Thursday, July 30, 2015

Penetapan 12 Imam Syi'ah Berdasarkan Petunjuk Rasulullah Saw atau Berdasarkan Wasiat Imam Sebelumnya?


Darimana sebetulnya syi'ah mengetahui siapa-siapa saja imam ma'shumnya yang berjumlah 12 itu ? Ketika syi'ah mendakwa untuk mewajibkan mengimani 12 imam ma'shum, maka sangat penting untuk mengetahui siapa-siapa saja 12 imam ma'shum tersebut. Bahkan kalau memang 12 imam ma'shum ini perkara pokok dalam aqidah, maka seharusnya ada ayat yang menetapkannya. Tetapi sayangnya tidak ada ayat yang menjelaskannya. Dan ketika merujuk kepada riwayat-riwayat hadits, faktanya tidak ada yang bisa membuktikan keshahihannya, dimana masalah tersebut sudah pernah kita tanyakan di forum-forum. Silahkan ikuti disini : Adakah Bukti Berupa Hadits Sahih dari Rasulullah Saw Yang Menyatakan Nama-nama 12 Imam Syiah ?.

Dan ketika tidak ada bukti berupa hadits shahih berkaitan dengan penetapan nama-nama 12 imam syi'ah , ternyata terdapat suatu riwayat shahih dari imam ma'shum, dimana kalau dicermati riwayat tersebut menunjukkan bahwa imam ma'shum tidak mengetahui bahwa 12 imam itu pernah ditetapkan (menurut syi'ah) oleh Rasulullah Saw.

Mari kita lihat al-Kafi karya al-Kulaini, pada Juz 1 Kitabul Hujjah Bab al-Umur al-lati tujibu hujjata al-Imam as - hadits pertama :

بَابُ الْأُمُورِ الَّتِي تُوجِبُ حُجَّةَ الْإِمَامِ - عليه السلام
مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى عَنْ أَحْمَدَ بْنِ مُحَمَّدٍ عَنِ ابْنِ أَبِي نَصْرٍ قَالَ قُلْتُ لِأَبِي الْحَسَنِ الرِّضَا ( عليه السلام ) إِذَا مَاتَ الْإِمَامُ بِمَ يُعْرَفُ الَّذِي بَعْدَهُ فَقَالَ لِلْإِمَامِ عَلَامَاتٌ مِنْهَا أَنْ يَكُونَ أَكْبَرَ وُلْدِ أَبِيهِ وَ يَكُونَ فِيهِ الْفَضْلُ وَ الْوَصِيَّةُ وَ يَقْدَمَ الرَّكْبُ فَيَقُولَ إِلَى مَنْ أَوْصَى فُلَانٌ فَيُقَالَ إِلَى فُلَانٍ وَ السِّلَاحُ فِينَا بِمَنْزِلَةِ التَّابُوتِ فِي بَنِي إِسْرَائِيلَ تَكُونُ الْإِمَامَةُ مَعَ السِّلَاحِ حَيْثُمَا كَانَ

Muhammad bin Yahya, dari Ahmad bin Muhammad, dari Ibn Abi Nasr berkata: Aku telah berkata kepada Abu al-Hasan al-Ridha a.s : Apabila seorang imam mati, maka dengan apa dikenalinya imam setelahnya ? Maka beliau a.s telah berkata : Imam mempunyai beberapa tanda, diantaranya : anak laki-laki yang paling tua, mempunyai keutamaan dan wasiat. Dan rombongan musafir akan berkata : Kepada siapakah fulan telah memberi wasiat ? Maka dijawab : Kepada fulan. Dan senjata pada kami seperti kedudukan tabut pada Bani Israel. Imamah adalah bersama senjata di mana ia berada.

al-Majlisi muhaddits kalangan syi'ah imamiyah mengatakan hadits tersebut shahih.
باب الأمور التي توجب حجة الإمام عليه السلام
(الحديث الأول)
صحيح

Point-point yang perlu diperhatikan pada riwayat hadits diatas :

1. Seorang syiah bertanya kepada imam Ma'shum : Jika seorang imam meninggal, dengan apa dikenali imam setelahnya ?. Pertanyaan tersebut menunjukkan bahwa si penanya tidak pernah mendengar bahwa 12 imam itu sudah ditetapkan nama-namanya bahkan dengan nasab yang jelas.

