Tuesday, September 13, 2016

Jawaban MUI Meremukan Hati Pendusta (Syi’ah, Berhati Syi’ah Dan Pendengki Salafi)


Akhirnya MUI Rilis Keterangan Resmi Terkait Broadcast Daftar Nama Ustadz Wahabi

Kamis, 8 Sep 2016
Majelis Ulama Indonesia (MUI) akhirnya mengeluarkan surat keterangan resmi terkait Broadcast yang menyebutkan daftar nama-nama ustadz wahabi yang harus diwaspadai. Surat keterangan ini datang tak lama setelah pihak MUI memberikan keterangan secara lisan yang disampaikan kepada redaksi Fokus Islam.
Melalui Kepala Sekretariatnya, H.Muh Isa Anshary M.A, MUI mengatakan bahwa selama ini tidak pernah ada surat edaran atas nama MUI tentang sejumlah nama ustadz yang dianggap berbahaya dan terkait dengan isu Wahabi.

Broadcast bodong yang mengatasnamakan MUI

Berikut keterangan resmi dan tertulis dari MUI Pusat yang dikirimkan kepada Kantor Hukum Peduli Muslim dan diteruskan kepada redaksi Fokus Islam, Kamis (8/9/2016)
Assalamu ‘alaikum wr wb
Salam silaturahim, semoga Saudara senantiasa mendapat lindungan dari Allah SWT dalam menjalankan tugas dan aktivitas sehari-hari. Amin
Menjawab surat Saudara No 130/SB.PMA/VIII/2016, tanggal 30 Agustus 2016, perihal permohinan klarifikasi, yang pada pokoknya berisi permintaan klarifikasi terkait beredarnya di dunia maya adanya kabar berupa himbauan yang seakan-akan mengatasnamakan atau rekomendasi Majelis Ulama Indonesia (MUI) : “Himbauan Waspada terhadap para ustadz-ustadz di bawah ini, MUI telah sepakat bahwa ajaran mereka ahlu takfiri, suka mengkafirkan muslim yang lain, membid’ahkan amalan muslim yang lain dan tidak bermadzhab”, maka dengan ini Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia menyampaikan tabayyun (klarifikasi) sebagai berikut :
1.Dewan Pimpinan MUI tidak pernah menerbitkan surat atau mengeluarkan pendapat berisi himbauan atau rekomendasi dengan isi sebagaimana yang telah beredar di dunia maya tersebut.
2.Dewan Pimpinan MUI mengharapkan seluruh umat Islam untuk cermat, hati-hati, waspada dan tidak langsung membenarkan kabar/informasi/berita yang beredar di media, terutama di media sosial sekaligus mendorong umat Islam untuk segera melakukan tabayyun (klarifikasi) terhadap kabar/informasi/berita tersebut kepada pihak/lembaga/organisasi yang terkait berhubungan dengan kabar/informasi/berita tersebut untuk mendapatkan penjelasan, tabayyun (klarifikasi) serta informasi yang sebenarnya.
3.Dewan Pimpinan MUI mengingatkan ulama dan tokoh Islam serta umat Islam untuk terus mempererat ukhuwah islamiyah dan silaturahim serta komunkasi timbal balik dengan seluruh komponen bangsa dan aparat penyelenggara negara agar makin terbina ketenteraman kehidupan kemasyarakatan dan kebangsaan dalam wadah NKRI yang berdasarkan pancasila dan UUD 1945.
Demikian tabayyun (klarifikasi) ini kami sampaikan. Atas perhatian saudara kami sampaikan terima kasih.
===========================
Surat tersebut kemudian di tandatangani oleh Ketua Dewan Pimpinan MUI Pusat DR H Yusnar Yusuf beserta Wakil Sekjen Rofiqul Umam S.H, M.H.
Rilis resmi dar MUI Pusat ini juga diharapkan bisa memberikan masyarakat informasi yang benar dan valid. (azman)

