Friday, June 19, 2015

"Kamu Anti Arab atau Anti Islam?" [ Sebagian Besar Media Lokal, Menyembunyikan Anti Islam, Tapi Menampilkan Anti Arab !! ]

by @Jonru
Saya heran sama orang yang anti Arab. Alasannya apa?

Kalau alasannya, "Kita harus cinta dan menjaga budaya asli Indonesia," berarti kita juga harus anti Amerika, anti Korea, anti India, anti Australia, anti China, dan sebagainya.
Kalau alasannya, "Arab menjajah Indonesia dengan tameng penyebarluasan agama," maka sungguh lucu! Karena justru orang-orang Eropa yang TERBUKTI menjajah Indonesia sambil membawa agama Kristen. Sedangkan Islam masuk ke Indonesia lewat perdagangan dan secara damai, bukan lewat penjajahan.

Kau bilang, "Ini Indonesia, bukan Arab. Tak perlu pakai istilah akh, antum, syukran, jazakallah, abi, umi, dst."
Padahal saat merayu pacarmu, kamu berkata, "I Love you. I miss you." Saat patah hati, kamu berkata, "Gue gagal move on, nih."
Hm.. itu bahasa Indonesia atau bukan, ya?
Kau terlihat sangat anti Arab dengan alasan "Kita harus cinta pada budaya Indonesia." Padahal di saat yang sama kamu membela ajang Miss World, yang jelas-jelas bukan budaya Indonesia.

Orang yang suka lagu nasyid berbahasa Arab kamu cela-cela dengan alasan, "Itu bukan dari Indonesia." Padahal kamu justru memuja-muja para boyband dari Korea, tergila-gila pada film India, dan cinta buta terhadap film dan musik dari Amerika.

Kamu mungkin lupa:

Nama-nama hari Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat dan Sabtu itu berasal dari bahasa Arab.

Istilah musyawarah dan adab juga dari bahasa Arab.

Banyak sekali istilah bahasa Arab yang kini diserap ke dalam bahasa Indonesia, dan ternyata sering kamu pakai, dan kamu menyukainya!

Bahkan kalau kamu belajar sejarah Bahasa Indonesia, kamu akan KAGET DAN SHOCK, karena ternyata bahasa Arab memiliki pengaruh yang SANGAT KUAT terhadap bahasa Indonesia.

Kamu mungkin belum tahu, bahwa struktur bahasa Indonesia dan Arab itu PERSIS SAMA. Saking samanya, kita bisa dengan mudah melakukan penerjemahan kata demi kata. Hal seperti ini tidak bisa dilakukan terhadap bahasa lain.

Coba kamu terjemahkan bahasa Inggris ke bahasa Indonesia dengan sistem terjemahan perkata. Bisa? Dijamin tak bisa. Karena pasti hasil terjemahannya akan sangat ngaco.

Tapi bahasa Arab BISA. Itula salah satu bukti bahwa bahasa Indonesia dan Arab punya hubungan yang sangat erat.

Kalau kamu mencela Islam sebagai agama dari Arab, bukan dari Indonesia, hei... apa kamu lupa bahwa Kristen, Hindu dan Budha pun bukan dari Indonesia. Agama asli Indonesia adalah ANIMISME. Lupa, ya?

Jadi kenapa harus anti Arab?

Jangan-jangan kamu sebenarnya anti Islam, bukan anti Arab.

Semangat Anti Arab


Belakangan ini ada suara-suara, dari sebagian kalangan, bahkan dari sebagian orang besar, yang menghembuskan semangat anti Arab.


Padahal, selama negeri kita ini masih bernama Indonesia, dengan Pancasila dan UUD 1945, tidak mungkin bangsa Indonesia dibuat menjadi anti Arab.

Sebab, kalo anti Arab, Pancasila bubar, UUD 45 bubar, bahkan rakyat pun bubar
Di dalam pancasila terdapat Arab: adil, ber-adab, ke-rakyat-an, hikmah, per-musyawarat-an, ke-adil-an, rakyat.

