Thursday, January 28, 2016

Lucu...” Ulama Su'per Aswaja Pendengki Wahabi” Saling Tuding Kerjasama Dengan Majusyi’ah Iran. Said Aqil Siraj Salahkan Hasyim Muzadi, Hasyim Muzadi Salahkan Gus Dur..?! Beda Dengan Kejujuran Ulama ASWJ Malaysia/Brunei.

image

“Pertanda orang yang munafiq ada tiga: apabila berbicara bohong, apabila berjanji mengingkari janjinya dan apabila dipercaya berbuat khianat” (HR. Bukhari dan Muslim).

Ini 2 Orang Penanggung Jawab Kerjasama Dengan Iran Menurut 
Said Agil Siraj 


NUGarisLurus.Com – Saat ditanya soal kerjasama PBNU dengan pemerintah syiah Iran, Ketum PBNU Said Agil Siraj menolak bertanggung jawab. Dalam acara seminar di pesantren sidogiri Ahad (1/24) Said Agil juga membantah pernah mengirim mahasiswa ke Iran.
Menurutnya, kerjasama pengiriman mahasiswa ke Iran dilakukan oleh Pak Hasyim Muzadi di zaman periodenya memimpin PBNU hingga mengundang mantan presiden Iran Ahmadinejad kala itu ke kantor PBNU. Sementara penanggung jawab kerjasama dengan Iran adalah Muhaimin Zen.
Menurut penelusuran NUGarisLurus.com, Muhaimin Zen adalah penulis buku “Al-Quran 100% Asli, Sunni-Syi’ah Satu Kitab Suci yang juga Ketua Umum Jam’iyyatul Qurra’ wal-Huffazh Nahdlatul Ulama (JQHNU).
Buku tersebut pernah dibedah Pimpinan Pusat JQHNU di gedung PBNU Jakarta, Senin (29/7). Didaulat sebagai pembicara adalah Syuriyah PBNU Masdar F. Mas’udi tokoh Syi’ah Khalid Al-Walid dan penulis buku tersebut. Sementara moderator Sekjen PP JQHNU Ahmad Ari Masyhuri MA.
Muhaimin mengaku sudah tiga kali melakukan penelitian ke Iran pada tahun 2006 untuk menyelesaikan buku tersebut.
Gambar Said Agil saat berkunjung ke Iran bersama beberapa orang yang belum diketahui secara jelas identitasnya.
Saat diserahkan kertas MOU dengan pihak Iran dalam seminar Sidogiri kemarin, Said Agil terang -terangan membantahnya dan menyebut dalam MOU tersebut bukan tanda tangan dirinya.Wallahu Alam
                           
