3 (Tiga) Golongan (Orang) Yang Tidak Dapat
Dipercaya Sama Sekali Dalam Masalah Agama : 1. Orang Sufi, 2. Tukang Kisah
(Qashash) 3. Seorang Ahli Bid’ah Membantah Ahli Bid’ah.
Index "Kesesatan Sufi (Tarekat)"
Rambut Peninggalan Rasulullah, Benarkah?
Oleh : Abu Ubaidah As Sidawi
Lagi viral tentang seorang yang mengaku mendapat amanah tuk
membawa sehelai rambut peninggalan Rasulullah yg bersertifikat. Banyak orang
tefitnah & terkagum sehingga berebut untuk mencium dan ngalap berkah
darinya.
Berikut ini penjelasan singkat tentang masalah tersebut agar kita
tidak termasuk korban hoaks tersebut.
1.
Pembagian Peninggalan Nabi
Syeikh Abdul Muhsin Al-‘Abbad menjelaskan:
“Peninggalan Rasulullah terbagi menjadi tiga:
1.
Peninggalan beliau berupa hadits dan sunnah. Ini wajib dijaga.
2.
Peninggalan beliau berupa tempat.
Ini jika
shahih, maka diambil seperti masjid Nabawi, masjid Quba yg memiliki keutamaan
sholat di sana. Adapun tempat yang tidak ada dalilnya yang shahih maka
ditinggalkan.
3. Peninggalan Nabi dari jasad
seperti rambut, baju, sandal, tongkat dan sebagainya. Ngalap berkah padanya
boleh sebagaimana dilakukan sahabat dan tabiin. Adapun sekarang, maka
peninggalan tersebut telah hilang, tidak ada wujudnya dan tidak boleh dijadikan
sebagai sandaran”. (At-Tahdzir Min Ta’zhimil Atsar Ghoiril Masyru’ah 4/215-216
-Kutub Wa Rosail-)
Perlu diketahui bahwa dzat Rasulullah berbarokah sebagaimana juga
perbuatan beliau. Oleh karena itu para sahabat dahulu mengambil barokah dari
jasad Rasulullah seperti rambutnya, keringatnya, ludahnya, sisa air wudhunya
dan lain sebagainya, bukan sebagai ghuluw (berlebihan) kpd beliau tetapi
sebagai penghormataan dan pengagungan kepada beliau karena mereka faham bahwa
keberkahan hanya dari Allah.
Ngalap berkah dengan rambut Nabi terjadi pada masa Nabi masih
hidup dan juga setelah mati.
Saat masih hidup, pernah Nabi ketika cukur rambut saat haji,
beliau membagi2kan rambut nya kepada para sahabat. (Shahih Muslim 4/1812)
Imam
Nawawi mengatakan: “Dalam hadits ini terdapat dalil tentang tabarruk para
sahabat dg rambut Nabi dan penghormatan mereka kepada rambu beliau”. (Syarh
Shahih Muslim 15/82)
Begitu
pula setelah wafatnya Nabi, para sahabat dan juga tabi’in menyimpan beberapa
helai Nabi, diantaranya adalah Anas bin Malik dan Ummu Salamah. (Shahih Bukhori
1/50, 7/57)
Pada zaman sekarang ini, banyak orang dg mudahnya mengklaim dia
memiliki peninggalan Nabi berupa sorban, pedang, piring, tongkat, rambut,
cincin dan lain sebagainya. Apakah itu benar?
Klaim ini tidak benar sama sekali karena beberapa alasan berikut:
1. Peninggalan Rasulullah itu tidak banyak, melain sedikit sekali.
2. Peninggalan beliau banyak yang hilang karena beberapa faktor,
diantaranya banyaknya peperangan seperti di akhir masa Abbasiyah saat pasukan
Tatar menyerang Baghdad. (Lihat Al Bidayah wa Bihayah Ibnu Katsir 6/8)
3. Tidak ada bukti otentik dan valid yg menegaskan bahwa itu
adalah benar2 rambut Rasulullah. Kalau cuma praduga saja maka tidak bisa
diterima, apalagi konsekwensi dari klaim ini menjadikan manusia melebihi batas
dan rusak aqidahnya. Seorang muslim harus hati2 dalam agamanya dan aqidahnya,
jangan terbawa perasaan dan semangat tanpa ilmu yg berujung kesesatan. Seorang
muslim harus konsisten berpegang pada agamanya dan tidak melampui batas dari
garis agama.
4. Banyak sekali klaim peninggalan rambut Nabi di berbagai negara;
di Turki, Damaskus, Mesir, Palestina dll yang gak masuk akal. Bahkan di
Kostantinopel diklaim rambut Nabi di sana sebanyak 43 helai rambut pada tahun
1327 H kemudian dihadiahkan 25 hingga tersisa cuma 18. Bahkan di sebagian
negara, rambut peninggalan tersebut disimpan di kotak atau botol dan dihiasi dg
sutra. Di sebagian negara bahkan dirayakan pada malam tertentu seperti 27
Ramadhan atau nisyfu syaban.
Ahmad Taimur Basya mengatakan: “Apa yang beredar di kalangan
manusia bahwa itu adalah rambut Rasulullah bisa jadi itu yang beliau bagikan
kepada para sahabat. Hanya saja masalah yang sulit adalah mengetahui yang
shahih dan tidak”. (Al Atsar An Nabawiyyah hlm. 82)
Intinya, klaim sebagian kalangan tersebut yang mengatakan bahwa
ini atau itu adalah Rambut Nabi sangat meragukan dan butuh bukti otentik.