Menanti “Hati dan Pikiran Jernih” Para Penentang Dakwah


Jumat, 9 Sep 2016

Oleh : Dr. Slamet Muliono*
Majelis Ulama Indonesia (MUI) akhirnya mengeluarkan surat keterangan resmi terkait Broadcast yang menyebutkan daftar nama-nama ustadz wahabi yang harus diwaspadai. Melalui Kepala Sekretariatnya, H.Muh Isa Anshary M.A, MUI mengatakan bahwa selama ini tidak pernah ada surat edaran atas nama MUI.
Terkait dengan himbauan waspada terhadap para ustadz-ustadz ini, MUI telah sepakat bahwa ajaran mereka ahlu takfiri, suka mengkafirkan muslim yang lain, membid’ahkan amalan muslim yang lain dan tidak bermadzhab”, maka Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia menyampaikan tabayyun (klarifikasi) sebagai berikut.
Pertama, tidak pernah menerbitkan surat atau mengeluarkan pendapat berisi himbauan atau rekomendasi dengan isi sebagaimana yang telah beredar di dunia maya tersebut. Kedua, mengharapkan seluruh umat Islam untuk cermat, hati-hati, waspada dan tidak langsung membenarkan kabar/informasi/berita yang beredar di media. Ketiga, mengingatkan ulama dan tokoh serta umat Islam untuk terus mempererat ukhuwah islamiyah dan silaturahim serta komunkasi timbal balik dengan seluruh komponen bangsa dan aparat penyelenggara negara agar makin terbina ketenteraman kehidupan kemasyarakatan dan kebangsaan dalam wadah NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. (fokusislam.com.8/9/2016).
Klarifikasi MUI itu setidaknya mendinginkan suasana dan meredam isu yang negatif terhadap dakwah tauhid, serta memberi membuka mata terhadap pihak-pihak yang selama ini terbawa oleh berita yang tak jelas rujukannya. Bahkan dengan adanya surat resmi MUI itu terdapat hikmah besar terhadap musuh dakwah yang menghalalkan segala cara guna menghentikan tersebarnya dakwah ke masyarakat.
Sebagaimana diketahui bahwa beredarnya surat edaran yang mengatasnamakan MUI itu telah dipergunakan oleh pihak tertentu, yang merasa resah dengan perkembangan dakwah itu, menggunakan berbagai cara untuk meredam tersebarnya dakwah tauhid. Bahkan beberapa daerah, dengan mengacu pada edaran palsu itu, memanfatkannya untuk menekan dan menghentikan langkah dakwah.
Keresahan Para Penentang Dakwah
Yang menjadi pertanyaan besar adalah : Pertama, mengapa para penentang dakwah begitu resah dengan perkembangan dakwah tauhid, sehingga menggunakan tekanan-tekanan psikologis dan fisik untuk menghentikannya. Apa yang terjadi di Aceh, Banjarmasin, Pamekasan dan berbagai wilayah di Jawa Timur menggambarkan adanya upaya penghentian dakwah dengan melakukan penghasutan dan penyesatan kepada mereka yang mendakwahkan tauhid. Kedua, apakah benar menuduh dakwah tauhid dengan label kelompok yang berbahaya bagi keutuhan NKRI ? Tuduhan ini sama saja menggambarkan gerakan dakwah sebagai gerakan makar atau subversif. Ketiga, mengapa para penentang tidak menggunakan jalur hukum dan melaporkan kepada pihak berwajib tentang kesesatan dan penyimpangan gerakan dakwah ini dengan menunjukkan bukti-buktinya.
Gerakan massif yang dilakukan oleh para penentang dakwah seolah-olah menunjukkan bahwa gerakan dakwah sebagai gerakan sesat dan membahayakan negara, telah diamini oleh semua pengikutnya secara keseluruhan. Kalau tidak, seharusnya ada sekelompok kecil dari mereka yang masih jernih dan tidak terkontaminasi oleh hasutan para penentang dakwah, untuk memberi penilaian secara adil dan memberi masukan terhadap para penentang dakwah. Artinya, kalau memang dakwah tauhid ini memang benar, setidaknya sekelompok orang ini bisa memberi peringatan akan kebenaran dakwah ini sekaligus memberi warning akan ancaman yang datang bila menentang dakwah, sebagaimana yang diceritakan Al-Qur’an :
Dan seorang laki-laki yang beriman di antara pengikut-pengikut Fir´aun yang menyembunyikan imannya berkata: “Apakah kamu akan membunuh seorang laki-laki karena dia menyatakan: “Tuhanku ialah Allah padahal dia telah datang kepadamu dengan membawa keterangan-keterangan dari Tuhanmu. Dan jika ia seorang pendusta maka dialah yang menanggung (dosa) dustanya itu; dan jika ia seorang yang benar niscaya sebagian (bencana) yang diancamkannya kepadamu akan menimpamu”. Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang melampaui batas lagi pendusta. (QS. Ghafir : 28)
Sudah selayaknya, para penentang dakwah memberi ruang dan mendengarkan suara sekelompok kecil dari mereka yang masih jernih hati dan pemikirannya, sehingga mampu memberikan masukan yang positif kepada mereka yang secara frontal menentang dakwah tauhid ini.
Kalau mau bersikap jujur, seharusnya para penentang dakwah ini bisa mengambil pelajaran dengan memberi kesempatan kepada masyarakat luas untuk menilai sendiri sepak terjang dakwah tauhid ini. Kalau memang dakwah tauhid ini salah, sesat atau menyimpang, maka masyarakatlah yang menilainya dengan cara mereka sendiri. Sebaliknya apabila dakwah tauhid ini ternyata benar, karena menyampaikan risalah kenabian, maka masyarakatlah yang akan menilainya. Ketika para penentang terus menghalanginya, maka Allah akan menunjukkan Sunnatullahnya terhadap siapapun yang menghalangi dakwah, sebagaimana yang terjadi dan telah menimpa umat terdahulu.
Para penentang dakwah tauhid sudah memperoleh akibat  sebagaimana yang telah mereka rasakan karena menentang dan menghalangi dakwah para nabi dan rasul. Apa yang menimpa kaum ‘Ad (era Nabi Hud), kaum Ad Tsamud (era Nabi Shalih), Namrud (era Nabi Ibrahim), kaum Madyan (era Nabi Syuaib), Fir’aun (era Nabi Musa) serta Abu Jahal dan Abu Lahab (era Nabi Muhammad), sudah tertulis dalam Al-Qur’an, dan telah memperoleh balasannya.
Para penentang dakwah tauhid sudah saatnya merenungkan dan berpikir ulang ketika menghalangi atau menentang gerakan dakwah yang menekankan dakwah tauhid ini. Biarlah masyarakat yang menilai sepak terjang dan aktivitas gerakan dakwah ini. Bukan malah memprovokasi dan memobilisasi mereka secara bersama-sama menentang dakwah. Hal ini bukan hanya menghabiskan energi secara sia-sia, tetapi juga berakibat buruk pada masyarakat Indonesia secara keseluruhan.
*Penulis adalah dosen di UIN Sunan Ampel Surabaya dan STAI Ali bin Abi Thalib Surabaya