2. Maka apa jawaban dari imam Ma'shum ? Apakah imam Ma'shum mengingkari pertanyaan tersebut ? Ketika imam Ma'shum tidak menyalahkan pertanyaan tersebut, itu menunjukkan bahwa hal tersebut yang ditanyakan bisa saja terjadi, yaitu bahwa setelah seorang imam meninggal, maka orang-orang tidak mengenali atau mengetahui siapa imam berikutnya.

3. Apa yang berlaku antara imam satu dengan imam selepasnya adalah berdasarkan wasiat.
  • Mengapa imam Abul Hasan as tidak memberitahukan penetapan 12 imam oleh Rasulullah Saw ? Apakah imam Abul Hasan Hasan juga tidak mengetahuinya ? Mengapa imam Ma'shum justru malah menyebutkan salah satu tanda seorang imam adalah wasiat dari imam sebelumnya ? 

Hal tersebut menunjukkan bahwa penetapan 12 imam syi'ah oleh Rasulullah Saw tidak pernah ada, kecuali berasal dari riwayat palsu dan bertentangan dengan riwayat shahih diatas. Dan riwayat shahih milik syi'ah diatas menunjukkan bahwa penetapan imam syi'ah antara satu dengan lainnya adalah berasal dari wasiat imam sebelumnya.

Tetapi jadi timbul pertanyaan, apa yang dijadikan dasar oleh seorang imam ketika mewasiatkan penggantinya ? Apakah itu berdasarkan wahyu atau ijtihad ?
Berikut adalah riwayat lainnya dalam bab yang sama, dimana pada bab tersebut terdapat tujuh riwayat, dimana kualitasnya menurut al-Majlisi muhaddits syi'ah imamiyah sbb :

Hadits 1 : shahih
Hadits 2 : hasan
Hadits 3 : hasan
Hadits 4 : shahih
Hadits 5 : shahih
Hadits 6 : majhul
Hadits 7 : dha'if

Dari penilaian al-Majlisi diatas yang majhul dan dha'if ditinggalkan saja, silahkan dilihat hadits pertama sampai dengan kelima :

Hadits Pertama :
Sudah ditulis diatas.

Hadits Kedua :
Muhammad bin Yahya, dari Muhammad bin al-Husain, dari Yazid Sya'r, dari Harun bin Hamzah, dari 'Abd al-A'la berkata: Aku telah berkata kepada Abu Abdillah a.s :  orang yang mengaku di dalam perkara ini sebagai imam, apakah hujah atasnya ? Beliau a.s telah berkata : ditanya kepadanya tentang halal dan haram. Perawi telah berkata: Beliau a.s mendatangiku dan berkata: Tiga hujah yang tidak akan berhimpun pada seseorang melainkan dia adalah pemilik urusan ini. Dia hendaklah menjadi orang yang paling layak selepas orang sebelumnya. Dia mempunyai senjata [al-silaah] di sisinya. Dia mempunyai wasiat zhahirah, yang mana jika anda mendatangi satu kota, tanyalah masyarakat disitu dan anak-anak : Kepada siapakah fulan telah berwasiat ? Mereka akan berkata: Kepada fulan bin fulan.

Hadits Ketiga :
Ali bin Ibrahim, dari ayahnya, dari Ibn Abi 'Umair, dari Hisyam bin Salim dan dari Hafs bin al-Bakhtari, dari Abu Abdillah a.s berkata: Dikatakan kepadanya : Dengan apakah seorang imam diketahui ? Beliau a.s telah berkata : Dengan wasiat  zhahirah dan keutamaan . Sesungguhnya seorang imam tiada seorangpun dapat mencelanya pada mulut, perut atau kemaluannya seperti dikatakan sebagai seorang pembohong, memakan harta orang ramai dan seumpamanya.

