Monday, January 4, 2016

Syiah Barbar IRAN VS Muslim SAUDI. Saudi Ditekan Iran, Qatar Dan Kuwait Tak Tinggal Diam. Saudi Pesan Nuklir Untuk Tandingi Iran.


Artikel sebelumnya :
Siapa Yang Ditakuti Oleh Negara Syiah IRAN? Ternyata Saudi,. Kenapa?
(kekuatan nuklir saudi di takuti iran…)
Bagi negara Iran, pengikut Syiah dimanapun adalah 'warga negaranya' yang akan dibela. Syaikh Nimr Baqr al-Nimr yang dieksekusi mati adalah warga negara Arab Saudi, lahir di Saudi, belajar di Teheran, tinggal di Saudi. Namun karena dia Syiah, maka Iran akan membelanya.
Kementerian Luar Negeri Iran mengancam Arab Saudi dengan mengatakan negera kerajaan itu akan menanggung risiko tinggi karena telah mengeksekusi ulama terkemuka Syiah di Saudi, Syaikh Nimr Baqr al-Nimr, Sabtu (2/1/2016).

Juru bicara kementerian luar negeri Iran Hossein Jaber Ansari mengutuk keras eksekusi itu, apalagi eksekusi  dilakukan setelah Iran yang didominasi Syiah berulang kali meminta Saudi yang mayoritas Sunni untuk mengampuni sang ulama. Iran juga menuding Saudi mendukung teroris dan ekstrimis.
"Pemerintah Saudi mendukung gerakan teroris dan ekstremis, namun menanggapi kritik di dalam negeri dengan penindasan dan eksekusi. Pemerintah Saudi akan menghadapi risiko setimpal menyusul kebijakannya ini," kata dia seperti diwartakan kantor berita IRNA.

Nimr (56) adalah tokoh utama penganjur demonstrasi yang pecah pada 2011 di provinsi bagian timur Saudi yang bermayoritas Syiah.

"Eksekusi tokoh semacam Sheikh al-Nimr, yang tidak menempuh cara lain dalam mengutarakan tujuan politik dan agamanya selain dengan angkat bicara, sungguh menunjukkan parahnya ketidakbertanggungjawaban dan kekuarangakalan," kata jubir kemenlu Iran.

Setelah ancaman resmi dari pemerintah Iran ini tak berapa lama pecah demonstrasi massa di Kedubes Saudi di Teheran, Iran. Massa mengamuk dan membakar gedung kedubes Saudi. (Baca: Pasca Eksekusi Mati Tokoh Syiah, Kantor Kedubes Saudi di Iran Dibakar)

Pasca insiden itu, Arab Saudi langsung memanggil duta besar Iran di Riyadh. Kerajaan Saudi menuduh Iran "tak tahu malu" mensponsori teror dan merusak stabilitas regional.

"Rezim Iran adalah rezim terakhir di dunia yang bisa menuduh orang lain mendukung terorisme, padahal Iran sendiri adalah sebuah negara yang mensponsori teror, dan dikutuk oleh PBB dan banyak negara," kata juru bicara kementerian luar negeri Saudi dalam pernyataan yang dirilis kantor berita resmi Arab Saudi SPA.


