Pesawat
Israel mendarat di Turki? Begini penjelasannya
Rumitnya hubungan bilateral Turki-Israel
Secara
politik, Turki memang menjalin hubungan dengan Israel sejak awal-awal era
republik. Hubungan tersebut terus berlanjut di era Erdogan meskipun mengalami
pasang surut dan bahkan hampir perang.
Hubungan
Turki – Israel awal era republik
Untuk memahami hubungan Turki-Israel saat ini, baiknya kita tahu sejarah hubungan kedua negara.
Untuk memahami hubungan Turki-Israel saat ini, baiknya kita tahu sejarah hubungan kedua negara.
Hubungan Turki-Israel dimulai pada tahun 1949
disaat era Turki Sekuler. Ketika itu Turki adalah negara mayoritas muslim
pertama yang mengakui negara Israel.
Walaupun
ketika itu Ankara belum memiliki Kedubes di Tel Aviv namun hubungan dagang dan
militer kedua pihak sudah cukup erat. Tentu dengan semua dinamika layaknya
hubungan dua negara. Baru tahun 1980 Turki membuka Kedubes di Tel Aviv.
Padahal
pada tahun tersebut hubungan Turki-Israel sedang memburuk, akibat memanasnya
hubungan Dunia Arab-Israel. Tapi kenapa Turki justru membuka kedutaan besar di
Tel Aviv?
Hubungan
Turki-Israel tidak terbangun layaknya hubungan Turki dengan negara2 lain, tapi
tercipta dengan asas saling membutuhkan dari kedua belah pihak dalam kondisi
yang sangat khusus dan sensitif.
Kondisi ini disadari oleh kedua belah pihak
jauh sebelum Erdogan dan AKP naik singgasana di Turki. Itu sebabnya hubungan
kedua negara yang terjalin sejak 1949 baru memiliki kedutaan besar pada tahun
1980 dengan situasi turun naik bahkan hampir perang.
Namun
semua ketegangan tersebut bisa diatasi karena sebelumnya Turki hanyalah negara
miskin dan terkebelakang pasca runtuhnya Khilafah. Namum pada tahun 2002 ketika
Erdogan-AKP naik panggung semua menjadi sangat berbeda.
Hubungan Turki – Israel era Erdogan
Erdogan
mengusir Dubes Israel untuk membalas kebrutalan Israel pada aksi 30 Maret 2018
yang menewaskan setidaknya 125 warga Gaza. Video penghinaan terhadap Dubes
tersebut ketika di Bandara disiarkan secara langsung oleh media Turki saat itu.
Tidak
sampai di situ, Turki juga menarik Dubes-nya untuk Tel Aviv. Namun di waktu
yang sama hubungan Ekonomi terutama perdagangan Turki-Israel sedang sangat
bagus. Ini menjadi pertanyaan: apakah hubungan kedua negara dibangun di atas
kemunafikan?
Bagi
yang melihat Erdogan dan AKP hanya berdasarkan pandangan pertama tentu memahami
hubungan Ankara-Tel Aviv dibangun di atas kemunafikan, tapi bagi yang mengikuti
rasa penasarannya dan terus menggali lebih dalam maka akan paham bagaimana
jalannya ‘permainan’.
Untuk
lebih mudah memahami, mari mita lihat ke tahun 2002 saat awal Erdogan-AKP naik
panggung politik Turki (setelah menang pertama kali di pemilu 2002). Tahun 2003
Amerika menginvasi Irak. Sebagai sekutu dekat (kacung) Turki diminta bersedia
membuka wilayah (darat dan udara) bagi militer Amrik untuk menyerang Irak.
Ini
ujian pertama bagi AKP terkait politik Turki di Kawasan secara umum dan
Amerika-Israel secara khusus. Pada dasarnya permintaan Amerika tersebut bukan
hal yang aneh karena selama ini militer Amerika bebas keluar masuk Turki semau
mereka. Wajar, posisi Turki ketika itu sebagai negara kacung.