Hadits Keempat :
Muhammad bin Yahya, dari Muhammad bin Isma'il, dari Ali bin al-Hakam, dari Mu'awiyah bin Wahb berkata: Aku telah berkata kepada Abu Ja'far a.s : Apakah alamat (tanda) seorang imam selepas seorang imam ? Beliau a.s telah berkata: Kesucian kelahiran (thaharah al-Wiladah), asal yang baik, tidak membuat sesuatu tanpa tujuan dan tidak membuat sesuatu untuk bermain-main"

Hadits Kelima :
Ali bin Ibrahim, dari Muhammad bin Isa, dari Yunus, dari Ahmad bin Umar, dari Abu al-Hasan al-Ridha a.s, berkata: Aku telah bertanya kepadanya tentang tanda pemilik urusan ini, maka beliau a.s telah berkata : Tandanya adalah : Umur lebih tua, keutamaan dan wasiat. Jika mereka yang musafir memasuki satu kota, maka mereka berkata : Kepada siapakah fulan telah berwasiat ? Akan dijawab : Fulan bin fulan dan bersama senjata di mana ia pergi. Adapun orang yang hanya menjawab saja, maka itu bukanlah Hujjah.

-----oOo----- 

Adakah Bukti Berupa Hadits Sahih dari Rasulullah Saw Yang Menyatakan Nama-nama 12 Imam Syiah ?

Bisa dikatakan ini note sekuel dari note yang lalu, yang berjudul Yanabi'ul Mawaddah : Kitab Sunni Atau Syi'ah ?
Kalau sebelumnya adalah kasus kema’shuman imam syiah di luar ahlul kisaa’, kali ini kasusnya adalah adakah bukti berupa hadits yang sahih dari Rasulullah Saw yang menyatakan nama-nama 12 Imam Syiah ?

Berikut adalah jawaban-jawaban yang muncul setelah melakukan interview  disini. Berhubung komen sudah terlalu banyak dan akhirnya tidak jelas lagi arah pembicaraan, kita buat catatan saja dari jawaban-jawaban yang sudah muncul.
-----o0O0o-----
Riwayat pertama, dari Jabir bin Yazid al-Ju’fi, dia berkata, aku mendengar Jabir bin Abdullah al-Anshari berkata,
Rasulullah (s.`a.w.) bersabda kepadaku: “Wahai Jabir! Sesungguhnya para wasiku dan para imam selepasku pertamanya `Ali kemudian Hasan kemudian Husain kemudian `Ali b. Husain. Kemudian Muhammad b. `Ali al-Baqir. Anda akan menemuinya wahai Jabir sekiranya anda mendapatinya, maka sampailah salamku kepadanya. Kemudian Ja`far b. Muhammad, kemudian Musa b. Ja`far, kemudian `Ali b. Musa, kemudian Muhammad b. `Ali, kemudian `Ali b. Muhammad, kemudian Hasan b. `Ali. Kemudian al-Qa’im namanya sama dengan namaku dan kunyahnya adalah kunyahku, anak Hasan b. `Ali. Dengan beliaulah Allah akan “membuka” seluruh pelusuk bumi di Timur dan di Barat,dialah yang ghaib dari penglihatan. Tidak akan percaya kepada imamahnya melainkan orang yang diuji hatinya oleh Allah SWT”.

Jabir berkata: Wahai Rasulullah! Adakah orang ramai boleh mengambil faedah darinya ketika ghaibnya? Beliau menjawab: “Ya! Demi yang mengutuskan aku dengan kenabian sesungguhnya mereka mengambil cahaya daripada wilayahnya ketika ghaibnya, seperti orang ramai mengambil faedah dari matahari sekalipun ianya ditutupi awan”. Ini adalah di antara rahsia-rahsia ilmu Allah yang tersembunyi. Justeru itu rahsiakanlah mengenainya melainkan kepada orang yang ahli.

Comment :

Riwayat semisal ini dapat ditemui dalam Tafsir al-Mizaan, Sayyid Thabathaba’i, yang menyebut berasal dari tafsir al-Burhan, dari Ibn Babawaih dg sanad dari Jabir bin Abdullah al-Anshari, :
في تفسير البرهان عن ابن بابويه بإسناده عن جابر بن عبد الله الانصاري: لما أنزل الله عز وجل على نبيه محمد صلى الله عليه وآله وسلم - يا أيها الذين آمنوا أطيعوا الله وأطيعوا الرسول - واولى الامر منكم - قلت يا رسول الله عرفنا الله ورسوله - فمن اولوا الامر الذين قرن الله طاعتهم بطاعتك - فقال صلى الله عليه وآله وسلم هم خلفائي يا جابر - وأئمة المسلمين من بعدى - أولهم على بن أبى طالب ثم الحسن.....
Kemudian di bawahnya Sayyid Thabathaba’i menyebut rujukan Yanabi’ul Mawaddah dan Ghayatul Maram lilBahraani, dan selainnya.

