Media
Barat Pro Liberal Mulai Beropini Bahwa Erdogan lah yang Sengaja Membuat Kudeta yang
Gagal
27 Minggu, 17 Juli 2016
Setelah kudeta militer yang
gagal, serta begitu banyaknya dukungan rakyat Turki kepada kepemimpinan
Presiden Erdogan. kini para media barat pro liberal yang awalnya memberitakan
suka cita telah terjadinya kudeta di Turki, kembali menyebarkan opini, bahwa
sesungguhnya yang menjadi dalang kudeta militer gagal adalah Erdogan sendiri.
Opini seragam dibangun oleh media
yang diketahui pro liberal dinegara barat; ada yang bersifat mengarahkan namun
dengan bahasa yang lebih halus, namun ada pula yang langsung ‘menghakimi’ bahwa
kudeta militer gagal ini adalah rencana Erdogan sendiri.
Sudah jelas, bahwa mereka mencoba
mengalihkan issue kembali dengan melemparkan kudeta yang gagal ini untuk
‘melengserkan’ Erdogan dari kepemimpinannya.
Dengan mencoba menggiring opini
dengan berbagai alasan dan bukti bukti yng cenderung dibuat buat; semata untuk
menyalahkan dari kesalahan prediksi mengenai rencana kudeta militer yang
akhirnya ternyata gagal total tersebut.
Minimal mereka bisa memnfaatkan
aksi penggiringan opini setelah terjadinya kudeta militer yang gagl ini, dengan
bahasa “semua adalah rencana Erdogan”. [lingkaran]
10 Contoh Memalukan Media Barat Dalam
"Pemberitaan" Kudeta di Turki
Jadi
kemarin ketika melakukan bedah media terkait kudeta Turki, baik media lokal
Turki, media asing, media lokal Indonesia, ada beberapa HEADLINES media asing
yang lead-nya itu mencolok.
Mencolok
bagi saya karena saya paham betul tentang lead, dua bulan belajar
lead diAnadolu Ajansı (kantor berita Turki).
Setidaknya
ada dua hal yang mencolok:
1)
Membelokkan situasi sebenarnya
2)
Membangun opini berbeda.
Contohnya
seperti apa?
Seperti
dalam artikel ini (10 Shameful Examples
of Western Media Reporting On Turkey Coup)*, sebab memang yang saya
temukan kemarin asalnya dari media-media ini. Media Indonesia pun kebanyakan
mengambil dari sini pula.
Itu
sebabnya, jangan telan mentah-mentah, meski berita itu sesuai dengan harapan
kita sekalipun. Biar adil semenjak dalam pikiran.
Demikian
disampaikan Herriy Cahyadi,
Studies PhD in International Relations at Istanbul University.
Berikut...
(by Shehzade Mustafa)
Sulit
untuk terkejut di hari-hari ini, tapi terkadang anda hanya bisa terperangah
dengan perilaku tidak terhormat beberapa media.
Dibawah
ini adalah sebuah daftar (yang tidak komplit) dari pemberitaan tidak
bertanggungjawab, tidak akurat dan terang-terangan berniat buruk oleh berbagai
media barat tentang upaya kudeta di Turki. Ini mengekspose banyak diantara
mereka yang terlibat dalam perilaku menipu dan propaganda yang bahkan tidak
pantas bagi sebuah surat kabar level sekolah.
(1) The Independent
The Independent telah bekerja
keras agar bisa sebias mungkin terhadap Erdogan. Disini mereka menaruh tanda
kutipan di sekitar kata “pengkhianatan” (treason) karena sepertinya sebuah
kudeta militer mematikan terhadap sebuah pemerintahan sipil memberi beberapa
ruang untuk meragukan apakah itu merupakan kejahatan terhadap Negara.
(2) The Telegraph
The Telegraph (diantara yang
lainnya) bekerja lebih awal untuk mengutip para ahli yang mencoba melegitimasi
faksi tentara (yang melakukan kudeta) tersebut dan aksi-aksi mereka dengan
melabeli mereka sebagai “penjaga konstitusi sekuler Turki.” Alih-alih
menyebutkan mereka sebagai pengkhianat seragam dan bangsa mereka, niat baik
hanya dikaitkan/diberikan pada satu sisi.
(3) The New York Times
The New York Times memutuskan
menjadikan momen awal dan membingungkan dari sebuah kudeta menjadi waktu yang
tepat untuk mengingatkan setiap orang akan obsesi mereka bahwa Erdogan adalah
pemimpin otoriter. Lagi-lagi, pemerintah Turki yang sah digambarkan entah
bagaimana sebagai tidak terlalu sah karenanya mencoba untuk melembutkan
dorongan/kecaman pada pelaku kudeta.
