Tuesday, July 12, 2016

Eks Jubir Hautsi Minta Maaf, Sebut Pemberontak Syiah Itu Tak Bermoral Dan Jauh Dari Al-Qur`An

Eks Jubir Hautsi Minta Maaf, Sebut Pemberontak Syiah itu Tak Bermoral dan Jauh dari Qur`an
Milisi pemberontak Syiah al Houthi Yaman membawa poster tokoh 
Syiah Libanon, Hassan Nasrullata, pemimpin Hizbullata.

Selasa, 5 Juli 2016 - 13:36 WIB
Seorang bekas tokoh Hautsi (Houthi) yang membelot meminta agar rakyat Yaman memaafkannya atas kiprah dirinya di kelompok bersenjata Syiah dukungan Iran itu, lapor Al-ArabiyaSenin (4/7/2016).
“Mereka mulai melakukan aksi-aksi balas dendam yang membuktikan bahwa mereka hanyalah sebuah kelompok bersenjata yang tidak bermoral atau tidak memiliki nilai-nilai Qur`an atau sifat memaafkan seperti yang diajarkan al-Qur`an,” kata Ali Al-Bikhaiti dalam wawancara dengan stasiun televisi Al-Hadath, lembaga penyiaran satu grup dengan Al-Arabiya.
Bikhaiti, bekas juru bicara Hautsi dan anggota komite politik kelompok pemberontak Syiah itu, mengaku membelot setelah mengetahui bahwa kelompok itu memberikan “informasi karangan” yang dibuat oleh para pemimpin milisi Hautsi kepada dirinya.
Dia juga menuding Hautsi membunuh para tawanan perang. Dia mengajak saudara laki-lakinya agar mengikuti jejaknya dan membelot dari kelompok bersenjata Syiah tersebut.
Bikhaiti mengaku berubah perasaannya terhadap Syiah Hautsi setelah pembunuhan petinggi militer Yaman Hameed Al-Qushaibi pada Juli 2014. Mayat Qushaibi kabarnya dipamerkan ke publik oleh Syiah Hautsi.
“Orang-orang Hautsi mencuri apa yang ada di dalam rumah-rumah [penduduk] dan kemudian membomnya. Yaman telah mengalami banyak perang, tetapi tidak pernah sampai separah ini, seperti ini hanya terjadi di Israel,” kata Bikhaiti kepada Al-Hadath.
Laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa menyebutkan lebih dari 64.000 orang tewas di Yaman akibat perang sejak Maret tahun lalu. Kebanyakan korban adalah warga sipil.*