Friday, January 1, 2016

Kristenisasi Peperangan: Manipulasi Putin Terhadap Sejarah Rusia

Inagurasi Putin di Gereja Ortodok Kirill

Banyak orang melihat bahwa gereja di Rusia tunduk pada perintah Presiden Vladimir Putin. Meski Gereja Rusia menganggap Turki sebagai musuh lama, namun dugaan “islamisasi” masyarakat Turki kemungkinan menjadi penyebabnya, sekalipun tak pernah diutarakan sebelumnya selama lebih dari satu dekade pemerintahan AKP, sebagaimana diulas Mohammad Radityo pada World Bulletin, Jum’at (18/12/2015).
Sejumlah pengamat Rusia melihat sistem patriarki diadopsi Kristen Ortodoks bukan hanya sebagai istilah biasa; ini sejatinya merupakan budaya mereka (untuk diatur oleh penguasa), seperti menaati semua kehendak sang “primus interpare” atau pemimpin “yang dipertuan-agungkannya.” Dengan demikian, dalam perkembangan kekinian, “penyetanan” gereja Kristen Ortodok Rusia terhadap Turki tidak hadir dengan sendirinya. Kebencian berabad-abad itu kembali dicetuskan seorang Putin untuk kepentingannya di Suriah yang rakyat ahlusunnahnya kian dibela oleh saudaranya, Turki.
Peran gereja Kristen Ortodok dalam perang Suriah kali ini merupakan alat Putin untuk “berpetualang” di negeri yang kaya akan energi, mineral dan menjanjikan kekuasaan itu. Padahal, tak sedikit pihak yang mengemukakan betapa besar modal yang harus digelontorkan Putin untuk memenuhi ego petualangannya di negeri asing itu, bahkan mengancam Rusia secara politik dan ekonomi hingga kurun waktu yang panjang.
Namun, absennya pihak oposisi di dalam negeri Rusia telah memberi kekuatan tersendiri bagi Putin untuk menggencarkan cengkramannya di Suriah. Jika saja pihak oposisi bermain cantik di dalam negeri Rusia, maka petualangan Putin di luar negaranya yang keliru dapat diimbangi.
Kini, petualangan kebabalasan Putin di Suriah mencetus aneka pertanyaan. Perlu sebuah riset objektif untuk membuktikan apakah Rusia kini telah bergeser dari ideologi komunis dan sosialisnya? Apakah darah Kristen Ortodok mengental dalam jiwa Putin?
Dengan harta karun pertikaian masa lalu Krosten Ortodok dengan Turki, Putin rela mengesampingkan nilai Marx dan Lenin sebagai pemantik semangat juang militer Rusia. Putin tahu betul bahwa gereja Kristen Ortodok memiliki potensi dendam yang besar terhadap Turki, yang sempat terpendam saat era Soviet dahulu.
Putin paham betul bahwa gereja pernah tercatat kebangkitannya dalam sejarah zaman pertengahan dan tampil dengan identitas pembela nasionalisme bangsa beruang merah.  Inilah yang dimanfaatkan Putin untuk mengajarkan generasi muda tentara Rusia bahwa ibu pertiwinya selalu terancam di bawah pengintaian musuhnya (Turki) yang dianggap barbar. Dengan jargon itu pula Putin memainkan semangat prajuritnya untuk menyerang musuh terlebih dahulu sebagai langkah pencegahan demi menyelamatkan bangsa beruang merah.
Oleh karenanya, Putin kini dengan penuh mendapatkan dukungan dan ruang di hati masyarakat Slav Ortodok. Meski kenyataanya Rusia tidak menampilkan sisi relijiusnya, namun Kristen Ortodok adalah “identitas tersembunyi Rusia”, yang bertolak belakang dengan “Keislaman Turki”.
Yang kita saksikan saat ini merupakan hasil pergeseran relijiusitas Rusia yang digencarkan Putin selama hampir 2 dekade, pasca transformasinya dari Uni Soviet. Sebagai alumni akademi intelijen, Putin berhasil memanipulasi dan menggiring masyarakatnya sesuai kerangka yang dia bangun. Dengannya, Putin melegitimasi perang Suriah sebagai perjuangan membela Gereja Kristen Ortodok (yang ajarannya juga dianut oleh sebagian rakyat Suriah yang dia citrakan terancam ahlussunnah).
Dengan kebijakannya yang otokratik, Putin bersama aparatnya sukses membangun framing itu. Mereka menghalalkan segala cara, termasuk memanfaatkan “bendera Islam yang jahat” yang digunakan ISIS, sehingga dalih itu melandasi sepak terjangnya di Suriah.
Walaubagaimanapun, pembunuhan terhadap warga sipil Suriah yang tak berdosalah yang harus kita mintakan pertanggungjawabannya kepada Putin. Mereka rakyat yang tidak bersalah kepada Gereja Ortodok dan mereka bukanlah ISIS yang ditargetkan.
Apakah manipulasi sejarah Kristen Ortodok di benak komunis Rusia dalam perang Suriah ini akan berhasil? Tentu saja tidak akan pernah! Atas kehendak Allah Ta’ala, Putin segera menemui kegagalannya, tak pelak lagi.
Red : Adiba Hasan