Sunday, September 30, 2018

Tanggapan Syaikh Al-Muhaisini Pasca Kesepakatan (Jahat) Penjajah Komunis Rusia (Bersama Rafidhah Iran) Dan Ataturkisme Turki Terkait Idlib



Muhammad Zia-Ul Haq, Sosok Pemimpin Shalih Pembela Islam, Membuat Uni Soviet Terhina. Perlu Tokoh Yang Sama Terhadap Rusia Dan Iran (Erdogan seperti Beliau ?)
http://lamurkha.blogspot.com/2016/10/muhammad-zia-ul-haq-sosok-pemimpin.html
Untuk Pendengki Saudi : Portal Islam-Id, Zulkifli Muhammad Ali, Teuku Zulkifli Usman, Hasmi Bakhtiar, Tulisan Ini Membantah (tulisan) Sikap Ghuluw Antum Kepada Erdogan, Yang Kebentur Dinding Reaktor (Istidraj) Idlib (Terkooptasi Komunis Dan Rafidhah).
Ini Poin-poin Kesepakatan (jahat) Ataturkisme Turki dan Komunis Rusia Soal Idlib (didukung rafidhah Iran)

Sabtu, 29 September 2018 19:30 
Pasca perjanjian terakhir antara Rusia dan Turki terkait Idlib, syaikh Abdullah Al-Muhaisini, ulama Saudi yang berjihad di Suriah memberikan tanggapan dan nasehat kepada faksi-faksi jihad Suriah dalam menyikapi kesepakatan tersebut. Berikut terjemahan dari tanggapan Al-Muhaisini yang diungah di channel telegramnya.
Beberapa orang menanyakan pendapat saya tentang poin-poin yang tercantum dalam kesepakatan terakhir (antara Turki dan Rusia), maka saya katakan :
Tidak diragukan bahwa keputusan dalam menyikapi kesepakatan antara Rusia dan Turki berada di tangan faksi-faksi yang Allah berikan tanggung jawab kepada mereka untuk mengurusi urusan ahlu Syam, tetapi, saya sampaikan nasihat kepada mereka karena rasa cinta saya :
Saudara-saudaraku, sesungguhnya kalian sedang melukis sejarah para generasi masa depan yang utuh dan menentukan nasib ribuan orang, bahkan jutaan muhajirin (imigran). Kalian sedang mengurusi buah dari pohon yang disirami dengan darah ratusan ribu syuhada.. Kalian sedang mengemban beban yang berat dan tanggung jawab yang besar. Perpecahan dan perselisihan kalian di masa lalu berdampak pada munculnya poin-poin kesepakatan ini., maka, saya nasihatkan kepada kalian dan diri saya :
Untuk beristighfar (memohon ampun) terlebih dahulu dan kembali kepada Allah.
Hendaknya jangan mengambil keputusan kecuali setelah mengerahkan seluruh upaya, baik dalam bermusyawarah, mempelajari reaita dan istikharah. Agar keputusan yang kalian ambil komprehensif. Sehingga mendatangkan rahmat bagi kalian dan bagi umat kalian.
Senjata kalian seperti kehormatan kalian, jika kalian menyerahkannya –semoga tidak ditakdirkan Allah- kalian telah melalaikan dan mempertaruhkan masa depan penduduk Syam.
Slogan dan panji kalian, yang atas dasar itu pasukan kalian berperang dan atas dasar itu pula pemuda kalian gugur sebagai syahid, hendaklah (berperang demi meninggikan kalimat Allah).
للهم إنا نقاتل لتكون كلمتك هي العليا
“Ya Allah, sesungguhnya kami berperang dalam rangka meninggikan kalimat-Mu.”
Maka, jangan khianati darah mereka.
Saudara kalian, para muhajirin, datang kepada kalian dengan meninggalkan keluarga dan istri-istri mereka. Di belakang mereka telah runtuh jembatan-jembatan yang mengantarkan mereka kembali ke rumah-rumah mereka. Di antara mereka ada yang syahid dan ada yang menunggu syahid, mereka adalah amanah yang berada di leher-leher kalian.
Hukum asal rezim dan Rusia adalah berkhianat, menepati perjanjian adalah pengecualian. Hendaklah tragedy Dar’a selalu di benak kalian setiap kalian mengambil keputusan.
Tidak ada tawar menawar, kepentingan yang sempit, kedengkian dan perselisihan dalam mengambil keputusan ini. Karena ini adalah keputusan bersejarah yang nama kalian akan dicatat oleh sejarah. Maka, pertimbangkanlah maslahat agama, umat dan harta kalian. Minta tolong lah kepada Allah dan mintalah keputtusan yang tepat.
Terakhir, sesungguhnya kami sebagai kaum Muhajirin, saudara-saudara kalian di waktu-waktu sulit, bi idznillah. Kami berdamai dengan orang-orang yang kalian berdamai dengannya, kami berperang pada orang-orang yang kalian memeranginya, baik musuh-musuh Allah dan musuh-musuh kalian. Saya mohon kepada Allah supaya menunjukkan kalian pada kebenaran dan jalan yang lurus.
Sedangkan kalian wahai saudara hijrah dan jihad, maka, cukuplah firman Allah untuk kalian,
وَمَنْ يُهَاجِرْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ يَجِدْ فِي الْأَرْضِ مُرَاغَمًا كَثِيرًا وَسَعَةً ۚ وَمَنْ يَخْرُجْ مِنْ بَيْتِهِ مُهَاجِرًا إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ ثُمَّ يُدْرِكْهُ الْمَوْتُ فَقَدْ وَقَعَ أَجْرُهُ عَلَى اللَّهِ ۗ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا
“Barangsiapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezeki yang banyak. Barangsiapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), maka sungguh telah tetap pahalanya di sisi Allah. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. an-Nisa : 100)
Seandainya hijrah dan jihad kalian tidak mendatangkan apa-apa, kecuali berdebunya kaki-kaki kalian di jalan Allah, niscaya itu sudah cukup bagi kalian sebagai keuntungan. Senantiasalah minta kepada Allah supaya amalan kalian diterima, supaya amal-amal kalian tidak sia-sia atau hilang begitu saja..
Ini bukan berarti tidak ada pertemuan para wakil fraksi untuk membahas urusan ikhwah yang tersisa. Mereka sedang memperhatikan peran mereka di masa datang dan kebutuhan-kebutuhan mereka.

Tanggapan Syaikh Abdullah Al-Muhaisini atas kesepakatan terbaru Rusia dan Turki