Saturday, April 3, 2021

Jauh Sebelum Merdeka, Salafi (Wahhabi ?) Sudah Ada Di Bumi Nusantara.

 

●Ulama Aceh Dan Ulama Nusantara Masa Lalu, Beriman Allah Bersemayam Di Atas ‘Arsy (aqidah salafi)
●Apakah Para Ulama Atjeh Yang Mengumandangkan Perang Sabil Melawan Penjajah Belanda Adalah PARA ULAMA WAHABI??
●Kadis Syariat Islam Aceh: Siapa Salafi Wahabi? Tunjukkan!
●Fatwa MUI Tentang Salafi
●Kadis Syariat Islam Aceh: Siapa Salafi Wahabi? Tunjukkan!
●Kenapa Dakwah Salafi Sering Ditolak? - Ustadz Harits Abu Naufal (lihat 1,156 Comments)


Para “Wahabi” Pahlawan Perang Sabil Melawan Penjajah Kafir Belanda
Karena Allah, Bukti-Bukti “Wahabi” Aceh Turut Mengumandangkan Perang Sabil & Memperjuangkan Penegakan Syariat Islam Di Serambi Mekah

           
Firman Allah Ta’ala di dalam kitab suci-Nya:
 
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُوْنُوْا قَوَّامِيْنَ لِلّٰهِ شُهَدَاۤءَ بِالْقِسْطِۖ وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَاٰنُ قَوْمٍ عَلٰٓى اَلَّا تَعْدِلُوْا ۗاِعْدِلُوْاۗ هُوَ اَقْرَبُ لِلتَّقْوٰىۖ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌۢ بِمَا تَعْمَلُوْنَ
 
 
“Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al Maidah: 8)
 
Waktupun bergulir dan sekarang muncul oknum-oknum yang berupaya memanipulasi sejarah, memprovokasi rakyat jelata untuk menumpas orang-orang yang mereka tuding Wahabi, menggelarinya dengan hujatan-hujatan dan tuduhan keji bahwa pemahaman tersebut merupakan gagasan Yahudi untuk merusak aqidah umat Islam, muncul di Aceh pasca bencana alam tsunami 2004 silam. Dan kini umat Islam di Aceh diprovokasi untuk bangkit mengusir pengikut Wahabi dari Serambi Mekah yang notabene adalah upaya kasar untuk mengubur sejarah Perang Sabil serta menghinadinakan Perang Sabil yang dikumandangkan oleh tertuduh Wahabi -sadar ataupun tidak- sebagai hasil dari gagasan Yahudi di Seuramoe Mekah itu sendiri.
 
Sejarah Nyata Wahabi Aceh (Jauuuuh Sebelum Bencana Tsunami 2004), Gagasan Yahudi (untuk Mengumandangkan Perang Sabil Melawan Penjajah Kafir Belanda)?!
 
“…di sebagian tempat – provokasi terhadap Wahabi juga kian gencar dilakukan di forum-forum keagamaan seperti Khutbah Jum’at, Perayaan Maulid dan juga pengajian di sebagian mesjid dan menasah di Aceh. Stigma sesat terhadap Wahabi terus dihembuskan di beberapa tempat sehingga melahirkan paradigma keliru di tengah masyarakat Aceh terhadap orang-orang yang menurut mereka berfahaman Wahabi. Kebencian berlebihan yang tertanam di benak sebagian masyarakat Aceh terhadap Wahabi pada akhirnya akan menjalar ke dalam berbagai persoalan lainnya, khususnya dalam praktek beragama.” (1)
 
Gambaran memilukan yang ditulis oleh seorang penulis Aceh di atas mengingatkan kita dengan peringatan yang masyhur dari Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam:
 
لَا يَشْكُرُ اللهَ مَنْ لَا يَشْكُرُ النَّاسَ
 
“Tidaklah dikatakan bersyukur kepada Allah siapa yang tidak tahu berterimakasih kepada manusia.”
 
