Kenapa Erdogan mengabaikan solusi politik
yang ditetapkan dalam Resolusi Jenewa, yang mengarahkan pada pembentukan
otoritas transisi secara penuh yang tidak mengakomodir Bashar Al- Assad dan
rezimnya. KSA setuju dengan solusi via PBB. kenapa Erdogan membuat kesepakatan
tandingan dan aliansi Militer bersama Komunis Rusia dan Majusyi'ah Iran,
membuat Pangkalan Militer di Qatar (akrab dengan Iran/houtsi) dan Pulau Somalia
yg merupakan halaman belakang KSA ? Bullshit, Erdogan bawa-bawa Islam hanya
untuk kepentingan Negaranya (bisnis) dan menguasai Suriah. Makin akrab dengan
pembantai komunis dan syiah. Mereka bertiga (Komunis Rusia, Majusi Syiah
Persia, Turki) bersepakat mau merampok Tanah Arab Syam (dengan dalih membela 8
% Syiah Nusariyah). Palestina (Jerusalem) dijajah Zionis (Yahudi), Syam dijajah
mereka bertiga. Mujahidin suriah (arab) menghadapi 3 musuh Komunis Rusia,
MajuSyi’ah Persia Iran dan Turki. Turki membuat Pangkalan Militer di Qatar
(bersama Majusi Persia Iran) dan Somalia semata-mata untuk mengeliminir
kekuatan KSA dan Superioritas Bangsa Turki atas Bangsa Arab. Aneh, Pembantai Keji (Komunis Rusia dan
MajuSyi’ah Iran) memaksakan kehendak damai kepada pihak yang dibantai disertai
ancaman, dan Turki menyetujui ?!
Perhatikan apa yang pernah dia (Erdogan) katakan
beberapa waktu lalu :
Tak Tahan Lihat Serangan Rusia di Suriah,
Erdogan Ancam Putus Hubungan dengan Rusia (Pembual, dia pernah juga ancam yang
sama terhadap Israel dan USA, ciri-ciri orang Munafik).
Erdogan: Apakah Mereka Yang Mendukung
Rezim Suriah Menghargai Kehidupan Manusia?
Presiden Turki: Negara yang Dukung Rezim
Bashar Assad adalah Teroris ! Arab Saudi dan Turki Sepakat Al-Asad Harus Mundur
dari Jabatan !!
Erdogan: Iran Terlibat Pembantaian
Ratusan Ribu Warga Suriah, Tak Pantas Protes Hukuman Mati
Presiden Turki Tayyib Erdogan: Rusia Jangan Bermain
Api Di Suriah, Rezim Assad Dan Sekutunya (Rusia-Iran) Donatur Utama ISIS . Kami
Akan Terus Tembak Jatuh Pesawat Asing Yang Langgar Wilayah Udara Turki.
PM Turki: Teroris Biadab Komunis Rusia Akan Mundur
Dari Suriah Dalam Keadaan Terhina Seperti Dulu Di Afghanistan, Era Soviet Sudah
Berakhir ! Rusia Butuh 15 Tahun Untuk Pemulihan Ekonomi ( Masya Allah )
Erdogan: Menyerang Isis Hanya Kedok,
Rusia Bantai Muslim Ahlus Sunnah Suriah. “Pertunjukan Teater, Paling Tragis”.
IHH Turki Heran, Indonesia Tereak-Tereak ISIS Tapi Tak Pernah Bantu Muslim
Suriah.
Teroris Barbar Putin : Suriah Adalah Lapangan Latihan
Militer Berbiaya Murah
Amnesti Internasional: Pengeboman Teroris Barbar Rusia
Di Suriah Kejahatan Perang
Turki Tolak Semua Rencana Terkait Suriah Jika Rezim
Assad Belum Lengser. Turki: Ingin Kuasai Suriah? Hadapi Kami Dulu!! Erdogan:
Iran Akan Dukung Asad Sampai Kapan Pun, Kami Juga Akan Melawan Asad Sampai
Kapan Pun
Seluruh Kekuatan Komunis Bersatu di Suriah
Syiah ( Ayatullah ) Iran dan Rusia ( Gereja Ortodoks )
Anggap Perang di Suriah Sebagai “Holy War ”. Arab Saudi Tidak Akan Membiarkan
Suriah Jatuh Ke Tangan Iran
Erdogan: Tanpa Rusia Dan Iran, Assad Akan Jatuh Dalam
24 Jam. Arab Saudi Adalah Pemain Kunci Dalam Menyatukan Oposisi Suriah.
Syiah Biang Keributan Dan Keonaran Di Timur Tengah.
Turki Tegaskan Rusia Dan Iran Di Suriah Untuk Bantu Assad
Kejahatan Keji Mengerikan Ali Khamenei
Dan Hassan Rouhani Terhadap Ahlus Sunnah Di Suriah, Irak, Yaman Dan Iran, Serta
Destruktif Disetiap Musim Haji. Mereka Gerombolan Qum Kelompok Takfiri Tulen.
Bersama Erdogan (Turki) Dan Putin (Komunis Rusia), Mengisolasi Dan Membantai
Mujahidin Sunni Terkuat Syam.
Rezim Assad Biangnya Kejahatan Di Suriah
Syiah Nasrallah: Eksistensi Rusia di Suriah Bentuk
Aliansi Komunis-Syiah Lawan Pejuang Islam (Terbukti Syiah Laknatullah, Bukan
Islam !)
Erdogan Menyebut Assad Lebih Teroris
Dibandingkan ISIS
(apa yang dia lakukan ? Bukan Assad yang
dia perangi !!)
Erdogan : Mengabaikan Kejahatan Assad
Dengan Dalih Memerangi Daesh Adalah Pelanggaran Besar. Oposisi Suriah Tolak
Peta Jalan Damai Dewan Keamanan PBB.
Penguasa Rusia Benar-Benar Berhati Iblis Dan Atheis,
Memaksakan Penyelesaian Suriah Sekehendak Jidatnya. Biarkan 90 % Rakyat Ahlus
Sunnah Suriah Memutuskan Bentuk Negaranya Sendiri, Bila Perlu Perang Terus
Sampai Rusia Terusir Seperti Di Afghanistan !
Rusia (komunis) Bantai Muslim (Ahlus Sunnah) Suriah,
Rusia Tegaskan Negaranya Jadi Musuh Islam.Banyak Perempuan Dan Anak-anak Tewas
Mengenaskan. Kalau Kita Diam ( Memihak Kufar ), Apakah Allah Akan Meridhai Kita
?
Ahrar Syam Ultimatum Rusia Atas Agresinya Di Suriah’
Seluruh Area Yang Dulunya Pernah Direbut Telah Kembali Dikuasai Oleh Oposisi.
“Bagaimana Bisa Rusia Mensponsori Penyelesaian Politik, Di Saat Mereka Terus
Membunuhi Para Penduduk Di Berbagai Wilayah,” Operasi Jaisyul Fath Kembali
Dideklarasikan
Erdogan: Turki Takkan Diam Lihat
Kebrutalan Rezim Suriah
(apakah pernah dia memerangi Rezim Biadab
Bashar ?)
Erdogan: Assad Harus Diadili di Mahkamah
Kejahatan Internasional
Berbagai Negara Himpun Kekuatan untuk Gempur Muslim
Suriah ! Anda Muslim Atau Murjiah, Diam Saja dan Mengharap Jannah ?
Dibanding ISIS, Tentara Assad Lebih Sadis Dan Lebih
Banyak Membunuh Rakyatnya Sendiri. Perbandingan Vandalisme Teroris Rusia Dengan
Teroris Syiah (Semuanya Barbar )
Fakta, Kejahatan Syiah Assad Laknatullah Lebih Sadis (
Keji ) Dari Nazi, Pengulangan Sejarah Kekejaman Syi’ah Sejak Abad Pertama
Hijriah. Kesaksian Seorang Diplomat Yang Membelot Dari Rezim Assad. Pengkhianatan
Menteri Syiah, Ali Bin Yaqtin Pada Masa Harun Al-Rasyid.
Si Putin ( Dedengkot Komunis ) Terungkap
Kebenciannya Terhadap Islam ! Sejenis Dengan Si Bashar.(Putin: Bukan Hanya Soal
Jet Tempur, Tapi Masalah Utamanya Terletak Pada Islamisasi Turki Kembali,
Putin: Rezim Erdogan, Rezim Teroris Islam)
Kekejaman Syiah di Suriah; Anak-Anak Hidup Hanya untuk
Menunggu Giliran Dibunuh. Tiga Tahun Dikepung, Wanita & Anak-Anak di Kota
Darya Minta Bantuan, Dubes Kita Malah Menghujat !
