Friday, May 15, 2020

Kebohongan Turkinesia.Net Terkait Simbiosis Mutualisme Erdogan – Zionis Israel

PM Sharon meets with Turkish PM Erdogan

Pesawat Israel mendarat di Turki? Begini penjelasannya

Rumitnya hubungan bilateral Turki-Israel
Secara politik, Turki memang menjalin hubungan dengan Israel sejak awal-awal era republik. Hubungan tersebut terus berlanjut di era Erdogan meskipun mengalami pasang surut dan bahkan hampir perang.
Hubungan Turki – Israel awal era republik
Untuk memahami hubungan Turki-Israel saat ini, baiknya kita tahu sejarah hubungan kedua negara.
Hubungan Turki-Israel dimulai pada tahun 1949 disaat era Turki Sekuler. Ketika itu Turki adalah negara mayoritas muslim pertama yang mengakui negara Israel.
Walaupun ketika itu Ankara belum memiliki Kedubes di Tel Aviv namun hubungan dagang dan militer kedua pihak sudah cukup erat. Tentu dengan semua dinamika layaknya hubungan dua negara. Baru tahun 1980 Turki membuka Kedubes di Tel Aviv.
Padahal pada tahun tersebut hubungan Turki-Israel sedang memburuk, akibat memanasnya hubungan Dunia Arab-Israel. Tapi kenapa Turki justru membuka kedutaan besar di Tel Aviv?
Hubungan Turki-Israel tidak terbangun layaknya hubungan Turki dengan negara2 lain, tapi tercipta dengan asas saling membutuhkan dari kedua belah pihak dalam kondisi yang sangat khusus dan sensitif.
Kondisi ini disadari oleh kedua belah pihak jauh sebelum Erdogan dan AKP naik singgasana di Turki. Itu sebabnya hubungan kedua negara yang terjalin sejak 1949 baru memiliki kedutaan besar pada tahun 1980 dengan situasi turun naik bahkan hampir perang.
Namun semua ketegangan tersebut bisa diatasi karena sebelumnya Turki hanyalah negara miskin dan terkebelakang pasca runtuhnya Khilafah. Namum pada tahun 2002 ketika Erdogan-AKP naik panggung semua menjadi sangat berbeda.