Syeikh Al Albani mengatakan: “Kita berkeyakinan bahwa peninggalan
Nabi sekarang ini seperti sandal, rambut dan sebagainya sudah tidak ada. Tidak
ada seorangpun yang bisa mendatangkan bukti otentik tentang keshahihannya”. (At
Tawassul Anwauhu wa Ahkamuhu hlm. 86)
Apalagi
setelah berlalu 14 abad dari zaman beliau ditambahnya banyak para pendusta
kepada beliau sebagaimana pendusta pada hadits2 beliau.
Maka yang paling penting sekarang adalah bagaimana kita tabarruk
dengan mengamalkan ajaran beliau, meneladani ibadah beliau, mengangungkan
sunnah beliau dan mempelajari hadits2 beliau.
Catatan tambahan: Tabarukk dg peninggalan itu khusus untuk
peninggalan Nabi. Adapun selain nabi maka tidak bisa dibuat tabarruk siapapun
orangnya. Oleh karena itu tidak dinukil dari seorangpun sahabat bahwa mereka
tabarruk dg peninggalan Abu Bakr, Umar, Utsman dan Ali, padahal tidak ada di
kalangan umat ini yg lebih mulia dari mereka.
(Diringkas dari At Tabarruk Anwa’uhu wa Ahkamuhu, hlm. 243-260
oleh Dr. Nashir Al Juda’i dan Syarh Syamail Nabi karya Syeikh Abdur Rozzaq Al
Badr hlm. 103-106)
Sumber : Fanspage Dr. Muhammad Nur Ihsan, MA
http://www.moslemtoday.com/rambut-peninggalan-rasulullah-benarkah/
Menguji Validitas Rambut Yang Dinisbatkan
Kepada Nabi
Pertanyaan; Masih adakah sebagian
sisa-sisa peninggalan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam di
zaman modern ini?
Jawab; Sebelum menjawab pertanyaan
ini saya ingin mengingatkan bahwa hukum mencari berkah melalui sisa-sisa
peninggalkan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam tetap berlaku
dan disyariatkan. Hal ini tidak hanya berlaku bagi para shahabat Radhiyallahu
‘Anhum atau para tabi’in saja semoga Allah merahmati mereka, karena
keberkahan sisa-sisa peninggalan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi
Wasallam tetap ada padanya dan tidak ada dalil yang menghilangkannya.
Kemudian untuk menjawab pertanyaan diatas
perlu dijelaskan beberapa persoalan berikut;
Pertama, disebutkan pada Shahih
Al Bukhari (2739) dari Amr bin Al Harits Radhiyallahu ‘Anhu bahwa
ia berkata, “Ketika Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam wafat
beliau tidak meninggalkan satu dirham atau dinar, tidak seorang budak laki atau
perempuan, bahkan beliau tidak meninggalkan apa pun selain bighal beliau
yang putih dan senjatanya dan sebidang tanah yang beliau sedekahkan.”
Tidak diragukan bahwa ini menunjukkan
bahwa setelah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam wafat, beliau
hanya meninggalkan sedikit dari barang pribadinya.
Kedua, setelah zaman shahabat Radhiyallahu
‘anhum dan tabi’in rahimahumullah sampai hari ini telah didapati
banyak kabar yang menunjukan adanya orang-orang dari sebagian khalifah, ulama
dan shalihin yang mencari berkah dengan sisa-sisa peninggalan Rasulullah Shallallahu
‘Alaihi Wasallam. Meskipun sebagian berita ini tidak valid karena
periwayatannya yang lemah atau penisbatan sisa peninggalan tersebut kepada
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam yang tidak benar, dan
kebanyakan berita itu dari jenis ini.
Setelah menyebutkan beragam macam
sisa-sisa peninggalan yang dinisbatkan kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi
Wasallam dan selain beliau di Konstantinopel, ibukota Kekhalifahan Turki
Utsmani, penulis kitab Al Aatsar An-Nabawiyah[1] berkata,
“Tidak diragukan bahwa sebagian peninggalan ini mengandung kemungkinan benar,
hanya saja saya belum mendapati seorang pun yang terpercaya menyebutkannya
apakah membenarkan atau mendustakannya. Maka hanya Allah Subhanahu yang
maha mengetahui hakikatnya. Adapun sebagian lainnya kami tidak bisa
menyembunyikan bahwa ada sesuatu yang membuat jiwa meragukannya dan tidak
meyakini kebenarannya…dstnya.
Ketiga, realitas hilangnya banyak
dari peninggalan-peninggalan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam selama
kurun waktu yang panjang disebabkan peperangan, fitnah dan lain sebagainya.
Diantara contohnya sebagai berikut;
1- Sebuah riwayat yang terdapat pada
Shahih Al Bukhari (5873) dan Muslim (2091) dari Ibnu Umar Radhiyallahu
‘Anhuma, ia berkata, “Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam mengenakan
cincin perak di tangannya, kemudian berada di tangan Abu Bakr, kemudian di
tangan Umar, kemudian Utsman hingga akhirnya jatuh ke sumur Aris, tulisannya
Muhammad Rasulullah.”