KTT OKI Di Turki Tamparan Hebat Terhadap
Iran Dan Hizbullata. Presiden Iran Hassan Rouhani Mengaku Sebagai Ahli Agama
Dan Bersorban Besar Lari Ketakutan Sebagai Tertuduh Pelaku Kejahatan Dan
Dikecam Negara-Negara OKI ! Cuma Anasir-Anasir Syiah Di Indonesia Yang Bela !
Lebih Dari 50 Negara Muslim Tuduh Iran
Dukung Terorisme Di Depan Mata Rouhani. Aneh, Indonesia Bela Hizbullata (Sudah
Di Cap Teroris Negara Teluk Dan Liga Arab). Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK)
Mengaku Sedih Dengan Kondisi Negara-Negara Islam Di Dunia Semakin Terpecah
Belah, Tapi Indonesia Pro Iran (syi'ah)
Kebohongan Erdogan Soal Jerusalem (Al
Quds). Bersama Komunis Rusia Dan Majusi Syiah Iran Mengkavling Syam, Mengisolir
Mujahidin Ahlus Sunnah Dan Mengamankan Jagal Terkeji Bashar Asaad. Bisa
Dipercaya ?
Apa Yang Dia (Erdogan) Lakukan Sekarang ?
Munafik Murokkab !
Munafik Murokkab !
Menanti
“Aliansi Baru” Kerjasama Tiga Negara antara Iran, Turki dan Rusia
Perkembangan politik Timur Tengah dalam
beberapa bulan terakhir membuat Iran-Turki-Rusia mengadakan pertemuan-pertemuan
tingkat tinggi untuk membahas kerjasama di antara ketiga negara, khususnya di
bidang militer dan pertahanan. Berbagai pertemuan tingkat tinggi digelar untuk
mencapai kesepakatan strategis bagi kepentingan bersama di Timur Tengah.
Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran,
Muhamad Hussein Baqeri bersama para pejabat tinggi politik dan militer
melakukan kunjungan ke Ankara pekan lalu, Selasa-Kamis, (15-17/8/2017). Baqeri
mengatakan bahwa kedua negara bertekad mempererat hubungan di semua bidang
khususnya kerjasama militer dan pertahanan.
Baqeri mengatakan bahwa Ankara juga akan
melakukan kunjungan balasan ke Teheran sebagai tindak lanjut kunjungan Baqeri
ke Ankara. “Delegasi diplomatik militer tingkat tinggi Turki akan segera
mengunjungi Teheran untuk memberikan sentuhan akhir pada kesepakatan strategis
antara Ankara dan Teheran dalam membantu menstabilkan Timur Tengah,” ungkapnya
seperti dilansir dari Asharq Al Awsat, Kamis, (24/8/2017).
Pada saat yang sama, juru bicara militer
Turki mengumumkan bahwa Kepala Staf Angkatan Darat Rusia, Jenderal Valery
Gerasimov akan segera memimpin kunjungan delegasi tingkat tinggi Moskow ke
Ankara untuk membahas kerja sama tiga negara antara Iran, Turki dan Rusia.
Rincian kesepakatan yang dicapai antara
Iran dan Turki selama kunjungan Ankara Baqeri belum terungkap. Namun
demikian, berdasarkan pernyataan Baqeri saat melakukan konferensi Persnya
mengungkapkan tiga domain utama kesepakatan dengan Ankara :
Yang pertama menyangkut keamanan
tiga wilayah sensitif yang membentuk perbatasan Turki, Irak dan Iran di dataran
tinggi yang dihuni kelompok Kurdi. Pada waktu yang bersamaan, ketiga negara
harus menghadapi tantangan dari Kurdi yang ingin memisahkan diri dan membentuk
negara sendiri.
Kekhawatiran tentang separatis Kurdi
telah meningkat di Iran sebagai hasil keputusan baru-baru ini oleh Partai
Demokratik Kurdistan Iran yang secara terbuka berkomitmen untuk memperjuangkan
perubahan rezim di Teheran. Sampai sekarang, kelompok Kurdi seperti pasukan
Komalah, partai Marxis dan PJAK, cabang PKK Iran, terus melancarkan serangan
terhadap Iran.
Sementara itu, Turki mencoba menerapkan
tiga rencana untuk mengatasi masalah Kurdi.
Yang pertama adalah membangun tembok
sepanjang 65 kilometer di sepanjang perbatasannya di segitiga Kurdi dengan Iran
dan Irak. Teheran sangat mendukung kebijakan ini karena ini juga membuat lebih
sulit bagi orang-orang Iran yang melarikan diri ke pengasingan untuk mencapai
Turki.
Rencana kedua adalah melakukan operasi
militer terhadap PKK di wilayah Suriah dan Irak untuk memukul mundur pasukan
kurdi dari wilayah tersebut. Rencana itu, didukung oleh otoritas Irak dan rezim
Presiden Bashar al-Assad di Damaskus. Namun rencana itu mendapat kritikan tajam
dari Partai Kurdi Suriah yang didukung oleh Amerika Serikat.
Rencana ketiga Turki adalah mempromosikan
aliansi regional baru yang mencakup Iran, Rusia dan Irak. Idenya adalah bahwa
aliansi semacam itu akan dapat mengimbangi kekuatan Barat yang dimpin AS dan
sekutu Arabnya untuk mendapatkan kembali pengaruh Turki di Timur Tengah sejak
jatuhnya Kekaisaran Ottoman selama satu abad yang lalu.
Di masa lalu, hubungan Iran dan Turki
sangat erat dibawah kepemimpinan Shah Iran. Namun hubungan tersebut diputus
oleh Ayatollah Khomeini saat memenangkan Revolusi Iran 1979 dan menuduh Turki
bertindak sebagai “orang Amerika yang tidak berperasaan.” Namun sekarang
dibawah kepemimpinan, Ayatollah Ali Khamenei, Iran ingin menghidupkan kembali
setidaknya sebagian dari hubungan tersebut dalam konteks baru.
Pada pertemuan di Ankara tahun 2014, Iran
dan Turki mencapai kesepakatan kerjasama keamanan perbatasan yang
ditandatangani oleh gubernur Chaldaran dan Maku di Iran dan provinsi Agri dan
Igdir di Turki. Kesepakatan tersebut mencakup tiga pertemuan keamanan bersama
setiap tahun, ditambah mekanisme pertukaran informasi mengenai pergerakan
kelompok teroris dan jaringan penyelundupan.
Domain kedua yang dibahas selama
kunjungan Baqeri menyangkut masa depan Suriah yang menurut Teheran harus
ditentukan oleh Iran, Turki dan Rusia dengan tidak melibatkan AS dan sekutu
Arabnya. Namun menurut sumber Teheran, isu tersebut masih menyebabkan beberapa
gesekan dengan Turki karena Presiden Recep Tayyip Erdogan masih menegaskan
bahwa Assad harus lengser dari jabatannya.
Domain ketiga yang dibahas dalam kunjungan
Baqeri tersebut adalah kerjasama ekonomi regional
antara Iran-Turki-Rusia. Pekan lalu, Ghadir Investment Holding Iran,
yang dikendalikan oleh Garda Revolusi Islam (IRGC) menandatangani sebuah
kesepakatan senilai $ 7 miliar dengan Zarubezhneft milik Rusia dan
pemegang Unit Internasional Turki, yang dikendalikan oleh orang-orang yang
dekat dengan Erdogan, untuk mengembangkan ladang minyak dan gas baru di Iran
untuk diekspor ke pasar global.
Turki yang memiliki perusahaan konstruksi
terbesar di kawasan ini juga berharap dapat mengambil bagian dalam kontrak masa
depan untuk membangun kembali Suriah dan Irak. Perusahaan konstruksi Turki
mengalami kerugian besar, terutama di Libya, Tunisia dan Mesir, sebagai akibat
dari Revolusi Musim Semi Arab dan menganggap pembangunan kembali Suriah dan
Irak sebagai peluang kehidupan kedua.
Perundingan awal juga telah terjadi
antara Rusia dan Turki dengan mengembangkan jalur pasokan untuk ekspor energi
di Teluk Kaspia melalui pelabuhan Turki.
Akankah Aliansi antara segitiga
Iran-Turki-Rusia benar-benar terbentuk? Dilihat dari suara yang berkembang di
Teheran, Ankara dan Moskow jawabannya iya. Namun, aliansi ini tetap terlihat
aneh dengan kebijakan kontradiktif dan kepentingan yang saling bertentangan di
antara ketiga negara. Namun dengan kata lain, dalam dunia perpolitikan apa saja
bisa terjadi. (DH/MTD)
Redaktur : Deli Abdullah
Redaktur : Deli Abdullah
Turki
dan Rusia Gunakan FSA untuk Serang HTS di Idlib
Free Syria Army (FSA) melancarkan operasi
militer di kawasan yang dikuasai Haiah Tahrir Sham (HTS) di Idlib. Operasi yang
dilakukan dalam skala besar itu rupanya dibantu langsung oleh Turki dan Rusia.