DAKWAH SALAFIYAH TERUSLAH BERKEMBANG




Begitu mempesonanya dakwah ini hingga banyak yang perhatian....

Bagai hujan yang menumbuhkan rerumputan

Menghijaukan bumi setelah gersang dan kekeringan

Dakwah salaf yang elok nan rupawan... menawan hati kaum yang beriman

Masjid-Masjid rumah Allah mulai ramai dikunjungi
Yang sebelumnya sepi bagai kuburan

Lihatlah di kampus, pasar, terminal, stasiuan, mall dan perkantoran....Jilbab lebar nan anggun mulai berseliweran
Yang sebelumnya hanyalah baju ketat dan rok mini yang kelihatan

Puasa dawud, senin kamis, dan puasa 3 hari tengah bulan mulai dijalankan
Yang sebelumnya tiada yang mengenalnya kecuali sekedar puasa bulan ramadan

Doa-doa harian mulai terlafadzkan
Doa pagi dan petang terpanjatkan
Berkat karunia Allah kemudian  pejuang2 dakwah panutan

Manusia mulai paham bahwa kuburan bukanlah tempat pemujaan

Orang awampun mulai mengerti bahwa selametan kematian dan tingkepan tiada tuntunan dari Nabi Akhir Zaman.

TV-TV dan Radio-radio sunnah mulai bersuara lantang...bak suara adzan yang mengingatkan  manusia untuk mengingat  Rabb Semesta Alam

Teruslah berlayar....bahtera dakwah...arungilah samudra yang luas untuk sampai di pulau impian

Teruslah berkibar.....panji-panji sunnah....menghiasi angkasa dengan gagah dan penuh kewibawaan

Meski musuh telah menggerutu....
Meski lawan telah menghadang....

🏻Ucapkanlah terima kasih kepada musuhmu....karena mereka ikut andil untuk menyebarkan keagunganmu

Engkau semakin dicaci...engkau semakin dicari
Semakin dihadang engkau semakin berkembang....

Ingatlah ....
sesungguhnya kayu Gaharu tidak tercium wangi dan harumnya sebelum dibakar dengan api yg menyala

Ingatlah pesan sang penyair:

وَإِذَا أَرَادَ اللهُ نَشْرَ فَضِيْلَةٍ طُوِيَتْ أَتَاحَ لَهَا لِسَانَ حَسُوْدِ

لَوْلاَ اشْتِعَالُ النَّارِ فِيْمَا جَاوَرَتْ مَا كَانَ يُعْرَفُ طِيْبُ عَرْفِ الْعُوْدِ

Bila Allah berkehendak menyebarkan keutamaan yang tersimpan

Maka Dia memberi kesempatan lidah pendengki untuk ikut menyebarkan

Seandainya bukan karena rayapan nyala api

Maka wanginya  kayu gaharu tidak akan diketahui

(Diwan Abu Tammam no. 45–46)

Dakwah salaf akan menjadi Masa Depan

Menawan hati kaum yang beriman....

Amin....

Akhukum fillah: Fadlan Fahamsyah