Pada kesempatan ini, kami akan tampilkan literatur-literatur resmi sejarah Aceh yang ditulis oleh Sejarawan-Peneliti dari Aceh sendiri untuk menjawab berbagai tudingan dan provokasi terhadap Wahabi dalam upayanya untuk memanipulasi sejarah pengaruh dakwah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab rahimahullah benar-benar nyata mewarnai perjuangan perang Sabil rakyat Aceh dalam berjihad melawan penjajah kafir.
 
وشهد شاهد من أهلها
 
Dan biarlah para provokator penumpas Wahabi, penuding, pemfitnah dan penghujat menikmati kesimpulan mereka sendiri (sebagaimana tuduhan, fitnah dan hujatan yang mereka lemparkan) bahwa perang Sabil di Serambi Mekah “ternyata” adalah hasil dari gagasan Yahudi untuk merusak aqidah umat Islam!! Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un.
 
Pengaruh Dakwah dari Timur Tengah
 
Setelah ummat Islam terlena sekian lama dalam kejumudan, dan ketauhidan yang telah dilapisi oleh khurafat dan kesufian yang berlebih-lebihan, muncullah orang kuat Islam abad ke XVII, Muhammad bin Abdul Wahhab (1703-1787) di Nejed, Jazirah Arabia.
Beliau terkenal sebagai pembawa ruh baru bagi ummat Islam, menyadarkan mereka dari kekeliruan dan mengajak mereka kembali kepada sumber utama : al-Qur’an dan al-Hadits.
 
Bangsa Arab yang tersadar dan tergerak oleh gerakannya, dengan serta merta menjadi pendukung ide Muhammad bin Abdul Wahhab. Setelah mendapat dukungan yang kuat dari Amir Muhammad yang berkuasa ketika itu, mulailah ia menggunakan kekuatan dakwahnya untuk membasmi segala bentuk khurafat, sikap jumud, taqlid buta dan mengumandangkan ajaran-ajaran Islam murni.
 
Beliaulah orang yang pertama meletakkan dasar-dasar reformasi Islam. Ia berusaha menyusun masyarakat Islam dan menempa bangsa Arab : menjadi kesatuan politik keagamaan, seperti yang telah diwujudkan oleh Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam. (Bandingkan : L. Stoddard, The New World of Islam, terjemahan H.M. Muljadi Djojomurtono, et all , Dunia Baru Islam, Jakarta, 1966, hal. 51)
(Laporan Penelitian, Pengaruh PUSA Terhadap Reformasi di Aceh, Lembaga Research dan Survey IAIN Jami’ah Ar-Raniry, Darussalam,1978, hal.13)
 
“Seperti halnya di daerah lain, pengaruh Muhammad bin Abdul Wahab juga terasa di Aceh, khususnya di era perjuangan kemerdekaan. Diantara tokoh dan ulama Aceh yang terpengaruh dengan dakwah Muhammad bin Abdul Wahab adalah Tgk. Daud Beureu-eh, Tgk. Hasbi Ash-Shiddiqie, Ayah Hamid Samalanga, Tgk. Hasballah Indrapuri dan masih banyak lagi tokoh-tokoh lainnya yang tidak mungkin disebut satu-persatu.” (2)
 
Buah dari pengaruh dakwah pembaharuan/pemurnian agama yang dikibarkan oleh Syaikh Muhammad bin abdul Wahhab rahimahullah di Aceh sedikit banyak telah mendorong lahirnya organisasi PUSA.
Nukilan:
“Modernisme Islam di Aceh berkelindan dengan gerakan politik, yang nantinya berujung kepada pembebasan dari jeratan praktik kolonialisme dan imperiarialisme bangsa asing. Jadi tentu saja, kita tidak dapat membayangkan bagaimana nasib Aceh, apabila, generasi Daud Beureueh tidak mengapresiasi kehadiran modernisme Islam kala itu.
 
Secara konsep, dan begitu pula praktiknya di Aceh, gagasan modernisme Islam adalah sebuah bangunan utuh tentang Islam dari berbagai aspek kehidupan. Yang kemudian diterjemahkan dalam dua aspek sekaligus; individu dan sosial politik. Secara individu, dibangunlah sebuah gugusan keberagamaan yang menekankan perlunya pemurnian tauhid dari jebakan takhyul dan khurafat. Lalu, diikuti pula dengan pembersihan ibadah yang dipenuhi praktik bid’ah.
 
