Wednesday, July 27, 2016

Zakir Naik Sesat ?


Terus-terang, saya termasuk ‘penggemar’ dr. Zakir Naik hafidhahullah. Banyak video-videonya yang saya ikuti, terutama versi pendek yang ada di Youtube. Satu ketika kemudian, saya pernah ‘tersesat’ menonton satu cuplikan video di Youtube yang berisi ‘kritikan’ terhadap Dr. Zakir Naik. Saya tonton itu video dan coba cari bahasan apa yang diributkan di Google. Dan ternyata, yang ia katakan menjadi booming pentahdziran di berbagai forum, hingga muncullah tuduhan mulhid kepadanya yang berasal dari jawaban seorang ulama. Semula saya abaikan. Toh kalau dibahas, malah membuat orang yang tidak tahu jadi tahu. Lagi pula, fatwa dan isu tersebut – sependek pengetahuan saya waktu itu - belum diterjemahkan ke bahasa Indonesia dan menjadi viral broadcast media sosial. Namun, tempo hari saya diberitahukan oleh salah seorang rekan bahwa isu tahdzir Zakir Naik sedang menghangat. Fatwa tahdzir terhadap dr. Zakir Naik diterjemahkan dan disebarkan. Pelakunya dapat ditebak,…. siapa lagi kalau bukan teman dan tetangga usil kita yang satu itu.
Berikut bunyi terjemahan fatwa dimaksud:
ZAKIR NAIK MENGATAKAN ALLAH TIDAK MAMPU MELAKUKAN SEMUA PERKARA
Ulama Kibar Muslim, Syaikh Shalih Fauzan al Fauzan hafizhahullah ditanya:
Terdapat da'ie yang terkenal yang mana usahanya tersebar ke seluruh dunia. Dia mengatakan Allah tidak mampu melakukan semua perkara. Dia juga mengatakan terdapat 1000 perkara yang Allah tidak mampu lakukan.
Adakah orang ini dianggap da'ie ke pintu pintu Jahannam? Adakah kami perlu ingat kan tentang dia (kesesatannya)?
Syaikh menjawab:
Orang ini mulhid (1), orang yang mengatakan sedemikian adalah mulhid terhadap Nama² dan Sifat² Allah.
"Hanya milik Allah asmaa-ul husna, maka berdoalah (kepada Allah) dengan nya (dengan menyebut asmaa-ul husna) dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama Nya. Nanti mereka akan mendapatkan balasan terhadap apa yang mereka lakukan." (Surah al A' raf ayat 180)
"Sesungguhnya orang-orang yang mengingkari ayat-ayat Kami, mereka tidak tersembunyi dari Kami. Maka apakah orang-orang yang dilemparkan ke dalam neraka lebih baik ataukah orang-orang yang datang dengan aman pada hari kiamat?" (Surah Fussilat ayat 40)
Seseorang mengatakan Allah tidak mampu melakukan semua perkara... Maha Suci Allah! Allah mengatakan:
"... Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu" (Surah al Baqarah ayat 284)
Berapa banyak ayat yang ada (menyatakan) "Allah mampu lakukan segala sesuatu" atau "Sesungguhnya Allah mampu lakukan semua perkara"? Berapa banyak ayat!? (2)
Allah tidak menyebutkan apa² batasan ke atas keupayaanNya, kebolehanNya tidak terbatas ke atas segala sesuatu. Dia mampu melakukan apa sahaja. Dia, Maha Mengetahui ke atas segala sesuatu. Dia, Yang Maha Tinggi dan Paling Tinggi, tidak menyebutkan apa² keterbatasan.
Dan kau datang dan mengehadkan ini!? Adakah kau katakan "Tidak, ada beberapa perkara yang Allah tidak tahu dan aku mengetahuinya" (3).
Ini adalah jenis ilhaad terhadap Nama² dan Sifat² Allah.
Bukan semua pendakwah berada di atas kebenaran. Dengar ucapan Rasulullah "pendakwah ke pintu-pintu Jahannam" (4)
Bukan semua pendakwah di atas kebenaran. (Tamat perkataan Syaikh)

Nota kaki:
(1) Mulhid adalah seseorang melakukan ilhaad terhadap Nama² dan Sifat² Allah dengan menafikan kesemuanya secara total atau merubah maknanya ke makna yang tidak sesuai kepada Allah.