Hal itu terungkap setelah pada Sabtu
(07/10), Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengaku telah membantu FSA dalam
operasi FSA di Idlib tersebut. Erdogan berdalih bahwa cara tersebut sebagai
upaya untuk memperluas zona de-eskalasi ke Idlib, yang sebelumnya telah
disepakati dengan Rusia dan Iran dalam perundingan Astana.
Erdogan mengaku bahwa sejumlah pasukan
Turki telah ditempatkan di Suriah dan masih ada yang siap menyeberangi
perbatasan. Sementara dalam operasi ini, FSA tak hanya didukung oleh Turki
saja, melainkan juga terkoordinasi dengan Rusia, sekutu Bashar Al-Assad.
“Hari ini, ada operasi serius di Idlib
dan akan berlanjut,” kata Erdogan dalam pidato di televisi seperti dikutip dari
Arabnews. Ia menambahkan,”Angkatan udara Rusia membantu dari udara, sementara
kami berjaga di perbatasan.”
Bulan lalu, perundingan Astana antara
Turki, Rusia dan Iran menyepakati perluasan zona de-eskalasi ke kawasan Idlib.
Namun, HTS menolak kesepakatan itu dan tetap memilih jalan gerilya dan perang
melawan rezim Suriah.
“Pada tahap pertama, sekitar 1.000
tentara FSA akan memasuki Idlib, dipandu oleh petugas militer dan intelijen
Turki yang memiliki pengalaman di lapangan,” jelas Erdogan. Erdogan
melanjutkan, “Sekitar 5.000 unit komando dari Angkatan Darat Turki akan
memblokade jalan antara Idlib dan Afrin.”
Kebijakan Turki tersebut turut mendapat
kritikan pedas dari Syaikh Tariq Abdul Haleem. Ulama asal Mesir itu menegaskan
bahwa Turki sengaja memanfaatkan FSA untuk menyerang HTS di Idlib.
“Faktanya (…) militer sekuler Turki
memakai FSA untuk menyerang para mujahidin di Idlib. Padahal di sana tidak ada ISIS,”
cuit Syaikh Tariq Abdul Haleem di Twitternya.
Sumber: Aljazeera, Arabnews
Kiblat
Review : Turki Masuk Suriah, Untuk Apa?
Di kalangan pemerhati krisis Suriah,
terjadi perbincangan hangat ketika Erdogan berniat masuk ke Suriah sebagai buntut
perjanjian Astana. Pasalnya, Turki berniat bekerjasama dengan Rusia untuk
selesaikan konflik berkepanjangan di Suriah.
Padahal, dunia dengan mata telanjang
menyaksikan sendiri kebengisan kekuatan udara Rusia mencabut ribuan nyawa sipil
Suriah.
Berikut ini diskusi hangat yang
memprediksi kira-kira apa yang hendak dilakukan tentara Erdogan di bumi Syam
itu. Dibuat sehari dua hari sebelum akhirnya tentara Turki benar-benar masuk ke
wilayah Idlib.
Saksikan dalam edisi Kiblat Review
terbaru berikut ini !
Video dapat dilihat dan diunduh di sini.
Video Editor : KIBLAT TV
Rusia,
Iran dan Turki Sepakat untuk Menggelar “Kongres Suriah”
Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan
bahwa rekan-rekannya Iran dan Turki telah sepakat untuk mengadakan
“kongres rakyat Suriah” yang akan mempertemukan tokoh pemerintah dan oposisi.
Putin pada hari Rabu kemarin menjadi tuan
rumah bagi Hassan Rouhani dan Recep Tayyip Erdogan dalam pertemuan resmi di
kota Sochi, dekat laut Hitam, Rusia. Pertemuan sejenis juga diadakan oleh
beberapa kelompok oposisi Suriah di ibukota Arab Saudi, Riyadh, menjelang perundingan
yang disponsori oleh PBB di Jenewa.
“Kongres akan melihat pertanyaan kunci mengenai agenda nasional Suriah,” ungkap Putin dalam konferensi pers yang ditemani Rouhani dan Erdogan, seperti dilansir dari Al Jazeera, Kamis, (23/11/2017).
“Pertama-tama, itu adalah penyusunan
kerangka kerja untuk struktur Suriah masa depan, penerapan konstitusi baru,
dan, berdasarkan hal itu adakan diselenggarakan pemilu di bawah pengawasan
Perserikatan Bangsa-Bangsa,” kata Putin.
Dalam sebuah pernyataan bersama, ketiga pemimpin
tersebut menggarisbawahi perlunya semua pihak yang berperang untuk membebaskan
semua tahanan dan sandera, menyerahkan tawanan dan menciptakan kondisi untuk
gencatan senjata yang langgeng.
Mereka juga mendesak masyarakat
internasional untuk memberikan bantuan kemanusiaan, membersihkan wilayah perang
dan memulihkan infrastruktur yang hancur akibat konflik yang telah berlangsung
lama.
Iran adalah sekutu utama Presiden Suriah
Bashar al-Assad, yang melakukan kunjungan mendadak ke Sochi pada hari Senin, sementara
Turki yang mendukung kelompok oposisi hadir untuk melakukan negosiasi dengan
Rusia dan Iran.
Putin pada hari Rabu mengatakan bahwa dia
yakin sebuah “tahap baru” telah dicapai dalam krisis Suriah. Dia mengingatkan,
bagaimanapun juga mencapai solusi politik akan membutuhkan kompromi dari semua
sisi. (DH/MTD)
Sumber : Al Jazeera
Sumber : Al Jazeera
Angkatan
Darat Nasional yang didukung Turki dibentuk di Suriah
Pembual !! hanya untuk memerangi
mujahidin ahlus Sunnah Arab Syams yang tidak mau didikte Bangsa Turki
(endorgan).
January 2, 2018
Tentara nasional dengan kekuatan 22.000
personil yang baru terbentuk adalah kekuatan tempur terbesar di Suriah sejak
perang di Suriah dimulai tahun 2011
Sekitar 30 sub-kelompok Tentara Pembebas
Suriah (FSA), di bawah dukungan Turki, telah bersatu untuk membentuk Tentara
Nasional dengan kekuatan 22.000 personil menjadi kelompok bersenjata terbesar
Suriah yang akan berperang melawan rezim Assad, Daesh dan Partai Buruh
Kurdistan (PKK).
Pentagon membentuk MOC
Pada tahun 2014, Komando Operasi Militer
(MOC) didirikan oleh Pentagon menjadi satu-satunya pusat untuk
mengkoordinasikan bantuan kepada pejuang oposisi.
MOC, yang dijalankan oleh perwira
Amerika, melakukan hubungan dengan kelompok-kelompok kecil tapi tidak
mengkoordinir lebih dari 40.000 pejuang Angkatan Darat Suriah (FSA) yang
beroperasi pada tingkat disiplin dan profesionalisme tertinggi.
Tiga puluh kelompok bergabung
Tentara Nasional yang didukung Turki,
atau al-Jaysh al-Watani dalam bahasa Arab, terdiri dari lebih dari 30 sub
kelompok yang bertempur di provinsi Aleppo, Idlib, Homs, Hama, Raqqa, Hasaka,
Deir Ezzor dan Latakia, menjadikannya kekuatan tempur terbesar di Suriah sejak
perang dimulai pada tahun 2011.
Tentara Nasional dengan kekuatan 22.000
personil, yang didirikan oleh kepala Pemerintahan Sementara Suriah, Jawad Abu
Hatab, siap memainkan peran besar dalam operasi Afrin yang akan datang.
Angkatan Darat Nasional akan ikut ambil
bagian dalam operasi Afrin
Dalam Operasi Euphrates Shield yang
diluncurkan pada bulan Agustus 2016, Tentara pembebas Suriah (FSA) – dengan
dukungan tentara Turki – telah membersihkan wilayah seluas 2.000 kilometer
persegi (sepanjang 772 mil persegi) di sepanjang batas wilayah Turki-Suriah
dari kelompok teroris. Lebih dari 15.000 personil tentara di Tentara Nasional
Suriah yang baru didirikan sedang bersiap untuk mengambil bagian dalam operasi
Afrin yang akan datang melawan teroris PKK.
PKK terdaftar sebagai organisasi teroris
oleh Turki, Uni Eropa dan Amerika Serikat. PKK telah melakukan kekerasan
bersenjata di bagian tenggara Turki sejak tahun 1984. Lebih dari 40.000 orang,
kebanyakan warga sipil, terbunuh dalam konflik tiga dasawarsa ini.
