuah berita / hadits, dan hal tersebut sangatlah berbeda dengan kondisi kita saat ini. Wa Ilallahil Musytaka.
Berkata Asy Syaikh Al 'Utsaimin _rahimahullah-_;
يوجد الآن أحيانا منشورات تتضمن أحاديث ضعيفة وقصصا لا أصل لها, ثم تنشر بين العامة, وإني أقول لمن نشرها أو أعان على نشرها إنه آثم بذلك, حيث يضل عن سبيل الله, يضل عباد الله بهذه الأحاديث المكذوبة الموضوعة, أحيانا يكون الحديث موضوعا ليس ضعيفا فقط , ثم تجد بعض الجهال يريدون الخير, فيظنون أن نشر هذا من الأشياء التي تحذر الناس وتخوفهم مما جاء فيه من التحذير أو التخويف, وهو لا يدري أن الأمر خطير, وأن تخويف الناس بما لا أصل له حرام; لأنه من الترويع بلا حق ... . الخ.
_ "Saat ini kadang ditemukan buletin-buletin yang memiliki hadits-hadits lemah dan kisah-kisah yang tidak ada asalnya dan menyebarkannya ke khalayak umum, _ _maka aku katakan kepada orang yang menyebarkan dan membantu penyebarannya bahwa dia telah melakukan dosa dengan hal tersebut, karena telah menyesatkan manusia dari jalan Allah, dia menyesatkan hamba-hamba Allah dengan hadits-hadits dusta dan palsu tersebut._
_Kadang-Kadang ada hadits yang palsu dan bukan sekedar dhaif (lemah) kemudian engkau temukan orang-orang bodoh itu menginginkan kebaikan, dan mereka mengira bahwa dengan menyebarkan hadits-hadits palsu tersebut merupakan hal yang membuat manusia mengambil peringatan dan takut, dan dia tidak mengetahui bahwa hal tersebut adalah hal yang berbahaya, karena memperingatkan manusia dengan hal tanpa dasar adalah keharaman karena ada bentuk mengagetkan manusia tanpa hak ... dst "._
_______
Fatawa Nurun 'Alad Darb
Wallahu a'lam.
Fauzan Abu Muhammad Al Kutawy