Saudi Ditekan Iran, Qatar dan Kuwait Tak Tinggal Diam


January 4, 2016
DOHA – Pasca eksekusi yang dilakukan Saudi terhadap ulama terkemuka Syiah, Iran memprotes tindakan Saudi dan mengecam tindakan itu.
Sementara itu, Qatar, teman akrab sekaligus tetangga Saudi membela proses eksekusi itu. Negara teluk itu bahkan mengecam perusakan dan peneroran kedutaan besar Saudi di Teheran, Iran.
Seperti yang dilansir Aljazeera, Senin (4/1) Kementerian Luar Negeri Qatar mengatakan, serangan terhadap kedutaan merupakan pelanggaran yang jelas dan tak dapat diterima oleh semua kalangan serta norma-norma internasional.
Kementerian Luar Negeri Kuwait juga ikut mengutuk tindakan arogan demonstran di gedung kedutaan besar Saudi di Teheran, menurutnya tindakan Iran telah keterlaluan dan mengancam hubungan serta keamanan antar kedua belah pihak.
Pernyataan itu menegaskan dukungan penuh dari Qatar dan Kuwait untuk semua upaya yang dilakukan Arab Saudi. Sebelumnya Saudi mengeksekusi mati 47 napi, empat puluh lima diantaranya merupakan warga negara Saudi dan sisanya warga Negara Mesir dan Chad atas tuduhan “terorisme”, salah satu dari mereka adalah seorang ulama Syiah yang tersohor di Saudi Arabia.
Menurut pernyataan Saudi, terdakwa dinyatakan bersalah karena bekerjasama dalam gerakan “takfir”, menyebarkan paham sesat, memiliki organisasi teroris, dan merencanakan tindak kriminal yang mengancam kestabilan negara.

Saudi pesan Nuklir untuk tandingi Iran


Oleh : Hugeng Widodo

Minggu, 03 Januari 2016 | 03:02 WIB

Arab Saudi disebut-sebut akan menerima senjata nuklir dari Pakistan yang sebelumnya telah mereka pesan. Dikatakan juga, senjata nuklir ini untuk menandingi Iran yang diduga tengah mengembangkan bom atom.

Hal ini disampaikan beberapa sumber kepada BBC News Night pekan ini. Dalam salah satu laporannya, seorang pejabat NATO mengatakan bahwa senjata nuklir buatan Pakistan telah ditempatkan di sebuah wilayah, siap dikirimkan ke Arab Saudi.

Klaim NATO ini didukung oleh pernyataan kepala intelijen militer Israel Amos Yadlin. Dia mengatakan bulan lalu bahwa jika Iran memiliki nuklir, Saudi tidak akan ketinggalan.
"Saudi tidak akan menunggu satu bulan. Mereka telah membayar untuk bom itu, mereka akan ke Pakistan dan memboyong apa yang mereka butuhkan," kata Yadlin dalam konferensi pers di Swedia.

Isu pengembangan senjata nuklir Saudi telah muncul sejak tahun 2009. Saat itu Raja Abdullah menegaskan hal ini pada utusan khusus Amerika Serikat untuk Timur Tengah, Dennis Ross. "Jika Iran melampaui batas, maka kami akan membuat senjata nuklir," kata Raja Abdullah kala itu.

Beberapa tahun terakhir, Saudi memang royal menggelontorkan dana untuk membantu sektor pertahanan Pakistan, termasuk membiayai ahli nuklir dan rudal dari Barat.
Feroz Hassan Khan, mantan brigadir jenderal Pakistan membantah bahwa kedekatan Saudi dengan Pakistan di bidang pertahanan bukan berarti mereka memesan senjata nuklir.

Tapi dia tidak menafikan bahwa Saudi membantu program nuklir Pakistan. "Arab Saudi memberikan bantuan finansial agar program nuklir Pakistan bisa berlanjut," kata Khan dalam buku biografinya, "Eating the Grass". 

Dibantah 


Laporan BBC ini dibantah Kementerian Luar Negeri Pakistan kemarin. Dia mengatakan bahwa tuduhan itu hanya dugaan yang tidak berdasar. 

"Pakistan adalah negara pemilik senjata nuklir yang bertanggung jawab dengan struktur komando dan kendali ekspor yang kuat," kata pejabat Kemlu Pakistan, dilansir Al-Arabiya.

Sejak 15 tahun lalu, Pakistan menyatakan sebagai negara nuklir dan melakukan uji coba pertamanya. Kepemilikan nuklir Pakistan tidak lepas dari kerja Abdul Qadeer Khan, bapak bom atom Pakistan.

Pakistan merasa perlu memiliki nuklir untuk menandingi tetangganya, India. Kedua negara serumpun ini sama-sama tidak menandatangani kesepakatan non-proliferasi nuklir. Diperkirakan, ada sekitar 110 hulu ledak nuklir yang dimiliki Pakistan.
(Viva.co.id)