Hubungan Turki – Israel era Erdogan
Erdogan mengusir Dubes Israel untuk membalas kebrutalan Israel pada aksi 30 Maret 2018 yang menewaskan setidaknya 125 warga Gaza. Video penghinaan terhadap Dubes tersebut ketika di Bandara disiarkan secara langsung oleh media Turki saat itu.
Tidak sampai di situ, Turki juga menarik Dubes-nya untuk Tel Aviv. Namun di waktu yang sama hubungan Ekonomi terutama perdagangan Turki-Israel sedang sangat bagus. Ini menjadi pertanyaan: apakah hubungan kedua negara dibangun di atas kemunafikan?
Bagi yang melihat Erdogan dan AKP hanya berdasarkan pandangan pertama tentu memahami hubungan Ankara-Tel Aviv dibangun di atas kemunafikan, tapi bagi yang mengikuti rasa penasarannya dan terus menggali lebih dalam maka akan paham bagaimana jalannya ‘permainan’.
Untuk lebih mudah memahami, mari mita lihat ke tahun 2002 saat awal Erdogan-AKP naik panggung politik Turki (setelah menang pertama kali di pemilu 2002). Tahun 2003 Amerika menginvasi Irak. Sebagai sekutu dekat (kacung) Turki diminta bersedia membuka wilayah (darat dan udara) bagi militer Amrik untuk menyerang Irak.
Ini ujian pertama bagi AKP terkait politik Turki di Kawasan secara umum dan Amerika-Israel secara khusus. Pada dasarnya permintaan Amerika tersebut bukan hal yang aneh karena selama ini militer Amerika bebas keluar masuk Turki semau mereka. Wajar, posisi Turki ketika itu sebagai negara kacung.
Namun ketika itu pemerintah Turki tidak langsung mengiyakan permintaan Amerika, tapi juga tidak menolak. Pemerintah Turki menyerahkan ke parlemen untuk menolak atau menerima. Ini awal membandelnya Turki.
Ketika itu parlemen dikuasai oleh kader AKP, tentu hasilnya jelas bahwa permintaan Amerika ditolak walau hanya berbeda beberapa suara. Padahal ketika itu pemerintah Turki sempat mengusulkan kepada parlemen untuk menyetujui permintaan Amerika. Drama politik.
Terlihat nyata ketika itu pemerintah Turki ingin menolak permintaan Amerika dengan melemparkannya ke parlemen tapi di sisi lain pemerintah Turki ingin mengunci Amerika agar tidak marah dengan mengusulkan parlemen agar menerima permintaan Amerika.
Kenapa drama politik ini harus terjadi? Karena pemerintah Turki ketika itu paham betul belum cukup kuat menghadapi Amerika. Belum lagi kisah kelam rentetan kudeta dan yang terbaru yang menimpa Erbakan (pemerintahan ala politik Islam –red).
Kenapa kami perlu memaparkan cerita di atas? Karena di dalamnya ada gambaran politik Luar Negeri Turki yang hingga hari ini kadang masih dipakai oleh Erdogan dan AKP. Politik LN Erdogan tidak dibangun di atas rumus-rumus kosong yang jauh dari realita di lapangan. Erdogan sebagai Perdana Menteri dan Presiden sangat logis dalam mengambil keputusan dan tindakan.
Hubungan dagang atau ekonomi yang masih  dijalin Erdogan dengan Israel adalah kebutuhan Turki yang terwariskan sejak lama. Tapi dalam pragmatisme tersebut Erdogan tidak melepaskan prinsipnya dalam menjaga kehormatan Turki. Itu sebabnya kenapa hubungan Turki-Israel naik turun.
Israel adalah duta dan anak emas Barat khususnya Amerika di Kawasan. Siapa yang dianggap musuh oleh Israel maka akan menjadi musuh bagi Amerika, begitu juga sebaliknya.
Siapa yang harus disingkirkan menurut Israel maka harus disingkirkan menurut Amerika. Menjaga hubungan baik terutama dagang dengan Israel harus dilakukan Erdogan di saat kepemimpinannya diminta fokus membangun ekonomi di dalam negeri.
Namun alasan-alasan tersebut tidak menjadi alasan bagi Erdogan untuk selalu tunduk di bawah tekanan Israel. Dimulai pada tahun 2009 ketika Israel melancarkan serangan ke Gaza.
Ketika itu Erdogan menelanjangi Shimon Peres di depan publik saat acara the Annual Meeting of the World Economic Forum (WEF) di Davos Swiss yang videonya sudah tersebar.
Di tingkat rakyat, tahun 2010 Turki mengirimkan bantuan guna mematahkan blokade Israel terhadap Gaza. Kita mengenal tragedi Marmara. Semoga para korban Allah hitung sebagai syuhada.
Tragedi Marmara berujung pada pengusiran Dubes Israel untuk Ankara dan semua kerja sama militer dihentikan. Karena peristiwa ini pula, sejak saat itu tidak ada pesawat Israel yang mendarat di Turki. Tapi menariknya kerja sama di bidang ekonomi dan perdagangan tetap lanjut. Gaya hubungan Turki-Israel ini memang sedikit unik.
Ingat, Turki adalah pihak yang memulai pengusiran Dubes dan pihak yang menghentikan kerja sama militer. Turki mendesak Israel meminta maaf dan membayar ganti rugi kepada keluarga korban tragedi Marmara.
Begitulah politik yaitu seni menemukan peluang di tengah semua kekurangan dan kelebihan yang dimiliki. Erdogan sengaja tidak memutuskan kerja sama militer tapi hanya menghentikan. Di sisi lain Erdogan memaksa Israel meminta maaf dan membayar uang ganti rugi.
Erdogan hanya mampu melakukan manuver sampai di situ. Jika Turki sampai menghentikan kerja sama di bidang ekonomi dan perdagangan selesai sudah hubungan Israel-Turki. Sampai di situ? Tidak. Setelah itu akan memasuki babak baru: Perang.
Pertanyaannya: apakah perang adalah pilihan terbaik bagi Turki dan rezim Erdogan yang selalu digoyang dari dalam dan luar negeri? Atau lebih jelasnya, apakah Turki akan mampu bertahan dari gempuran koalisi Barat khususnya Amerika jika perang dengan Israel? Jawabannya tentu tidak.
Perlu diingat adalah jika perang terjadi maka negara-negara Arab, khususnya UEA, Saudi dan Mesir akan berada di sebelah Amerika dan Israel. Adapun yang tidak memihak ke Barat tidak juga akan memihak ke Turki. Seperti itu kondisinya jika perang terjadi.
Jadi yang paling logis yang bisa dilakukan Erdogan ketika itu hanya sebatas menunda kerja sama di bidang militer. Itu sudah sangat cukup untuk menghukum Israel dan Amerika. Kenapa?
Sebelum tragedi Marmara terjadi, Turki yang dipimpin Erdogan-AKP sudah menjadi target Israel dan Barat untuk dihancurkan. Baik secara halus maupun kasar, walau Turki tergabung di NATO sekalipun.

