Tuesday, April 26, 2016

Terkuak Kebiadaban Syiah ( Iran ), Hassan Rouhani: Kalau Tidak Karena Syiah Iran, Maka Damaskus (Syiah 12 %) Dan Baghdad (60% Muslim : 40 % Syiah) Akan Jatuh Ketangan Kelompok Sunni (Muslim). Raja Saudi Kirim Bantuan Kemanusiaan Ke Muslim Al-Anbar Irak Dicurigai Media Syiah Iran.

Hassan Rouhani: Kalau Tidak Karena Syiah Iran, Maka Damaskus Dan Baghdad Akan Jatuh Ketangan Kelompok Sunni

Senin, 18 Rajab 1437 H / 25 April 2016 17:00 WIB
Presiden Syiah Iran, Hassan Rouhani, akhirnya mengakui bahwa negaranya berperan penting dalam mempertahankan ibukota Damaskus dan Baghdad dari kelompok Islam Sunni maupun Negara Islam.
Pernyataan ini dikatakan Presiden Hassan Rouhani dalam pidatonya di acara Muktamar Kebersihan, Kebudayaan dan Agama yang diselenggarakan di ibukota Teheran pada hari Sabtu (23/04) akhir pekan kemarin.
“Kalau bukan karena Iran maka Baghdad dan Damaskus sudah jatuh ketangan Negara Islam. Kalau bukan karena Iran, maka dunia saat ini akan menghadapi kelompok teroris terbesar bernama Negara Islam yang menjalankan Irak dan Suriah,” ujar Presiden Hassan Rouhani.
Presiden Hassan Rouhani melanjutkan, “Lalu kemudian apa yang akan dilakukan oleh Paris, Belgia dan New York?,” seraya mengacu kepada serangan berdarah dan bom yang terjadi di ketiga negara tersebut.
Mereka yang tidak menghargai pengorbanan Iran dalam perang ini adalah mereka yang mengaku dan berbicara tentang “dunia bebas dari kekerasan” dan membawa agenda perang melawan terorisme, tuding Presiden Hassan Rouhani.
Perlu diketahui bahwa Syiah Iran adalah penopang utama rezim Syiah Bashar Al Assad di Suriah serta Irak. Hal ini dilakukan sebagai bagian dari perang hegemoni negara Syiah tersebut terhadap kepemimpinan Islam sunni Arab. (Sputnik/Ram)

Raja Saudi memerintahkan pengiriman bantuan mendesak 
untuk Al-Anbar Irak

April 25, 2016
Raja Arab Saudi Salman telah memerintahkan pengiriman bantuan “mendesak” yang akan diberikan kepada warga Irak yang saat ini sedang menderita akibat peperangan di Propinsi Al-Anbar. Rincian diberikan oleh Duta Besar KSA di Baghdad, Thamer Al-Sabhan hari Jumat, AlKhaleejonline.com melaporkan.
Al-Anbar terletak di barat Irak dan telah menderita kehancuran infrastruktur massa, terutama di kota-kota yang dikendalikan oleh Daesh, sejak awal tahun ini. Kehancuran meliputi pusat kota Al-Ramadi. Bentrokan antara pasukan Irak dan kelompok ekstrimis telah menyebabkan hancurnya rumah-rumah, jalan-jalan dan fasilitas lainnya, mengubah kota ini menjadi tumpukan puing-puing.
Sementara itu, tim khusus dikirim untuk mencari dan membersihkan ranjau darat yang ditanam oleh Daesh di daerah-daerah yang dibebaskan oleh pasukan Irak, dengan harapan memungkinkan warga untuk kembali ke rumah mereka.
Media Iran, Fars news Agency, menerbitakan sebuah berita tentang pengiriman bantuan dari KSA untuk Al Anbar dan menyebutnya sebagai sebuah hal yang mencurigakan. Mereka membuat tuduhan bahwa bantuan kemanusiaan dan pertolongan kepada masyarakat Sunni setempat hanyalah kedok untuk pengiriman bantuan keuangan dan senjata untuk kelompok ‘teroris’. Tuduhan ini tentu menjadi paradoks, dimana selama ini intervensi Iran atas Irak sangat jelas terlihat.
Middle East Monitor / MEU

IRAQ: FAKTA! Ternyata, KAUM SUNNI Mayoritas, Bukan Minoritas

Pasca runtuhnya rezim Saddam Husein, ramai media massa menggembar-gemborkan bahwa kaum Sunni di Iraq sebenarnya hanyalah minoritas di sana dan selama ini kaum Syiah Iran sebagai mayoritas telah ditindas kelompok minoritas.!? Benarkah demikian?
Khalaf Al Olayyan, ketua front dialog dan salah satu pimpinan front rekonsiliasi Iraq membantah hal itu dengan mengatakan,”Jumlah kaum Sunni Arab yang sebenarnya di Iraq adalah 42% dari total jumlah penduduk Iraq, bukan seperti yang santer diekspos berbagai media massa bahwa mereka hanya 20% saja.!!??”
Dalam wawancaranya dengan saluran tv ‘Syarqea’, Iraq, Olayyan menjelaskan, persentase yang disebutkannya itu dapat dipertanggungjawabkan karena hingga kini menjadi rujukan PBB dan kementerian perencanaan Iraq. Jumlah tersebut adalah berdasarkan sensus yang dilakukan pada masa Mahdi Al Hafizh, mantan menteri perencanaan.
Olayyan mengatakan,”Total jumlah kaum Sunni Iraq bila ditambah dengan etnis Kurdi dan Turkuman lebih dari 60% dari total jumlah penduduk Iraq.”
Karena itu, ia menuntut adanya proses transparansi politik dalam menentukan jumlah perwakilan yang merepresentasikan kaum Sunni Arab Iraq yang sebenarnya.
Para pengamat menyiratkan, pemilihan umum yang dilangsungkan di Iraq tahun lalu itu dinilai tidak bebas dan bersih. Banyak sekali terjadi pelanggaran-pelanggaran dan pemalsuan untuk kepentingan aliansi Syiah bersatu dukungan pemerintah IRAN. Hal ini menimbulkan keraguan akan keabsahannya berikut proses-proses yang sudah berjalan.!? (ismo/AH)

Parlemen Bahrain menyerukan perang melawan Iran dan Hizbullat

April 23, 2016
Parlemen di Bahrain mengeluarkan pernyataan yang menyerukan kepada pemerintah untuk menyatakan perang terhadap Iran dan organisasi teror di Lebanon, Hizbullat, menyusul serangan teror berulang terhadap pasukan keamanan negara, Myinforms.com melaporkan.
Pernyataan menyerukan mengakhiri ancaman Iran dan pendukungnya terhadap negara-negara Arab terutama negara-negara GCC. Para anggota parlemen mengecam campur tangan Iran yang terus menerus dalam urusan internal Bahrain dan menyerukan persatuan nasional dan regional terhadap terorisme dari Welayat Al Faqih (sistem sektarian / politik Iran) dan Hizbullat.
Anggota parlemen juga memuji pernyataan yang dikeluarkan oleh Angkatan Pertahanan Bahrain, berupa dukungan kepada Kementerian Dalam Negeri dan otoritas keamanan lainnya dalam memerangi terorisme dan melindungi masyarakat, DT News melaporkan.
Orient News