Allah SWT biarkan orang ini dan tidak
disegerakan azabnya. Allah berfirman “Nanti Kami akan menghukum mereka dengan
berangsur-angsur (ke arah kebinasaan) dari arah yang tidak mereka ketahui.”
(QS. Al-Qalam: 44). “Tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan
kepada mereka, Kami pun membukakan semua pintu kesenangan untuk mereka;
sehingga bila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka,
Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus
asa.” (QS. Al-An’am: 44)
Kesepakatan jahat Penjajah Syam : Komunis
Rusia-Rafidhah Majusi Iran – Ataturk Sekuler Tulen Turki, mengusir Mayoritas
Suni (penduduk asli) dari negaranya.
Erdogan dan Putin Sepakati Skenario Baru di
Idlib, Begini Isinya
Kenapa Erdogan Lembek (Tak Berdaya) Di Ghouta ?
Karena Zona 'De-Eskalasi ' Jahat (Licence To Kill) Dan Barter Afrin Dengan Dua
Penjahat Perang, Putin (Komunis Rusia) Dan Hassan Rouhani (Majusyi’ah Iran).
Mereka Ekspansionis Non Arab Di Bumi Syam Seperti Bangsa Tartar.
Konferensi Sochi, Manifestasi Kesepakatan Busuk
Erdogan (Turki), Putin (Komunis Rusia), Hasan Rouhani (Syi’ah Iran) Untuk
Menjajah Syam (Suriah). Mereka Mengeliminir Kekuatan Oposisi Paling Dominan
(Mujahidin Ahlus Sunnah Syam). Hanya Antek-Antek Erdogan (FSA Sekuler) Yang
Bisa Dipaksa Hadir Sebagai Barter Serangan Ke Afrin.
Diambang Perang IDLIB, Benteng Terakhir
Oposisi Suriah
[PORTAL-ISLAM.ID] Perhatian media internasional dalam
beberapa hari terakhir banyak tertuju pada Propinsi Idlib, kantong terakhir
kelompok oposisi bersenjata di Suriah, karena pemerintah Suriah sudah
memutuskan dan siap untuk melakukan operasi militer besar-besaran di wilayah
tersebut guna membebaskan Idlib dari kelompok oposisi bersenjata dan
mengembalikan Idlib ke pangkuan Damaskus. Apabila hal itu terjadi, maka humanitarian
catastrophe (bencana kemanusiaan) tidak dapat dielakkan, karena sekitar 2,5
juta warga sipil akan membludak melarikan diri ke perbatasan Turki. Ini yang
sangat ditakutkan oleh Turki.
Berbagai pernyataan, kecaman, ancaman, datang silih berganti dari berbagai
pihak terkait dengan rencana operasi militer tersebut. Sementara pergerakan
militer di lapangan di sekitar Idlib, baik militer Suriah, maupun pasukan
oposisi dan bahkan militer Turki semakin menambah complicated suasana.
Dalam KTT trilateral di Teheran, Turki menjadi 'The Last Man Stand' di depan
Rusia dan Iran dan bersikeras menolak operasi militer di Ildib, bahkan Turki
mengancam Eropa dengan membuka kran pengungsi Suriah dari Turki menuju benua
Biru dalam rangka menarik simpati dan keseriusan Eropa untuk mendukung Turki
dalam mencegah terjadinya operasi militer di Idlib. Bagi AS, sikap Turki bak
pucuk dicita ulam pun tiba, AS juga menentang operasi militer dan mengancam
akan mengeroyok Suriah bersama dengan Prancis, Inggris dan Jerman apabila
militer Suriah nekad melanjutkan operasi militer di Idlib.
Ya, “Menghindari Perang dan Menjaga Keselamatan Sipil di Idlib” mungkin
itu tema utama yang diusung Turki dalam isu Idlib kali ini, sayangnya
negara-negara Teluk yang dulunya menarik Turki dalam “lubang jahannam” di
Suriah kini justru berbalik arah dan meninggalkan Turki sendirian, jadi wajar
kalau sampai hari ini tidak ada hastag #saveIdlib, karena bos Al Arabiya dan Al
Jazeera tidak ikutan dalam perang kali ini.
(tiga penulis diatas pendukung berat Qatar, menyalahkan teluk ?!)
(tiga penulis diatas pendukung berat Qatar, menyalahkan teluk ?!)
Ketika membaca tema besar yang diusung Turki di atas (“Menghindari Perang dan
Menjaga Keselamatan Sipil di Idlib”), tampaknya kita tidak perlu terburu-buru
dalam memutuskan, karena apa yang terlihat tidak selalu sama seperti yang
sebenarnya sedang terjadi. Ada yang lebih complicated yang sedang terjadi saat
ini antara Moskow dan Ankara. Rusia tidak terlalu mengindahkan apa yang
diungkapkan Turki di depan media, karena mereka tahu bahwa apa yang diungkapkan
di layar TV akan berbeda dengan yang ditegaskan di dalam ruang tertutup dalam
pertemuan empat mata Rusia-Turki.