Dari Yanabi’ul Mawaddah :
وفي المناقب: حدثنا أصحابنا وقالوا: حدثنا محمد بن همام، قال: حدثنا جعفر ابن محمد بن مالك الفزاري، قال: حدثني الحسين بن محمد بن سماعة قال: حدثني أحمد بن الحارث، قال: حدثني المفضل بن عمر، عن يونس بن ظبيان، عن جابر بن يزيد الجعفي قال: سمعت جابر بن عبد الله الانصاري يقول

Untuk Ghayatul Maram dapat dilihat di Bab 59 (tentang firman Allah di an-Nisaa’ :59), hadits ke-10
الحديث العاشر: ابن بابويه قال: حدثني غير واحد من أصحابنا قالوا حدثنا محمد بن همام عن جعفر بن محمد بن مالك الفرازي عن الحسن بن محمد بن سماعة عن أحمد بن الحارث قال:
حدثني المفضل بن عمر عن يونس بن ظبيان عن جابر بن يزيد الجعفي قال: سمعت جابر بن عبد الله الأنصاري
Melihat footnote, sumber : kamaluddin

Kamaluddin :
حدثنا غير واحد من أصحابنا قالوا حدثنا محمد بن همام عن جعفر بن محمد بن مالك الفرازي قال حدثني الحسن بن محمد بن سماعة عن أحمد بن الحارث قال حدثني المفضل بن عمر عن يونس بن ظبيان عن جابر بن يزيد الجعفي قال سمعت جابر بن عبد الله الأنصاري

Syiah sering mengulang2 riwayat ini dengan hanya menyebutkan sumber Yanabi’ul Mawaddah, dengan membuat dakwaan bahwa Yanabi’ul Mawaddah adalah kitab sunni.  Padahal dari semua sumber diatas, dilihat rantai periwayatannya jelas sekali bahwa riwayat tsb menukil dari Ibn Babawaih/syaikh Shaduq, sedangkan syaikh Shaduq ini adalah dedengkotnya Imamiyah.

Dan dinilai dengan kitab rijal-nya syiah sendiri riwayat diatas sangat bermasalah, karena ada rawi bernama Yunus bin Zhabyan, selain dari awal sanad sudah terlihat kelemahan riwayat karena ketidakjelasan identitas perawi (حدثنا غير واحد من أصحابنا)

Siapa Yunus bin Zhabyan ?

Khulasah, al-Allamah al-Hilli,
قال أبو عمرو الكشي قال الفضل بن شاذان في بعض كتبه الكذابون المشهورون أبو الخطاب و يونس بن ظبيان و يزيد الصائغ و محمد بن سنان و أبو سمينة أشهرهم
و قال النجاشي إنه مولى ضعيف جدا
Keyword : pendusta kondang. Kalau menurut Najasyi, dha’if jiddan.

Kitab ad-Du`afa of Ibn al-Ghada'iri :
( 45 ) – 1 – يُوْنُسُ بنُ ظَبْيان، كُوْفيٌّغالٍ، كذّابٌ‏(96) وضّاعٌ لِلحديث.(97)  رَوىعن أبي عَبْداللَّه (ع).  لايُلْتَفَتُ إلى حديثِهِ.(98)
1 – Yunus b. Zhabyan, Kufan.  Ghali, a liar and fabricator of hadith.  He narrated from Abu `Abdillah (as).  His hadith are not turned to.