Setelah operasi Afrin, brigade Angkatan
Darat Nasional akan berperang bersama Angkatan Bersenjata Turki (TAF) dalam
operasi Tal Abyad dan Manbij.
Tiga brigade Türkmen
Ada tiga brigade Turkmen di antara
jajaran Tentara Nasional yang baru diumumkan yang dibentuk setelah sebuah
pertemuan di Azaz. Brigade ini termasuk brigade Sultan Mehmet Fatih, yang
berada di bawah komando Doğan Suleiman, dan Muntasir Billah dan Brigade Sultan
Murat yang baru berdiri.
Yeni Safak
Dalam 11 Hari
Rezim Assad dan Rusia Bantai 126 Warga Sipil Ghouta Timur (mereka,
angkatan darat FSA diam aja ??!!)
9 Januari 2018
Sedikitnya 23 orang tewas dalam serangan
udara rezim Syiah Assad dan agresor Rusia kemarin Senin (8/1/2018) di pinggiran
ibukota negara itu, Damaskus.
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi
Manusia (the Syrian Observatory for Human Rights-SOHR) yang berbasis di Inggris
mengatakan bahwa angka tersebut mencakup enam anak dan empat wanita yang tewas
dalam serangan Senin di distrik Ghinka yang dikuasai oposisi.
Monitor tersebut, yang mengumpulkan
informasinya dari jaringan sumber di Suriah, menambahkan sejak 29 Desember,
total 126 orang tewas dalam serangan udara di wilayah yang terblokade tersebut,
termasuk 29 anak dan 28 wanita.
Al Jazeera tidak dapat memverifikasi
sendiri angka-angka tersebut secara independen.
Satu-satunya pusat medis di lingkungan
perumahan Madira di Ghouta Timur “hancur total”, seorang koresponden Al Jazeera
melaporkan. Dia mengatakan beberapa pekerja bantuan juga terluka dalam serangan
tersebut.
Bagi pemerintah rezim Bashar al-Assad dan
sekutunya Rusia, kedekatan Ghouta Timur ke ibukota menjadikannya sebagai target
utama.
Wilayah tersebut berada di bawah kendali
kelompok-kelompok anti-Assad yang setia pada Tentara Pembebasan Suriah (the
Free Syrian Army-FSA), sebuah brigade bersenjata yang didukung AS dan Turki
yang terdiri dari pembelot tentara Suriah dan warga sipil biasa.
Sejak 2013, rezim Nushairiyah telah
mempertahankan pengepungan yang mencekik di wilayah tersebut dalam upaya
melemahkan kelompok oposisi dan terus mencengkeramnya meskipun ada kesepakatan
de-eskalasi.
Kesepakatan tersebut – yang dicapai tahun
lalu oleh Turki, Rusia dan Iran – dimaksudkan untuk menghentikan pertempuran di
sana dan untuk memungkinkan pasokan kemanusiaan ke daerah kantong tersebut.
Kawasan tersebut merupakan salah satu
benteng oposisi terakhir di negara ini dan merupakan rumah bagi sekitar 400.000
orang. Pengepungan empat tahun telah menyebabkan krisis kemanusiaan yang besar,
dengan kekurangan makanan dan obat-obatan.
Hamish de Bretton-Gordon, seorang
penasihat koalisi badan amal medis yang beroperasi di Suriah, mengatakan
kepada Al Jazeera dari kota Salisbury di Inggris bahwa lebih dari 120
anak-anak membutuhkan perawatan medis mendesak di Ghouta Timur, mencatat bahwa
sepuluh hari terakhir “jumlah serangannya sangat mengerikan.”
Serangan pemerintah di distrik tersebut
sering terjadi dalam beberapa pekan terakhir dan diyakini merupakan bagian dari
strategi pemerintah Suriah untuk merebut kembali wilayah yang dipegang oposisi.
Sebelumnya pada hari Senin, tentara rezim
Suriah merebut kembali sebuah lokasi militer di pinggiran kota Damaskus dari
pasukan oposisi, menurut Observatorium Suriah.
Pasukan rezim “membuka jalan” pada hari
Ahad ke markas Kendaraan Militer di kota Harasta di Ghouta Timur, membebaskan
sekitar 200 tentara rezim yang terperangkap di dalam kompleks tersebut, kata
pemantau yang berbasis di Inggris.
Pasukan pemerintah telah dikepung oleh
pejuang oposisi dari faksi Ahrar al-Sham dan Korps al-Rahman sejak serangan
pada 31 Desember, di mana pasukan anti-assad memperluas kendali mereka atas
lokasi tersebut.
Sekitar 160 pasukan rezim Suriah dan
oposisi tewas dalam pertempuran di pangkalan tersebut sejak 31 Desember.
Pasukan oposisi menyerbu situs tersebut
pada bulan November 2017 untuk mencegah serangan udara pemerintah di daerah
kantong oposisi di Ghouta Timur.
Di tempat lain di Suriah, sedikitnya 43
orang, termasuk 27 warga sipil, tewas dalam serangan bom mobil pada hari Ahad
di kota barat laut Idlib, menurut SOHR.
Sedikitnya 14 dari mereka yang terbunuh
adalah anak-anak dan tujuh adalah wanita, kata monitor tersebut.
Ledakan tersebut, yang sejauh ini belum
ada klaim tanggung jawab, menyerang markas militer kelompok bersenjata Ajnad
al-Kavkaz, SOHR melaporkan.
Ia menambahkan tidak jelas apakah
serangan tersebut secara khusus menargetkan basis para pejuang Suriah.
Sementara provinsi Idlib yang dikuasai
oleh faksi-faksi jihad Suriah telah mengalami peningkatan petempuran dalam
beberapa pekan terakhir karena rezim Assad mengintensifkan upayanya untuk
menguasai wilayah tersebut.
Sumber
: Al Jazeera
jurnalislam.com
Sang
Pembantai Muslim Suriah Bashar Assad Dan Erdogan
Jika Di Aleppo Pembantainya ada Rezim
Bashar Assad (Syi’ah laknatullah) Maka di Albab ada Rezim Erdogan (Aqidahnya
tidak jelas)…
Kedua kota Ahlusunnah ini sama-sama di
Suriah tapi yang membantainya beda pelaku.
yang satu (assad) sedang di kutuk umat
islam sedunia dan satunya lagi (erdogan) yg kelakuannya ditutup-tutupi muslim
dungu sedunia…
Jika yang di bantai Assad di Aleppo
adalah umat islam (ahlus sunnah) maka yang di bantai Erdogan di Albab juga umat
islam (ahlus sunnah)…
Mari buka fikiran dan jangan taqlid
dengan tokoh ! Karna ini akhir zaman, pegangan kita adalah al qur’an dan
as-sunnah bukan TOKOH…
Selamatkan suriah dari rezim syiah bashar
assad dan rezim abu-abu erdogan…
Fakta:
Faksi-Faksi tempur (shahawat) yang semula
menguasai Aleppo di beking turki sebelum meninggalkan Aleppo telah mengadakan
gencatan senjata dengan rezim, boleh keluar dengan selamat dari Aleppo asalkan
mau menyerahkan seluruh senjatanya kepada rezim. Syarat inipun dipenuhi oleh
pihak faksi-faksi shahawat sehingga mereka digiring keluar dari Aleppo
menggunakan puluhan bis yang disediakan oleh rezim assad.
Setelah keluar mereka atas bimbingan sikoplak erdogan
berbondong menuju Al-Bab Aleppo timur yang
masih di kuasai oleh kekuatan Muslim, altileri dan iring-iringan pasukan
shahawat dibantu oleh jet-jet tempur turki menggempur Al-Bab.
MujahidinTerkuat dihalang-halangi oleh faksi shahawat dari menolong kaum
Muslimin di aleppo, shahawat murtad itu lari dari aleppo dan membiarkan kaum
muslimin di bantai oleh rezim kafir syiah assad dan Komunis Rusia, justru ada
pertanyaan disini: ada permainan apa antara Turki dengan keledainya dan
rezim assad, hingga rela meninggalkan kaum muslimin dibawah hujan rudal dan
meriam di aleppo?
Dari sinilah kaum muslimin baik warga
asli idlib dan pengungsi aleppo yang ada di idlib berdemo turun kejalan
menuntut di bubarkannya faksi-faksi shahawat, dan mengeluk-elukan Mujahidin
Islam yang konsisten. Karena mereka tau bahwa hanya Mujahidin al Haq yang tidak
pernah mengkhianati kaum muslimin, mereka akan mempertahankan wilayah walaupun
harus mengharuskan binasanya pasukannya. Mujahidin yang haq tidak pernah
mengadakan perundingan, wilayah-wilayah yang terlepas dari Mujahidin Al Haq bukan
terlepas karena perundingan pengecut namun direbut setelah dipertahankan
habis-habisan.