Namun
ketika itu pemerintah Turki tidak langsung mengiyakan permintaan Amerika, tapi
juga tidak menolak. Pemerintah Turki menyerahkan ke parlemen untuk menolak atau
menerima. Ini awal membandelnya Turki.
Ketika
itu parlemen dikuasai oleh kader AKP, tentu hasilnya jelas bahwa permintaan
Amerika ditolak walau hanya berbeda beberapa suara. Padahal ketika itu
pemerintah Turki sempat mengusulkan kepada parlemen untuk menyetujui permintaan
Amerika. Drama politik.
Terlihat
nyata ketika itu pemerintah Turki ingin menolak permintaan Amerika dengan
melemparkannya ke parlemen tapi di sisi lain pemerintah Turki ingin mengunci
Amerika agar tidak marah dengan mengusulkan parlemen agar menerima permintaan
Amerika.
Kenapa
drama politik ini harus terjadi? Karena pemerintah Turki ketika itu paham betul
belum cukup kuat menghadapi Amerika. Belum lagi kisah kelam rentetan kudeta dan
yang terbaru yang menimpa Erbakan (pemerintahan ala politik Islam –red).
Kenapa
kami perlu memaparkan cerita di atas? Karena di dalamnya ada gambaran politik
Luar Negeri Turki yang hingga hari ini kadang masih dipakai oleh Erdogan dan
AKP. Politik LN Erdogan tidak dibangun di atas rumus-rumus kosong yang jauh
dari realita di lapangan. Erdogan sebagai Perdana Menteri dan Presiden sangat
logis dalam mengambil keputusan dan tindakan.
Hubungan
dagang atau ekonomi yang masih dijalin Erdogan dengan Israel adalah
kebutuhan Turki yang terwariskan sejak lama. Tapi dalam pragmatisme tersebut
Erdogan tidak melepaskan prinsipnya dalam menjaga kehormatan Turki. Itu
sebabnya kenapa hubungan Turki-Israel naik turun.
Israel
adalah duta dan anak emas Barat khususnya Amerika di Kawasan. Siapa yang
dianggap musuh oleh Israel maka akan menjadi musuh bagi Amerika, begitu juga
sebaliknya.
Siapa
yang harus disingkirkan menurut Israel maka harus disingkirkan menurut Amerika.
Menjaga hubungan baik terutama dagang dengan Israel harus dilakukan Erdogan di
saat kepemimpinannya diminta fokus membangun ekonomi di dalam negeri.
Namun
alasan-alasan tersebut tidak menjadi alasan bagi Erdogan untuk selalu tunduk di
bawah tekanan Israel. Dimulai pada tahun 2009 ketika Israel melancarkan
serangan ke Gaza.
Ketika
itu Erdogan menelanjangi Shimon Peres di depan publik saat acara the Annual
Meeting of the World Economic Forum (WEF) di Davos Swiss yang videonya sudah
tersebar.
Di
tingkat rakyat, tahun 2010 Turki mengirimkan bantuan guna mematahkan blokade
Israel terhadap Gaza. Kita mengenal tragedi Marmara. Semoga para korban Allah
hitung sebagai syuhada.
Tragedi
Marmara berujung pada pengusiran Dubes Israel untuk Ankara dan semua kerja sama
militer dihentikan. Karena peristiwa ini pula, sejak saat itu tidak ada pesawat
Israel yang mendarat di Turki. Tapi menariknya kerja sama di bidang ekonomi dan
perdagangan tetap lanjut. Gaya hubungan Turki-Israel ini memang sedikit unik.
Ingat,
Turki adalah pihak yang memulai pengusiran Dubes dan pihak yang menghentikan
kerja sama militer. Turki mendesak Israel meminta maaf dan membayar ganti rugi
kepada keluarga korban tragedi Marmara.