Dirasatun fil hadits wal muhaditsin, Hasyim Ma'ruf
يونس بن ظبيان ، نص المؤلفون في الرجال على انه ضعيف لا يلتفت إلى حديثه واتفقوا على انه من الغلاة الوضاعين

Rijal Ibn Dawud
548- يونس بن ظبيان :
ق [جخ، غض] كوفي كذاب وضاع الحديث [جش] مولى ضعيف جدا لا يلتفت إلى روايته، كل كتبه تخليط [كش] عن محمد بن مسعود متهم غال
الجزء الثاني من رجال ابن داود - باب الياء- 527

Dari sini kesimpulannya, riwayat ini sumbernya dari dedengkotnya syiah imamiyah, bukan riwayat ahlussunnah, dan ditinjau dari ilmu rijalnya syiah sendiri riwayat berasal dari orang yang sangat "bermasalah".
-----o0O0o-----
Riwayat kedua, dari Jabir bin Abdullah al-Anshari (ra) berkata :
Jundal bin Janadah berjumpa Rasulullah (saww) dan bertanya kepada beliau beberapa masalah. Kemudian dia berkata : ”Beritahukan kepadaku wahai Rasulullah tentang para washi anda setelah anda supaya aku berpegang kepada mereka.”
Beliau (saww) menjawab : “Washiku dua belas orang.” Lalu Jundal berkata : “Begitulah kami dapati di dalam Taurat.” Kemudian dia berkata : “Namakan mereka kepadaku wahai Rasulullah.” Maka Beliau (saww) menjawab : “Pertama adalah penghulu dan ayah para washi adalah Ali. Kemudian dua anak lelakinya Hasan dan Husain. Berpeganglah kepada mereka dan janganlah kejahilan orang-orang yang jahil itu memperdayakanmu. Kemudian Ali bin Husain Zainal Abidin, Allah akan mewafatkan (Ali bin Husain) dan menjadikan air susu sebagai minuman terakhir di dunia ini.”
Jundal berkata : “Kami telah mendapatinya di dalam Taurat dan di dalam kitab-kitab para Nabi (as) seperti Iliya, Syibra dan Syabir. Maka ini adalah nama Ali, Hasan dan Husain, lalu siapa setelah Husain..? siapa nama mereka..?”

Berkata (Rasulullah) saww : ”Setelah wafatnya Husain, imam setelahnya adalah putranya Ali dipanggil Zainal Abidin setelahnya adalah anak lelakinya Muhammad, dipanggil al-Baqir. Setelahnya anak lelakinya Ja’far dipanggil al-Shadiq. Setelahnya anak lelakinya Musa dipanggil al-Kadzim. Setelahnya anak lelakinya Ali dipanggil al-Ridha. Setelahnya anak lelakinya Muhammad dipanggil al Taqy Az Zaky. Setelahnya anak lelakinya Ali dipanggil al-Naqiy al-Hadi. Setelahnya anak lelakinya Hasan dipanggil al-Askari. Setelahnya anak lelakinya Muhammad dipanggil al-Mahdi al-Qa’im dan al-Hujjah. Beliau ghaib dan akan keluar memenuhi bumi dengan kejujuran dan keadilan sebagaimana itu dipenuhi dengan kefasadan dan kezaliman. Alangkah beruntungnya bagi orang-orang yang bersabar semasa ghaibnya. Dan alangkah beruntungnya bagi orang-orang yang bertaqwa terhadap Hujjah mereka. Dan mereka itulah orang yang disifatkan oleh Allah di dalam firmanNya “Petunjuk bagi mereka yang bertaqwa yaitu mereka yang beriman kepada yang ghaib.” Kemudian beliau membaca “Maka sesungguhnya partai Allah itulah yang pasti menang. (al-Mujaadilah : 22)” Beliau bersabda : Mereka adalah dari partai Allah (hizbullah).”

Comment :

Ini juga riwayat yg didakwa diriwayatkan oleh ahlussunnah sendiri, lantaran ada di Yanabi’ul Mawaddah. Coba kita cek riwayat yang dimaksud orang2 lebay itu di Yanabi’ul Mawaddah :
وفي المناقب عن واثلة بن الاسقع بن قرخاب، عن جابر بن عبد الله الانصاري قال: دخل جندل بن جنادة بن جبير اليهودي على رسول الله (ص)، فقال
.....................dst.....lht mulai kalimat akhir hal 283

Dari rangkaian sanadnya aja jelas kalo qunduzi cuma ambil riwayat dari kitab lain...(yg jelas bukan kitab sunni). Lihat footnote-nya, tertulis "Ghayatul Maram"......