Ilhaad juga termasuk menamakan Allah dengan nama-nama yang Dia tidak gunakannya untuk menamakan diri Nya. Lihat Syarah Qowaid Al Muthla (pg. 49-50), Syaikh Ibn 'Uthaymeen. Ilhaad juga boleh diterjemahkan sebagai kafir atau rawafidh (penolak/penafi) di dalam petikan ini, Allahu'alam.
(2) Terdapat lebih 35 ayat Quran yang menyatakan hal ini atau ayat yang sama!
(3) Perhatikan Syaikh menyebutkan faedah di dalam contoh ini. Beliau dengan sengaja gemar untuk memperlihatkan dengan jelas berapa tidak boleh diterima kepada pengakuan yang menyatakan bukan semua perkara Allah tahu, dan seseorang mengaku mengetahui sesuatu yang Allah tidak mengetahui! Maka ianya sama, apa² sifat Allah yang Dia nisbatkan pada diri Nya seperti ilmu Nya, keupayaanNya, atau apa sahaja, tidak akan ada keterbatasan atau limit atau pengkhususan (ke atas Sifat² Allah) dengan menggunakan pemikiran secara rasional atau falsafah. Wallaahu A'lam.
(4) Dari hadith shahih dari Hudzaifah menceritakan tentang ahlul dholal dan fitnah mereka yang akan dihadapi oleh umat yang akan datang.
"Akan ada du'at yang memanggil ke pintu-pintu jahanam dan sesiapa yang menyahut seruan mereka, mereka akan melemparkan nya ke dalam nya (neraka). Al Bukhari No. 7084 Muslim no. 1847
[selesai].
Ada beberapa hal pokok yang perlu dikomentari. Namun sebelum itu, simak video lengkap dr. Zakir Naik berikut:
( lihat sumber )
Silakan lompat ke menit 3:55, berikut transkripnya (dalam bahasa Inggris):
Regarding the second part of the question…that God can do everything?…Normally I pose this question to most of the people who believe in God just so that they have better understanding of Allah subhanwatala …I ask them the question.. that can God create anything and everything …most of them will say Yes,… can God destroy anything and everything…all will say Yes …my third question is ..can God create a thing which he cannot destroy… and they are trapped…if they say yes .. that God can create a thing which he cannot destroy they are going against the second statement that God can destroy everything ..if they say no God cannot create a thing which he cannot destroy that means they are going against first statement that God can create everything… again they are not using logic… they are trapped …same way God cannot create a tall short man  ..yes he can make a tall man short but no longer he remains tall….he can make a tall man short……no longer remains tall..he make a short man tall ..no longer that man remains short….but you can’t have a tall short man ..you cannot ….(word unclear)…who is ..neither tall neither short ..but God can't make a man who is tall and short at the same time similarly God almighty ..Allah subhantala cannot make a fat thin man …there are a thousand things I can list which God almighty can't do ….God cannot tell a lie… the moment he tells a lie.. he ceases to be God …God cannot be unjust…the moment he is unjust he ceases to be God…God cannot be cruel ..God cannot forget …..you can list a thousand things ..God almighty cannot throw me out of his domain….the full world the full universe belong to him…he can kill me, he can obliterate me, he can make me vanish ..but he cannot throw me out of his domain …to him belongs everything ..where will he throw me…he can kill me ,…the can obliterate me..he can make me vanish…but he cant throw me out of his domain …nowhere does the quraan say God can do everything ..infact quraan says…innAllaha ala kulli shai in Qadeer… that verily Allah has Power over all things..quraan doesn't say God can do everything…quraan says God has power over all things…several places….surah baqrah chapter no.2 verse no.106 surah baqrah chap 2 verse 108.. surah Imran …aali imran chapter no. 3 verse 29 in surah nahl chapter no.16 verse no. 77 in surah faatir chapter 35 verse no.1 …several places the  quraan says the quraan says innaAllaha ala kulli shaiin Qadeer..verily Allah has power over all things…and there is a world of a difference between Allah can do everything and Allah has power over everything infact Quraan says in Surah Buruj chapter no.85 verse no. 15, and 16 it says that Allah is the doer of all He intends….see whatever He intends He can do…but God only does Godly things ..he does not do unGodly things…….