Dituding Said Agil Soal Iran, Ini Jawaban KH. Hasyim Muzadi

Wed 27 Januari 2016
NUGarisLurus.Com – Warga Nahdlatul Ulama (NU) terus menyerang Said Aqil Siraj karena dianggap membela paham Syiah. Bahkan pidato Said Aqil yang membela Syiah dan menganggap warga NU bodoh karena tak bisa menerima paham Syiah yang tersebar di You Tube juga menjadi perhatian serius para kiai NU di mana- mana.
Namun Said Aqil terus mengelak meski banyak sekali ceramah-ceramahnya yang terekam. Ia malah menuding bahwa hubungan PBNU-Iran justeru terjadai saat KH. Hasyim Muzadi jadi ketua umum PBNU. “Dia menyebut nama saya dalam seminar di Sidogiri,” kata Kiai Hasyim Muzadi kepada bangsaonline.com, Selasa (26/1/2016).
Belum lama ini Said Aqil memang ceramah dalam Seminar bertema “Solusi Dinamika Islam Kekinian di Indonesia dan Dunia” di Pondok Pesantren Sidogiri Pasuruan Jawa Timur. Dalam seminar itu salah seorang peserta menanyakan tentang ke-Sy’iah-an Said Aqil yang terus heboh di NU. Saat itulah Said Aqil menuding bahwa hubungan NU-Iran itu terjadi saat Kiai Hasyim Muzadi mimpin NU. Pernyataan Said Aqil ini bukan kali pertama. Sebelumnya kepada wartawan juga pernah mengungkapkan hal yang sama.
Kiai Hasyim Muzadi merasa bahwa dirinya telah dijadikan kambing hitam oleh Said Aqil. Sebab dirinya tak pernah sekalipun mengirim atau merekomendasikan mahasiswa Indonesia belajar di Iran.
Ia lalu menceritakan kronologi peristiwa yang dituduhkan Said Aqil. ”Ketika saya di Teheran ada tiga anak Indonesia yang sudah dua tahun kuliah di Qom Iran menemui saya. Mereka saya ajak pulang ke Indonesia dan saya tawari tiket. Kata saya di Indonesia kan banyak sekolah yang baik kok sekolah di Qom. Tapi mereka tak mau,” jelas Kiai Hasyim.
Karena menolak pulang ke Indonesia akhirnya Kiai Hasyim Muzadi menyarankan agar mereka pindah kuliah ke Teheran. ”Saya minta mereka pindah ke sekolah umum saja di Teheran,” kata Kiai Hasyim.
Karena, kata Kiai Hasyim, kalau mereka tetap kuliah di Qom aqidah mereka bisa berubah Syiah mengingat kota Qom adalah pusat pendidikan Syiah.
”Yang dua orang mau pindah ke Teheran, sedang yang satu tak mau,” kata Kiai Hasyim Muzadi.
”Jadi saya tak pernah memberi rekomendasi kepada siapapun untuk sekolah di Iran,” tegasnya.
Kiai Hasyim Muzadi juga menjelaskan posisinya sebagai sekjen International Conference of Islamic Scholar (ICIS). Menurut dia, hubungan ICIS dengan Iran sama sekali bukan berarti hubungan ICIS dengan ideologi Syiah. ”Peserta
konferensi internasional yang diselenggarakan ICIS sebanyak empat kali mempunyai anggota peserta 67 negara, termasuk Iran. Jadi Iran hanya salah satu dari 67 negara yang hadir pada kegiatan ICIS,” katanya.

