Monday, January 25, 2016

Allah Pasti Menolong Orang Yang Menolong Agama-Nya


محمد بن شاكر الشريف
Muhammad ibn Syakir al-Syarief
Kemenangan di medan jihad tidaklah diraih dengan jumlah dan kekuatan senjata semata, jika itulah hakikatnya maka sekelompok kecil pejuang dengan persenjataan minim tidak akan menang melawan pasukan besar dan terlatih dengan persenjataan lengkap. Tetapi fakta sejarah membuktikan banyak pasukan kecil dengan persenjataan minim dapat mengalahkan pasukan besar dengan persenjataan jauh lebih canggih. Artinya, ada faktor lain yang lebih kuat dan berpengaruh daripada jumlah dan kekuatan. Fakta ini diabadikan dalam Al-Qur'an al-Karim. AllahAzza wa Jallaberfirman:
"Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar."( QS. al-Baqarah: 249)
Orang yang hanya menjadikan kwantitas, kekuatan, persenjataan, latihan, dan peluang sebagai faktor utama penentu kemenangan senantiasa terhina di hadapan kekuatan yang jauh lebih besar. Mereka kalah sebelum berperang. Pihak yang mengeritik sikap mereka akan dituduh sebagai orang yang tidak paham realita dan dampak yang akan terjadi, sembari menyeru untuk tunduk dan menyerah diri kepada kekuatan "adi kuasa". Dalam setiap analisa mereka selalu menyampaikan kesimpulan bahwa kapan pun pihak yang lebih kecil dan lemah akan tetap kalah, dan jika pasukan kecil tersebut maju menghadapi kekuatan besar sama saja dengan menghancurkan dirinya sendiri. Maka menyerah diri adalah pilihan terbaik menghadapi "ujian yang di luar kemampuan ini".
Bila teori tersebut diaplikasikan atas HAMAS, yang dengan persenjataan sederhana dan terbatas berani melawan militer Zionis yang menduduki ranking ke-11 di dunia dan dilengkapi dengan senjata canggih mematikan, pastilah mereka menyebutnya sebagai'aksi bunuh diri'. Mereka menilai perbuatan HAMAS ini adalah perbuatan ceroboh tanpa pertimbangan maslahat dan tidak menghargai darah yang tertumpah. Ungkapan seperti ini pula yang dilayangkan oleh leluhur mereka dulunya kepada para sahabatradhiyallahu 'anhum  yang turun ke medan pertempuran  tanpa senjata dan persiapan maksimal. Ungkapan kekalahan yang selalu mereka gaungkan diabadikan dalam Al-Qur'an:"Mereka itu (orang-orang mu'min) ditipu oleh agamanya".(QS. al-Anfal: 49) 
Orang lemah akan tetap lemah tanpa usaha. Ada beberapa faktor yang jika diusahakan dengan maksimal maka kekuatan dapat diraih. Di antaranya adalah terjun ke medan perang. Berhadapan langsung dan berperang melawan musuh akan memberikan pengalaman dan keberanian yang menjadikan sebuah pasukan kecil terlatih. Lambat laun kelihaian dan kekuatannya bertambah hingga mampu berdiri tegar dan menciptakan'rasa takut'yang setimbang.
Kembali kepada HAMAS. Jika kita bandingkan kondisi perjuangannya sejak pertama kali mendeklarasikanmuqawamah/perlawanan pada tahun 1987 dengan kondisi terakhir tahun 2104, maka kita dapat melihat perbedaan signifikan. Mulai berjuang bermodalkan senjata batu dan ketapel, kini Brigade al-Qassam sudah mampu memproduksi rudal, peluru tembus baja, dan pesawat drone yang dengannya mereka mampu mengadakan perlawanan luar biasa serta mampu menolak intervensi atau negosiasi pihak penjajah.
Bila saja sejak awal berpangku tangan karena menganggap remeh senjata yang dimilikinya, niscaya mereka tidak akan bisa mencapai kekuatan seperti saat ini. Intinya bukan pada permulaan yang lemah, tetapi pada akhir yang cemerlang. Memang senantiasa ada darah tertumpah, tetapi itu semua akan terbayar dengan kemulian, kedaulatan dan banyaknya jiwa yang berhasil dilindungi di masa mendatang.
Darah mujahid yang syahid di awal perjuangan tidaklah tertumpah sia-sia, tetapi akan dibayar dengan harga yang mahal. Kendati hasil tersebut tidak dapat diraih pada kali pertama, kedua atau beberapa kali peperangan. Jika mengharap kemenangan hanya dari beberapa kali peperangan, pastilahmuqawamahtidak sampai pada prestasi besar saat ini. Semua keberhasilan tersebut tidak bisa dicapai hanya dengan berpangku tangan atau berangan-angan menanti mukjizat turun dari langit. Karena itulah Al-Qur'an menegaskan urgensi menyiapkan segala kemampuan menghadapi musuh.