2- Hilangnya selendang dan pedang pada
akhir kekuasaan Dinasti Abbasiyah pada penyerangan pasukan Tatar ke Baghdad
pada tahun 656 H karena dibakar.[2] Al
Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “Bani Abbasiyah telah mewarisi
selendang ini secara turun temurun, dan dahulu seorang Khalifah mengenakannya
di hari raya di atas kedua pundaknya sambil memegang pedang yang dinisbatkan
kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dengan kedua tangannya. Kemudian
dia keluar dengan penuh ketenangan dan kewibawaan yang luar biasa menjadikan
hati-hati tunduk dan pandangan menjadi takjub.”[3]
3- Hilangnya sepasang sandal yang
dinisbatkan kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pada fitnah
Timur Lank di Damaskus pada tahun 803 H[4]
Juga diantara sebab hilangnya sisa-sisa
peninggalan Nabawiyah adalah wasiat sebagian orang yang memilikinya agar dia
dikafani dengannya, apabila peninggalan itu berupa pakaian sebagaimana yang
telah berlalu dari hadits Sahl bin Sa’ad Radhiyallahu ‘Anhu. Atau
pemiliknya berwasiat agar ikut dikubur bersamanya setelah kematiannya, apabila
peninggalan itu berupa sisa-sisa rambut misalnya.[5]
Keempat, banyaknya klaim didapati
dan kepemilikan rambut yang dinisbatkan kepada Rasulullah Shallallahu
‘Alaihi Wasallam pada banyak negeri-negeri Islam[6] di
era modern ini sampai-sampai dikatakan bahwa di Konstantinopel saja pada tahun
1327 H terdapat 43 helai, kemudian 25 helai dihadiahkan dan tersisa hanya 18
helai[7].
Karena itu setelah menyebutkan kabar-kabar orang yang bertabarruk dengan rambut
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dari pada shahabat Radhiyallahu
‘Anhum penulis kitab Al Atsar An-Nabawiyah berkata (halaman 82),
“Apa-apa yang diyakini kebenarannya dari rambut-rambut tersebut yang telah
berpindah-pindah tangan setelahnya adalah berasal dari yang dimiliki diantara
para shahabat Radhiyallahu ‘Anhum. Hanya saja memastikan validitasnya
perkara yang sulit.”
Dan disana ada perlakuan khusus dalam
penjagaan rambut-rambut yang dinisbatkan kepada Rasulullah Shallallahu
‘Alaihi Wasallam dari orang yang mengklaim memilikinya. Dimana rambut itu
disimpan di kotak khusus atau kaca dan dibungkus dengan sehelai sutra dan
semisalnya. Dan disebagian tempat diadakan perayaan untuk mengeluarkannya
dengan cara-cara khusus sekali atau lebih pada setiap tahunnya dan pada setiap
musim seperti malam 27 Ramadhan, atau malam Nisfu Sya’ban.[8]
Berdasarkan uraian diatas, maka apa yang
diklaim saat ini oleh sebagian orang, atau pada sebagian tempat akan adanya
sebagian sisa-sisa peninggalan Nubuwah seperti rambut-rambut, atau sandal dan
selainnya adalah suatu yang meragukan sehingga untuk mengetahui validitas
penisbatannya kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam diperlukan
suatu bukti yang terang hingga tidak terdapat lagi padanya keraguan. Tapi
dimanakah bukti itu?!
Asy-Syaikh Muhammad Nashiruddin Al
Albani Rahimahullah berkata, “Kita mengetahui bahwa sisa-sisa
peninggalan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam berupa baju, atau
rambut, atau kotoran telah hilang sehingga seorang pun tidak mampu memastikan
adanya satu pun dari barang-barang itu semua dengan suatu keyakinan yang
pasti.”[9] Terlebih
lagi dengan berlalunya 14 kurun lebih disisi adanya kemungkinan dusta pada
klaim penisbatannya kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam karena
motivasi tertentu, sebagaimana hadits-hadits yang dipalsukan penisbatannya
kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam secara dusta dan penuh
penipuan. Namun bagaimana pun, sesungguhnya bertabarruk (ngalap berkah) yang
paling tinggi dan mulia dengan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi
Wasallam adalah dengan cara mengikuti apa yang ditinggalkannya dari berupa
ucapan atau perbuatan, dan meneladaninya serta berjalan diatas jalan hidup
beliau yang tampak maupun yang tersembunyi, karena terdapat pada yang demikian
ini kebaikan seluruhnya…
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah Rahimahullah berkata,
“Dahulu ketika Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam datang ke Madinah
penduduknya meraih keberkahan beliau dengan cara beriman dengannya dan
mentaatinya. Sehingga dengan keberkahan itu mereka meraih kebahagiaan dunia dan
akhirat. Bahkan setiap mukmin yang beriman kepada Rasulullah Shalllahu
‘Alaihi Wasallam dan mentaatinya akan mendapatkan keberkahan beliau berupa
kebaikan dunia dan akhirat, tidak ada yang mengetahui besarnya keberkahan itu
selain Allah.[10]
Sumber: https://dorar.net/aqadia/1604
[1] Ahmad
Timur Pasha (halaman 78)
[2] Al
Atsar An-Nabawiyah (halaman 27-30)
[3] Al
Bidayah wan-Nihayah (6/8)
[4] Fathul
Muta’al fi Madhin-Ni’al oleh Ahmad bin Muhammad Al Muqri (halaman 363)
dengan sedikit ringkasan
[5] Siyar
A’lam An-Nubala’ karya Adz-Dzahabi (11/337) dan Al Atsar
An-Nabawiyah (halaman 82,84 dan 85)
[6] Seperti
Cairo, Damaskus, Baitul Maqdis, Aka, Haifa dan selainnya. Lihat halaman 89-96
kitab Al Atsar An-Nabawiyah
[7] Halaman
91 dari kitab Al Atsar An-Nabawiyah
[8] Halaman
91,93 dan 95 kitab Al Atsar An-Nabawiyah, dan kitab Tabarruk
As-Shahabah bi Atsar Rasulillah karya Al Kurdi (halaman 58-60) dan
kitab Tahdzir Al Muslimin ‘Anil Ibtida’ wal Bida’ fid-Diin, karya
Ahmad bin Hajar Al Ban’ali (halaman 168-170)
[9] At-Tawassul
Anwa’uhu wa Ahkamuhu karya Al Albani (halaman 146), dan kitab Awdhaul
Isyarah war-Rad ‘Ala Man Ajazal Mamnu’ minaz-Ziyarah, karya Ahmad bin
Yahya An-Najmi (halaman 309), dan kitab Hadzihi Mafahimuna, karya
Shalih bin Abdul Aziz Alu Syaikh (halaman 204)
[10] Majmu’
Fatawa (11/113)
Peninggalan Rambut Nabi ﷺ , Benarkah ? |
Sikap Kita Bagaimana ? - Ustadz Dr Firanda Andirja, Ma. (lihat 231 Comments)
Heboh Benda Peninggalan Nabi! Ustadz
Dzulqarnain M Sanusi
Ustadz Dzulqarnain bin muhammad sunusi -
Bolehkah tabaruk dengan peninggalan Nabi ? (lihat 42 Comments)
Klaim Rambut Nabi Muhammad ﷺ
Ngalap Berkah dengan
Rambut Nabi?