Ia menegaskan, ICIS pernah membela Iran dalam hak proyek nuklirnya ke dunia internasional dan pandangan ICIS ini didukung pemerintah Indonesia. ICIS juga menyokong gerakan perlawanan terhadap Israel di perbatasan Lebanon Selatan yang dipimpin oleh Hasan Nashrullah.
Hasil dukungan terhadap proyek nuklir Iran, sekarang embargo dari Barat sudah dicabut. Sedangkan sokongan ICIS terhadap perjuangan perlawanan terhadap Israel yaitu bersama sama dengan kontingen pasukan garuda yang berjaga-jaga di perbatasan Lebanon Selatan.
”Saya sendiri (A. Hasyim Muzadi) sampai saat ini masih menjadi pengurus Rabithah ‘Alam Islami yang berpusat di Mekkah. Sedangkan saya juga melakukan konsolidasi gerakan moderat Islam (Sunni) di kawasan ASEAN misalnya: Thailand, Malaysia dan Brunei Darussalam,” kata Kiai Hasyim.
Menurut dia, Malaysia dan Brunei Darussalam termasuk negara yang melarang pengembangan paham syiah, karena menurut negara tersebut kalau Syiah menjadi besar dan sebanding besarnya dengan Ahlussunnah wal jamaah bisa terjadi konflik terbuka di kalangan masyarakat, seperti juga yang terjadi pertikaian di Timur Tengah.
”Hal tersebut yang dilakukan oleh Malayasia dan Brunei Darussalam sama dengan yang dilakukan oleh Sudan dan beberapa Negara Timur Tengah,” katanya.
Ia mengaku tidak pernah bersedia dan menyutujui ajakan Syiah untuk bekerjasama dengan Indonesia dalam bidang pendidikan dan haji, karena hal tersebut akan menjadikan kegoncangan umat Islam sunni di Indonesia.
Dengan demikian, tegas dia, gerakan internasional ICIS adalah gerakan diplomasi, bukan gerakan pemihakan ideologi dari negara negara peserta.
”Sehingga kalau saya ke Saudi bukan berarti saya ini Wahabi, kalau saya ke China bukan berarti saya setuju neo komunisme, kalau saya ke Eropa barat dan Eropa Timur bukan berarti saya menyetujui Neo Liberalisme, begitu juga kalau saya ke Iran bukan saya setuju dengan Syiah. Karena tentu saya tidak mungkin menyalahkan atau mencaci maki sahabat Nabi,” katanya.
Menurut Kiai Hasyim, yang diperjuangkan ICIS di Indonesia dan internasional adalah Islam Rahmatan Lil Alamin dan pengenalan Pancasila sebagi alternatif ideologi negara yang penduduknya plural (tidak satu agama) agar tidak terjerumus menjadi negara sekuler. Embrio dari Islam Rahmatan Lil Alamin adalah Ahlussunnah wal jama’ah Annahdliyah.
Kiai Hasyim menegaskan bahwa saat terjadi pertikaian antara Saudi dan Iran pasti akan mengakibatkan kegoncangan dunia Islam termasuk Indonesia, karena baik Saudi maupun Iran mempunya underbow kelompok dan negara negara yang sangat mungkin ikut bertikai akibat pertikaian Saudi dan Iran tersebut. ”Oleh karenanya Indonesia harus berjaga-jaga jangan sampai kawasan negeri ini menjadi ring atau ajang pertempuran diantara mereka tetapi menggunakan warga negara indonesia. Semoga Allah SWT melindungi Nahdlatul Ulama dan bangsa Indonesia,” katanya.
Sebelumnya juga diberitakan, KH Syech Ali Akbar Marbun, Pengasuh Pondok Pesantren Al Kautsar Al Akbar Medan Sumatera Utara (Sumut), minta agar Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding-MoU) antara KH Said Aqil Siradj selaku Ketua Umum PBNU periode 2010 – 2015 dengan Jami’ah Al- Musthafa Al-Alamiyah (Al-Musthafa International University – MIU) Republik Islam Iran dicabut. ”Pencabutan tersebut harus dilakukan secara terbuka,” kata Syech Ali Akbar dalam keterangan tertulisnya yang diterima BANGSAONLINE.com , Kamis (8/11/2015).
Menurut Kiai Syech Ali, MoU itu dilakukan pada tanggal 29 – 11 – 1432 H bertepatan dengan 27 – Oktober – 2011 Masehi di Kota Qom Iran. Berarti MoU itu kini sudah berusia 4 tahun. Artinya, jika tidak diperpanjang maka pada bulan inilah MoU itu berakhir.
Berita ini berawal dari temuan KH. Kholil Nafis, PhD yang saat itu menjabat Wakil Ketua Lembaga Bahtsul Masail PBNU. Kiai asal Madura inilah yang menemukan dokumen MoU tersebut ketika di Iran.
”Ya, betul. Dalam rapat Syuriah (PBNU) saat itu Said Aqil menyangkal (melakukan MoU),” kata Kiai Kholil Nafis yang sehari- harinya mengajar ekonomi syariah di Universitas Indonesia (UI) kepada BANGSAONLINE.com , Kamis (8/11/2015).
Said Aqil dengan meyakinkan di depan para kiai tak mengakui kalau ia telah menandatangani MoU.
Namun tak lama berselang Kiai Kholil Nafis pergi ke Iran dalam rangka tugas akademik dari UI. Ketika ia berkunjung ke Jami’ah Al-Musthafa Al-Alamiyah Qom Iran itulah ia menemukan dokumen kerjasama yang ditandatangan Prof Dr Said Aqil Siradj, MA selaku ketua umum PBNU dan Prof Dr Ali Reza Aarafi selaku Direktur Utama Jami’ah Almusthafa Al Alamiyah. Dokumen itu berisi kerjasama di bidang pendidikan, riset dan kebudayaan bertanggal 27 Oktober 2011 yang dibuat dalam dua bahasa, Persia dan Indonesia.