Pertanyaan kepada pendengki: pernahkah
kalian dengar bahwa Mujahidin al Haq mengadakan gencatan senjata, demi
menyelamatkan diri dan meninggalkan kaum Muslimin?
Bersabarlah wahai saudara kami di Aleppo
sungguh Mujahidin al Haq tidak bisa menjangkau kalian kecuali setelah membantai
para keledai shahawat itu, sungguh merekalah yang telah menjual darah kalian
kepada si kafir bashar asad.
Dikutip dari
berbagai sumber
Erdogan
Sang Pembantai Muslim Di Albab
Berpura-pura sedih atas Halab (Aleppo)
akan tetapi melakukan pembunuhan di Albab.
Seperti inilah Erdogan jongos-jongos nya
yahudi berkamuflase…
Syaikh Abu Muhammad Al-Maqdisi:
“Hal ini tidaklah aneh bahwa aktivis
media berpura-pura menangis untuk Aleppo! Karena seperti inilah aturan dasar
dari permainan ini.
Dan hal ini tidaklah aneh bahwa
ulama-ulama beragama dari faksi-faksi berpura-pura menangis untuk Mosul. Tetapi
untuk Al-Bab, tidak ada satupun yang menangis untuk itu, karena sang pembantai
adalah kesayangan mereka (Turki)!”
Presiden Turky,Erdogan Antek
Komunis Rusia
Si Erdogan Waktu di Wawancara Stasiun TV
Al Jazeera Sok Peduli dengan islam, dirinya Mengatakan bahwa Rusia &
Iran telah mensponsori Pemerintah Iraq dan suriah dlm peperangan melawan
ahlusunnah di Iraq dan Suriah.
Dan wajah aslinya
Pertemuan Erdogan dengan Putin (Presiden
Rusia) dalam rangka membahas kerjasama militer melawan teroris (ahlus sunnah
Syam).
Teroris yang dimaksud ya pasti pejuang
islam tidak mungkin syiah yang diperangi Erdogan dan Putin.
Beberapa Bulan yang lalu Erdogan via Al
Arabiya : “Rusia & Bashar Assad Bertanggung Jawab Atas Terbunuhnya 400 ribu
rakyat muslim suriah”
Dan kini Erdogan malah bermesraan dan
bersalaman serta menjalin kerjasama bersama Rusia yang ia tuding kemaren
sebagai pembantai rakyat suriah
Uh…orang munafiq itu memang mengerikan,
pantes Allah ganjar mereka di tempat terdalam neraka jahannam
Kemunafikan Turki,
Islam hanya dipakai untuk keuntungan kelopoknya !!! dulu maki2 sekarang
kerjasama dengan pembantai muslim syam !!!
Penguasa Turki Tak
Bosannya Mengkhianati Kaum Muslim!
Surat kabar Mesir “el-wasat” edisi hari
Rabu (20/2) mempublikasikan berita berjudul “Kerja Sama Militer Antara Turki
dan Israel”, sebagai berikut: “Sumber pemerintah Turki mengatakan bahwa
perusahaan (Israel) melengkapi Turki dengan peralatan militer dalam kesepakatan
pertama, seperti yang dilaporkan, sejak pembekuan hubungan antara kedua negara
menyusul pembunuhan sembilan orang Turki dalam sebuah serangan oleh tentara
Israel atas kapal bantuan kemanusiaan yang tengah menuju Gaza pada tahun 2010.
Sumber itu mengatakan bahwa Perusahaan Pertahanan Israel “Elta” telah
menyerahkan kepada Turki perangkat elektronik senilai 100 juta dolar pada
minggu lalu untuk empat pesawat yang dilengkapi dengan sistem alarm dan
pengawasan udara yang dikenal dengan AWACS (Airbone Wearning and Control
System), namun sumber membantah bahwa perjanjian itu akan menjadi tanda
hubungan baik dengan Israel.”
Setiap hari terungkap fakta para penguasa
kaum Muslim yang telah menipu umat, yang semakin lama semakin menjijikkan;
setiap hari kaum Muslim menemukan bahwa para penguasa mereka selalu saja berada
di dalam parit musuh-musuh umat, dan mereka tampak seperti tidak memiliki
hubungan dekat dengan umat.
Setiap hari kaum Muslim semakin banyak
yang sadar bahwa para penguasa mereka yang ditempatkan oleh kaum kafir penjajah
di atas kepala mereka sangat berbelas kasih kepada musuh-musuh umat, sebaliknya
mereka bersikap keras dan kejam terhadap umat, bahkan mereka tidak menjaga
kekerabatan dengan umat dan tidak pula perjanjian.
Di antara mereka para penguasa antek yang
bekerja untuk menipu umat dengan mengatakan bahwa “mereka memiliki akar Islam
yang kuat, padahal mereka adalah sekuler sejati.” Di antara mereka adalah
Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan, di mana revolusi Suriah
menelanjangi semua skandalnya. Sebab, ia menjelaskan dan menyatakan setia untuk
bersama dengan rakyat Suriah, dan ia tidak akan membiarkan Hama baru, serta
akan berjuang bersama dengan rakyat Suriah melawan rezim kriminal Bashar
al-Assad. Sehingga dengan ocehannya itu rakyat Suriah pun menjadi senang dan
tertipu, sebab ancaman dan janji-janjinya hanyalah pepesan kosong, di mana
mereka mendengarnya hanya banyak gembar-gembor namun tidak pernah ada buktinya.
Setelah skandal Erdogan terhadap rakyat
Suriah dan revolusi mereka, serta ketidakpeduliannya pada mereka, meskipun
setiap harinya terjadi pembantaian yang dilakukan pada mereka, saya katakana
justru ia saat ini mengumumkan skandal lain yang kejahatannya tidak kurang dari
skandal sebelumnya, yaitu membeli perangkat elektronik untuk empat pesawat yang
dilengkapi dengan sistem alarm dan pengawasan udara yang dikenal dengan AWACS
(Airbone Wearning and Control System) dari entitas laknat Yahudi senilai 100
juta dolar!
Erdogan dengan membeli kesepakatan ini
dari entitas laknat Yahudi, seolah-olah ia tengah menghadiahi sembilat
rakyatnya yang terbunuh! Itulah yang membuat kepala kami pusing dengan
komentar-komentar basinya tentang hubungan antara Turki dan negara Yahudi
setelah serangan terhadap kapal Mavi Marmara, yang kadang-kadang ia mengatakan:
“Hubungan negaranya dengan entitas Zionis “rusak”, sehingga tidak dapat
diperbaiki kecuali entitas Yahudi berhenti dari mencegah kapal bantuan kapal
untuk mencapai Jalur Gaza, serta mengakhiri pemblokadean yang diberlakukan atas
Jalur Gaza.” Sementara pada saat yang lain ia mengatakan: “Agar hubungan
kembali normal, Israel harus meminta maaf dan membayar kompensasi kepada para
keluarga korban meninggal, serta mengakhiri blokade di Gaza.” Dan terkadang
pada waktu yang lain pula ia mengatakan: “Apa yang dilakukan Israel itu adalah
“kejahatan perang”, sehingga hubungan kami tidak akan kembali normal.” Hari ini
ia ia membuktikan dengan bukti yang jelas bahwa ia adalah seorang yang sangat
pembohong, karena ia mengadakan transaksi dengan Yahudi tanpa melaksanakan
sedikitpun persyaratan yang dibuatnya!
Sungguh, angin perubahan telah menyapu
negara-negara Arab, yang pasti akan meluas hingga menjangkau semua negara
muslim, termasuk Turki. Oleh karena itu kaum Muslim Turki wajib menyadari bahwa
Erdogan ini hanyalah seorangimma’ah (yes men dan pengekor) yang
memimpin negara mereka ke dalam jurang, sebab dengan transaksi yang dibuatnya
ini ia telah menciptakan kekuasaan untuk Yahudi terhadap kaum Muslim, dan
semua potensinya. Padahal perbuatan ini haram dilakukan berdasarkan dalil
al-Qur’an yang artinya qath’iy (definitif). Allah SWT berfirman: “Dan
Allah sekali-kali tidak akan memberi jalan kepada orang-orang kafir untuk
memusnahkan orang-orang yang beriman.” (TQS. An-Nisa’ [4] : 141). Dan jika
mereka mendiamkannya, maka hal itu tidak akan pernah menambah mereka kecuali
semakin bodoh dan berdosa.
