PEGANG TEGUH KEBENARAN, BUKAN HAWA NAFSU ATAUPUN EGO HIZBIY
Pertama, Saudi dan koalisi
negara-negara Teluk melakukan serangan ke Syi’ah Houtsidi Yaman yang telah
memberontak, memporak-porandakan, dan menguasai Yaman. Baca di sini:
Kedua, serangan ini BUKANLAH AGRESI,akan
tetapi BANTUAN. Baca surat dari Presiden Yaman yang meminta tolong kepada
negara-negara Arab untuk melakukan intervensi militer di sini: http://internasional.gemaislam.com/iran-jangan-bikin-ulah-…/
Ketiga, siapa itu Syi’ah Houtsi si
pemberontak di Yaman? Mereka adalah bagian dari Syi’ah Imamiyyah, yaitu
sama seperti Syi’ah yang ada di Indonesia. Induk Syi’ah Imamiyyah ini
adalah Iran. Baca di sini: http://kisahmuslim.com/siapakah-pemberontak-houthi/
Keempat, Iran mengecam serangan
Saudi ke Syi’ah Houtsi si pemberontak di Yaman. Baca di sini: http://international.sindonews.com/…/iran-kecam-agresi-mili…
Kelima, kecaman Iran ini sungguh sangat lucu
karena yang dibela oleh Iran adalah pemberontak. Begitulah watak dan
tabi’at Syi’ah. Mereka akan selalu memberontak dan mengkudeta negara yang
dihinggapinya.
Sementara itu, Saudi Arabia (yang kata orang
“suka memecah-belah umat”) justru melakukan serangan ini karena memang dimintai
tolong oleh Presiden Yaman sendiri untuk memulihkan kondisi Yaman.
Ini adalah bukti nyata ukhuwwah
islaamiyyah yang dimiliki oleh Saudi Arabia. Raja Salman hafizhahullaah
tidak mau membiarkan saudaranya tertindas. Maka, ketika ada kesempatan yang
tepat, serangan militer untuk membebaskan saudaranya tersebut langsung beliau
lakukan.
Keenam, jika memang ini adalah agresi militer
(seperti yang dituduhkan oleh kaum liberal dan “kaum pendengki Saudi,”
sebut saja seperti itu) maka bagaimana Anda menjelaskan gambar-gambar berikut
ini, di mana Presiden Yaman berhasil sampai di Saudi dan diterima dengan baik
oleh Menteri Pertahanan Saudi, Pangeran Muhammad ibn Salman (anak Raja Salman)?
Pegang teguh kebenaran, bukan hawa nafsu
ataupun ego hizbiy. Ingat, kedengkian Anda akan diperhitungkan di Akhirat kelak
di hadapan Allah Subhanahu wa Ta’ala.
sumber
: https://www.facebook.com/andylatief
Syiah Houthi,
Siapakah Mereka, Ternyata Syiah Di Indonesia Juga Disokong Oleh Negara
Syiah Iran
Houthi atau
Hutsi adalah kelompok pemberontak yang berpaham Syiah Itsna Asyariyah atau
Syiah 12 imam. Sama seperti Syiah di Indonesia dan induknya Iran.
Kelompok ini
didirikan oleh Husein bin Badruddin al-Houthi di wilayah utara Yaman, tepatnya
di wilayah Sha’dah. Awalnya mereka berpaham Syiah Zaidiyah, kemudian menjalin
hubungan dengan Hizbullah Libanon, mereka pun berubah menjadi Syiah 12 imam
yang ekstrim. Mengenai latar belakang kelompok ini sudah dijelaskan di artikel
“Separatis Houthi dan Revolusi Syiah di Yaman”.
Ideologi
Pemberontak Houthi
Sama sepertinya Syiah di
Indonesia, Iran, Libanon, Irak, Bahrain, dan
mayoritas Syiah yang ada di dunia, pemberontak Houthi pun berideologi
Syiah Itsna Asyariyah atau Syiah 12 Imam. Di
antara ideologi gerakan ekstrim ini adalah:
Ideologi imamah, yaitu bentuk ideologi yang berkeyakinan bahwa
kepemimpinan tidak sah kecuali dari keturunan Ali bin Abi Thalib.
Membangkang kepada
pemerintah dan menyiapkan diri untuk berhadapan
dengan pemerintah.
Memprovokasi dan
membangkitkan semangat pengikutnya untuk memerangi Ahlussunnah. Karena Ahlussunnah meridhai selain Ali jadi khalifah,
yaitu Abu Bakar, Umar, dan Utsmanradhiallahu ‘anhum ajma’in.