Kiai Kholil Nafis langsung memfoto kopi MoU yang berbahasa Indonesia karena ia mengaku tak terlalu paham bahasa Persia. ”Foto kopinya saya berikan kepada Pak Malik Madani,” tutur Kiai Kholil Nafis kepada BANGSAONLINE.com . Saat itu KH Dr Malik Madani adalah Katib Am Syuriah PBNU.
Para kiai di jajaran Syuriah PBNU kemudian kembali menggelar rapat untuk membahas kejasama Said Aqil dengan Iran yang tanpa sepengetahuan pengurus PBNU yang lain itu. ”Tapi Said Aqil tak datang Rapat Syuriah (PBNU) itu di lantai empat (gedung PBNU). Padahal Said Aqil ada di lantai tiga,” kata Kiai Kholil Nafis lagi.
Menurut Kiai Kholil Nafis, rapat Syuriah PBNU membahas penolakan MoU tersebut. ”Tapi kalau Said Aqil tak mencabut, MoU itu tetap berjalan. Dan MoU itu akan diperpanjang dengan sendirinya jika tak ada pencabutan,” katanya.
Ia mengingatkan bahwa MoU PBNU-Iran itu berjangka 4 tahun. ”Sekarang ini Oktober persis 4 tahun. Kalau tak ada pencabutan akan terus diperpanjang dengan sendirinya,” katanya.
Kiai Kholil minta agar para kiai menyimak MOU tersebut. ”MoU itu berakhir bulan ini (Oktober) tapi bila tak distop secara tertulis maka diperpanjang dengan sendirinya. Lihat isi MoU tentang jangka waktunya.Kan sampai sekarang Said Aqil tak mengikuti keputusan Syuriah (PBNU).
Sampai sekarang MoU itu tidak dibatalkan secara tertulis. Berarti akan lanjut,” kata Kiai Kholil Nafis.
Namun Said Aqil menyangkal. Ia mengaku tak pernah tandatangan MOU tersebut. Menurut dia, tandatangan dalam MOU tersebut bukan tanda tangan dia.
Kiai Kholil Navis lalu membandingkan antara tandatangan di MOU dan tandatangan Said Aqil di SK kepengurusan PBNU. “Hasilnya sama,” katanya.

[Eksklusif] Klarifikasi KH Muhaimin Zen: Pengiriman Mahasiswa Ke Iran Sejak Era Gus Dur

Wed 27 Januari 2016
NUGarisLurus.Com – Bersama KH. Hasyim Muzadi dituding oleh ketua umum PBNU Said Agil Siraj sebagai penanggung jawab pengiriman mahasiswa dan kerjasama dengan pemerintah Iran, Ketum PP JQH NU DR. KH. Muhaimin Zen memberikan klarifikasi eksklusif kepada redaksi NUGarisLurus.com
Menurut KH. Muhaimin Zen pengiriman mahasiswa dimulai bukan dizaman dan era KH. Hasyim Muzadi namun sudah dimulai sejak era Gus Dur memimpin PBNU. Berikut klarifikasi selengkapnya;
KLARIFIKASI MoU PBNU DAN IRAN
Sehubungan dengan acara seminar di pesantren Sidogiri tanggal 24 Januari 2016 yang menyinggung-nyinggung masalah kerjasama Jami’ah al-Musthafa QUM Iran dan PBNU, maka saya (A. Muhaimin Zen, Ketum PP JQH NU) merasa terpanggil untuk mengklarifikasikan.
Sebenarnya masalah kerjasama Iran dan PBNU itu Program dari Pimpinan Pusat Jam’iyyatul Qurra wal Huffazh Nahdlatul Ulama (PP JQH NU) bukan Program PBNU. Ketua umum PP JQH merasa berkewajiban membina anggotanya di bidang Qori’ Qori’ah, atas permintaan komunitas Qori’ Qori’ah ketum di minta  untuk meningkatkan pembinaan Qori’ Qori’ah di lingkungan JQH NU.
Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pembinaan tersebut langkah pertama tahun 2010 ketum mengadakan kunjungan ke Mesir bersama Qori’ Qori’ah JQH NU. Alhamdulillah selama 20 hari di Mesir di fasilitasi oleh Bapak Fakhir Dubes Indonesia untuk Mesir. Untuk mengadakan penelitian ke Qori’-Qori’ kenamaan antara lain Syekh Herbawi. Disinilah para Qori’ Qori’ah JQH mendapat pengalaman yang sangat luas antara lain; bahwa seni baca al-Qur’an yang di lombakan di Indonesia itu bersumber dari tujuh lagu بحصر جسد :
ب  Bayati
ح Husaini

ص Soba

ر Rost

ج Jiharka
س Sika
د Nahawand
Menurut Syekh Herbawi diantara 7 lagu ini banyak yang bersumberkan dari Persia (Iran). Maka atas informasi tersebut kami dari tim peneliti JQH NU menindaklanjuti penelitian ke Iran.