Hari ini, Senin (17/9/2018) akan diadakan pertemuan bilateral antara presiden
Vladimir Putin dengan presiden Recep Tayyip Erdogan di Sochi, Rusia. Padahal
baru Jumat kemarin digelar KTT di Teheran, kini akan diadakan KTT lagi di
Sochi, tentunya ada sesuatu yang sangat urgent yang harus diselesaiakan. Semua
kemungkinan dapat saja terjadi.
Kelihatannya memang aneh ketika Rusia tidak mengindahkan sama sekali segala langkah
yang dilakukan Turki di Idlib untuk menghalangi terjadinya operasi militer
Suriah di Idlib. Ankara terus mengirimkan bantuan militer dan logistik ke
Idlib, bahkan laporan terakhir menyebutkan terdapat sekitar 30 ribu militer
Turki di Suriah, termasuk 400 pasukan khusus dengan perlengkapan lengkap. Turki
juga telah merelokasi para petempur lokal dari Utara Aleppo, Jarablus dan Afrin
menuju ke Idlib, diperkirakan jumlahnya mencapai 20 ribu petempur. Selain itu,
Turki juga memasukkan para jurnalis asing ke Idlib untuk meliput situasi, hal
ini mengingatkan kita pada kejadian di Benghazi, Libya, pada tahun 2012 lalu.
Ada bocoran yang mengatakan
bahwa ada deal-deal tertentu yang sedang digodok antara Moskow dan Ankara, bisa
jadi Moskow akan memberikan pengakuan legalitas atas keberadaan Turki di
sepanjang utara Aleppo sampai ke utara Idlib, yaitu sepanjang perbatasan
Suriah-Turki, sebagai imbalan Turki akan menarik diri dari Idlib dan
mengijinkan militer Suriah dan Rusia masuk ke selatan Aleppo dan Idlib. Deal
seperti ini tidak aneh, karena sebelumnya juga sudah terjadi, yaitu ketika
operasi militer Suriah di Ghouta Timur, Militer Suriah mengijinkan militer
Turki menguasai Afrin setelah memukul mundur pasukan Kurdi, dan militer Turki
berdiam diri ketika kota Douma diambil oleh militer Suriah. (lamurkha
sudah ungkap sembilan bulan lalu)
Pertanyaan selanjutnya, kenapa militer Suriah dan Hizbullah mulai membuat front
pertahanan di sepanjang selatan Aleppo yang berbatasan dengan Idlib. Artileri
sudah disebarkan di distrik Nabel dan Zahra di selatan Aleppo, bahkan sistem
pertahanan udara S-200 sudah dipasang di wilayah tersebut.
Apakah militer Suriah akan bentrok dengan militer Turki di Idlib? Media lokal
melaporkan bahwa persiapan militer Turki di Idlib tampaknya lebih dari sekedar
menjaga 12 titik observasi. Situasi di lapangan lebih abu-abu daripada apa yang
beredar dari mulut para Petinggi, baik Turki, Rusia, maupun Iran.
Secara strategi militer, mengundur-undur penyelesaian konflik Idlib, baik
secara damai maupun militer tidak menguntungkan pihak Suriah dan Rusia.
Pertama, memberikan kesempatan bagi Turki untuk mengumpulkan dukungan
internasional lebih besar untuk mendukungnya yang anti operasi militer. Kedua,
faktor cuaca, bulan depan ketika musim dingin sudah tiba akan menyulitkan
dilaksanakannya operasi militer, karena hujan, bahkan salju akan mengganggu,
ditambah lagi masalah kemanusiaan, karena warga sipil akan menjadi korban hujan
dan dingin. Kalau memang solusinya harus operasi militer, maka operasi militer
itu akan dilakukan dalam beberapa hari atau minggu ke depan.
Namun demikian, berbagai kepentingan tetap memiliki peran penting dalam
penyelesaian konflik Idlib, utamanya antara Ankara dan Moskow.
Tentunya kita berharap tidak terjadi operasi militer yang jelas mengancam
keselamatan jutaan rakyat sipil yang tak berdosa, pada akhirnya mereka adalah
saudara-saudara kita yang berada di tempat yang tidak tepat pada waktu yang
tidak tepat. Semoga solusi damai tercapai demi anak-anak, orangtua dan
wanita-wanita lemah disana.
Tidak ada yang tersembunyi selamanya, mungkin hari ini banyak hal kompleks yang
menimbulkan banyak tanda tanya terkait dengan Idlib, yakinlah besok waktu pasti
akan menjawab....
(Saief Alemdar)
Turki Yang Sekuler Tulen Akan Hancur (Bersama Sekutunya Komunis Rusia Dan Rafidhah Iran) Karena Adzab, Terlibat Konspirasi Pembantaian Keturunan Sahabat Nabi Di Suriah (85 % Ahlus Sunnah, Keimanannya Dipuji Nabi, Negeri Para Ulama Salaf).
Semakin Jelas Hakekat Perang Di Suriah Antara Sunni Dengan Alawi!