[selesai].
Terkait dengan hal tersebut di atas, sedikit catatan yang dapat saya tuliskan:
1.Dari judulnya coba baca : ZAKIR NAIK MENGATAKAN ALLAH TIDAK MAMPU MELAKUKAN SEMUA PERKARA. Pertanyaan saya, apakah Zakir Naik mengatakan sebagaimana di judul ?. Jawabnya tidak. Silakan cari perkataannya dalam transkrip bahasa Inggris di atas. Barangkali judul tersebut terinspirasi dari kalimat dalam pertanyaan fatwa yang dinisbatkan kepada dr. Zakir Naik:
إن الله لا يقدر على كل شيء، وأنا أعلم ألف شيء لا يقدر عليه الله تعالى
“Sesungguhnya Allah tidak mampu melakukan segala sesuatu. Dan aku mengetahui 1.000 perkara yang Allah tidak mampu melakukannya”
Potongan pertanyaan ini adalah kelancungan yang diambil dari kelaziman[1] perkataan dr. Zakir Naik tanpa melihat perkataan utuhnya beserta konteksnya, dan siapa pula yang sedang bertanya[2]. Saya yakin, semua ulama yang ditanya dengan sepotong pertanyaan berbahasa Arab tersebut di atas akan menjawab sebagaimana yang dikatakan oleh Asy-Syaikh Shaalih Al-Fauzaan hafidhahullah. Betapa tidak ?. Statement itu langsung menabrak firman Allah ta’ala:
إِنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
“Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu” [QS. Al-Baqarah : 20, 109, 148]
Bertanya/minta fatwa kepada ulama tanpa menjelaskan gambaran utuh objek yang ditanyakan[3] adalah kebiasaan buruk yang perlu diterapi agar sembuh.
2.Apakah benar perkataan dr. Zakir Naik bermaksud untuk mengingkari qudrah Allah ta’ala sebagaimana kemasan judul dan pertanyaan yang disampaikan ?.
Jika kita perhatikan konteks perkataan dr. Zakir Naik, maka ia sedang menjelaskan beberapa hal paradoks yang sering dilontarkan kaum atheis dan kafir untuk memberikan jebakan karat syubhat terhadap kaum muslimin. Misal ia mengatakan:
I ask them the question.. that can God create anything and everything …most of them will say Yes,… can God destroy anything and everything…all will say Yes …my third question is ..can God create a thing which he cannot destroy… and they are trapped…if they say yes .. that God can create a thing which he cannot destroy they are going against the second statement that God can destroy everything ..if they say no God cannot create a thing which he cannot destroy that means they are going against first statement that God can create everything…
“Aku bertanya kepada mereka dengan satu pertanyaan. Apakah Tuhan dapat menciptakan sesuatu dan segala sesuatu ?. Kebanyakan mereka akan menjawab : ‘Ya’. (Selanjutnya), apakah Tuhan dapat menghancurkan sesuatu dan segala sesuatu ?. Semuanya akan mengatakan : ‘Ya’. Pertanyaan ketiga saya adalah : Apakah Tuhan dapat menciptakan sesuatu yang ia tidak dapat menghancurkannya ?. Dan mereka pun (akhirnya) terjebak. Jika mereka mengatakan ‘ya’, bahwa Tuhan dapat menciptakan sesuatu yang tidak dapat Ia hancurkan, maka (jawaban) mereka akan bertentangan dengan pernyataan kedua bahwa Tuhan dapat menghancurkan segala sesuatu. Namun apabila mereka menjawab ‘tidak’, yaitu bahwa Tuhan tidak dapat menciptakan sesuatu yang tidak dapat Ia hancurkan, maka itu artinya (jawaban) mereka bertentangan dengan pernyataan pertama bahwa Tuhan dapat menciptakan segala sesuatu…..”
[selesai kutipan dan terjemahan].