Tahap berikutnya tahun 2011 tim peneliti 12 orang yang di ketuai oleh Prof. Dr. Ahmad Mubarak, MA atas izin wakil rois ‘Am, Gus Mus untuk menelusuri ke Iran. Tim tersebut berjumlah 12 orang, yaitu:
Prof. DR. Ahmad Mubarak (Ketua Delegasi)
Prof. KH. Dr. Said Agil Siraj, MA (Ketum PBNU/Anggota Delegasi)

Dr. H. A. Muhaimin Zen, MA (Ketum JQH/Anggota Delegasi)

(Masing-masing beserta istri)

PW JQH Sumatra Utara, bersama 4 orang Qori’ Qori’ah
PW JQH Jawa Timur  dan pengurus lainnya
Yang semuanya berjumlah 12 orang.

Dalam penelitian ini, di terima oleh Rektor Jami’ah al-Musthafa Prof. Dr. Ali Reza Aarafi QOM Iran. Yang selanjutnya di pertemukan dengan beberapa Qori’ Internasional di Iran yang kenamaan. Maka untuk langkah selanjutnya, pertemuan ini ditindaklanjuti dengan MOU yang isinya kerjasama sebatas pengembangan seni baca al-Qur’an, ulumul Qur’an dan lain-lain. MOU ini seharusnya ditanda tangani oleh Ketua Umum PP JQH dan Rektor Jami’ah al-Musthafa Iran karena PP JQH ini statusnya badan Otonom di bawah PBNU yang tidak selevel dengan Rektor Jami’ah al-Musthafa QOM maka Rektor Jami’ah al-Musthafa meminta yang tanda tangan selevel dengan beliau yaitu Ketum PBNU dalam hal ini, Prof. Dr. KH. Said Agil Siraj. Akan tetapi, MOU ini belum sempat action maka tanggal 14 desember 2011 ketum PP JQH di sidang oleh Katib Syuriah NU untuk di mintai pertanggung jawaban atas MOU tersebut dan kemudian MOU itu DI BATALKAN oleh Syuriah NU.
Terkait dengan pengiriman mahasiswa ke Iran setau saya (Ketum PP JQH NU) itu di lakukan pada era periode ke pemimpinan PBNU Gusdur, bukan Periode KH. Hasyim Muzadi dan bukan pula periode Kiyai Said Agil Siraj. Kebijakan yang di lakukan oleh Gus Dur saat itu adalah demi untuk menjaga hubungan baik dengan Iran dan tidak sampai mensyiahkan warga NU maka dikirimlah calon-calon mahasiswa di luar NU dari Persis dan warga yang memang sudah menjadi syiah di Indonesia.
Jakarta, 27 Januari 2016
Ketum PP JQH NU