Aqidah
Si Erdoğan: Karbala, Sumber Persatuan Suni-Syiah (sejenis Bashar)
Turkish Prime Minister Recep Tayyip
Erdogan speaks to Shiites in Istanbul on December 16, 2010 during Ashura, which
commemorates the killing of Imam Hussein, a grandson of the Prophet Mohammed,
by armies of the caliph Yazid in 680 AD. Tradition holds that the revered imam
was decapitated and his body mutilated in the Battle of Karbala. AFP
PHOTO/MUSTAFA OZER (Photo credit should read MUSTAFA OZER/AFP/Getty Images)
Recep Tayyip Erdoğan menjadi perdana
menteri Turki pertama yang menghadiri peringatan hari Asyura tahun 2010—delapan
tahun sejak dirinya berkuasa. Bertempat di Lapangan Halkalı, Erdogan hadir di
tengah-tengah 4.000 orang bersama dengan pejabat negara lainnya. Kehadirannya
dalam acara mengenang tragedi Karbala itu membawa pesan kuat soal pentingnya
persatuan. Mengingat, hari Asyura di beberapa negara seperti Pakistan dan Iran
sempat diwarnai serangan teroris.
Erdoğan mengutuk serangan teroris dalam
peringatan Asyura di kota Chabahar, Iran. Serangan itu menewaskan 39 orang dan
lebih dari 80 orang terluka. “Membunuh orang tak berdosa adalah kejahatan yang
memalukan; baik karena alasan agama, ideologi atau pun etnis,” kata Erdoğan,
seperti dilansir harian Hurriyet.
Berpidato di hadapan muslim Syiah selama
23 menit, Erdoğan mengenang tradisi peringatan Asyura yang telah dilakukan
selama ribuan tahun. “Doa, tangis, dan jeritan kita telah menggema di langit
selama 1.300 tahun,” katanya.
Peristiwa Karbala, kata Erdoğan, dapat
menjadi sumber bagi terciptanya persatuan umat Islam dan kekuatan untuk
memperjuangkan keadilan. “Pengorbanan Husain adalah sumber persatuan bukan
perpisahan. Peristiwa itu merupakan awal dan bukan akhir, persaudaraan bukan
perpisahan,” tegas Erdogan. Tragedi Karbala telah menyebabkan semua rasa sakit
pada umat Islam selama lebih dari seribu tahun..
“Tidak ada yang lebih unggul dari siapa
pun di negeri ini, bukan suni dari Syiah, bukan Turki dari Kurdi, yang Laz
terhadap Sirkasia atau Persia dari Arab,” tambah perdana menteri. “Kita semua
sama di negeri ini, bersama-sama, bersaudara.” Kehadiran mantan menteri luar
negeri Iran, Ali Akbar Velayati, pada acara yang dihadiri Erdogan tersebut
menunjukkan bahwa Iran, sama seperti Turki, memahami betapa pentingnya
persatuan. Erdogan bahkan mendesak suni dan Syiah untuk mengesampingkan
perbedaan mereka.
Pada awal tahun 2000, tidak pernah ada
yang mengira bahwa seorang perdana menteri Turki menghadiri peringatan
keagamaan—terlebih diadakan muslim Syiah. Kehadirannya tersebut diharapkan
dapat menjembatani persatuan muslim.
Hasilnya? Ulama Syiah Irak, Moqtada al-Sadr,
mengapresiasi dan berterima kasih kepada Erdogan. “Anda telah menyentuh hati
setiap muslim. Anda melakukan hal yang pemimpin muslim lain tidak lakukan,”
tulis Moqtada dalam suratnya kepada Erdogan. Peringatan Asyura melambangkan
sikap kekal dan tak tergoyahkan kebenaran terhadap kepalsuan dan perjuangan
kemanusiaan melawan tirani yang direalisasikan oleh Imam Husain.
Presiden Erdogan Tegaskan Turki Tetap
Negara Sekuler
Presiden Turki Tayyip Erdogan, Selasa
(26/4/2016), mengatakan, negara yang dipimpinnya seharusnya memiliki jarak yang
sama dari semua agama.
Pernyataan ini disampaikan Erdogan
menyusul sebuah seruan dari Ketua Parlemen Turki untuk membuat konstitusi baru
yang akan menyingkirkan konsep sekularisme.
Erdogan, dalam lawatannya ke Zagreb,
Kroasia, menambahkan, Ketua Parlemen Ismail Kahraman menyampaikan pandangan
pribadi ketika ia mengatakan Turki memerlukan sebuah konstitusi agama.
Proposal tersebut tak sejalan dengan
prinsip-prinsip mendirikan Republik Turki, yang meski mayoritas penduduknya
Muslim, tetapi tetap merupakan sebuah negara sekuler.
"Pandangan saya sudah diketahui soal
ini... Realitasnya ialah bahwa negara seharusnya punya jarak yang sama dari
semua keyakinan agama. Inilah laisisme (kebijakan yang tidak berdasar pada
agama)," kata Erdogan.
Kahraman, pada Senin (25/4/2016) malam,
mengatakan, Turki yang mayoritas penduduknya beragama Islam memerlukan sebuah
konstitusi yang berlandaskan ajaran agama.
Komentar Kahraman itu memicu kecaman dan
protes di jalan raya pada Selasa. Ia kemudian mengatakan bahwa komentarnya itu
merupakan "pandangan pribadi" dan bahwa konstitusi baru itu hendaknya
menjamin kebebasan beragama.
Turki mengamandemen Undang-Undang Dasar
1924 hanya empat tahun setelah diresmikan dan menghapus Islam sebagai agama
resmi negara.
Para ahli sejarah memandang langkah itu
merupakan dasar dari Republik Turki yang modern, demokratis, dan sekuler.
Konstitusi yang berlaku saat ini tidak menonjolkan agama apa pun yang dipeluk
warga Turki.
Turki berpenduduk mayoritas Muslim Sunni,
tetapi diperkirakan seperlima dari 78 juta penduduknya pengikut Alevi, salah
satu aliran Syiah, Sufi, dan tradisi Anatolia. Turki juga memiliki 100.000
warga beragama Kristen dan 17.000 Yahudi.
Hasil survei yang digelar lembaga jajak
pendapat Pew pada 2013 menunjukkan hanya 12 persen warga Turki menginginkan
syariat Islam menjadi landasan hukum negeri itu.
Editor: Ervan Hardoko, Sumber: Antara
Oposisi Suriah menyerukan negara-negara
Arab untuk membentuk sebuah koalisi perlawanan terhadap “campur tangan Iran di
wilayah tersebut,” menurut seorang pejabat dari Koalisi Nasional untuk Pasukan
Revolusioner dan Oposisi Suriah, yang biasa dikenal dengan Koalisi Nasional
Suriah [Syrian National Coalition, SNC], Senin (20/11).
Ahmed Ramazan, juru bicara Koalisi
Nasional Suriah [SNC], yang juga bertindak sebagai pemerintah sementara,
mengatakan bahwa pihaknya mendorong koalisi Arab untuk memerangi “agenda dan
teror Iran”, dilansir dari Anadolu.
“Kita harus mencegah Iran mengeksploitasi
perbedaan antara orang Arab,” pungkasnya.
Ramazan menambahkan bahwa mengumumkan pemberitahuan
tidak akan cukup, namun “tindakan harus dilakukan melalui Dewan Keamanan PBB”.
“Sejak awal krisis [di Suriah], pihak
oposisi telah menyerukan Liga Arab untuk mengambil tindakan terhadap intervensi
Teheran dan dorongannya untuk menciptakan sebuah konflik sektarian di wilayah
tersebut,” imbuh Ramazan.
Jubir SNC itu juga menuding Iran mencoba
mengubah susunan demografi di Suriah.
Koalisi Nasional Suriah berusaha untuk
membangun “united Syrian front” [Front Rakyat Suriah Bersatu] dengan
aliansi internasional dan Arab untuk berperang melawan Iran, tambahnya.
Pada hari Ahad (19/11), Menteri-Menteri
Luar Negeri Liga Arab menggelar pertemuan luar biasa di Kairo untuk membahas
“intervensi Iran di wilayah ini” atas permintaan Arab Saudi.
Di Kantor Pusat Liga Arab di Kairo, para
Menlu menuding Iran memasok rudal-rudal ke Syiah Houthi di Yaman.
Dalam pidato pembukaannya, Sekretaris
Jenderal Liga Arab Ahmed Aboul-Gheit mengatakan: “Sejak awal konflik di Yaman,
332 rudal balistik telah digunakan, yang berasal dari satu sumber tunggal,
Iran. Iran mendukung banyak milisi lainnya di negara-negara Arab.”