Dalam UUD 45 terdapat: berkat, rahmat, Allah, majlis, per-musyawarat-an, rakyat, dewan, per-wakil-an dan buanyak lagi

Jadi, anti Arab = anti Indonesia, anti NKRI bahkan.

Terlebih lagi, setiap lima tahun sekali, ada pemilu, pemilu untuk menentukan jatah jumlah kursi, dan perlu diketahui, kursi itu Al-Qur'an, Al-Qur'an itu Arab!!!

Kalo dah begini, jadi, apa sebenarnya agenda di balik anti Arab itu?
*Oleh Ustadz Musyafa Ahmad Rahim

Kaum Nahdliyin Jangan Ikuti Makar Kebencian Liberal Terhadap Arab

ArabKenapa Orang Liberal Kampanye Anti Arab?

Seorang mukmin tidak di benarkan membenci Arab karena bagaimanapun alasannya Islam tidak mungkin di pisahkan dengan Arab. Namun akhir -akhir ini muncul kampanye sangat aneh dari kaum liberal dengan menolak arab atau yang mereka sebut Arabisasi.
Sebagian kaum Nahdliyyin karena di dasari anti wahabi dan tidak paham lalu ikut mengkampanyekan anti arab. Menurut sebagian mereka Islam itu memang lahir di Arab, Tapi Arab belum tentu Islam, Maka Arabisasi harus di tolak. Seharusnya jika dasar pernyataan ini adalah anti wahabi, Maka justru sangat tendesius karena pernyataan bernada sama juga bisa di nyatakan “Wahabi memang lahir di Arab tapi tidak semua orang arab itu wahabi”, Maka pernyataan anti wahabi adalah anti arab harus ditolak secara permanen dan ilmiah.
Banyak para ulama kita yang menulis kitab khusus untuk menjelaskan “keutamaan arab” terutama berpijakan sesuai dengan hadits dari Rasulullah SAW, diantaranya;

1. Al Imam Ibnu Hajar al Haitami menulis kitab yang beliau namai ” ﻣﺒﻠﻎ ﺍﻷﺭﺏ ﻓﻲ ﻓﺨﺮ ﺍﻟﻌﺮﺏ “.

2. Al Imam Ibnu Qutaibah menulis kitab ” ﻓﻀﻞ ﺍﻟﻌﺮﺏ ﻭﺍﻟﺘﻨﺒﻴﻪ ﻋﻠﻰ ﻋﻠﻮﻣﻬﺎ”,
3. Al Imam Al – Iroqi menulis kitab “ﻣﺤﺠﺔ ﺍﻟﻘﺮﺏ ﻓﻲ ﻓﻀﻞ ﺍﻟﻌﺮﺏ ”
4. Al Imam Al Haitsami juga menulis kitab yang berjenis hampir sama dengan Al Imam Al Iraqi,
5. Dari mazhab hambali ada ﺍﻟﺸﻴﺦ ﻣَﺮﻋﻲ ﺍﻟﺤﻨﺒﻠﻲ ﻓﻲ ﻛﺘﺎب ” ﻣﺴﺒﻮﻙ ﺍﻟﺬﻫﺐ ﻓﻲ ﻓﻀﻞ ﺍﻟﻌﺮﺏ”,
6. Al Imam Abu Bakar Abu Zaid juga menulis kitab yang beliau beri nama “ﺧﺼﺎﺋﺺ ﺟﺰﻳﺮﺓ ﺍﻟﻌﺮﺏ”
7. Al Imam At Tirmizi yang Syarah kitabnya adalah ﺗﺤﻔﺔ ﺍﻷﺣﻮﺫﻱ ﺷﺮﺡ ﺟﺎﻣﻊ ﺍﻟﺘﺮﻣﺬﻱ yang dikarang oleh ﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﺮﺣﻤﻦ ﺑﻦ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﺮﺣﻴﻢ ﺍﻟﻤﺒﺎﺭﻛﻔﻮﺭﻱ juga mempunyai pembahasan tersendiri dalam ﺑﺎﺏ ﻓﻲ ﻓﻀﻞ ﺍﻟﻌﺮﺏ.