Begitu juga hal paradoks lain yang ia contohkan seperti Allah ‘tidak dapat’ (cannot) menciptakan satu manusia yang tinggi dan rendah dalam satu waktu, kurus dan gemuk dalam satu waktu. Sebenarnya, apa yang dijelaskan dr. Zakir Naik bukanlah sesuatu yang baru. Perkataan yang semisal telah didahului oleh para ulama saat membahas qudrah Allah ta’ala.
Ibnu Taimiyyah rahimahullah mengistilahkan hal-hal yang disebutkan Zakir Naik sebagai al-mumtani’ li-dzaatihi (sesuatu yang tidak mungkin/mustahil terjadi secara dzatnya).
Allah ta’ala berfirman:
إِنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
“Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu” [QS. Al-Baqarah : 20, 109, 148, dan yang lainnya]
Syaikhul-Islaam Ibnu Taimiyyah rahimahullah menjelaskan, pemahaman qudrah Allah dalam ayat ini, manusia terbagi menjadi 3 kelompok. Kelompok pertama mengatakan bahwa ayat ini umum dan mencakup al-mumtani’ li-dzaatihi. Diantara tokohnya adalah Ibnu Hazm rahimahullah. Kelompok kedua mengatakan bahwa ayat ini bersifat ‘aamul-makhshuush, yaitu bersifat umum, namun dikhususkan darinya perkara al-mumtani’ li-dzaatihi.  Kedua kelompok ini keliru, karena yang benar adalah kelompok ketiga yang menyatakan al-mumtani’ li-dzaatihi bukanlah sesuatu sehingga tidak masuk cakupan ayat[4] [lihat : Majmuu’ Al-Fataawaa, 8/8-9]. Ini adalah kesepakatan para ulama [Ash-Shafadiyyah, 2/190]. Termasuk dalam katagori ini adalah berkumpulnya dua hal yang bertentangan/berlawanan/paradoks (اجتماع الضدين) [Majmuu’ Al-Fataawaa, 8/8 dan Minhaajus-Sunnah, 1/350].
Seperti jika kita katakan: turun ke bawah, bergerak dan sekaligus diam, keberadaan benda yang putih semua dan hitam semua, terjadinya siang dan malam di satu tempat dan satu waktu secara bersamaan, dan banyak lagi yang lain. Semua ini adalah tidak masuk akal, tidak mungkin terjadi, dan tidak ada wujudnya sehingga tidak dikatakan termasuk ‘sesuatu’ yang masuk cakupan qudrah Allah ta’ala dalam ayat innallaaha ‘alaa kulli syain-qadiir.
Syaikh Muhammad bin Shaalih Al-Utsaimiin rahimahullah saat membahas Al-‘Aqiidah As-Safaariniyyah menjelaskan bahwa qudrah Allah ta’ala tidak berkaitan dengan sesuatu yang mustahil (li-dzaatihi). Beliau rahimahullah berkata:
أما المستحيل لذاته : فهو مستحيل لا يمكن ، لو أن أحداً أراد أن يقول : هل الله قادر على أن يخلق مثله ؟
لقلنا : هذا مستحيل ، لكن الله قادر على أن يخلق خلقاً أعظم من الخلق الذي نعلمه الآن ، ونحن نعلم الآن أن أعظم مخلوقٍ نعلمه هو العرش ، العرش أعظم من كل شيء من المخلوقات التي نعلمها ، ومع ذلك نعلم أن الله قادر على أن يخلق أعظم من العرش ، لكن الشيء المستحيل لذاته هذا غير ممكن
“Adapun al-mustahiil li-dzaatihi, maka itu adalah kemustahilan yang tidak mungkin terjadi. Seandainya ada seseorang ingin mengatakan : ‘Apakah Allah mampu menciptakan (tuhan) semisal-Nya?’. Niscaya akan kita jawab : ‘Ini tidak mungkin’. Namun demikian, Allah mampu untuk menciptakan makhluk yang lebih besar daripada makhluk yang kita ketahui sekarang. Dan kita mengetahui saat ini bahwa makhluk paling besar adalah ‘Arsy[5]. ‘Arsy lebih besar dari segala sesuatu dari makhluk-makhluk Allah yang kita ketahui. Bersamaan dengan itu, kita juga mengetahui bahwa Allah mampu untuk menciptakan makhluk yang lebih besar daripada ‘Arsy. Namun sesuatu yang mustahil secara dzatnya, adalah tidak mungkin terjadi” [Syarh Al-‘Aqiidah As-Safaariniyyah, 2/190].