(4) The Times of Malta
The Times of Malta memutuskan
untuk lebih jauh lagi dan bersama dengan publikasi lainnya, mulai mentweet
seorang sumber UE yang anonim menyebut bahwa kudeta tersebut “kemungkinan akan
sukses.” Kondisi tak terverifikasi dari komentar tersebut dan kurangnya
integritas jurnalisme dari publikasi tersebut di saat sensitive ini adalah
sebuah pengkhianatan menjijikkan dari tanggung jawab jurnalisme. Tentu saja,
ini sangat membantu para pengkudeta untuk mencapai tujuan mereka karena memberi
kesan mereka telah menang.
(5) Sputnik
Sputnik, media dari Rusia ini
tidak pernah akan berimbang, tapi menggambarkan rakyat yang mempertaruhkan
nyawa mereka berdemonstrasi melawan kudeta sebagai “merayakan” kudeta sungguh
mengikuti buku propaganda Uni Soviet.
(6) The Daily Beast
The Daily Beast dan banyak
publikasi lainnya melampau diri mereka sendiri dengan pesan/pemberitaan yang
benar-benar tidak benar dan tidak terjadi yang menyebut bahwa Erdogan telah
mencari suaka tidak di satu, tapi di dua Negara Eropa.
Kenyataannya, saat mereka
mentweet hal ini – Erdogan telah mendarat di Istanbul meskipun banyak bom yang
dilaporkan meledak disana. Seperti yang mereka dan jurnalis lain ketahui, jika
Erdogan telah meninggalkan Negara tersebut maka kekuatan yang loyal pada
pemerintah mungkin menyerah karena berpikir semua telah hilag.
Meskipun mengetahui bagaimana
tingginya pertaruhan disini, mereka tetap mempublikasikan kebohongan
terang-terangan ini dan masih tidak memiliki kerendah-hatian untuk meminta maaf
atau menginvestigasi siapa yang memberi mereka informasi salah ini
(misinformation) dan mengapa
(7) VOX
Tagline Vox adalah “memahami
berita” (understand the news). Yang harusnya mereka katakan (tidak usah
ditutupi) adalah “memahami berita, 'sejalan' dengan bagaimana KAMI ingin anda
memahaminya.”
Mereka menurunkan artikel ini
berdasarkan jangka perhatian yang pendek dan kurangnya informasi hingga banyak
pembaca akan mengembangkan situasi di Turki dengan/berdasarkannya. Alih-alih
memberikan “sebuah panduan jelas”, mereka menaruh disana sebuah hack job
(terburu-buru dan berkualitas buruk) yang termasuk opini yang terang-terangan
bias seperti ini :
"Erdogan is clearly a threat
to Turkish democracy and secularism"
(Erdogan jelas merupakan ancaman
bagi demokrasi dan sekulerisme Turki)
"The military had been
shockingly quie about these developments recent years"
(Militer secara mengejutkan tetap
diam terhadap berbagai perkembangan ini selama bertahun-tahun)
Hal ini tidak berisi jurnalisme.
Ini adalah propaganda yang menyamar sebagai jurnalisme.
(8) FoxNews
Fox News melakukan apa yang
menjadi "hal terbaik" mereka selama ini. Saat seorang tamu (pembicara
tamu, Letkol Raplh Peters) dihadapkan dengan sebuah pertentangan antara sebuah
pemerintahan sah yang tidak mereka sukai (Erdogan) dan sebuah kudeta militer
brutal yang akan berujung pada ketidakstabilan dan tirani, mereka memilih yang
kedua (mendukung kudeta). Tapi setidaknya, mereka (FoxNews) tidak berpura-pura
adil dan seimbang.
(9) The Independent (lagi)
The Independent (lagi-lagi)
mengambil langkah lebih jauh. Mereka mengeluarkan sebuah artikel ("Turkey
coup: conspiracy theorists claim attempt was faked by erdogan")
mendiskusikan sebuah teori konspirasi gila bahwa semuanya hanyalah sebuah
kebohongan yang dirancang oleh pemerintah persis seperti yang dilakukan Nazi
sebelumnya (!) sepertinya, jika itu merupakan anti-Erdogan maka bahkan
pandangan/opini yang paling gila, paling xenophobic dan paling tidak
bertanggungjawab akan menemukan naungan yang ramah di the Independent.
(Jadi, setelah kudeta gagal,
lantas mereka menuduh Erdogan yang merancang kudeta).
(10) Business Insider
Akhirnya, sekarang setelah kudeta
telah digagalkan, banyak komentator dan publikasi kembali ke favorit masa lalu
mereka -mengeluh Erdogan terlalu otoriter dan kejam.
"Erdogan could use the
latest coup attempt to further tighten his grip in"
(Erdogan bisa menggunakan upaya
kudeta terbaru untuk lebih memperketat cengkeramannya)
Ini (pemberitaan media) hanyalah
puncak dari gunung es. Propaganda media ini menimbulkan pertanyaan serius:
"Why do they all seem so
keen to have this leader, this government and this country fall?"