Kemudian, konsekuensi logis dari permunian tauhid itu adalah pembebasan secara sosial dan politik. Dari situlah kemudian Daud Beureueh memimpin sebuah gerakan zaman baru di Aceh melalui organisasi PUSA.” (3)
 
Nukilan:
“Persatoean Oelama Seloeroeh Atjeh, disingkat P.Oe.S.A. Jadi dengan demikian , ditetapkanlah tanggal 12 Rabi’ul Awal 1358 Hijriyah atau tanggal 5 Mei 1939 sebagai hari lahir PUSA .
Dalam Musyawarah Besar yang berlangsung selama empat hari itu , telah terpilih pengurus besar (Hoofd Bestuur ) PUSA, yaitu :
Ketua I : Tgk. M. Daud Beureueh
Ketua II : Tgk. Abd. Rahman Meunasah Meucap
Setia Usaha I : Tgk, M. Nur El-Ibrahimy
Setia Usaha II : Tgk. Ismail Yakub
Bendahari : T. M. Amin
Komissarissen : Tgk. Abd. Wahab Kenaloe Seulimeum, Tgk. Abd. Hamid Samalanga, Tgk. Usman Lampoh Awe, Tgk. Yahya Baden Peudada, Tgk. Mahmud Simpang Ulim, Tgk. Ahmad Damanhury Takengon, Tgk. Mo Daud Peudada di Langsa, Tgk. Usman Aziz. ”
(Drs. H. Ismuha, “Lahirnya Persatuan Ulama Seluruh Aceh 30 tahun yang lalu” , Sinar Darussalam, No.14)
“Berhubung jasa-jasa dan perhatian yang sangat besar kepada Musyawarah Ulama tersebut maka musyawarah juga menetapkan Teuku Haji Chik M. Johan Alamsyah sebagai pelindung PUSA. Keputusan ini pada hari itu juga disampaikan kepada Teuku Chik Peusangan oleh Ketua Panitia dan Hoofd Bestuur PUSA yang baru terbentuk. Mula-mula beliau menolak tetapi sesudah didesak oleh Tgk. M. Daud Beureueh, beliau menerimanya dengan senang hati.”
(Laporan Penelitian, Pengaruh PUSA Terhadap Reformasi di Aceh, Lembaga Research dan Survey IAIN Jami’ah Ar-Raniry, Darussalam,1978, hal. 28, 29)
 
Tokoh-tokoh Pendiri PUSA
 
Jïka dilihat dari timbulnya idee penyatuan ulama Aceh sampai kepada usaha-usaha yang ditempuh ke arah pembentukan PUSA, maka tokoh-tokoh pendiri PUSA, dapat dinyatakan sebagai berikut :
 