Begitulah
politik yaitu seni menemukan peluang di tengah semua kekurangan dan kelebihan
yang dimiliki. Erdogan sengaja tidak memutuskan kerja sama militer tapi hanya
menghentikan. Di sisi lain Erdogan memaksa Israel meminta maaf dan membayar
uang ganti rugi.
Erdogan
hanya mampu melakukan manuver sampai di situ. Jika Turki sampai menghentikan
kerja sama di bidang ekonomi dan perdagangan selesai sudah hubungan
Israel-Turki. Sampai di situ? Tidak. Setelah itu akan memasuki babak baru:
Perang.
Pertanyaannya:
apakah perang adalah pilihan terbaik bagi Turki dan rezim Erdogan yang selalu
digoyang dari dalam dan luar negeri? Atau lebih jelasnya, apakah Turki akan
mampu bertahan dari gempuran koalisi Barat khususnya Amerika jika perang dengan
Israel? Jawabannya tentu tidak.
Perlu
diingat adalah jika perang terjadi maka negara-negara Arab, khususnya UEA,
Saudi dan Mesir akan berada di sebelah Amerika dan Israel. Adapun yang tidak
memihak ke Barat tidak juga akan memihak ke Turki. Seperti itu kondisinya jika
perang terjadi.
Jadi
yang paling logis yang bisa dilakukan Erdogan ketika itu hanya sebatas menunda
kerja sama di bidang militer. Itu sudah sangat cukup untuk menghukum Israel dan
Amerika. Kenapa?
Sebelum
tragedi Marmara terjadi, Turki yang dipimpin Erdogan-AKP sudah menjadi target
Israel dan Barat untuk dihancurkan. Baik secara halus maupun kasar, walau Turki
tergabung di NATO sekalipun.
Yang
diharapkan Israel dan Amerika pasca tragedi Marmara adalah pemutusan kerja sama
militer dengan Israel yang akan berimbas ke Amerika. Jika ini dilakukan Erdogan
maka NATO yang akan mengeksekusi Turki, bukan Israel. Konspirasi ini berhasil
dipatahkan Erdogan.
Langkah
politik yang dipilih Erdogan ternyata justru melemahkan pihak Israel. Suara
NATO terpecah dan tidak ada lagi alasan logis di depan publik untuk menghantam
Erdogan, walau diam-diam usaha itu semakin kencang.
Hubungan
Turki-Israel ini simple di luar tapi njilimet di dalam. Perang itu sedang
berlangsung hingga saat ini dan dalam satu waktu kerja sama di depan publik
terpaksa dilanjutkan.
Sikap rakyat Palestina terhadap Turki
Meskipun
Turki menjalin hubungan dengan Israel, namun rakyat Palestina tetap menunjukkan
penghormatan terhadap Turki. Hal ini sering terlihat misalnya saat demonstrasi
massa Palestina. Para demonstan terlihat sering mengibarkan bendera Turki dan
bahkan mengangkat poster Erdogan, baik di Gaza, maupun di pelataran masjid
Alaqsha, bukan poster para penguasa Arab yang malah diam-diam menjalin hubungan
rahasia dengan Israel.
Erdogan
juga sering mengundang para tokoh dan ikon perjuangan Palestina ke Turki.
Tokoh-tokoh Hamas seperti Ismail Haniya dan Khaled Mishaal sering bolak-balik
ke Turki. Para remaja Palestina yang menjadi ikon perjuangan seperti Ahed
Tamimi, Fauzi Al-Junaidi dan lainnya diundang langsung untuk bertemu Presiden
Erdogan.
Erdogan
juga memanfaatkan hubungan diplomatik dengan Israel untuk menyalurkan bantuan
Turki kepada rakyat Palestina, sebagaimana diketahui bahwa pasokan bantuan
harus mendarat di bandara Israel.