BOHONG DALAM PANDANGAN RASULULLAH SAW

Rasulullah Saw Vs Syiah
Penulis KH. Luthfi Bashori
Untuk mengetahui bagaimana sikap Rasulullah SAW terhadap KEBOHONGAN, maka dapat dilihat dari hadits-hadits beliau SAW tentunya, demikian pula bagaimana sikap kaum Syiah terhadap KEBOHONGAN yang dalam bahasa mereka adalah TAQIYAH, maka dapat pula dilihat dari pernyataan tokoh-tokoh Syiah dalam kitab-kitab mereka, sebagaimana yang tertera di bawah ini.
BOHONG DALAM PANDANGAN RASULULLAH SAW:
St. Aisyah RA menuturkan, “Tiada perbuatan yang sangat dibenci oleh Rasulullah SAW, selain berbohong.” (HR. Ibnu Hibban).
“Pada suatu malam aku bermimpi didatangi dua orang laki-laki, kemudian keduanya membawaku ke sebuah tempat yang suci. Di tempat itu aku melihat dua orang yang sedang duduk dan ada dua orang yang sedang berdiri, di tangan mereka ada sebatang besi. Besi itu ditusukkan ke tulang rahangnya sampai tembus tengkuknya. Kemudian ditusukkan besi itu pada tulang rahangnya yang lain semisal itu juga, hingga penuh dengan besi. Akhirnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya: “Kalian telah mengajakku berkeliling, sekarang kabarkan kepadaku peristiwa demi peristiwa yang telah aku lihat.” Keduanya berkata: “Adapun orang yang engkau lihat menusuk rahangnya dengan besi, dia adalah seorang pendusta, berkata bohong hingga dosanya itu memenuhi penjuru langit. Apa yang engkau lihat terhadapnya akan terus diperbuat hingga hari kiamat.” (HR. Bukhari no. 1386, Ahmad 5/14).
Sy. Al-Hasan bin Ali bin Abu Thalib menyatakan, Nabi SAW bersabda, “Sesungguhnya kebenaran itu membawa ketentraman, dan kebohongan itu mengakibatkan keraguan (kebimbangan).” (HR. Tirmidzi)
“Barangsiapa memangil anak kecil dengan berkata, ‘ Kemarilah akan kuberi sesuatu,’ namun ternyata tidak memberinya sesuatu, maka itu terhitung berbohong.” (HR. Ahmad dan Ibnu Abid Dunya)
Sy. Ibnu Umar RA mengungkapkan, Nabi Muhammad SAW bersabda, “Sejahat-jahat kebohongan, adalah jika sesorang mengaku kedua matanya melihat apa yang tidak dilihatnya.” (HR. Bukhari)
“Sesungguhnya kejujuran akan menunjukkan kepada kebaikan, dan kebaikan itu akan menghantarkan kepada surga. Seseorang yang berbuat jujur oleh Allah akan dicatat sebagai orang yang jujur. Dan sesungguhnya bohong itu akan menunjukkan kepada kelaliman, dan kelaliman itu akan menghantarkan ke arah neraka. Seseorang yang terus menerus berbuat bohong akan ditulis oleh Allah sebagai pembohong.” (HR. Bukhari dan Muslim )
“Pertanda orang yang munafiq ada tiga: apabila berbicara bohong, apabila berjanji mengingkari janjinya dan apabila dipercaya berbuat khianat” (HR. Bukhari dan Muslim).
BOHONG DALAM PANDANGAN SYIAH:
Al-Kulaini, tokoh syiah ini mengklaim riwayat dari Imam Ja’far As-Shadiq
التقية من ديني ودين آبائي ولا إيمان لمن لا تقية له
“Taqiyah (bohong) itu bagian dari agamaku dan agama bapak-bapakku. Tidak ada iman bagi orang yang tidak melakukan taqiyah.” (Ushul Al-Kafi 2/217, dan tertera juga dalam kitab Syiah Biharul Anwar 75/423, dan Wasail Syiah 11/460).
Dari Abdullah bin Ja’far,
إن تسعة أعشار الدين في التقية , ولا دين لمن لا تقية له
“Sesungguhnya sembilan persepuluh (90%) bagian agama adalah taqiyah (berbohong). Tidak ada agama bagi orang yang tidak melakukan taqiyah.” [Ushul Al-Kafi 2/217, Biharul Anwar 75/423, dan Wasail Syiah 11/460].
Dalam kitab Al-Mahasin, dari Habib bin Basyir, dari Abu Abdillah,
لا والله ما على الأرض شيء أحب إلي من التقية، يا حبيب إنه من له تقية رفعه الله يا حبيب من لم يكن له تقية وضعه الله
“Demi Allah, tidak ada di muka bumi ini, sesuatu yang lebih aku cintai melebihi taqiyah. Wahai Habib, orang yang melakukan taqiyah, Allah akan angkat derajatnya. Wahai Habib, siapa yang tidak melakukan taqiyah, akan Allah rendahkan.”
Tokoh Syiah Ibnu Babawaih mengatakan,
اعتقادنا في التقية أنها واجبة من تركها بمنزلة من ترك الصلاة
“Keyakinan kami tentang taqiyah, bahwa taqiyah itu wajib. Siapa yang meninggalkan taqiyah, seperti orang yang meninggalkan shalat.” (Al-I’tiqadat, hlm. 114).
Untuk mendukung keterangannya, dia tidak malu untuk berdusta atas nama Nabi Muhammad SAW, dengan menyantumkan hadis palsu,
تارك التقية كتارك الصلاة
“Orang yang meninggalkan taqiyah, sama dengan orang yang meninggalkan shalat.” (Simak Jami’ Al-Akhbar, hlm. 110 dan Bihar Al-Anwar, 75/412).
Sumber: PejuangIslam.Com