By Ahmad Anshori, Lc
Assalamuallaikum wrwb ustadz,baru2 ini ada berita opick membawa sehelai rambut Rasululloh,apakh itu benar ? Dan apakah boleh kita sampai mengagung2kn rambut tsb sprti perlakuan opick dkk thd benda tsb
Assalamuallaikum wrwb ustadz,baru2 ini ada berita opick membawa sehelai rambut Rasululloh,apakh itu benar ? Dan apakah boleh kita sampai mengagung2kn rambut tsb sprti perlakuan opick dkk thd benda tsb
Ibu Farida, di Yogyakarta.
Jawaban:
Wa’alaikumussalam warahmatullahi
wabarakatuh.
Bismillah walhamdulillah was sholaatu
wassalam’ala Rasulillah wa ba’du.
Ngalap berkah (tabarruk) dengan bekas
fisik Nabi shallallahu’alaihi wasallam memang dibolehkan. Sebagaimana
dilakukan oleh para sahabat, mereka pernah bertabaruk dengan air bekas wudhu
Nabi shallallahu’alaihi wasallam, baju beliau, minuman beliau, rambut dan
seluruh bekas fisik yang mulia Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam. Dan Nabi
shallallahu’alaihi wasallam tidak mengingkari tindakan mereka. Menunjukkan
bahwa hal tersebut boleh dilakukan. Karena memang pada tubuh Nabi shallallahu’alaihi
wasallam yang mulia, mengandung keberkahan dari Allah ‘azza wa jalla.
Sahabat Anas bin Malik radhiyallahu’anhu pernah
menceritakan,
دَخَلَ
عَلَيْنَا النَّبِيُّ فَقَالَ عِِنْدَنَا فَعَرَقَ وَجَاءَتْ أُمِّيبِقَارُورَةٍ
فَجَعَلَتْ تُسَلِّتُ الْعَرَقَ فِيهَا فَاسْتَيْقَظَ فَقَالَ:يَا أُمَّ سُلَيْمٍ،
مَا هَذَا الَّذِي تَصْنَعِينَ؟ قَالَتْ: هَذَا عَرَقُكَنَجْعَلَهُ فِي طِيْبِنَا
وَهُوَ مِنَ أَطْيَبِ الطِّيبِ
“Suatu saat, Nabi shallallahu’alaihi
wasallam berkunjung ke rumah kami. Lalu beliau tidur siang. Beliau
berkeringat ketika itu. Kemudian ibuku mengambil botol dan mengumpulkan
keringat itu di dalamnya.
Nabi shallallahu’alaihi wasallam terbangun
dan bertanya, “Ummu Sulaim.. apa yang sedang kamu lakukan ?”
“Ini adalah keringat Anda Ya Nabi..,”
jawab Ummu Sulaim, “kami akan campur dengan parfum kami. Itu adalah parfum
terbaik.”
Dalam riwayat, dijelaskan jawaban Ummu
Sulaim,
نَرْجُو
بَرَكَتَهُ لِصِبْيَانِنَا
“Kami mengharap mendapatkan barakah
keringat ini untuk anak-anak kami.”
Rasul pun berkata,
أَصَبْتِ
“Anda benar…”
(HR. Bukhori)
Di kesempatan yang lain, sahabat Abu
Juhaifah radhiallahu ‘anhu mengisahkan,
خَرَجَ
عَلَيْنَا رَسُولُ اللهِ بِالْهَاجِرَةِ فَأُتِيَ بِوَضُوءٍفَتَوَضَّأَ فَجَعَلَ
النَّاسُ يَأْخُذُونَ مِنْ فَضْلِ وَضَوئِهِفَيَتَمَسَّحُونَ بِهِ فَصَلَّى
النَّبِيُّ الظُّهْرَ رَكْعَتَيْنِ وَالْعَصْرَرَكْعَتَيْنِ وَبَيْنَ يَدَيْهِ
عَنَزَةٌ
“Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam menemui
kami saat hari panas terik. Air wudhu disiapkan untuk beliau. Seusai wudhu,
orang-orang bergegas mengambil sisa wudhu beliau. Lalu mereka usap-usapkan pada
tubuh mereka. Kemudian beliau shalat zhuhur dua rakaat dan ashar dua rakaat.