a. Tgk. Abd. Rahman Meurasah Meucap, sebagai pencetus idee , penghubung diantara ulama dengan Teuku Chik Peusangan dan sebagai Ketua Panitia Musyawarah Besar Alim Ulama Seluruh Aceh yang tela h melahirkan PUSA.
Tgk. Abd. Rahman Meunasah Meucap, seorang ulama yang gigih berusaha memajukan pendidikan agama di Aceh.
Beliau termasuk salah seorang yang menerima pesan Ayah Hamid untu kmengadakan pembaharuan pendidikan di Aceh. Kemudian beliau menyampaikan pesan tersebut kepada para ulama Peusangan ditambah dengan bantuan dan dukungan Teuku Chik Haji M. Johan Alam Syah, Ulee Balang Peusangan…
b. Tgk. Muhammad Daud Beureueh, seorang ulama dan pemimpin yang terkenal dan orang yang pertama-tama dihubungi oleh Tgk. H. Abdullah Ujong Rimba untuk menyampaikan pesan Ayah Hamid tentang pembaharuan sistem pendidikan di Aceh, karena beliau dianggap orang yang cukup kuat untuk melaksanakan idee tersebut.
Ketika itu beliau sedang memimpin Dayah Uteuen Bayi di Lho’ Seumawe. Kemudian beliau pulang ke Sigli dan rnengumpulkan ulama-ulama guna mengadakan musyawarah tentang kemungkinan menerima atau menolak idee pembaharuan tersebut. Musyawarah itu diadakan di Garut, Pidie. Setelah beberapa kali pertemuan dan diskusi, sepakatlah mereka semua untuk menerima dan melaksanakan idee tersebut…
c. Tgk. Ismail Yakub, (kemudian Sarjana Hukum, Rektor IAIN Surabaya, kemudian Semarang dan sekarang anggota DPR). Beliau termasuk ulama muda dalam jama’ah perintis pembaharuan pendidikan agama di Aceh…
d. Tgk. Usman Aziz, salah seorang ulama muda dalam jama’ah perintis pembaharuan pendidikan agama di Aceh, keluaran Normal Islam di Padang angkatan pertama di bawah tahun 1935.
Sekembalinya di Aceh, beliau diminta untuk memimpin Madrasah Al-Muslim Peusangan.
Pengalamannya dan pergaulannya dengan ulama-ulama progressif di Minangkabau selama beliau belajar di sana memberi semangat dan dorongan yang kuat kepadanya, untuk merombak sistem pendidikan agama di Aceh.
e. Tgk. Abd. Wahab Seulimum, ulama, pendidik, pengusaha, pemimpin, politikus dan juga pamongpraja. Beliau adalah pencetus gagasan pembentukan organisasi pelajar di Dayah Jeureula, Kecamatan Suka Makmur Aceh Besar, di mana beliau menjadi Tengku Rangkang (Asisten Tengku Chik) di dayah tersebut dan pelopor pertama pembentukan koperasi pelajar, yang mengurus dan mensupplay kebutuhan pelajar. Tahun 1926 beliau mendirikan Dayah Najdiyah di Keunaloe Seulimum, Aceh Besar.
f . Tgk. H. Ahmad Hasballah Indrapuri, ulama yang cukup berpengaruh di Aceh Besar. Beliau adalah ulama yang giat sekali mengadakan pemurnian aqidah dan pembaharuan pemikiran ummat. Kitab pegangannya Kitabut Tauhid karangan reformis terkenal Muhammad Ibnu Abdil Wahab, yang telah memberikan inspirasi yang dalam kepada beliau untuk berjuang mengadakan pembaharuan dan menanam semangat anti penjajah.
g. Tgk. H. Abdullah Umar Lam U (Tgk. Di Lam U), Aceh Besar, ulama yang gigih berdakwah, menyeru ummat ber’amar-ma’ruf dan mencegah mungkar. Di mana saja beliau berdakwah, judul amar ma’ruf nahi mungkar adalah pilihannya dan memberi kesan yang baik sekali dalam kalangan ummat. Beliau salah seorang ulama tua yang pandai mengubah nadham yang bernafaskan agama dalam bahasa Aceh yang disenangi oleh rakyat Aceh membacanya. Disamping itu , beliau mengeluarkan juga brosur-brosur agama bertulisan Arab bahasa Indonesia . Dengan kepandaiannya berdakwah dan mengarang, beliau dikenal luas oleh masyarakat Aceh sebagai pencetus idee pembaharuan pendidikan agama di Aceh.
h. Tgk. M. Nur el-Ibrahimy. Sesudah belajar di Dayah Meunasah Meucap di bawah pimpinan Tgk, Abd. Rahman Meunasah Meucap, melanjutkan studinya ke Mesir di Al-Azhar University dan Darul ‘Ulum. Sekembalinya dari Mesir memimpin Madrasah Nahdhatul Islam (MADNI) di Idi sampai beliau dikenakan Onderwijsverbod (larangan mengajar) oleh pemerintah Hindia Belanda selama dua tahun, karena dituduh mengajarkan politik.