Artikel lainnya :

Said Agil: Aliran Arab itu tak cocok dengan Indonesia, ISIS itu Berbahaya
http://mantankyainu.blogspot.co.id/2016/01/said-agil-aliran-arab-itu-tak-cocok.html
SEJAK TAHUN 2005, KIRA -KIRA Sudah BERAPA Santri NU Yang DI “SYIAH” KAN ??!
Target Syiah NU Habis pada 2030, Prof KH Ali Mustofa Ya’qub Kritik Pedas Said Agil Dan Gus Mus
http://www.nugarislurus.com/2015/05/target-syiah-nu-habis-pada-2030-prof-kh-ali-mustofa-yaqub-kritik-pedas-said-agil-dan-gus-mus.html
KH Cholil Nafis: PBNU Kerjasama dengan Universitas al-Musthafa al-Alamiyah Iran
http://www.nugarislurus.com/2015/05/kh-cholil-nafis-pbnu-kerjasama-dengan-universitas-al-musthafa-al-alamiyah-iran.html
Pengakuan Santri NU Yang Ditawari Kuliah Ke Iran Oleh Said Agil
Sebut Imam Syafi’i Simpatisan Syiah, KH. Ahmad Baghowi Tantang Said Agil Dialog Terbuka
http://www.nugarislurus.com/2015/09/sebut-imam-syafii-simpatisan-syiah-kh-ahmad-baghowi-tantang-said-agil-dialog-terbuka.html
Ditanya Soal Penyimpangan Bukunya, Said Agil Anggap Syiah Itu Ahlus Sunnah
(yang berjudul “Tasawuf Sebagai Kritik Sosial: Mengedepankan Islam Sebagai Inspirasi, Bukan Aspirasi”).
Pernyataan GOBLOK Terbaru Said Agil Siraj Membela Syiah
Kesalahan Fatal Ceramah ‘Sang Wali’ Said Agil Dalam Seminar Sidogiri
Said Agil Sebut ISIS Kelompok Radikal Islam Paling Kejam, Gus Ahyat Ahmad: Milisi Syiah Juga Kejam
http://www.nugarislurus.com/2015/03/said-agil-sebut-isis-kelompok-radikal-islam-paling-kejam-gus-ahyat-ahmad-milisi-syiah-juga-kejam.html
Sultan Sholahuddin Al Ayyubi, Sang Penakluk Bermazhab Syafi`i, Yang Keras Menghadapi Syiah Tapi Tidak Membantainya
http://www.nugarislurus.com/2015/03/sikap-sultan-sholahuddin-al-ayyubi-keras-menghadapi-syiah.html
Ustadz Zubaidi: ANNAS tidak berafiliasi pada partai politik manapun, ANNAS didirikan oleh ulama nasional terutama dari kalangan Nahdlatul Ulama (NU)
http://www.nugarislurus.com/2015/04/ustadz-zubaidi-annas-tidak-berafiliasi-pada-partai-politik-manapun-annas-didirikan-oleh-ulama-nasional-terutama-dari-kalangan-nahdlatul-ulama-nu.html
Sering Berikan Pernyataan Ngawur, Said Aqil Disidang Para Kyai & Habaib (26 Januari 2016)
http://www.jurnalmuslim.com/2016/01/sering-berikan-pernyataan-ngawur-said-aqil-disidang-para-kyai-dan-habaib.html