“Sebuah rudal buatan Iran, yang baru-baru
ini menargetkan ibu kota Arab Saudi Riyadh, merupakan sinyal yang jelas akan
permusuhan Iran,” tambahnya.
Pada hari Senin (20/11), seorang pejabat
Kremlin mengatakan bahwa Presiden Rusia, Turki, dan Iran akan membahas Kongres
Dialog Nasional Suriah pada pertemuan puncak mereka yang akan datang, pada hari
Rabu (22/11) di Sochi.[IZ
Erdogan
Sebut Kebijakan Sektarian Iran Sumber Kekacauan di Suriah (?????)
Iran tidak dapat lagi menyembunyikan
ambisi mereka untuk mendapatkan senjata nuklir, kata Erdogan
Presiden Turki Recep Tayyip Erodgan
mengatakan Hari Ahad jika Russia tidak memandang rezim Suriah Bashar al
Assad sebagai alat untuk menunjukkan kekuatannya di wilayah Mediterania
dan jika Iran tidak mengadopsi kebijakan politik sektarian, dunia mungkin tidak
akan menyaksikan keadaan yang terjadi baru-baru ini di Suriah.
Berbicara pada pertemuan yang ke 30 dari
Birlik Vakfi (Persatuan Badan Amal), Erdogan mengatakan Turki tidak akan
menutup mata pada penderitaan orang-orang di wilayah dan di dunia.
“Kami akan menahan amarah, tetapi kami
tidak akan berpura-pura tuli pada saudara-saudara kami yang berada dalam
penindasan,” ujarnya dikutip Daily Sabah Ahad (27/12/2015).
Mengomentari argumen Moskow bahwa pasukan
Rusia berada di Suriah karena undangan dari rezim Suriah, Erdogan mengatakan:
“Anda tidak wajib menerima panggilan
pertolongan dari sebuah pemerintahan yang telah membantai 400.000 orang,”
ujarnya.
Dia juga mengatakan, jika Iran tidak
mendukung Assad karena faktor kebijakan sektariannya, perang di Suriah mungkin
tidak akan menjadi seperti sekarang, di mana ribuan pasukan Iran dan beberapa
kelompok milisi Syiah dari Libanon dan Iraq berperang dan membela rezim.
Erdogan mengatakan Turki akan tetap
selalu mendukung rakyat Suriah dan tetap membayar, dan terus membayar harga
yang cukup mahal atas sikap berprinsip, tetapi tidak akan membiarkan
penderitaan orang-orang yang menderita. Dia mengkritisi sikap Barat atas
sikap acuh tak acuh pada krisis itu.
“Segalanya akan berbeda jika negara Barat
memberikan dukungan pada oposisi moderat,” kata Erdogan, dia menambahkan bahwa
mereka hanya akan mulai mengambil sikap ketika para pengungsi tiba di pintu
rumah mereka.
Dalam sebuah wawancara dengan kantor
berita milik Arab Saudi Al-Arabiya, Erdogan juga menunjuk ketepatan waktu
krisis Iraq dengan penempatan pasukan Turki di kamp Bashiqa utara Mosul, yang
datang setelah penolakan Turki atas permintaan Rusia untuk bergabung pada
aliansi yang bekerja sama dengan Presiden Suriah Bashar Assad dan pasukan rezim
bersama pasukan Iraq dan Iran.
Hubungan antara Turki dan Iraq masih
baik, kata Erdogan dan dua negara membahas tentang perkembangan terkini masalah
dalam negeri pada kunjungan terakhir Perdana Menteri Iraq Haider al-Abadi ke
Turki.
Dia juga menekankan bahwa Abadi
meminta bantuan Turki setelah ISIS mengambil alih negara terbesar kedua
Iraq, Mosul, dan Ankara sepenuhnya siap untuk membantu Iraq.
Erdogan mengatakan Turki meminta Iraq
untuk menyediakan lokasi yang nyaman bagi tentara Turki untuk melakukan
pelatiahn dan Iraq memilih sebuah kamp di Bashiqa. Dia juga mengatakan bahwa
Menteri Pertahanan Iraq Khaled al-Obaidi mengunjungi kamp pada saat itu.
“Sepertinya pengerahan pasukan di Suriah
telah mempengaruhi situasi itu. Suriah, Iraq, Rusia dan Iran telah membentuk
sebuah aliansi, dan Rusia meminta kami untuk bergabung dengan aliansi tersebut.
Tetapi saya berkata pada Presiden [Vladimir] Putin bahwa Saya tidak dapat duduk
bersama dengan seorang presiden yang tidak memiliki legitimasi,” kata Erdogan.
Iran tidak dapat lagi menyembunyikan
ambisi mereka untuk mendapatkan senjata nuklir, kata Erdogan, dan dunia tidak
membantu usaha nuklir Iran.
Berbicara atas nama hubungan bilateral
antara dua Negara, Erdogan mengatakan terdapat perbedaan antara Turki dan Iran,
tetapi dia tidak ingin perbedaan-perbedaan tersebut mempengaruhi hubungan
bertetangga.
“Kita seharusnya tidak menjadi musuh bagi
lainnya karena sikap sektarian” kata Erdogan. “Acuan kita harusnya Islam. Ada
usaha-usaha di dunia yang ingin memisahkan kita.”
Erdogan mengatakan dunia Islam harus
dibangun bersama dan harus bergabung dengan usaha tersebut.
“Lihat apa yang terjadi di Iraq, Suriah,
Palestina, dan Libya. Kita harus melewati masalah-masalah itu. Jika kita
menyelesaikan hal tersebut, dunia Islam akan lebih hebat,” katanya
lagi.*/Nashirul Har AR
Pemimpin
Besar Turki masa silam memerangi Syi’ah !
1.Alib
Arselan as-Saljuki
Garis batas wilayah kekuasaan Dinasti
Saljuk –orang-orang Turki- meluas dengan pesat. Mulai dari Asia Tengah hingga
ibu kota Daulah Abbasiyah di Baghdad. Kekuatan dinasti ini terus tumbuh hingga
ia menjadi penguasa seluruh wilayah Islam. Dinasti ini menguasai orang-orang
Buwaihi dan melindungi Abbasi, khususnya dari gangguan Syiah Fatimi (Daulah
Ubaidiyah) yang menyebarkan ideologi Syiah Ismaili.
Di balik kejayaan Dinasti Saljuk ada nama
Alib Arselan sebagai tokoh utamanya. Orang-orang Turki patut berbangga karena
lahir seorang Alib Arselan di tengah-tengah mereka. Alib Arselan pernah memukul
mundur 200.000 pasukan Romawi hanya dengan 20.000 pasukan saja. 1 banding 10.
Pasukan adidaya Romawi yang sudah berkuasa berabad-abad lamanya. Pasukan yang
kuat yang disangka tak terkalahkan itu takluk dengan pasukan yang jauh lebih sedikit
jumlahnya. Sejak saat itu, pengaruh Romawi di Asia kecil melemah hingga
akhirnya ditaklukkan oleh Muhammad al-Fatih.
2.Muhammad
al-Fatih
Muhammad al-Fatih adalah seorang pemimpin
Daulah Utsmani yang sangat dikenal. Ia memegang kekuasaan Utsmani pada tahun
855 H/1451 M dan berhasil menaklukkan Konstantinopel pada tahun 857 H/1453 M.
Ia memerintah kerajaan ini selama 30 tahun.
Selain digelari dengan al-Fatih, ia juga
disebut dengan Kaisar Romawi, karena mewarisi kerajaan Romawi Bizantium. Ia
juga dikenal dengan Tuan Dua Benua dan Dua Lautan, karena menguasai Anatolia
dan Balkan serta merajai Laut Aegea dan Laut Hitam.
Sultan Muhammad al-Fatih memasuki
Konstantinopel
Masa pemerintah Muhammad al-Fatih dikenal
dengan masa reformasi Daulah Utsmani. Ia membuat tata aturan yang berlaku
merata di wilayah kekuasaannya. Keistimewaan pemerintahannya ditandai dengan
penjagaan luar biasa terhadap masyarakat pedangang dan perkembangan diplomasi
dengan wilayah-wilayah tetangga.
Selain dikenal sebagai pembuka jalan
masuknya Islam ke Eropa, Muhammad al-Fatih juga dikenal sebagai seorang yang
toleran. Semua lapisan masyarakat Istanbul mengetahui hal itu. Ia sering
berdiskusi dengan cendekiawan Itali dan Yunani di Kota Balata. Menunjukkan
betapa terbukanya dia. Dalam pemerintahannya, gereja Kristen ortodoks di Turki
tetap berjalan normal seperti sebelumnya, hingga ditutup di masa pemerintahan
Turki modern di abad ke-20.