Beliau shalat menghadap sebuah tombak kecil.” (HR. Bukhori)
Bahkan para ulama sepakat boleh. Dalam
Ensiklopedia Fikih terbitan Kementerian Wakaf Kuwait diterangkan,
اتفق
العلماء على مشروعية التبرك بآثار النبي صلى الله عليه وسلم وأورد علماء السيرة
والشمائل والحديث أخبارا كثيرة تمثل تبرك الصحابة الكرام رضي الله عنهم بأنواع
متعددة من آثاره صلى الله عليه وسلم
Para ulama telah sepakat (ijma’),
disyariatkannya ngalap berkah dengan bekas fisik Nabi Shallallahu’alaihi
wasallam. Ulama-ulama Siroh (sejarah Nabi) telah menyebutkan banyak hadis
tentang tabarruk para sahabat yang mulia dengan bekas-bekas fisik Rasulullah
shalallahu alaihi wa sallam, dengan berbagai macamnya. (Mausu’ah Al
Fiqhiyyah Al Kuwaitiyyah, 11/62)
Hanya Untuk Nabi
Tabarruk dengan fisik atau bekas fisik
manusia, tidak boleh dilakukan kecuali kepada fisik yang mulis Rasulullah shallallahu’alaihi
wasallam. Tidak boleh dilakukan pada para wali Allah lainnya atau orang-orang
sholih selain Nabi.
Syekh Sholih Al Utsaimin rahimahullah menerangkan,
كان
الصحابة يتبركون بعرق النبي صلى الله عليه وسلم ويتبركون بريقه ويتبركون بثيابه
ويتبركون بشعره ، أما غيره صلى الله عليه وسلم فإنه لا يتبرك بشيء من هذا منه ،
فلا يتبرك بثياب الإنسان ولا بشعره ولا بأظفاره ولا بشيء من متعلقاته إلا النبي
صلى الله عليه وعلى آله وسلم
Dahulu para sahabat berharap berkah dari
keringatnya Nabi shallallahu’alaihi wasallam. Mereka juga berharap berkah dari
air ludah beliau, baju dan rambut beliau. Adapun untuk selain Nabi shallallahu’alaihi
wasallam, tidak boleh kita berharap berkah dari baju, rambut, kuku atau segala
sesuatu yang melekat pada fisiknya, kecuali hanya kepada Nabi shallallahu’alaihi
wasallam saja. (Syarah Riyadussholihin, 1/852)
Terbukti dalam praktek para sahabat –radhiyallahu’anhum-,
sepeninggal Nabi, tak ada satupun riwayat yang menyebutkan bahwa seorangpun
dari mereka bertabaruk dengan bekas wudhu atau rambutnya Abu Bakr As Sidiq atau
Umar bin Khattab radhiyallahu’anhuma.
Masih Adakah Rambut Rasulullah saat Ini?
Abdullah bin Mubarok –rahimahullah–
pernah mengatakan,
الإسناد
من الدين ولولا الإسناد لقال من شاء ما شاء
Sanad adalah bagian dari agama. Kalau
bukan karena sanad, niscaya orang akan mengklaim sesukanya.
Sanad adalah, data urutan orang-orang
dalam jalur periwayatan sebuah kabar.
Mengenai rambut Nabi shallallahu’alaihi
wasallam, jika saja itu benar, tidak perlu dipermasalahkan. Namun, membuktikan
keountentiakan rambut beliau yang mulia, harus ada bukti berupa jalur sanad
yang terjaga dan bisa dipertanggungjawabkan. Apakah bukti ini bisa diupayakan
pada zaman ini?
Mari kita simak keterangan dari pada
pakar sejarah. Diantaranya berikut :
[1] Keterangan Syekh Ahmad Basa Taimur.
Beliau menyatakan dalam buku beliau “Al-Atsar
An Nabawiyah”,
فما صح
من الشعرات التي تداولها الناس بعد ذلك ، فإنما وصل إليهم مما قسم بين الأصحاب رضي
الله عنهم ، غير أن الصعوبة في معرفة صحيحها من زائفها
Tak satupun riwayat valid yang bersambung
sampai ke Nabi berkenaan rambut Nabi shallallahu’alaihi wasallam yang
tersebar di masyarakat sepeninggal beliau. Rambut-rambut beliau yang sampai
kepada mereka mungkin bersumber dari para sahabat; semoga Allah meridhoi
mereka, yang telah tersebar setiap helainya. Hanya saja, sangat sulit
mengidentifikasi riwayat yang valid dengan yang tidak. (Al-Atsar An Nabawiyah,
hal. 82 – 84)
[2] Keterangan pakar hadis abad ini : Syekh Nashirudin
Al-Albani.
Beliau menjelaskan,
” هذا ولابد من الإشارة إلى
أننا نؤمن بجواز التبرك بآثاره صلى الله عليه وسلم ، ولا ننكره خلافاً لما يوهمه
صنيع خصومنا . ولكن لهذا التبرك شروطاً منها الإيمان الشرعي المقبول عند الله ،
فمن لم يكن مسلماً صادق الإسلام فلن يحقق الله له أي خير بتبركه هذا ، كما يشترط
للراغب في التبرك أن يكون حاصلاً على أثر من آثاره صلى الله عليه وسلم ويستعمله .
Kita mengimani bahwa boleh bertabaruk
dengan bekas fisik Nabi shallallahu’alaihi wasallam. Kita tidak mengingkari hal
ini, sebagaimana yang disangkakan orang-orang. Namun, tabaruk (agar berkhat)
memiliki syarat-syarat, diantaranya adalah iman yang diterima di sisi Allah.
Siapa yang tidak muslim jujur Islamnya, dia tidak berhak mendapatkan keberkahan
ini. Disyaratkan pula untuk mereka yang ingin bertabaruk dengan bekas fisik
Nabi shallallahu’alaihi wasallam untuk benar-benar mendapatkan benda
tersebut, kemudian menggunakannya untuk wasilah mendapat berkah.