Dalam Ghayatul Maram, riwayat tsb terdapat dalam juz.4 bab 80...
bisa dilihat disini :
lht hal 119, riwayat ke-6

السادس: ابن بابويه قال: حدثنا أبو المفضل محمد بن عبد الله بن المطلب الشيباني (رحمه الله) قال
حدثنا أبو مزاحم موسى بن عبد الله بن يحيى بن خاقان المقرئ ببغداد قال: حدثنا أبو بكر محمد ابن عبد الله بن إبراهيم الشافعي قال: حدثنا محمد بن حماد بن هامان الدباغ أبو جعفر قال: حدثنا عيسى بن إبراهيم قال: حدثنا الحرث بن تيهان قال: حدثنا عقبة بن يقطان عن أبي سعيد عن مكحول عن واثلة بن الأصقع بن قرضاب عن جابر بن عبد الله الأنصاري قال: دخل جندب بن جنادة بن جبير على رسول الله (صلى الله عليه وآله) فقال: يا رسول الله أخبرني عما ليس لله، وعما ليس عند الله، وعما لا يعلمه الله، فقال رسول الله (صلى الله عليه وآله): (أما ما ليس لله فليس له شريك وأما ما ليس عند الله فليس عند الله ظلم العباد، وأما ما لا يعلمه الله فذلك قولكم يا معشر اليهود: عزير ابن الله، والله لا يعلم له ولدا " فقال جندل: أشهد أن لا إله إلا الله وأنك محمد رسول الله حقا
..........dst......

Dari sumber yang ada jelas bahwa riwayat tsb bukan riwayat dari ahlussunnah....

Sekarang urusan rawinya...sementara hanya dilihat di awal sanad, rawi dengan nama Abul Mufadhdhol al-Syaibani. kita cek pake kitab syiah sendiri.

أبو المفضل محمد بن عبد الله بن المطلب الشيباني
Abu al-Mufadhdhol, Muhammad bin Abdillah bin al-Muthalib al-Syaibani

Kitab ad-Du`afa of Ibn al-Ghada'iri :
34 – مُحَمَّدُ بنُ عَبْداللَّه بن مُحَمَّد بن المُطَّلِب، الشَيْبانيُّ، أبُو المُفَضَّل. وَضّاعٌ، كَثِيرُ المَناكِيرِ. رأيْتُ كُتُبَهُ، وفيها الأسانيدُ من دُوْنِ المُتُوْنِ، والمُتُوْنُ من دُون الأسانيد. وأرى تَرْكَ ما يَنْفَرِدُ بِهِ.(87)
34 – Muhammad b. `Abdullah b. Muhammad b. al-Muttalib, ash-Shaybani, Abu Mufaddal. A fabricator, (narrated) much that is denied. I saw his books and in them are isnads without texts and texts without isnads. I regard (that one must) abandon what he exclusively (narrates).

Khulasah, al-Allamah al-Hilli
- محمد بن عبد الله بن المطلب الشيباني:
يكنى أبا الفضل كثير الرواية حسن الحفظ ضعفه جماعة من أصحابنا و قال ابن الغضائري إنه وضاع كثير المناكير رأيت كتبه و فيها الأسانيد من دون المتون و المتون من دون الأسانيد و أرى ترك ما تفرد به.

Rijal Ibn Dawud,
448 - محمد بن عبد الله بن المطلب :
الشيباني يكنى أبا المفضل لم [جخ، ست] كثير الرواية إلا أنه ضعفه قوم من أصحابنا [غض] وضاع للحديث كثير المناكير رأيت كتبه و فيها الأسانيد من دون المتون و المتون من دون الأسانيد و أرى ترك ما تفرد به