Waktu PUSA didirikan pada bulan Mei 1939 , beliau terpilih menjadi Sekretaris I Hoofd Bestuur PUSA.
Tujuh bulan kemudian PUSA mendirikan sekolah guru dengan nama Normaal Islam Institut. Beliau ditunjuk menjadi direkturnya dan melepaskan jabatannya selaku sekretaris I H.B. PUSA.
i. T. M. Amin. Waktu PUSA didirikan beliau terpilih menjadi Bendahari. Sesudah Ustaz Nur el-Ibrahimy diangkat menjadi Direktur Normaal Islam Institut, T. M. Amin menggantinya selaku sekretaris I PUSA dan melepaskan jabatannya selaku Bendahari. Tiap kali Pengurus Besar PUSA diperbaharui , beliau tetap terpilih sebagai sekretaris I. Sesudah zaman merdeka, beliau menjadi Kepala Pemerintahan Umum pada kantor Residen Aceh dan menjadi Wakil Residen.
j. Tgk. H. Mushthafa Ali , seorang ulama keluaran Mesir. Sesudah T. M. Amin melepaskan jabatannya selaku Bendahari H.B. PUSA, Teungku Mushthafa terpilih untuk menjadi Bendahari H.B. PUSA.
k. Tgk. Syekh Abd. Hamid Samalanga, ulama, pendidik, politikus dan pembaharu yang giat . Beliau adalah salah seorang pemimpin “Partai Syarikat Islam” Aceh yang melarikan diri ke Mekkah, karena dikejar-kejar oleh pemerintah kolonial Belanda tahun 1926. Selama di Mekkah beliau mengadakan kontak dengan pemimpin Islam yang datang dari berbagai negeri Islam , dari Mesir, Irak, Syam, Marokko, Al-Jaza-ir, Tunisia dan sebagainya.
l. Tgk. H. Abdullah Ujong Rimba, salah seorang Ulama Pidie yang belajar di Mekkah. Sepulang dari Mekkah, beliau adalah salah seorang yang menerima kiriman Tgk. Syekh A. Hamid berupa majalah-majalah yang di dalamnya dicatat pesan-pesan yang antara lain mengenai pembaharuan cara pendidikan. Beliau pula yang menyampaikan pesan itu kepada Tgk. Muhammad Daud Beureueh di Lho’ Seumawe. Beliau pula guru yang pertama dari madrasah yang didirikan oleh Tgk. Muhammad Daud Beureueh di Peukan Pidie sebagai hasil musyawarah para ulama Pidie yang dipimpin oleh Tgk. Muhammad Daud Beureueh.
m. Tgk. M. Amin Alue, salah seorang ulama progressif di Aceh Besar.
n. Tgk. Yahya Baden Peudada, ulama anak ulama terkemuka di Aceh Utara .
o. Tgk. H. Usman Lampoh Awe, salah seorang ulama terkemuka di Pidie.
p. Tgk, Amir Husin Al-Mujahid, salah seorang ulama muda yang berpengaruh di Aceh Timur. Dalam kongres PUSA pertama di Sigli tahun 1940 waktu dibentuk pemuda PUSA, beliau terpilih menjadi Ketua Hoofd Bestuur Pemuda PUSA. Sesudah Proklamasi pernah memimpin tambang minyak di Aceh Timur, kemudian menjadi Koordinator Biro Perjuangan Daerah Aceh.
q. Tgk. Mahmud Simpang Ulim, salah seorang ulama yang mempunyai dayah di Aceh Timur.
r . Tgk. M. Daud Langsa, salah seorang ulama berpengaruh di Aceh Timur yang berasal dari Peudada Aceh Utara .
s. Tgk. Muhammad Zain , juga salah seorang ulama berpengaruh di Aceh Timur.
t . Tgk. Hasan Hanafiyah, salah seorang ulama yang keras sikapnya di Aceh Barat.
u. Tgk, Nyak Cut, salah seorang ulama yang bijaksana di Aceh Barat.
v. Tgk. Zamzami Yahya, salah seorang ulama yang tegas di Aceh Selatan.
w. Tgk. Hasjim Abdullah, juga ulama terkemuka di Aceh Selatan.
x. Tgk. Ahmad Damanhuri, salah seorang ulama terkemuka di Aceh Tengah.
y. Tgk. Abdul Mutthalib , juga salah seorang ulama terkemuka di Aceh Tengah.
z. Dan masih banyak lagi yang belum dapat kami kemukakan d i sini .
(Laporan Penelitian, Pengaruh PUSA Terhadap Reformasi di Aceh, Lembaga Research dan Survey IAIN Jami’ah Ar-Raniry, Darussalam,1978, hal. 30-39).
Gambar 1. Teungku Ahmad Hasballah Indrapuri, pegangan beliau adalah Kitab Tauhid karangan Muhammad bin Abdul Wahab. Jejak sejarah Aceh nyata-nyata mendustakan ucapan “Wahabi” di Aceh muncul pasca bencana tsunami 2004 sebagai sebuah gagasan Yahudi untuk merusak akidah umat Islam!
 