Yang diharapkan Israel dan Amerika pasca tragedi Marmara adalah pemutusan kerja sama militer dengan Israel yang akan berimbas ke Amerika. Jika ini dilakukan Erdogan maka NATO yang akan mengeksekusi Turki, bukan Israel. Konspirasi ini berhasil dipatahkan Erdogan.
Langkah politik yang dipilih Erdogan ternyata justru melemahkan pihak Israel. Suara NATO terpecah dan tidak ada lagi alasan logis di depan publik untuk menghantam Erdogan, walau diam-diam usaha itu semakin kencang.
Hubungan Turki-Israel ini simple di luar tapi njilimet di dalam. Perang itu sedang berlangsung hingga saat ini dan dalam satu waktu kerja sama di depan publik terpaksa dilanjutkan.

Sikap rakyat Palestina terhadap Turki
Meskipun Turki menjalin hubungan dengan Israel, namun rakyat Palestina tetap menunjukkan penghormatan terhadap Turki. Hal ini sering terlihat misalnya saat demonstrasi massa Palestina. Para demonstan terlihat sering mengibarkan bendera Turki dan bahkan mengangkat poster Erdogan, baik di Gaza, maupun di pelataran masjid Alaqsha, bukan poster para penguasa Arab yang malah diam-diam menjalin hubungan rahasia dengan Israel.
Erdogan juga sering mengundang para tokoh dan ikon perjuangan Palestina ke Turki. Tokoh-tokoh Hamas seperti Ismail Haniya dan Khaled Mishaal sering bolak-balik ke Turki. Para remaja Palestina yang menjadi ikon perjuangan seperti Ahed Tamimi, Fauzi Al-Junaidi dan lainnya diundang langsung untuk bertemu Presiden Erdogan.
Erdogan juga memanfaatkan hubungan diplomatik dengan Israel untuk menyalurkan bantuan Turki kepada rakyat Palestina, sebagaimana diketahui bahwa pasokan bantuan harus mendarat di bandara Israel.
Berdasarkan fakta-fakta di atas, kita tidak pernah mendengar aksi boikot rakyat atau aktivis Palestina terhadap Turki. Rakyat Palestina tetap menghormati Turki dan Presiden Erdogan atas setiap upaya politiknya terhadap bangsa Palestina. [TN]

Kebohongan yang distabilo diatas :

