BAGDAD - Kepala Dinas Intelijen di Kurdistan
Irak, Masrour Barzani, menyatakan keprihatinannya tentang peran milisi
Syiah yang didukung Iran yang bermain bersama tentara Irak untuk mendapatkan
kembali kendali atas kota Tikrit dari ISIS.
Dalam sebuah wawancara dengan media Baat,
Barzani mengatakan bahwa keterlibatan milisi Syi'ah oleh
pemerintah Irak mengarah ke yang lebih besar dan lebih berbahaya
daripada masalah ISIS. Karena keterlibatan milisi Syi'ah akan semakin
meningkatkan ketegangan antara golongan Sunni dan Syiah di negara itu.
Barzani mengkritik keras pemerintah Baghdad
yang menggunakan milisi Syiah untuk mengambil kembali kendali kota Salahuddin.
"Ini akan menghasilkan masalah yang lebih besar daripada ISIS. Kita semua
harus melihat masalah ini sebagai perang melawan organisasi, kita harus
berjuang bersama-sama menghadapi ISIS, tetapi jika pembalasan atau balas dendam
yang terjadi antara sekte atau agama atau kelompok etnis, masalah ini tentu
akan menjadi lebih sulit", kata Barzani.
Pejabat Kurdi menambahkan: "Negara Islam
adalah hasil dari kesalahan politik di negeri ini dan di wilayah, ada
Al-Qaeda, ISIS hari ini, besok mungkin ada sesuatu yang lain".
Lahirnya al-Qaedah, ISIS dan berbagai kelompok perlawanan yag tumbuh di Irak,
memiliki akar sejarah yang sangat mendalam. Tapi, jika sekarang pemerintah Irak
meminta dukungan Iran dan milisi Syi'ah ini, berarti akan mengaduk-ngaduk
seluruh dunia Arab.
Dengan perang antara Sunni - Syi'ah tidak
akan pernah selesai, dan terus berkembang lebih luas. Ini sangat berbahaya, dan
seharusnya pemerintah Irak tidak memasukkan milisi Syi'ah dan pasukan
reguler Iran ke Irak, ini sangat berbahaya bagi masa depan Irak.
Isu ISIS yang tengah menghangat di Indonesia
dan dunia internasional karena blow up media-media sekuler barat, demikian juga
dengan media-media di negeri ini yang ikut membebek dan berkiblat ke barat.
Kebengisan tentara ISIS yang melampaui batas
ini dimanfaatkan oleh Syiah untuk menghantam Ahlussunnah secara umum.
Kebiadaban yang dilakukan oleh Basyar Al Assad dan pasukannya terhadap kaum
muslimin Suriah kini terlupakan oleh berita ISIS. Kemudian Syiah menghembuskan
opini bahwa Ahlussunnah adalah kumpulan orang-orang yang kejam. Padahal
Ahlussunnah sendiri sepakat bahwa ISIS adalah kelompok sesat.
Ustadz Firanda Andirja dalam kajian “Sikap
Seorang Muslim dalam Menghadapi Isu ISIS” di masjid Darul Ilmi PTIK (Perguruan
Tinggi Ilmu Kepolisian) Rabu (3/9/2014) mengatakan, Syiah sengaja memanfaatkan
isu ISIS untuk menghantam Ahlussunnah.
“ISIS adalah isu yang banyak dimanfaatkan oleh
banyak pihak, diantaranya adalah Syiah,” kata ustadz Firanda.
Ustadz Firanda menambahkan, ucapan para tokoh
Syiah tentang ISIS diarahkan kepada Ahlussunnah dan untuk membentuk opini
publik bahwa biang radikalisme berasal dari Ahlussunnah bukan Syiah.
“Jalaluddin Rakhmat, tokoh Syiah Indonesia
mengatakan bahwa ciri-ciri ISIS adalah tauhid, jadi kalau yang sering membahas
tauhid maka dia adalah ISIS,” ujarnya.
Pengajar di masjid Nabawi ini menegaskan bahwa
ISIS memang berbahaya tetapi Syiah juga sangat berbahaya.
“Syiah adalah bahaya yang terorganisir (sudah
ada dari zaman Sahabat), dan isu ISIS ini dimanfaatkan oleh Syiah untuk
menjatuhkan Ahlussunnah,” terangnya.
ISIS juga, kata mahasiswa S3 Universitas Islam
Madinah ini, bukan hanya dimanfaatkan oleh Syiah tapi oleh orang-orang kafir
juga.
“Orang-orang kafir memanfaatkan sepak terjang
ISIS ini untuk menjatuhkan Islam,” paparnya.(iz/gemaislam)
Tanggapi Komentar Kang Jalal, MUI Jatim: Syiah
Lebih Berbahaya dari ISIS
KIBLAT.NET, Jakarta – Menanggapi pernyataan
gembong Syiah Indonesia, Jalaludin Rakhmat, pengurus MUI Jawa Timur dan Wakil
Rais Syuriyah PWNU Jawa Timur, Habib Achmad bin Zein Al-Kaff menyatakan justru
keberadaan syiah lebih berbahaya daripada ISIS di Indonesia.
“Kami Front Anti Aliran Sesat (FAAS) siap
menghancurkan Syiah di Indonesia tanpa bantuan ISIS. Sebab Syiah lebih bahaya
dari ISIS,” ujar Habib Achmad bin Zein Al-Kaff kepada Kiblat.net, Selasa,
(05/08) malam.
Seperti diberitakan Kiblat.net sebelumnya,
Ketua Dewan Syuro Ikatan Jamaah Ahlul Bait Indonesia (IJABI) Jalaludin Rakhmat
menuding bahwa akar masalah konflik di Indonesia adalah umat Islam ahlussunnah
yang anti terhadap syiah. Ia juga menuding MUI dan sejumlah parpol dan ormas
Islam membantu ISIS untuk menghancurkan Syiah. ( ?? sakit )
“Kelompok anti-Syiah adalah prospek utama
pemicu konflik di Indonesia, dengan membantu ISIS untuk menghancurkan Syiah.
Kelompok tersebut seperti MUI, MIUMI, dan orang-orang di PKS tidak menyukai
Syiah,” tuding caleg PDI-P yang akan melenggang ke Senayan ini dalam acara
bertajuk “ Tolak ISIS, Umat Beragama & Kepercayaan Menolak ISIS di
Indonesia yang digelar di Galeri Cafe, Jakarta, Senin, (04/08).
Habib Zein Al-Kaff mengatakan, ketimbang ISIS,
masih ada sederet aliran-aliran sesat yang tumbuh subur di Indonesia seperti
Syiah, JIL, dan Ahmadiyah yang seharusnya diperhatikan oleh pemerintah. ( masya Allah )
“Aliran-aliran sesat tumbuh subur di Indonesia
karena pemerintah tidak tegas, tapi ISIS lebih mudah dideteksi karena
gerakannya jelas, berbeda dengan aliran sesat yang bersifat menyusup memiliki
misi dan kekuatan finansial yang cukup besar,” tambahnya.