Berdasarkan
fakta-fakta di atas, kita tidak pernah mendengar aksi boikot rakyat atau
aktivis Palestina terhadap Turki. Rakyat Palestina tetap menghormati Turki dan
Presiden Erdogan atas setiap upaya politiknya terhadap bangsa Palestina. [TN]
Kebohongan
yang distabilo diatas :
Erdogan Adalah Yahudi Muslim (Munafiq)
Erdogan (Ataturkish) Dan Penjualan Yerusalem
Palestina, Bertemu Dengan Tokoh Zionis Pembantai Sabra Dan Shatilla Di
Jesrusalem
Erdogan (Turki’Suf) – Zionis Yahudi Simbiosis
Mutualisme. Kedengkiannya Bersama MajuSyi’ Iran Terhadap Negeri Tauhid Saudi.
Suriah (Syam) Hancur Oleh Bangsa Non Arab.
Erdogan Bersahabat dengan Israel dan Syiah
https://www.kompasiana.com/durjono/erdogan-bersahabat-dengan-israel-dan-syiah_55bef2270223bd400de9a2c6
Kejahatan Erdogan (Turki)
Terhadap Negeri Tauhid Saudi Arabia Dan Kamuflase Hubungannya Dengan Zionis
Israel.
http://lamurkha.blogspot.com/2020/05/kejahatan-erdogan-turki-terhadap-negeri.html?m=0
Erdogan: Turki Butuh Israel (02 Jan 2016)
Erdogan Tegaskan Turki Butuh Israel (03 Januari
2016)
http://www.republika.co.id/berita/internasional/timur-tengah/16/01/03/o0cao2299-erdogan-tegaskan-turki-butuh-israel
Mana Realisasinya ????
Tak Tahan Lihat Serangan Rusia di Suriah,
Erdogan Ancam Putus Hubungan dengan Rusia (Pembual, dia pernah juga ancam yang
sama terhadap Israel dan USA, ciri-ciri orang Munafik).
Turki (Sekuler)-Iran (Syi’ah Rafidhah) – Rusia
(Komunis) Vs KSA (100 % Syariat Islam, Al Haramain) – USA. Lebih Dari 500.000
Ahlus Sunnah Syam Dibantai, Sebagian Dari Ratusan Rudal Houthi Mengarah Ke
Makah. Terkait Akhirat, Dimana Posisi Anda ?
Menuju Persekutuan Baru Iran-Turki-Rusia
( the Global Review : Is Turkey Sleeping with the Enemy? The Russia -Turkey
-Iran “Triple Entente”)
Posisi Tegas Arab Saudi Terhadap Palestina
Sejak 1935 Hingga Sekarang. KSA Tidak Punya Hubungan Diplomatik Dengan Israel,
Iran Dan Suriah, Penjagal Ahlus Sunnah Syam. Dalam Perang Arab-Israel 1973,
Iran Dan Turki Memihak Zionis Israel. Mengikuti Cara Umar Bin Khatab RA Dan
Sultan Salahuddin Al Ayyubi, Habisi Dulu Majusi Syi’ah Baru Al Quds.
Arab Saudi Kini Hadapi Turki yang Pro-Iran
Putra Mahkota Saudi Sebut Turki Komplotan
'Segitiga Kejahatan' Bersama Majusi Rafidhah Iran. Jamal Khashoggi Agen Barat
(Turki) Untuk Hancurkan Nucleus Kekuatan Ahlus Sunnah (Al Haramain).
Turki As-Sufi Dikadalin Komunis Rusia Dan
Majusi Syiah Iran
Erdogan
Berkomplot Dan Memprovokasi Kufar Barat Untuk Menyerang Arab Saudi (Al
Haramain). Dia Sedang Melakukan Kampanye Fitnah Dan Permainan Politik Dalam
Situasi Seperti Ini.
Erdogan,
Pemimpin Dunia Muslim ? Orang-Orang Uighur Dan Turki Memiliki Budaya, Sejarah,
Dan Bahasa Yang Sama, Dianggap Sampah !
"Sangat
Rasional Tindakan Saudi Terhadap Qatar, Terbakar Muka Dan Hati
Syi’ah-HTI-Sufier "
Terkuak
Belangnya Qatar, Terkooptasi Syiah Majusi (Iran), Kamuflase terhadap Palestina,
seperti induk semangnya Turki.