Dan masih banyak para ulama yang menjelaskan tentang keutamaan Arab sebagai tempat lahirnya Islam. Sebaiknya kita simak beberapa hadits yang di nukil oleh Al Imam Ibnu Hajar Al Haitami;
ﺭﻭﻯ ﺍﻟﺤﺎﻛﻢ ﻭﺍﻟﺒﻴﻬﻘﻲ ﻋﻦ ﺍﺑﻦ ﻋﻤﺮ – ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻋﻨﻬﻤﺎ – ﻗﺎﻝ:ﻗﺎﻝ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺻﺤﺒﻪ ﻭﺳﻠﻢ: ﻟﻤﺎ ﺧﻠﻖ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﺨﻠﻖ ﺍﺧﺘﺎﺭ ﺍﻟﻌﺮﺏ، ﺛﻢ ﺍﺧﺘﺎﺭ ﻣﻦ ﺍﻟﻌﺮﺏ ﻗﺮﻳﺸﺎ، ﺛﻢ ﺍﺧﺘﺎﺭ ﻣﻦ ﻗﺮﻳﺶ ﺑﻨﻲ ﻫﺎﺷﻢ، ﺛﻢ ﺍﺧﺘﺎﺭﻧﻲ ﻣﻦ ﺑﻨﻲ ﻫﺎﺷﻢ، ﻓﺄﻧﺎ ﺧﻴﺮﺓ ﻣﻦ ﺧﻴﺮﺓ
“Saat Allah menciptakan makhluknya, Dia memilih Arab, Dan dari Arab Allah memilih Quraish, Dan dari Quraish Allah memilih Bani Hasyim, Maka Aku (Muhammad) adalah pilihan dari hasil pemilahan.”
ﻭﺃﺧﺮﺝ ﺍﻟﺤﺎﻛﻢ ﻓﻲ ﺍﻟﻤﺴﺘﺪﺭﻙ ﻭﺍﻟﻄﺒﺮﺍﻧﻲ ﻓﻲ ﺍﻟﻤﻌﺠﻢ ﺍﻟﻜﺒﻴﺮ ﻭﺍﻷﻭﺳﻂ ﻋﻦ ﺍﺑﻦ ﻋﻤﺮ ﻗﺎﻝ ﻗﺎﻝ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ : ﻭﺧﻠﻖ ﺍﻟﺨﻠﻖ ﻓﺎﺧﺘﺎﺭ ﻣﻦ ﺍﻟﺨﻠﻖ ﺑﻨﻲ ﺁﺩﻡ، ﻭﺍﺧﺘﺎﺭ ﻣﻦ ﺑﻨﻲ ﺁﺩﻡ ﺍﻟﻌﺮﺏ، ﻭﺍﺧﺘﺎﺭ ﻣﻦ ﺍﻟﻌﺮﺏ ﻣﻀﺮ، ﻭﺍﺧﺘﺎﺭ ﻣﻦ ﻣﻀﺮ ﻗﺮﻳﺸﺎ، ﻭﺍﺧﺘﺎﺭ ﻣﻦ ﻗﺮﻳﺶ ﺑﻨﻲ ﻫﺎﺷﻢ، ﻭﺍﺧﺘﺎﺭﻧﻲ ﻣﻦ ﺑﻨﻲ ﻫﺎﺷﻢ، ﻓﺄﻧﺎ ﺧﻴﺎﺭ ﺇﻟﻰ ﺧﻴﺎﺭ، ﻓﻤﻦ ﺃﺣﺐ ﺍﻟﻌﺮﺏ ﻓﺒﺤﺒﻲ ﺃﺣﺒﻬﻢ، ﻭﻣﻦ ﺃﺑﻐﺾ ﺍﻟﻌﺮﺏ ﻓﺒﺒﻐﻀﻲ ﺃﺑﻐﻀﻬﻢ
“Allah menciptakan makhluk dan memilih darinya Bani Adam, Allah memilih dari Bani Adam itu Arab, dan darinya Allah memilih mudor, dan dari mudor Allah memilih Quraish, dan darinya memilih bani hasyim, Allah memilih nabi dari bani hasyim, Maka aku adalah pilihan dari pemilahan. Maka barangsiapa mencintai Arab maka dengan sebab mencintaiku aku mencintai mereka, Barangsiapa membenci Arab maka dengan membenciku aku membenci mereka.
Hadits -hadits lain sangat banyak untuk di sebutkan di antaranya;
ﻭﺃﺧﺮﺝ ﺍﻟﺘﺮﻣﺬﻱ ﻭﺍﻟﺤﺎﻛﻢ ﻭﻏﻴﺮﻫﻤﺎ ﻋﻦ ﺳﻠﻤﺎﻥ ﻗﺎﻝ ﻗﺎﻝ ﻟﻲ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ : ﻳﺎ ﺳﻠﻤﺎﻥ؛ ﻻ ﺗﺒﻐﻀﻨﻲ ﻓﺘﻔﺎﺭﻕ ﺩﻳﻨﻚ . ﻗﻠﺖ: ﻳﺎﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﻛﻴﻒ ﺃﺑﻐﻀﻚ ﻭﺑﻚ ﻫﺪﺍﻧﺎ ﺍﻟﻠﻪ! ﻗﺎﻝ : ﺗﺒﻐﺾ ﺍﻟﻌﺮﺏ ﻓﺘﺒﻐﻀﻨﻲ ﻗﺎﻝ : ﻫﺬﺍ ﺣﺪﻳﺚ ﺣﺴﻦ ﻏﺮﻳﺐ ﻭﻗﺎﻝ ﺍﻟﺤﺎﻛﻢ: ﻫﺬﺍ ﺣﺪﻳﺚ ﺻﺤﻴﺢ ﺍﻹﺳﻨﺎﺩ ﻭﻟﻢ ﻳﺨﺮﺟﺎﻩ.