Beliau melanjutkan,
ونحن
نعلم أن آثاره صلى الله عليه وسلم من ثياب أو شعر أو فضلات قد فقدت ، وليس بإمكان
أحد إثبات وجود شيء منها على وجه القطع واليقين ، وإذا كان الأمر كذلك فإن التبرك
بهذه الآثار يصبح أمراً غير ذي موضوع في زماننا هذا ويكون أمراً نظرياً محضاً، فلا
ينبغي إطالة القول فيه
Kita semua mengetahui bahwa bekas-bekas
fisik Nabi shallallahu’alaihi wasallam seperti baju, rambut atau yang
lainnya, telah punah. Dan tidak seorangpun diantara kita yang mampu
menghadirkan benda-benda tersebut dengan yakin dan valid. Maka dari itu,
bertabaruk dengan hal-hal demikian zaman ini menjadi pembahasan yang tidak
terlalu penting, hanya sekadar praduga atau klaim semata. Olehkarenanya, tidak
perlu kita memperpanjang pembicaraan tentang masalah ini. (Masu’ah Al Albani
fil ‘Aqidah, 3/731)
Sarana Ngalap Berkah yang Pasti
Jika kita menginginkan betul berkah dari
Nabi shallallahu’alaihi wasallam, ada satu sarana yang valid dan pasti dapat
keberkahan. Yaitu bertabaruk dengan ajaran yang dibawa Nabi shallallahu’alaihi
wasallam, yang sampai detik ini jejaknya masih terjaga, bahkan hingga hari
kiamat.
Silahkan ngalap berkah dari meneladani
sunah-sunah beliau shallallahu’alaihi wasallam.
Ada keterangan menarik dari Syeikhul
Islam Ahmad Al Harroni rahimahullah,
كَانَ
أَهْلُ الْمَدِينَةِ لَمَّا قَدِمَ عَلَيْهِمْ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ فِي بَرَكَتِهِ لَمَّا آمَنُوا بِهِ وَأَطَاعُوهُ، فَبِبَرَكَةِ ذَلِكَ
حَصَلَ لَهُمْ سَعَادَةُ الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ ، بَلْ كُلُّ مُؤْمِنٍ آمَنَ
بِالرَّسُولِ وَأَطَاعَهُ حَصَلَ لَهُ مِنْ بَرَكَةِ الرَّسُولِ بِسَبَبِ
إيمَانِهِ وَطَاعَتِهِ مِنْ خَيْرِ الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ ، مَا لَا يَعْلَمُهُ
إلَّا اللَّهُ
Penduduk Madinah, di saat kedatangan Nabi
shallallahu’alaihi wasallam, mereka mendapatkan keberkahan, saat mereka beriman
dan taat kepada beliau. Dengan berkah ini, mereka mendapat kebahagiaan dunia
dan akhirat. Bahkan setiap mukmin yang beriman Rasul serta patuh kepada
perintahnya, meraka mendapat keberkahan Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam,
disebabkan iman serta ketaatan mereka kepadanya. Berupa kebaikan dunia dan
akhirat yang tak ada tahu nilainya kecuali Allah. (Majmu’Fatawa, 11/ 113)
Wallahua’lam bis showab.
Dijawab oleh Ustadz Ahmad Anshori
(Alumni Universitas Islam Madinah, Pengajar di PP Hamalatul Qur’an Yogyakarta)
https://konsultasisyariah.com/34812-ngalap-berkah-dengan-rambut-nabi.html
https://konsultasisyariah.com/34812-ngalap-berkah-dengan-rambut-nabi.html
Keaslian Rambut Nabi Muhammad SAW Yang
Disimpan Opick Ditanyakan MUI, Minta Uji Laboratorium
Keaslian rambut Nabi Muhammad SAW yang
disimpan Opick dipertanyakan Majelis Ulama Indonesia (MUI). Minta ada uji
laboratorium.
Seperti diketahui, Opick mengaku
mendapatkan amanah dari Dewan Dakwah dan Pemerintah Turki unuk membawa sehelai
rambut Nabi Muhammad SAW ke tanah air.
Kabar tentang penyanyi religi Opick
membawa sehelai rambut Nabi Muhammad SAW sempat heboh.
Benarkah kabar ini? Asli atau tidak
rambut Nabi Muhammad SAW yang dibawa Opick?
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat
Bidang Informasi dan Komunikasi Masduki Baidlowi ketika berbincang bersama
Warta Kota (Grup Tribunnews.com), Kamis (9/5/2019)pun menanggapi sehelai rambut
Nabi Muhammad SAW yang dibawa Opick dari Turki.
"Banyak yang bertanya
kebenarannya."
"Perlu ada penelitian dari
laboratorium," kata Masduki Baidlowi.
Berdasarkan sepengetahuannya, memang ada
museum yang memelihara artefak kehidupan Nabi Muhammad SAW, salah satunya
adalah rambut.
Di museum itu pula dirawat dan dipelihara
hal-hal peninggalan Nabi Muhammad SAW.
Terkait sehelai rambut Nabi Muhammad SAW
yang dibawa Opick dari Turki ke Indonesia, Selasa (7/5/2019) malam, Masduki
Baidlowi menyatakan, ada beberapa pandangan ulama.
"Banyak yang menyebutnya sebagai
barokah dari peninggalan nabi."
"Saat nabi mencukur rambutnya, ada
kisah bahwa rambutnya diambil para sahabat," kata Masduki Baidlowi.
Barokah, kata Masduki Baidlowi adalah
konsep Allah memberikan berkat ke orang atau tempat-tempat tertentu, seperti
Hajar Aswad di Mekkah.
"Para ahli Sunnah Waljamaah
menganggap batu hitam Hajar Aswad itu sebagai benda yang menjadi berkah,"
jelas Masduki Baidlowi.
Sebaliknya, para ahli Wahabi justru tidak mempercayai
hal-hal peninggalan nabi tersebut sebagai barokah.
"Ahli Wahabi ini bahkan menganggapnya
sebagai musrik," kata Masduki Baidlowi. (orang
jahil wa bahlul, lihat 2 artikel paling atas).