Tanggapan
Syaikh Al-Muhaisini Pasca Kesepakatan (Jahat) Penjajah Komunis Rusia (Bersama
Rafidhah Iran) Dan Ataturkisme Turki Terkait Idlib
Untuk
Pendengki Saudi : Portal Islam-Id, Zulkifli Muhammad Ali, Teuku Zulkifli Usman,
Hasmi Bakhtiar, Tulisan Ini Membantah (tulisan) Sikap Ghuluw Antum Kepada
Erdogan, Yang Kebentur Dinding Reaktor (Istidraj) Idlib (Terkooptasi Komunis
Dan Rafidhah).
Kebohongan
Erdogan Soal Jerusalem (Al Quds). Bersama Komunis Rusia Dan Majusi Syiah Iran
Mengkavling Syam, Mengisolir Mujahidin Ahlus Sunnah Dan Mengamankan Jagal
Terkeji Bashar Asaad. Bisa Dipercaya ?
Jangan
Terpedaya "Gema Islam" Erdogan. Fakta, Dia (Bangsa Turki) Bersama
Bangsa Majusi Iran (Syi’ah) Dan Bangsa Rusia (Komunis, Ortodoks) Berkonspirasi
Membunuhi Ahlus Sunnah Syams (Arab). Apa Haknya Mereka (Bertiga) Mendefinisikan
“Para Mujahidin Ahlus Sunnah Bangsa Arab Syam” Yang Harus Dibinasakan (License
To Kill) ? Silahkan Bantah Fakta-Fakta Dibawah.
Konferensi
Sochi, Manifestasi Kesepakatan Busuk Erdogan (Turki), Putin (Komunis Rusia),
Hasan Rouhani (Syi’ah Iran) Untuk Menjajah Syam (Suriah). Mereka Mengeliminir
Kekuatan Oposisi Paling Dominan (Mujahidin Ahlus Sunnah Syam). Hanya
Antek-Antek Erdogan (FSA Sekuler) Yang Bisa Dipaksa Hadir Sebagai Barter
Serangan Ke Afrin.
Index
“Saudi- Turki- Qatar- Syiah Iran- Komunis Rusia”
https://lamurkha.blogspot.com/2019/06/index-saudi-turki-qatar-syiah-iran.html
Kenapa
Erdogan Lembek (Tak Berdaya) Di Ghouta ? Karena Zona 'De-Eskalasi ' Jahat
(Licence To Kill) Dan Barter Afrin Dengan Dua Penjahat Perang, Putin (Komunis
Rusia) Dan Hassan Rouhani (Majusyi’ah Iran). Mereka Ekspansionis Non Arab Di
Bumi Syam Seperti Bangsa Tartar.
Konspirasi
Kasus Jamal Khashoggi, Pelampiasan Birahi Dendam Ahl Al-Sufa Erdogan (Ottoman)
Terhadap Saudi, Sejalan Dengan Rafidhah Majusi Iran. Mbs: Keadilan Akan Menang.
Kesepakatan
jahat Penjajah Syam : Komunis Rusia-Rafidhah Majusi Iran – Ataturk Sekuler
Tulen Turki, mengusir Mayoritas Suni (penduduk asli) dari negaranya. Erdogan
dan Putin Sepakati Skenario Baru di Idlib, Begini Isinya.
Mumtaz
! Sebut Rusia Sebagai Musuh, Oposisi Suriah Tolak Hadir Di KTT Sochi (Rusia).
Si Endorgan Menggunting Dalam Lipatan, Bersama Komunis Rusia Dan Majusi Iran
Ikut Membantai Mujahidin Ahlus Sunnah Syam !
Qatar
Pamerkan Hubungannya Dengan Rezim Ekspansif Subversif Iran
Terjadi
Pemelintiran Dan Framing Besar : Bani Tamim Dan Qatar?