Dan berikut ini bukti dari literatur sejarah Aceh (yang ditulis para peneliti Aceh dan silakan dibantah dan didustakan secara ilmiyah -jika memang benar tuduhan dan hujatan yang dilontarkan-!) bagaimana Wahabi yang sekarang dihujat sebagai paham hasil gagasan Yahudi untuk merusak aqidah umat Islam ternyata turut mengumandangkan perang Sabil melawan penjajah kafir harbi Belanda:
 
MAKLOEMAT
Oelama Seloeroeh Atjeh
 
Perang doenia kedoea jang dahsjad telah tammat. Dan Indonesia tanah toempah darah kita telah dimakloemkan kemerdekaannya kepada seloeroeh dunia serta telah berdiri Republik Indonesia dibawah pimpinan dari padoeka jang moelia pemimpin kita Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta.
 
Belanda adalah satoe keradjaan jang ketjil serta miskin, satoe negeri jang ketjil lebih ketjil dari daerah Atjeh dan telah hantjoer leboer, mereka soedah bertindak melakoekan kechianatannja kepada tanah air kita Indonesia jang soedah merdeka itu, oentoek didjadjahnja kembali.
Kalau maksoed jang djahanam itu berhasil maka pastilah mereka akan memeras segala lapisan rakjat, merampas semoea harta benda dan harta rakjat dan segala kekajaan jang telah kita koempoelkan ini akan moesnah sama sekali. Mereka akan memperboedakkan rakjat Indonesia mendjadi hambanja kembali dan mendjalankan oesaha untuk menghapoes Agama Islam kita jang soetji serta menindis dan menghambat kemoeliaan dan kemakmoeran bangsa Indonesia.
 
Di Djawa bangsa Belanda serta kaki tangannya telah melakukan keganasannja terhadap Kemerdekaan Republik Indonesia hingga terdjadi pertempoeran di beberapa tempat jang achirnja kemenangan berada di pihak kita, soenggoehpun begitu mereka beloem djoega insaf.
Segenap lapisan rakjat jang telah bersatoe padoe dengan patoeh berdiri di belakang kedoea pemimpin besar Soekarno-Hatta oentoek menoenggoe perintah dan kewadjiban jang akan didjalankan.
Menoeroet kejakinan kami bahwa perdjoeangan ini adalah sebagai samboengan perdjoeangan dahoeloe di Atjeh jang dipimpin oleh almarhoem Tgk. Tjhik di Tiro dan pahlawan-pahlawan kebangsaan jang lain.
Dari sebab itu bangoenlah wahai bangsakoe sekalian, bersatoe padoe menjoesoen bahoe mengangkat langkah madjoe kemoeka oentoek mengikoet djedjak perdjoeangan nenek kita dahoeloe. Toendoeklah dengan patoeh kepada segala perintah pemimpin kita untuk keselamatan Tanah Air, Agama dan Bangsa.
 