Masyarakat tidak perlu bingung menanggapi helai
rambut Nabi Muhammad SAW yang dibawa Opick dari Turki ke Indonesia dan disimpan
di rumahnya di Pulo Gebang, Jakarta Timur, itu.
"Sekarang tinggal mengikuti ajaran yang
mana dan tidak perlu saling menyalahkan."
"Sebab, setiap padangan mempunyai
rujukannya sendiri-sendiri," ujarnya.
Opick menceritakan, sehelai rambut Nabi Muhammad
SAW itu telah dijaga 100 pasukan khusus dan dikawal tujuh pesawat tempur saat
dibawa ke Rusia untuk dipamerkan.
Cerita Opick mendapatkan amanah membawa
rambut Nabi Muhammad SAW itu berawal dari bulan madunya ke Timur Tengah.
Seperti diketahui, Opick baru saja
menikahi Bebi Silvana dan mengadakan resepsi pada 17 Desember 2018 lalu.
Opick juga mengajak Bebi Silvana
menjalankan misi kemanusiaan di Zona merah Palestina.
Seperti yang sudah diwartakan Gridhot.ID,
saat pulang Opick membawa amanah besar dari Dewan Dakwah dan Pemerintah Turki.
Opick diamanahi membawa sehelai rambut
Nabi Muhammad SAW.
Begitu keluar dari Terminal 3 Kedatangan
Luar Negeri Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Banten, Selasa (7/5/2019) sore,
Opick dielu-elukan para penjemputnya.
Puluhan orang pengikut Opick, termasuk
Ustad Derry Sulaiman, spontan melantunkan salawat dari lantai dasar menuju
lantai 3 saat di Bandara.
Opick bersama Bebi Silvana dan Derry
Sulaiman dikawal ketat beberapa orang.
Sementara puluhan orang lain yang berkaus
'The Core Guardian, Guard of Hair Rasulullah SAW' ikut menemani Opick.
Sepulang dari Istanbul, Turki, dan sempat
transit di Doha, Qatar, Opick terus dikawal ketat setelah membawa sehelai
rambut Nabi Muhammad SAW.
Sehelai rambut Nabi Muhammad SAW itu
diletakkan dalam kotak yang terbungkus kain hijau yang dibawa dan telah
disiapkan Derry Sulaiman di Jakarta.
"Ini adalah berkah untuk kita
semua."
"Saya membawa sehelai rambut Nabi
Muhammad SAW, orang yang dicintai banyak umat di seluruh dunia," kata
Opick.
Pasalnya Opick akan menyimpan sehelai
rambut Nabi Muhammad SAW itu di rumahnya.
Majelis ulama di Turki menyimpan sehelai
rambut Nabi Muhammad SAW yang kemudian diserahkan dan dibawa penyanyi religi
Opick ke Indonesia.
"Rambut Nabi ini akan dijaga selama
24 jam oleh anak-anak 'The Core Guardian'," kata Opick.
Sebelum dibawa ke Jakarta, sehelai rambut
Nabi Muhammad SAW itu dipinjamkan ke Pemerintah Rusia untuk dipamerkan di
sebuah museum.
"Selama berada di Rusia, sehelai
rambut Nabi ini dijaga puluhan pasukan khusus selama 24 jam tanpa henti,"
jelas Opick.
Tidak hanya dijaga 100 orang pasukan
khusus di Rusia, sehelai rambut Nabi Muhammad SAW itu juga dikawal tujuh
pesawat tempur sebelum mendarat di Rusia.
Lantaran hal itu, banyak orang akan
bertanya, benarkah sehelai rambut yang dibawa penyanyi Opick dari Ankara, Turki
ke Jakarta adalah benar milik Nabi Muhammad SAW.
Tuai Kontroversi, Opick Buktikan Keaslian
Sehelai Rambut Nabi Muhammad Yang Dijaganya
Setelah kontroversi berdatangan
menyerbunya selepas pemberitaan tentang sehelai rambut Nabi Muhammad yang ia
bawa dari Turki, Opick akhirnya
kembali angkat bicara. Pada Minggu (12/5/2019) sore sebelum berbuka puasa,
bertempat di kediamannya kawasan Pulo Gebang, Cakung, Jakarta Timur, Opick
menggelar jumpa pers guna membuktikan keaslian rambut Nabi Muhammad yang ia
jaga.
Dalam kesempatan tersebut, Opick tidak
sendirian, tetapi berjejer bersama petinggi Dewan Ulama Thariqah Indonesia
(DUTI) yang Opick juga merupakan salah satu pengurusnya. Pelantun Tombo Ati ini
seolah-olah ingin meluruskan segala kesimpangsiuran sekaligus menjawab tanggapan
MUI soal keaslian maupun silsilah rambut Nabi Muhammad tersebut yang bisa
dibaca di sini.
Kemudian perwakilan DUTI pun membacakan
beberapa poin yang tertulis dalam surat pernyataan resmi yang menerangkan
tentang keaslian rambut Nabi Muhammad dan pertimbangan Opick sebagai
penjaganya.
1. DUTI Benarkan Keaslian
Rambut
"Dewan Ulama Thariqah Indonesia dengan ini
menyatakan kebenaran dan keaslian rambut suci Nabi Muhammad SAW yang dipegang
oleh saudara Opick. Dan rambut suci yang dipegang oleh Opick telah lebih 2
tahun dipegang oleh Dewan Ulama Thariqah Indonesia sebelum menjadi aset bersama
Dewan Ulama Thariqah Internasional Turki. Rambut suci ini telah sering
dikunjungi oleh kalangan Ulama, Habaib, dan Syekh dari dalam negeri maupun dari
luar negeri, serta tentunya para ulama tersebut meyakini kebenaran dan keaslian
rambut suci ini," ujar DR. Zubair Ahmad, M.Ag selaku Sekretaris Dewan
Ulama Thariqah Indonesia. ???????????!!!