Berkata nabi kepada shahabatnya Salman Al Farisi ra (orang persia bukan arab) : Wahai Salman! Janganlah kamu membenciku yang menjadikan kamu memisahi agamamu!, Maka Salman ra pun bertanya: Wahai Rosulullah! Bagaimana mungkin aku membencimu bahkan melalui dirimulah saya mendapatkan hidayah? Maka nabi menjawab: Jika kamu membenci Arab maka sama saja dengan membenciku.
Lihatlah bagaimana Rosulullah menyamakan kebencian terhadap Arab sama dengan membenci Nabi. Maka pada hakikatnya orang -orang liberal yang hari ini kampanya Anti Arab mereka sedang kampanye Anti Nabi. Na’uzubillah.
Beberapa hadits tentang keutamaan Arab justru di anggap hadits lemah oleh sebagian ulama Wahabi karena kebencian mereka terhadap nasab. Wahabi kadang terlalu berlebihan dalam hal nasab karena sikap mereka yang seakan membenci nasab Ahlu bait keluarga nabi. Sebuah sikap yang sangat berlawanan dengan kaum syiah yang terlalu mendewakan Ahlu Bait. Maka sikap terbaik adalah sikap ASWAJA yang tawasuth dengan mencintai Ahlu Bait menurut haknya dan tidak berlebihan serta menjauhkan diri dari sikap wahabi dengan kebencian mereka terhadap nasab Ahlu Bait Nabi.
ﺣﺒﻮﺍ ﺍﻟﻌﺮﺏ ﻟﺜﻼﺙ: ﻷﻧﻲ ﻋﺮﺑﻲ، ﻭﺍﻟﻘﺮﺀﺍﻥ ﻋﺮﺑﻲ، ﻭﻛﻼﻡ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﺠﻨﺔ ﻋﺮﺑﻲ (ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﻄﺒﺮﺍﻧﻲ ﻓﻲ ﺍﻟﻜﺒﻴﺮ ﻭﺍﻟﺤﺎﻛﻢ ﻓﻲ ﺍﻟﻤﺴﺘﺪﺭﻙ ﻭﺍﻟﺒﻴﻬﻘﻲ ﻓﻲ ﺷﻌﺐ ﺍﻹﻳﻤﺎﻥ ﻋﻦ ﺍﺑﻦ ﻋﺒﺎﺱ )
“Cintailah Arab karena 3 perkara; Karena aku orang arab, dan Al Quran berbahasa Arab serta Lisan penduduk surga berbahasa Arab.”
Akhirnya berikut hadits terakhir tentang kebencian arab adalah sikap kaum munafik. yaitu suatu sikap yang di miliki kaum liberal zaman ini yang menampakkan keimanan mereka dalam luarnya tapi menyembunyikan kekafiran dalam hati mereka;
ﻭﺃﺧﺮﺝ ﺍﻟﺤﺎﻛﻢ ﻭﺍﻟﻄﺒﺮﺍﻧﻲ ﻋﻦ ﺃﻧﺲ ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ ﻗﺎﻝ : ﻗﺎﻝ ﺭﺳﻮﻝ

ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ: ﺣﺐ ﻗﺮﻳﺶ ﺇﻳﻤﺎﻥ ﻭﺑﻐﻀﻬﻢ ﻛﻔﺮ، ﻭﺣﺐ

ﺍﻟﻌﺮﺏ ﺇﻳﻤﺎﻥ ﻭﺑﻐﻀﻬﻢ ﻛﻔﺮ، ﻓﻤﻦ ﺃﺣﺐ ﺍﻟﻌﺮﺏ ﻓﻘﺪ ﺃﺣﺒﻨﻲ، ﻭﻣﻦ ﺃﺑﻐﺾ
ﺍﻟﻌﺮﺏ ﻓﻘﺪ ﺃﺑﻐﻀﻨﻲ

“Mencintai Quraish adalah keimanan dan membenci mereka adalah kekufuran, MENCINTAI ARAB ADALAH KEIMANAN DAN MEMBENCI ARAB ADALAH KEMUNAFIKAN.” barangsiapa mencintai arab mereka telah mencintaiku dan siapa membenci arab mereka telah membenciku.”
ﻋﻦ ﻋﻠﻲ ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ ﻗﺎﻝ: ﻗﺎﻝ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ: ‏( ﻻ ﻳﺒﻐﺾ ﺍﻟﻌﺮﺏ ﺇﻻ ﻣﻨﺎﻓﻖ ‏) ﺭﻭﺍﻩ ﺃﺣﻤﺪ
Riwayat dari Imam Ahmad bin Hanbal “TIDAK ADA YANG MEMBENCI ARAB KECUALI MUNAFIK”.
Kerusakan arab juga merupakan tanda dekatnya hari kiamat;
ﻗﺎﻝ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ : ‏( ﺇﻥ ﻣﻦ ﺍﻗﺘﺮﺍﺏ ﺍﻟﺴﺎﻋﺔ ﻫﻼﻙ ﺍﻟﻌﺮﺏ ‏) ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﺘﺮﻣﺬﻱ

“Sesungguhnya dari tanda dekatnya hari kiamat adalah kerusakan arab”.

Semoga Allah melindungi kita dari kerusakan dan makar kerusakan dari kaum liberal, Wahabi dan syiah. Wallahu Alam
Penulis:

Muhammad Lutfi Rochman


PENYAIR IRAN MENGHINA ARAB DAN ISLAM

Sebuah video dari penyair terkenal Iran Mostafa Badkoobei yang membaca sebuah puisi berisi ejekan terhadap orang Arab dan Islam telah banyak beredar di internet, yang menimbulkan kontroversi dan sekali lagi membawa ke permukaan masalah lama yang yaitu diskriminasi terhadap non-Persia di Iran.



Puisi berjudul "Tuhan Arab" hadir dalam menanggapi pernyataan yang dibuat oleh seorang tamu di sebuah acara di TV yang menyatakan bahwa "Bahasa Arab adalah bahasa penghuni surga."