Memuji-muji revolusi
Khomeini dan
Hizbullah Libanon. Mereka menjadikan
keduanya sebagai teladan yang wajib dicontoh perjalannya.
Memusuhi tiga khalifah pertama dan para sahabat nabi
secara umum. Karena dari kaca mata ideologi
Houthi dan Syiah 12 Imam, tiga khalifah pertama dan para sahabat nabi adalah
sumber bencana pada umat ini. Badruddin al-Houthi mengatakan, “Saya pribadi
meyakini kekafiran mereka (para sahabat pen.). Mereka (para sahabat) berada di
jalan yang berbeda dengan Rasulullah ﷺ.”
Mereka mengajarkan mencela dan melaknat istri-istri
Rasulullah ﷺ dan para sahabat beliau.
Husein al-Houthi mengatakan, “Seluruh
kejelekan yang ada pada umat ini.., setiap kezaliman yang terjadi pada umat
ini… dan segala bentuk penderitaan yang dirasakan umat ini… adalah tanggung
jawab Abu Bakar, Umar, dan Utsman. Khususnya Umar, dialah sutradaranya”.
Ia juga berkata tentang baiatnya para sahabat
kepada Abu Bakar setelah Rasulullah ﷺ wafat: “Dampak kejelekan baiat itu masih terasa hingga
sekarang”.
Pendiri gerakan separatis ini juga
mengatakan, “Permasalahan Abu Bakar dan Umar adalah permasalahan besar.
Merekalah dalang semua (keburukan) yang didapat umat ini”.
Karena itu, di Iran mereka melakukan
revolusi. Di Bahrain melakukan pemberontakan. Di
Libanon mereka menguasai kebijakan negara dengan militer non pemerintah yakni
grup Hizbullah. Di Yaman mereka memberontak.
Di Indonesia? Mereka pun
sama. Mereka adalah Syiah 12 Imam.
Secara khusus mereka sangat membenci Umar.
Seorang sahabat yang agung yang memadamkan api majusi dengan menaklukkan
imperium Persia.
Husein al-Houthi mengatakan, “Muawiyah adalah
buah di antara kejelekan Umar. Dan tidak hanya Muawiyah saja racun dari
kejelekan Umar bin al-Khattab, Abu Bakar juga merupakan hasil dari
kejelekannya. Demikian juga dengan Utsman, ia juga hasil kejelekan Umar”.
Bukti Eratnya Hubungan Houthi dengan
Negara Syiah Lainnya
Husein bin
Badruddin al-Houthi sangat terpengaruh dengan perjalanan hidup Khomaini. Ia berazam sekuat tenaga mewujudkan dan
menjadikan Yaman seperti Iran.
Salah seorang saudaranya mempelajari metode
revolusi dalam sebuah seminar praktik “Ittihadu asy-Syab
al-Mukmin” yang
diadakan pada tahun 1986 atas sponsor Iran.
Setelah ayahnya (Badruddin al-Houthi) kembali
dari Teheran, ibu kota Iran, mulai banyak terjadi perselisihan dengan
ulama-ulama madzhab Syiah Zaidiyah.
Kunjungan pemberontak Houthi ke Iran dan
kunjungan balik Iran ke Yaman dalam pertemuan-pertemuan rahasia terkait “Ittihadu
asy-Syab al-Mukmin” sebagai persiapan revolusi di Yaman.
Pembelaan televisi-televisi Syiah semisal
al-Alam di Iran, al-Manar milik Hizbullah Libanon, dll. terhadap pemberontak
Houthi saat pemberontak ini berperang dengan pemerintah Yaman.
Militer Yaman menemukan senjata-senjata Iran
pada pemberontak Houthi.
Ditemukan dokumen di rumah sakit Iran di ibu
kota Shan’a. Dokumen itu menunjukkan keterlibatan Iran dalam operasi spionase
(mata-mata), dukungan keuangan, dan militer untuk Houthi. Rumah sakit Iran itu
pun akhirnya ditutup oleh pemerintah Yaman.
Adanya lambang
Hizbullah Libanon di markas-markas Houthi.
Sejak
keberhasilan revolusi berdarah di Iran, Khomaini memang bertekad mengadakan
revolusi serupa di negara-negara Arab.
Terdapat
pejuang-pejuang Syiah Irak di baraisan pemberontak Houthi.
Orang-orang
Syiah baik di Iran maupun yang lain, marah besar atas serangan terhadap
pemberontak Houthi.