3.Sultan Salim I
Hanya 8 tahun saja Sultan Salim I
memerintah Daulah Utsmani, namun pencapaiannya begitu luar biasa. Mesir,
Suriah, dan Hijaz menjadi bagian dari Utsmani. Inilah kali pertama Daulah
Utsmani menjadi penguasa wilayah bumi terbesar.
Pada masa pemerintah Sultan Salim I,
muncul ancaman di wilayah timur Utsmani dari Kerajaan Syiah Shafawi di Iran.
Orang-orang Persia itu mulai mengancam Anatolia. Sultan Salim I “membeli”
“dagangan” mereka. terjadilah pertempuran melawan Syiah Shafawi di perbatasan
Timur Utsmani, di Sungai Eufrat, pada tahun 920 H/1514 M. Dari peperangan
tersebut, wilayah Turkmenistan dan Kurdistan menjadi bagian dari Utsmani.
Pada tahun 922 dan 923 H/1516 dan 1517,
wilayah Mesir dan Syam menjadi wilayah Utsmani. Kemudian syarif Mekah
menyerahkan kekuasaannya atas Mekah dan Madinah kepada Sultan Salim I di Kairo.
Kesepuluh: Sultan Sulaiman al-Qanuni
Setelah Sultan Salim I wafat, kekuasaan
Utsmani dipegang oleh anaknya, Sulaiman al-Qanuni (926-974 H/1520-1566 M).
Sultan Sulaiman mengikuti kebijakan pendahulunya dalam kemiliteran. Namun di
masa pemeritahannya, hukum, kebudayaan, dan tata kota lebih tersusun rapi. Oleh
karena itu, masa pemerintahannya terkenal dengan puncak kejayaan peradaban
Utsmani.
Pada masa Sultan Sulaiman wilayah Beograd
–ibu kota Serbia sekarang-, Rhodes, Hungaria, dan Wina –ibu kota Austria-
menjadi wilayah Turki Utsmani. Sultan Sulaiman melakukan aktivitas militer
besar-besaran sebanyak tiga kali menghadapi Daulah Shafawi yang berpaham Syiah.
Pertama pada tahun 941 H/1534 M ketika orang-orang Shafawi masuk ke Kota
Erzurum di bagian timur Turki sekarang. Kedua, pada tahun 955 H/1548 M terjadi
kontak senjata atas wilayah Danau Van. Ketiga, tahun 961 H/ 1554 M.
Di masa ini juga muncul seorang pemimpin
angkatan laut Utsmani yang terkenal, Khairuddin Barbarosa. Barbarosa adalah
seorang panglima angkata laut terbaik dalam sejarah Islam. Jasanya sangat besar
dalam menjaga Laut Mediterania, Pantai Yunani, Venice (kota di Italia), dan
Spanyol.
Oleh Nurfitri Hadi (@nfhadi07)
Artikel www.KisahMuslim.com
Terkuak Bulu Serigala mereka bertiga :
Aksi protes anti-Rezim di Iran, Presiden
Erdogan beri dukungan kepada Hassan Rouhani
Dukung Iran, Menlu Çavuşoğlu Kritik Trump
dan Netanyahu
Erdogan: AS dan Israel Campuri Urusan
Iran demi Kekayaan Alam (cermin dirinya !)
http://www.gelora.co/2018/01/erdogan-as-dan-israel-campuri-urusan.html
Rusia, Turki Kecam Upaya Campur Tangan
Asing Terkait Demonstrasi Iran
Jet Tempur
Rusia Kembali Bunuhi Warga Sipil di Ghouta Timur, 23 Tewas (5 Januari
2018, si Dogan diam aja ??!!)
Mana Realisasinya (Dagelan) ????
Tak Tahan Lihat Serangan Rusia di Suriah,
Erdogan Ancam Putus Hubungan dengan Rusia (Pembual, dia pernah juga ancam yang
sama terhadap Israel dan USA, ciri-ciri orang Munafik).
Turki Ancam Putus Hubungan Jika AS
Jadikan al-Quds Sebagai Ibu Kota Israel
Erdogan Ancam Akan Putuskan Hubungan
Dengan AS, Kenapa?
Menanti Bukti Ancaman Erdogan Putus
Hubungan dengan Israel
Ambisi Regional Tzar Putin Di Timur Tengah
Akankah Suriah Akan Menjadi Afghanistan Kedua Bagi
Rusia/Putin?
Orientalis Yahudi: Sekarang Barat Gunakan
Syiah Untuk Habisi Islam. Petinggi Kelompok Teroris Syiah Irak Dan Wakil Ketua
Parlemen Rezim Basyar Asad Mengancam Akan Menjajah Kota Makkah !
Daftar Artikel Lamurkha Terkait Kejahatan
Rusia, Iran Dan Amerika Terhadap Muslim Suriah
Tidak Ada Negara Islam Berani Menghadapi
Kezhaliman Seperti Saudi Arabia. Begundal Liberal, Takfiri, Dan Shafawi Tidak
Bisa Bersatu Kecuali Untuk Membenci Negeri Haramain. Saudi Masuk Suriah,
Perlawanan Mulai Berimbang !
Erdogan : Assad Lakukan Terorisme Negara.
Obama: Selama Bashar Al Assad Masih Berkuasa, Suriah Tak Akan Beres
Senator Amerika: Tumbangnya Asad Berarti Penjajahan
Islam Dan Kaum Muslimin Atas Eropa. Bukti Nyata, Mengapa Amerika Dan Eropa
Membela Matia-Matian Basyar Asad?!!
Resiko Kejatuhan Bashar al-Assad Bagi Kepentingan
Amerika, Rusia, dan Sekutunya
Bebaskan Syam dengan Jihad Jiwa dan
Harta. Munafiq, banyak “aksi Palestina (Jerusalem)”, Bisu dan Tuli terhadap
kekejian rezim syi’ah (Syam) Bashar Asaad.
Menggulingkan Rezim Syi’ah Bashar Assad
Saat Ini Menjadi Prioritas Mendesak Yang Lebih Utama Dari Jihad Di Palestina.
“Keberadaan Rezim Diktator Keji Seperti Rezim Syi’ah Al Assad Merupakan Tikaman
Didada Dan Jantung Palestina, Dan Kematian Diktator Adalah Awal Dari Jalan
Menuju Kemenangan Palestina (Al Aqsha).” Kamuflase Orang-Orang Yang Berasyik
Mansyuk Dengan Syi'ah "Banyak Aksi" Soal Jerusalem.
Konflik Jangka Panjang Israel-Palestina
(Zionis VS Islam) Bisa Terjadi Pada Suriah Sebagai 'Palestina Baru' (Majusi
Syi’ah VS Islam).
Mumtaz ! Sebut Rusia Sebagai Musuh,
Oposisi Suriah Tolak Hadir Di KTT Sochi (Rusia). Si Endorgan Menggunting Dalam
Lipatan, Bersama Komunis Rusia Dan Majusi Iran Ikut Membantai Mujahidin Ahlus
Sunnah Syam !
Bukti Syi’ah Bukan Islam, Pembantai Keji
Ahlus Sunnah, Rezim Bashar Asaad Rafidhi Bersama Komunis Dan Kufar (China,
Rusia, Kamboja, Laos, Filipina, Vietnam, Belarus, Dan Zimbabwe) Mendukung Rezim
Kufar Budha Myanmar Membantai Dan Memperkosa Muslim (Ahlus Sunnah) Rohingnya.
Posisi Tegas Arab Saudi Terhadap
Palestina Sejak 1935 Hingga Sekarang. KSA Tidak Punya Hubungan Diplomatik
Dengan Israel, Iran Dan Suriah, Penjagal Ahlus Sunnah Syam. Dalam Perang
Arab-Israel 1973, Iran Dan Turki Memihak Zionis Israel. Mengikuti Cara Umar Bin
Khatab RA Dan Sultan Salahuddin Al Ayyubi, Habisi Dulu Majusi Syi’ah Baru Al
Quds.
“Al Akhfiya” (Orang-Orang Yang Tidak Suka
Popularitas) Adalah Keanehan ! Banyak Digemari Monasiyun, Retorikayun,
Spandukiyun, Youtubiyun !
Mustahil Ahlus Sunnah Bisa Menguasai Al
Quds (Al Aqsha) Sebelum Mengusir Syi’ah Dari Syam (Suriah Dan Sekitarnya),
Seperti Yang Dilakukan Salahuddin Al Ayyubi. Syiah Mengingkari Al-Quds
(Kamuflase) Dan Dendamnya Karena Penaklukan Oleh Umar RA. Dalam Perang
Arab-Israel, Syiah Menggunting Dalam Lipatan. Penguasaan Israel Karena Peran
Syiah.