Kalo menurut al-Khu'i, waktu bahas riwayat yg sanadnya ada abul mufadhdhal asysyaibani :
معجم رجال الحديث: ج 1 ص 110: وطريقه إليه ضعيف بأبي المفضل الشيباني
معجم رجال الحديث: ج 1 ص 165: وطريقه إليه ضعيف بأبي المفضل الشيباني
معجم رجال الحديث: ج 2 ص 136: وطريقه إلى كتاب التفسير ضعيف بأبي المفضل الشيباني
Kesimpulan, sumber riwayat dari syiah  dan sangat bermasalah karena ada rawi yang bernama Abu al-Mufadhdhol al-Syaibani. Ini belum lagi cek rawi-rawi yang lain.
-----o0O0o-----
Riwayat ketiga, Seorang Yahudi disebut Na’tsal datang kepada Nabi Muhammad saww, dan ia berkata, “Hai Muhammad, saya menayakan kepadamu perkara-perkara yang telah terdetak dalam dadaku semenjak beberapa waktu, jika engkau dapat menjawabnya niscaya saya akan menyatakan masuk Islam di tanganmu.’Beliau menjawab, ‘Tanyalah! hai Aba Ammarah, maka ia menanyakan beberapa perkara yang sijawab oleh Nabi saww dan ia membenarkan, kemudian ia menanyakan, ‘Beritahukanlah padaku tentang penerimaan wasiatmu, siapakah ia itu? karena tidak seorang Nabi pun kecuali ia mempunyai seorang penerima wasiat, dan sesungguhnya Nabi kami Musa bin Imran telah berwasiat kepada Yusa’ bin Nun.’ Maka beliau bersabda, ‘Sesungguhnya penerima wasiatku adalah ‘Ali bin Abi Thalib dan setelahnya adalah kedua cucuku al-Hasan dan al-Husein kemudian beliau menyebutkan sembilan Imam dari tulang sulbi al-Husein. ‘Lalu ia berkata, ‘Ya Muhammad, sebutkanlah nama-nama mereka kepadaku!’ Beliau bersabda, “Bila al-Husein telah berlalu maka diganti oleh anaknya “Ali, bila ‘Ali telah berlalu maka diganti anaknya Muhammad, bila Muhammad berlalu maka diganti anaknya Ja’far, Musa, ‘Ali, Muhammad, ‘Ali, Hasan, al Hujjah Muhammad al-Mahdi as, maka itu semuanya adalah dua belas orang Imam.’ Kemudian orang Yahudi itu pun masuk Islam dan ia memuji Aallah SWT karena petunjuk-Nya.

Comment :

Ini juga ada dalam Yanabi'ul Mawaddah dan lagi-2 dibilang sunni padahal ujung2nya ibnu Babawaih:
الباب السادس والسبعون في بيان الائمة الاثني عشر بأسمائهم وفي فرائد السمطين: بسنده عن مجاهد، عن ابن عباس (رضي الله عنهما) قال: قدم يهودي يقال له نعثل (1)، ........dst

Kita lihat sumbernya qunduzi dari footnote, riwayat berasal dari Fara’id al-Simthin :
وقال أبو جعفر [ محمد بن ] عليّ بن بابويه (2) : أخبرني أبو المفضّل محمد بن عبد الله بن عبد المطَّلب الشيباني عن أحمد بن مطرف بن سوار بن الحسين القاضي الحسني بمكّة ، أنبأنا أبو حاتم المهلّبي المغيرة بن محمد (3) قال : أنبأنا عبد الغفّار ابن كثر الكوفي ، عن هيثم بن حميد ، عن أبي هاشم ، عن مجاهد :
عن ابن عباس ـ رضي الله عنه ـ قال : قدم يهودي على رسول الله (صلّى الله عليه وسلّم) يقال له :نعثل ، فقال له : يا محمد إنّي أسألك عن أشياء تلجلج في صدري منذ حين فإن أجبتني عنها أسلمت على يدك . قال : سل يا أبا عمارة . قال : يا محمد صف لي ربّك . فقال (عليه السلام) : إنّ الخالق لا يوصف إلاّ بما وصف به نفسه ، وكيف يوصف الخالق الذي يعجز الأوصاف أن يدركه ، والأوهام أن تناله والخطرات أن تحدّه ، والأبصار الإحاطة به ، جلّ عمّا يصفه الواصفون
...dst....
فرائدُ السمْطَين
المجلّد الثاني
الصفحة 133 –
Kesimpulan sama dengan riwayat kedua diatas, sumber riwayat dari syiah (Ibn Babawaih) dan sangat bermasalah karena ada rawi yang bernama Abu al-Mufadhdhol al-Syaibani.