Kendati kewajiban jihad gugur dalam beberapa kondisi, tetapii'dad/persiapan tetap wajib. Mempersiapkan segala sesuatu tetap wajib untuk menegakkan jihad nantinya. Persiapan yang efektif sudah cukup untuk menimbulkan rasa takut dan gentar di hati musuh. Bahkan rasa gentar dan takut tidak terbatas pada musuh yang jelas, tetapi juga sampai kepada musuh tersembunyi yang tidak diketahui oleh mujahidin, tetapi Allah Mengetahui mereka.  Semua ini ditegaskan Allah dalam firman-Nya:
Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggetarkan musuh Allah, musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya.(QS. al-Anfal: 60)
Al-Qur'an telah menjelaskan faktor pembantu meraih kemenangan.  AllahTa'alaberfirman:
Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.(QS. Muhammad: 7)
Menolong agama Allah adalah dengan mengikuti syariatnya dalam setiap kondisi. Termasuk di antaranya mempersiapkan segala sesuatu untuk jihad sesuai kemampuan. Ayat ini menjelaskan bahwa untuk meraih janji Allah kaum muslim harus memenuhi syaratnya. Syaratnya adalah menolong agama Allah dengan membelanya dan melaksanakan perintah Allah. Imbalannya adalah Allah akan memberi mereka kemenangan dan kejayaan. Allah akan meneguhkan diri dan hatinya di saat-saat kritis. Pada hakikatnya Allah sama sekali tidak membutuhkan pertolongan kita terhadap agama-Nya karena Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, semua itu adalah demi kemaslahatan kita sendiri. Allah berfirman:
Demikianlah, apabila Allah menghendaki niscaya Allah akan membinasakan mereka tetapi Allah hendak menguji sebagian kamu dengan sebagian yang lain. Dan orang-orang yang gugur pada jalan Allah, Allah tidak akan menyia-nyiakan amal mereka.(QS. Muhammad: 4)
Pertolongan hakiki hanya berasal dari Allah, bukan berkat senjata, kekuatan atau jumlah yang besar. Siapa yang ditolong Allah, maka tiada yang bisa mengalahkannya.
Firman Allah:
Dan kemenanganmu itu hanyalah dari Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.(QS. Ali Imran: 126)
Jika Allah menolong kamu, maka tak ada orang yang dapat mengalahkan kamu; dan jika Allah membiarkan kamu (tidak memberi pertolongan), maka siapakah gerangan yang dapat menolong kamu (selain) dari Allah sesudah itu? Karena itu hendaknya kepada Allah saja orang-orang mu'min bertawakkal.(QS. Ali Imran: 160)
Tidak pantas bagi orang yang ingin memperoleh kemenangan mencari sarana selain konsisten di atas syariat Allah. Janji Allah pasti terealisasi jika syaratnya terpenuhi.
Sesungguhnya Allah tidak menyalahi janji.(QS. Ali Imran: 9)
AllahAzza wa Jallatelah berjanji:
Sesungguhnya Kami (pasti) menolong rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman pada kehidupan dunia dan pada hari berdirinya saksi-saksi (hari kiamat).(QS. Ghafir: 51)
Pertolongan atas kaum mukmin tidak hanya di akhirat tetapi juga di dunia menghadapai musuh-musuhnya. Bila pertolongan tak kunjung tiba, maka sebabnya adalah kelalaian kaum muslim sendiri, karena mereka mengabaikan syarat konsistensi di atas syariat Allah. Kita tidak perlu menghabiskan energi mencari alasan dan sebab lain. Yang terpenting adalah introspeksi diri.
Rangkuman faktor-faktor penyebab kekalahan dari musuh telah disebutkan AllahTa'aladalam firman-Nya:
Dan sesungguhnya Allah telah memenuhi janji-Nya kepada kamu, ketika kamu membunuh mereka dengan seizin-Nya sampai pada saat kamu lemah dan berselisih dalam urusan itu dan mendurhakai perintah (Rasul) sesudah Allah memperlihatkan kepadamu apa yang kamu sukai . Di antaramu ada orang yang menghendaki dunia dan di antara kamu ada orang yang menghendaki akhirat.(QS. Ali Imran: 152)
 Pertolongan dan kemenangan hanya datang dari AllahTa'ala. Siapa saja ditolong oleh Allah tidak akan ada yang mampu mengalahkannya dan siapa saja yang dihinakan Allah tidak akan ada yang sanggup menolongnya. Saat mempersiapkan kwantitas dan kekuatan kita tidak boleh lalai dari faktor utama kemenangan yakni pertolongan dan perhatian Allah bersama orang-orang beriman.
Ya Allah teguhkanlah kami di atas agama-Mu. Tolonglah hamba-Mu kaum mukmin di Ghaza dan di manapun mereka berada atas  Yahudi, musuh-Mu dan musuh para nabi-Mu.