Koetaradja, 15 Oktober 1945
Atas nama Oelama Seloeroeh Atjeh
ttd
Teoengkoe Hadji Hasan Kroeng Kale,
Teoengkoe M. Daoed Beureueh,
Teoengkoe Hadji Dja’far Sidik Lamdjabat,
Teoengkoe Hadji Ahmad Hasballah Indrapoeri,
Diketahoei oleh
Jml. T.B. Residen Atjeh
T. Nja’ Arif
Disetoedjoei oleh
Jml. Ketoea Comité Nasional
Toeankoe Mahmoed
(Teungku Muhammad Daud Beureueh, Peranannya dalam Pergolakan di Aceh, M. Nur El Ibrahimy, PT Gunung Agung, Jakarta 1982, Hal. 243-244, Cetakan kedua (cetakan pertama berjudul KISAH KEMBALINYA TGK. MOHD. DAUD BEUREUEH KE PANGKUAN REPUBLIK INDONESIA, diterbitkan oleh Pengarang), PT Inti Idayu Press, Jakarta)
(Lihat juga: Laporan Penelitian, Pengaruh PUSA Terhadap Reformasi di Aceh, Lembaga Research dan Survey IAIN Jami’ah Ar-Raniry, Darussalam,1978, hal. 52-53)
Gambar 2. Fakta yang nyata, Maklumat Perang Sabil melawan penjajah kafir Belanda turut dikumandangkan oleh “Wahabi” Aceh
 
Pembentukan Lasykar Barisan Mujahidin di Masjid Baiturrahman yang Dipimpin oleh “Wahabi” Tgk. Muhammad Daud Beureu-eh
Sesudah maklumat tersebut keluar , para ulama, para khatib dan para muballigh giat mendakwah perang sabil terhadap Belanda, menebalkan semangat jihad sesuai dengan ajaran agama, Tiap meunasah dan tiap rnesjid penuh dengan orang-orang yang mengerjakan shalat berjama’ah dan mendengar ceramah agama, terutama yang berhubungan dengan perang sabil.
Setelah memperhatikan bahwa tentera yang menyamar dalam tentera sekutu terus saja menjalankan aksinya untuk memerintah lagi Indonesia ini, sedang T.K.R. (Tentera Keamanan Rakyat ) selaku tentera resmi pada waktu itu , masih dalam taraf pembinaan permulaan, para ulama Aceh, merasa perlu semangat jihad yang sudah meluap itu disalurkan ke suatu barisan, untuk disumbangkan kepada negara dalam rangka mempertahankan proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia. Hal ini dipandang sangat mendesak sesudah mendengar radio tentang pertempuran besar-besaran di Surabaya yang memusnahkan puluhan ribu rakyat Indonesia, yang terjadi pada tanggal 17 Nopember 1945.
Demikianlah 10 hari sesudah pertempuran dahsyat di Surabaya itu, tepatnya pada tanggal 17 Nopember 1945, dengan mengambil tempat di ruang belakang Mesjid Raya Baiturrahrnan Kutaraja (sekarang Banda Aceh), sejumlah ulama Aceh terkemuka, membentuk suatu lasykar yang mereka beri nama Barisan Mujahidin berpusat di Kutaraja di bawah pimpinan Tgk. Muhammad Daud Beureu-eh selaku komandan dan Sulaiman Mahmud selaku kepala tetap usaha. Segera sesudah itu disusul dengan pembentukan cabang-cabangnya di tiap kabupaten di seluruh Aceh.
Selain dari latihan pisik dan pengawalan pantai, mereka juga diberi pendidikan agama, baik mengenai ‘aqidah, syari’ah, maupun mengenai praktek amalan dalam masyarakat. Selama perjuangan pisik sampai dengan 27 Desember 1949, rakyat Aceh digodog lahir batin untuk berbakti kepada agama, Bangsa dan Tanah Air.
(Bandingkan: Ismuha, “Proses Perkembangan Pendidikan Agama di Aceh”, Santunan, No,18, 1978, hal. 19)
Berdasarkan itu maka hampir seluruh rakyat di desa-desa, tua dan muda tergabung dalam Barisan Mujahidin yang kemudian menjadi Devisi Tgk. Chik Di Tiro. Kemudian dibentuk pula Devis i Tgk. Chik Paya Bakong, di bawah pimpinan Tgk. Amir Husen Al-Mujahid dan Devisi Rencong, di bawah pimpinan A. Hasjmy.
Gambar 3. Ruang belakang Mesjid Raya Baiturrahman Kutaraja (sekarang Banda Aceh) menjadi saksi terbentuknya Barisan Mujahidin yang dipimpin oleh “Wahabi” Aceh dalam mengobarkan Perang Sabil melawan penjajah kafir Belanda.
Baik pimpinan T.KR., maupun pimpinan ketiga-tiga Devisi lasykar rakyat itu adalah pemimpin-pemimpin PUSA, Pemuda PUSA dan K.I . (Kasyafatul Islam). Dengan demikian automatis PUSA telah terlibat dalarn pertahanan Kemerdekaan Indonesia.
(Teungku Muhammad Daud Beureueh, Peranannya dalam Pergolakan di Aceh, M. Nur El Ibrahimy, PT Gunung Agung, Jakarta 1982, hal. 53-55)
Dan setelah nyata-nyata kiprah “Wahabi” Aceh dalam berjuang fi sabilillah dimana semua rekam jejak perjuangan mereka semua sampai saat ini masih segar tercatat dalam sejarah Aceh dan ditulis oleh orang-orang Aceh sendiri (!!!), lalu datang sebagian provokator membalik sejarah, memanipulasinya serta menghiasi watak jahatnya dengan berbagai asesoris kedustaan demi ambisinya untuk mengusir, memfitnah dan memprovokasi untuk menumpas Wahabi dari Serambi Mekah?! Allahul musta’an
 