2. Kenapa Opick Bisa Menjaga Rambut
Rasulullah?
Lalu sekiranya bagaimana dengan Opick
yang bukan seorang Ulama bisa mendapatkan amanah menjaga rambut Rasulullah?
Pertanyaan ini pun seolah terjawab.
"Mustasyar Dewan Ulama Thariqah
Internasional yakni Syekh Fatih Nurullah Efendi sebagai salah satu keturunan
langsung dari Kesultanan Usmaniyyah Turki menerbitkan surat resmi yang di
dalamnya terdapat silsilah rambut suci Nabi Muhammad SAW. Agar dapat diterima
oleh berbagai kalangan di Indonesia, karena pertimbangan daripada latar
belakang saudara Opick yang bukan seorang Ulama," jelas Zubair.
3. Kenapa Opick Pantas?
Adapun DUTI juga menjelaskan pertimbangan
kenapa Opick pantas menjaga peninggalan suci ini. Penjelasan pertimbangan
tersebut dapat dibaca di sini.
"Akhirnya pada hari ini Kami dari
Dewan Ulama Thariqah Indonesia menyatakan bertanggungjawab atas pernyataan yang
telah disebut di atas kepada Allah SWT di Dunia dan di Akhirat. Semoga dengan
pernyataan ini permasalahan rambut suci Nabi Muhammad SAW tidak menjadi polemik
dan fitnah di tengah masyarakat Indonesia kedepan," tutup Zubair.
Ziarah Rambut Nabi, Rumah Opick Kedatangan Ribuan Orang Hingga Tangis Pecah
Rambut Nabi Muhammad SAW di kediaman Opick jadi destinasi ziarah baru. Ribuan orang datang hingga menangis di sana.
Rumah penyanyi religi Opick memang dibuka
untuk umum bagi siapa saja yang ingin berziarah rambut Nabi Muhammad SAW.
Peziarah pun datang dari penjuru negeri, mulai dari kalangan artis sampai
pejabat.
Salah satunya pesulap Master Limbad
bersama rombongannya.
"Ada banyak lah (dari kalangan artis
sempai pejabat)," kata Panglima The Guardian Core, Kiki Kumbang yang
menjaga rambut tersebut ditemui detikHOT, baru-baru ini.
"Ya, Master Limbad gitu banyak sih,
kalau artis-artis. Semalem ke sini Master Limbad sama rombongannya,"
lanjutnya.
Tak cuma dalam negeri, peziarah juga
datang dari mancanegara. Kiki menyebut menerima tamu dari Turki hingga Amerika
Serikat.
Kiki menyebut peziarah bisa ribuan orang
saat malam hari. Memang tempat tersebut dibuka 24 jam untuk peziarah.
Sayang, ketika detikHOT datang di siang
hari, tidak bertemu dengan satu orang pun peziarah.
"Ya banyak sampe nangis, karena
mereka timbul rasa seperti itu karena mereka rindu, tiap hari mereka bersalawat
saat mereka solat saat mereka berdoa, mungkin karena perasaannya rindunya
mereka terharu," kata Kiki.
"Kita pun kalau yang jaga, pas masuk
ya memang memang rasa rindu agak terobati pada Kanjeng Rasullulah," kata
Kiki. [dtk]
Opick Bawa Rambut Nabi, MUI : Warisan
Nabi SAW Al-Quran Dan As-Sunna
Publik dihebohkan soal penyanyi
Aunur Rofiq Lil Firdaus atau Opick yang mengaku mendapat warisan rambut Nabi
Muhammad SAW.
Menanggapi hal tersebut, Waketum
MUI Yunahar Ilyas menegaskan bahwa peninggalan Rasulullah SAW yang paling
penting bagi umatnya hanya Al-Quran dan As-Sunnah.
“Ya Nabi mengatakan, Aku tidak mewariskan
apa-apa kecuali Al-Quran dan as-Sunnah. Yang penting itu bukan rambut atau
warisan fisik Nabi, tapi Al-Quran dan as-Sunnah,” jelas Yunahar Ilyas, Kamis
(9/5/2019), lansir Detik.com.
Yunahar juga mempertanyakan asal usul
satu helai rambut nabi yang dibawa Opick. Dia juga mempertanyakan alasan satu
helai rambut nabi itu dibawa ke Indonesia.
“Pertanyaan pertama apa benar itu rambut
Nabi? Kalau benar kok bisa dibawa ke Indonesia? Peninggalan Nabi yang ada di
Museum Turki tentu tidak bisa dibawa keluar. Kalaupun iya, apa gunanya dibawa
ke Indonesia?” ujar ketua PP Muhammadiyah bidang tarjih dan tabligh ini.
Sebelumnya, Opick menggelar jumpa pers di
Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Selasa (7/5/2019). Opick terlihat mendekap
sebuah tabung berisi rambut yang dibungkus kain putih.
Tabung itu, kata Opick, berisi rambut Nabi Muhammad SAW.
Opick mengaku baru kembali dari
perjalanan singkatnya ke Turki untuk mengetahui ahli waris rambut Nabi Muhammad
SAW.
Menurut Opick, rambut yang dibawanya itu
bersertifikasi langsung dari pemerintah Turki dan Dewan Ulama Thariqah
Internasional.
“Hanya satu hari di sana untuk memastikan
dan mengetahui nasabiyahnya. Kemudian meminta (nasabiyah rambut) ini dari
siapa, dari siapa, dari siapa sampai ke Rasulullah SAW,” kata Opick saat jumpa
pers di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Selasa (7/5). (ameera/arrahmah.com)