Bahaya dan Ancaman Gerakan Houthi
Pemikiran yang
paling berbahaya dari kelompok pemberontak ini adalah keyakinan bahwa Imam
Mahdi (versi Syiah) akan datang ke dunia. Oleh karena itu, perlu dilakukan
persiapan tanah tempat kedatangannya untuk kemudian “membebaskan” dua tanah
haram, Mekah dan Madinah. Kerajaan Arab Saudi harus segera dihancurkan. Kita
bisa menyaksikan saat ini, Syiah berusaha mengepung kerajaan ini dengan men-Syiah-kan
Irak, Libanon, dan Suriah untuk memagari Arab Saudi di bagian utara. Yaman di bagian selatan. Usaha untuk
menguasai Mesir di sebelah barat. Dan Iran sendiri di sebelah Timur.
Dalam buku Ashru azh-Zhahir yang ditulis oleh seorang Syiah, Ali
Kurani al-Amili, ditegaskan bahwa banyak terdapat hadits dari ahlul bait
tentang revolusi Islam di Yaman.Yaman adalah tanah yang disiapkan untuk
kedatangan Mahdi. Di dalam kitab tersebut disebutkan bahwa pimpinan revolusi
bernama “al-Yamani” seorang Yaman yang bernama Hasan atau Husein dari keturunan
Zaid bin Ali. Al-Yamani ini keluar dari daerah yang disebut Kur’ah. Sebuah desa
di daerah Khaulan dekat Sha’dah.
Dialog Buntu, Operasi Militer
Ditempuh
Bukan rahasia lagi, bahwa grup-grup ekstrim Syiah di
dunia Arab memiliki hubungan erat dengan Iran. Negara
para mullah ini seolah-olah menjadi ayah bagi para ekstrimis Syiah di Timur
Tengah. Mereka mensponsorinya dan berdiri satu barisan bersama mereka. Iran dan
agen-agennya di Timur Tengah sudah tidak bisa dipercaya lagi. Mereka
selalu memainkan peran sebagai penipu dimanapun mereka berada. Politik
damai sudah sangat jauh dari kata manjur mengatasi kezaliman mereka. Operasi
militer pun harus ditempuh.
Diam-diam, pemberontak Houthi dibantu oleh
mantan presiden Yaman yang digulingkan, Ali Abdullah Shaleh, untuk merebut ibu
kota Shan’a dengan kekerasan dan teror. Padahal Ali Abdullah Shaleh ini punya
hutang nyawa dengan Arab Saudi. Ia diselamtkan Raja Abdullah dari para
pemberontakan yang hendak membunuhnya saat Arab Spring beberapa tahun silam.
Setelah berhasil merebut ibu kota
Shan’a, grup pemberontak yang disupport Iran ini menutup setiap
kemungkinan upaya rekonsiliasi yang diupayakan oleh negara GCC (Gulf
Cooperation Council: Saudi Arabia, Kuwait, the United Arab Emirates, Qatar, Bahrain, dan
Oman). Presiden Yaman, Abdrabbo Mansour Hadi, akhirnya meminta negara-negara
Teluk, Liga Arab, dan komunitas internasional untuk campur tangan menghadapi
pemberontakan berdarah yang dilakukan oleh separatis Houthi.
Arab Saudi dan negara anggota GCC (kecuali
Oman), Yordania, Mesir, Sudan, Maroko dan Pakistan bahkan termasuk Turki
menjawab panggilan tersebut dengan operasi militer yang dinamai dengan Decisive
Storm.
Iran dan media-medianya Syiahnya –termasuk
media-media Syiah di Indonesia- mengecam keras operasi militer ini. Tidak heran
rezim Iran membela kelompok teroris ini, karena sebelumnya pun mereka telah
menjadi sumber utama pergolakan dan ketidak-stabilan di berbagai wilayah. Terutama
di Suriah, Libanon, Irak, dan Yaman. Karena itu jangan heran mereka menyebut
aksi pembebasan kemanusiaan ini dengan penjajahan dan agresi militer.
Jika Yaman menjadi sekutu Iran, tentu
keamanan Mekah dan Madinah kian terancam. Mereka bisa meluncurkan rudal-rudal
balistik dari pangkalan militer di Yaman, “membebaskan” dua tanah suci dan
menghancurkan Arab Saudi.
Tindakan preventif atas agresi terhadap tanah
suci harus segera dilakukan. Menolong masyarakat Yaman adalah sebuah kewajiban. Dan dukungan moral
dan doa kita kaum muslimin, tentu mereka butuhkan.
Diolah dari
berbagai sumber.
sumber
: http://kisahmuslim.com/siapakah-pemberontak-houthi/
Kejahatan Kaum Syiah Keapada Ahlus Sunnah di Yaman
buka