Kesimpulan
Nyata bahwa Wahabi –dengan segala kekurangan dan kelebihannya– betapapun pahitnya kenyataan ini bagi sementara provokator ternyata tidak bisa dipisahkan, tidak bisa dimanipulasi dan tidak pula dihapus dari catatan sejarah Perang Sabil di bumi Seuramoe Mekah. Bahkan “Wahabi” Aceh memegang peranan yang sangat besar dalam memimpin dan mengobarkan semangat jihad, perang Sabil. Keberadaan tokoh-tokoh “Wahabi” tersebut bukanlah mitos gagasan Yahudi untuk merusak aqidah umat Islam, mereka adalah tokoh-tokoh nyata yang pernah hidup di bumi Aceh, memperjuangkan Islam dan rakyat Aceh, keberadaan kubur mereka bisa ditemukan, nama-nama Meunasah, dayah dan masjid sebagai jejak keberadaan merekapun bisa dilacak dan ditemukan.
Jasa-jasa mereka bisa dirasakan namun demikian -bagi sementara orang- mereka hanyalah legenda yang tak ada wujud kenyataannya. Wallahul musta’an.
Dan bagi sebagian lainnya dari kalangan pendengki pembenci, mereka tak lebih dari pepatah habis manis sepah dibuang. Tiada takut sama sekali kepada Allah Ta’ala, menisbahkan kekejian dan kedustaan kepada hamba-hamba Allah yang telah berjuang dalam melawan penjajah kafir Belanda, mengobarkan jihad fi sabilillah di serambi Mekah. Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un.
Catatan kaki
(1) http://patahkekeringan.blogspot.co.id/…/wahabi-di-mata-oran…
(2) ibid
(3) http://aceh.tribunnews.com/…/daud-beureuh-bapak-kesadaran-a… ;
http://aceh.tribunnews.com/…/daud-beureuh-bapak-kesadaran-a…
http://aceh.tribunnews.com/…/daud-beureuh-bapak-kesadaran-a…
Bersambung—- in syaa Allah
http://tukpencarialhaq.com/…/provokasi-menumpas-wahabi-dar…/
https://www.facebook.com/kajianislamsalafiyyah/posts/provokasi-menumpas-wahabi-di-bumi-aceh-gerakan-mengubur-memanipulasi-sejarah-ser/343258402926114/