Mengapa mereka semua tampak
begitu semangat agar pemimpin ini (Erdogan), pemerintah dan negara Turki ini
jatuh?
“Media adalah entitas paling
berpengaruh di dunia. Mereka punya kemampuan untuk membuat yang tidak bersalah
menjadi salah dan membuat yang bersalah menjadi tidak bersalah. Karena mereka
mengendalikan pemikiran massa” -Malcolm
X-
*Sumber:
http://muslimmatters.org/2016/07/16/10-shameful-examples-of-western-media-reporting-on-turkey-coup/
Pesan
Obama Penuh Makna: Lengserkan Erdogan dengan Desakan Pemilu Paska Kudeta Gagal
4 Minggu,
17 Juli 2016
Setelah terjadinya Kudeta yang
gagal di Turki, Presiden Amerika Barrack Obama mengeluarkan pernyataan yang
dapat memiliki makna tajam bagi kepemimpinan Presiden Erdogan.
Dilansir dari laman media Los
Angeles Times, Presiden Barrack Obama mengeluarkan pernyataan President Obama:
Support Turkey’s ‘democratically elected government’.
Mendukung pemerintahan Turki
‘yang terpilih secara demokratis’ (dengan tanda kutip).
Pemerintah Amerika melalui
Presiden Barrack Obama memberi pesan dibalik terjadinya kudeta yang gagal
dilakukan oleh militer; bahwa pemerintah Turki dibawah kepemimpinan Presiden
Erdogan belum lahir dari sebuah pemilihan yang demokratis.
Penggiringan opini atas
pernyataan Obama adalah seolah belum adanya pemilihan yang demokratis, maka
kudeta militer terjadi; walau gagal, hal ini seolah desakan bagi Turki untuk
melakukan pemilihan paska kudeta gagal dengan harapan memenuhi semua aspirasi
masyarakat Turki.
Amerika memang selalu berdiri
dengan standar gandanya, satu sisi seolah mendukung pemerintahan Presiden Erdogan
tapi di sisi lain berusaha mencari cara bagaimana ‘melengserkan’ kepemimpinan
Presiden Erdogan yang dikatakan oleh politik amerika adalah tokoh Islam yang
mewakili kaum Fundamentalis (Ikhwanul Muslimin).
Standar ganda itu pun kini
dijalankan, dengan mendorong desakan adanya pemilihan kembali kepemimpinan di
Turki dengan menjadikan peristiwa Kudeta militer yang gagal sebagai alasan
adanya pemerintahan yang bukan hasil pemilihan demokratis.
Upaya Amerika ini semata untuk
melengserkan pengaruh dan hegemoni sosok Erdogan, alasan diperlukan
pemerintahan yang dipilih secara demokratis oleh rakyat Turki, dan hal inilah
yang akhirnya menjadi kekuatiran tersendiri seperti peristiwa di Aljazair dengan
FIS nya.
.
Turki dengan AKP nya akan dibuat
seperti FIS di Aljazair, menghapuskan pengaruh partai yang dikenal Islamis;
dengan menjadikan target pemimpinnya untuk dikalahkan dalam pemilihan yang
‘kemungkinan’ disesuaikan berdasarkan keinginan Amerika. [lingkaran]
Aneh, AS Marah Jika
Turki Menghukum Berat Pelaku Kudeta
Bias Media Barat pada Turki:
Jika Kudeta Berhasil, Erdogan Bakal Disebut Diktator yang Digulingkan
(Posted on July 21, 2016)
Digertak AS dan Uni Eropa, Balasan
Erdogan Bikin AS-Uni Eropa Mati Gaya
Diancam AS dan Eropa,
Erdogan Tetap Tegas Hukum Pemberontak
[Dibalik 3 kudeta] aroma iblis mu
makin busuk !!!
Erdogan pada Uni Eropa: Jangan
Ikut Campur Urusan Turki!(Posted on July 21, 2016)
Jawaban Telak PM Turki Pada AS:
Ketika 9/11 Kalian Penjarakan Ribuan dan Minta Ekstradisi Tanpa Bukti
Kudeta
Turki dalam bayang-bayang ketakutan Barat
Kaum Pembenci Islam
"Meratapi" Kegagalan Kudeta Turki
[Melawan Fitnah Media Barat] FAKTA:
Pelaku Kudeta Adalah Militer Didukung Kaum Sekular Liberal, Bukan Kelompok
Islam
Pimpinan Hamas: Sekiranya Kudeta di
Turki Berhasil Maka yang Paling Dirugikan Palestina
Setelah Gagal "Mengkudeta"
Erdogan, Sekarang AS Ngancam Keluarkan Turki dari NATO
https://www.nahimunkar.com/syiah-tebar-gambar-hoax-demi-salahkan-erdogan/