Agar tidak memprovokasi minoritas lima juta Arab di Iran, juga disebut Ahwazis, Badkoobei mengatakan bahwa meskipun mereka berbahasa Arab, mereka tahu bahwa mereka adalah warga Iran dan bukan orang Arab, pernyataannya itu dipenuhi oleh tepuk tangan penonton yang mendengarkan puisi yang dibacakan Badkoobei.

Dalam puisi itu, dibaca di dalam sebuah lembaga pemerintahan budaya di kota barat Hamedan, Badkoobei berkata, "Bawa aku ke dalam di bawah dunia, Anda Tuhan orang Arab, aku telah membuktikan bahwa aku tidak menemukan orang Arab di sana."

Dia menambahkan, dengan tepuk tangan riuh dari penonton, bahwa ia tidak membutuhkan surga yang dijanjikan untuk orang-orang Arab kemudian bertanya kepada Tuhan, "Bukankah Anda sendiri mengatakan bahwa orang Arab yang paling munafik?

Badkoobei melanjutkan dengan memuji kemuliaan Iran sebelum munculnya Islam dan menyatakan bahwa Persia dimasuki Islam dengan kekerasan. Ia juga memuji penyair Persia seperti Rumi, yang katanya jauh lebih dewasa dari "cerita Arab," sebuah rujukan implisit ke cerita nabi dari Al-Quran.

Ia juga menambahkan bahwa ia lebih suka Rubaiyat Omar Khayyam dan kata-kata Gandhi dalam "kebun-kebun Arab," berisi referensi ke surga seperti yang digambarkan dalam Al-Quran.

Badkoobei kemudian mengakhiri puisi dengan permohonan kepada Tuhan.

"Tolong Tuhan selamatkan negara saya dari penderitaan orang Arab."

Hamed al-Kanani, seorang ahli Iran Negeri, mengatakan bahwa sentimen anti-Arab telah menjadi bagian dari jiwa Iran sejak berdirinya negara Iran modern.

"Kata 'Arab' telah menjadi antonym bagi 'Persia' atau 'Iran' dan dalam kasus Ahwazis, mereka tidak akan diterima sebagai Iran kecuali mereka menghapus identitas Arab mereka," katanya.

Kanani menunjukkan bahwa Badkoobei disebut Ahwazis sebagai Khuzis, yang berarti penduduk provinsi pra-dominan Arab Khuzestan, yang namanya diubah dari Arabstan oleh Shah sebagai bagian dari rencana Persianisasi nasional yang bertujuan untuk menghapus identitas Arab di Iran.(fq/aby)
http://www.globalmuslim.web.id/2011/03/penyair-iran-menghina-arab-dan-islam.html


Gagasan Islam Nusantara Itu Salah Niat & Sikap Sensitif untuk Negara Arab

Pimpinan AQL Islamic Center ustadz Bachtiar Nasir mengatakan bahwa dengungan ‘Islam Nusantara’ yang ada di publik saat ini tak lebih dari argumen yang salah niat. Pasalnya, argumen yang dibangun terselip sikap sensitif atas Negara Arab.
Gagasan Islam Nusantara itu salah niat. Salah niat karena suudhzon terhadap negeri Arab,” ucapnya saat ditanya awak wartawan di AQL, Tebet, Jakarta Selatan, Jum’at (12/06/2015).
Ia mengatakan, mungkin saja yang membangun gagasan ‘Islam Nusantara’ ini juga diliputi ketakutan atau kebencian terhadap Negara Arab. Padahal, lanjutnya, arabisasi tidaklah mesti agama Islam.
Dugaan yang ia lontarkan bagi pembenci Negara Arab, ia sarankan agar tidak dilanjutkan. Nabi Muhammad, yang keturunan Arab, tidaklah demikian apa yang dipikirkan “pembenci” Arab.
“Jangan-jangan yang tidak suka dengan Negara Arab terjangkit post-modernisme,” tambahnya.
Ia menghimbau, untuk orang atau oknum yang berargumen mengenai di atas untuk segera bertobat. Agar di kemudian hari tidak menjadi umat penerus Yahudi Israel yang senantiasa membenci keturunan Arab.
“Coba bertobat, agar jangan menjadi penerus umat Yahudi Israel,” tutupnya.