Erdogan Adalah Yahudi Muslim (Munafiq)
Erdogan (Ataturkish) Dan Penjualan Yerusalem Palestina, Bertemu Dengan Tokoh Zionis Pembantai Sabra Dan Shatilla Di Jesrusalem
Erdogan (Turki’Suf) – Zionis Yahudi Simbiosis Mutualisme. Kedengkiannya Bersama MajuSyi’ Iran Terhadap Negeri Tauhid Saudi. Suriah (Syam) Hancur Oleh Bangsa Non Arab.
Erdogan Bersahabat dengan Israel dan Syiah
https://www.kompasiana.com/durjono/erdogan-bersahabat-dengan-israel-dan-syiah_55bef2270223bd400de9a2c6
Kejahatan Erdogan (Turki) Terhadap Negeri Tauhid Saudi Arabia Dan Kamuflase Hubungannya Dengan Zionis Israel.
http://lamurkha.blogspot.com/2020/05/kejahatan-erdogan-turki-terhadap-negeri.html?m=0
Erdogan: Turki Butuh Israel (02 Jan 2016)
Erdogan Tegaskan Turki Butuh Israel (03 Januari 2016)
http://www.republika.co.id/berita/internasional/timur-tengah/16/01/03/o0cao2299-erdogan-tegaskan-turki-butuh-israel
Mana Realisasinya ????
Tak Tahan Lihat Serangan Rusia di Suriah, Erdogan Ancam Putus Hubungan dengan Rusia (Pembual, dia pernah juga ancam yang sama terhadap Israel dan USA, ciri-ciri orang Munafik).
Turki (Sekuler)-Iran (Syi’ah Rafidhah) – Rusia (Komunis) Vs KSA (100 % Syariat Islam, Al Haramain) – USA. Lebih Dari 500.000 Ahlus Sunnah Syam Dibantai, Sebagian Dari Ratusan Rudal Houthi Mengarah Ke Makah. Terkait Akhirat, Dimana Posisi Anda ?
Posisi Tegas Arab Saudi Terhadap Palestina Sejak 1935 Hingga Sekarang. KSA Tidak Punya Hubungan Diplomatik Dengan Israel, Iran Dan Suriah, Penjagal Ahlus Sunnah Syam. Dalam Perang Arab-Israel 1973, Iran Dan Turki Memihak Zionis Israel. Mengikuti Cara Umar Bin Khatab RA Dan Sultan Salahuddin Al Ayyubi, Habisi Dulu Majusi Syi’ah Baru Al Quds.
Arab Saudi Kini Hadapi Turki yang Pro-Iran
Putra Mahkota Saudi Sebut Turki Komplotan 'Segitiga Kejahatan' Bersama Majusi Rafidhah Iran. Jamal Khashoggi Agen Barat (Turki) Untuk Hancurkan Nucleus Kekuatan Ahlus Sunnah (Al Haramain).
Turki As-Sufi Dikadalin Komunis Rusia Dan Majusi Syiah Iran
Erdogan Berkomplot Dan Memprovokasi Kufar Barat Untuk Menyerang Arab Saudi (Al Haramain). Dia Sedang Melakukan Kampanye Fitnah Dan Permainan Politik Dalam Situasi Seperti Ini.
Erdogan, Pemimpin Dunia Muslim ? Orang-Orang Uighur Dan Turki Memiliki Budaya, Sejarah, Dan Bahasa Yang Sama, Dianggap Sampah !
"Sangat Rasional Tindakan Saudi Terhadap Qatar, Terbakar Muka Dan Hati Syi’ah-HTI-Sufier "
Terkuak Belangnya Qatar, Terkooptasi Syiah Majusi (Iran), Kamuflase terhadap Palestina, seperti induk semangnya Turki.
Tanggapan Syaikh Al-Muhaisini Pasca Kesepakatan (Jahat) Penjajah Komunis Rusia (Bersama Rafidhah Iran) Dan Ataturkisme Turki Terkait Idlib
Untuk Pendengki Saudi : Portal Islam-Id, Zulkifli Muhammad Ali, Teuku Zulkifli Usman, Hasmi Bakhtiar, Tulisan Ini Membantah (tulisan) Sikap Ghuluw Antum Kepada Erdogan, Yang Kebentur Dinding Reaktor (Istidraj) Idlib (Terkooptasi Komunis Dan Rafidhah).
Kebohongan Erdogan Soal Jerusalem (Al Quds). Bersama Komunis Rusia Dan Majusi Syiah Iran Mengkavling Syam, Mengisolir Mujahidin Ahlus Sunnah Dan Mengamankan Jagal Terkeji Bashar Asaad. Bisa Dipercaya ?
Jangan Terpedaya "Gema Islam" Erdogan. Fakta, Dia (Bangsa Turki) Bersama Bangsa Majusi Iran (Syi’ah) Dan Bangsa Rusia (Komunis, Ortodoks) Berkonspirasi Membunuhi Ahlus Sunnah Syams (Arab). Apa Haknya Mereka (Bertiga) Mendefinisikan “Para Mujahidin Ahlus Sunnah Bangsa Arab Syam” Yang Harus Dibinasakan (License To Kill) ? Silahkan Bantah Fakta-Fakta Dibawah.
Konferensi Sochi, Manifestasi Kesepakatan Busuk Erdogan (Turki), Putin (Komunis Rusia), Hasan Rouhani (Syi’ah Iran) Untuk Menjajah Syam (Suriah). Mereka Mengeliminir Kekuatan Oposisi Paling Dominan (Mujahidin Ahlus Sunnah Syam). Hanya Antek-Antek Erdogan (FSA Sekuler) Yang Bisa Dipaksa Hadir Sebagai Barter Serangan Ke Afrin.
Index “Saudi- Turki- Qatar- Syiah Iran- Komunis Rusia”
https://lamurkha.blogspot.com/2019/06/index-saudi-turki-qatar-syiah-iran.html
Kenapa Erdogan Lembek (Tak Berdaya) Di Ghouta ? Karena Zona 'De-Eskalasi ' Jahat (Licence To Kill) Dan Barter Afrin Dengan Dua Penjahat Perang, Putin (Komunis Rusia) Dan Hassan Rouhani (Majusyi’ah Iran). Mereka Ekspansionis Non Arab Di Bumi Syam Seperti Bangsa Tartar.
Konspirasi Kasus Jamal Khashoggi, Pelampiasan Birahi Dendam Ahl Al-Sufa Erdogan (Ottoman) Terhadap Saudi, Sejalan Dengan Rafidhah Majusi Iran. Mbs: Keadilan Akan Menang.
Kesepakatan jahat Penjajah Syam : Komunis Rusia-Rafidhah Majusi Iran – Ataturk Sekuler Tulen Turki, mengusir Mayoritas Suni (penduduk asli) dari negaranya. Erdogan dan Putin Sepakati Skenario Baru di Idlib, Begini Isinya.
Mumtaz ! Sebut Rusia Sebagai Musuh, Oposisi Suriah Tolak Hadir Di KTT Sochi (Rusia). Si Endorgan Menggunting Dalam Lipatan, Bersama Komunis Rusia Dan Majusi Iran Ikut Membantai Mujahidin Ahlus Sunnah Syam !
Qatar Pamerkan Hubungannya Dengan Rezim Ekspansif Subversif Iran
Terjadi Pemelintiran Dan Framing Besar : Bani Tamim Dan Qatar?