Begitu juga tiga contoh pertanyaan dr. Zakir Naik di awal, merupakan contoh perkataan mubtadi’ yang dibawakan Asy-Syaikh Al-Khudlair hafidhahumallah:
هل القدرة تتعلق بمستحيل؟ لأنه لأن وجود إله ثاني مستحيل فهل يمكن أن يقال: إن الله قادر على أن يخلق مثله؟ لماذا؟ لأنه مستحيل، والمستحيل عند أهل العلم ليس بشيء، {وَاللّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ} [(284) سورة البقرة]، هذا ليس بشيء، يعني أورد بعض المبتدعة قوله في مجال القدرة هل الله -جل وعلا- قادر على أن يخلق صخرة لا يستطيع تفتيتها؟ نقول: هذا جمع بين النقيضين، جمع بين النقيضين، كونه يقدر على خلق هذه الصخرة يناقضه ويعارضه عدم القدرة على تفتيتها، فهو قادر غير قادر، هذا محال، والقدرة لا تتعلق بمستحيل
“Apakah qudrah (Allah) berkatan dengan hal yang mustahil ?. Dikarenakan keberadaan tuhan yang kedua adalah mustahil, apakah mungkin untuk dikatakan : ‘Sesungguhnya Allah mampu untuk menciptakan (tuhan) semisal-Nya?. Mengapa ?. Karena hal tersebut mustahil. Dan kemustahilan menurut para ulama bukanlah ‘sesuatu’. Wallaahu ‘alaa kulli syain qadiir (dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu) (QS. Al-Baqarah : 284). Ini bukanlah ‘sesuatu’. Yaitu, sebagian ahli bid’ah membawakan perkataannya dalam wilayah qudrah (Allah) : ‘Apakah Allah jalla wa ‘alaa mampu menciptakan batu yang tidak dapat dihancurkan ?’. Kami katakan : Ini adalah mengumpulkan dua hal yang saling bertentangan/berlawanan/paradoks. Keberadaan Allah mampu untuk menciptakan batu tersebut bertentangan dan berlawanan dengan ketidakmampuan untuk menghancurkannya. Maka ini adalah kemampuan atas ketidakmampuan. Ini mustahil/tidak mungkin. Oleh karenanya, qudrah tidak berkaitan dengan kemustahilan….” [Syarh Al-‘Aqiidah As-Safaariniyyah, hari Rabu, 16 Dzulhijjah 1436 - http://shkhudheir.com/scientific-lesson/1237394494].
Tentang perkataan Zakir Naik:
“there are a thousand things I can list which God almighty can't do ….God cannot tell a lie… the moment he tells a lie.. he ceases to be God …God cannot be unjust…the moment he is unjust he ceases to be God…God cannot be cruel ..God cannot forget …..you can list a thousand things ..God almighty cannot throw me out of his domain….the full world the full universe belong to him…he can kill me, he can obliterate me, he can make me vanish ..but he cannot throw me out of his domain …to him belongs everything ..where will he throw me…he can kill me ,…the can obliterate me..he can make me vanish…but he cant throw me out of his domain …nowhere does the quraan say God can do everything ..infact quraan says…innAllaha ala kulli shai in Qadeer…
Ada 1.000 perkara yang dapat aku buat daftarnya dimana Tuhan yang Maha Kuasa tidak dapat (can’t) melakukannya…. Tuhan tidak dapat berkata dusta…. (Jika memang Tuhan dapat berkata dusta – Pent.), saat ia berkata dusta,… maka Ia berhenti menjadi Tuhan…. Tuhan tidak dapat berbuat tidak adil. (Jika memang Tuhan dapat berbuat tidak adil  – Pent.), saat Ia berbuat tidak adil, maka ia berhenti menjadi Tuhan….. Tuhan tidak dapat berbuat jahat/kejam/lalim…. Tuhan tidak dapat lupa…. Anda dapat membuat daftar 1.000 perkara… Tuhan Yang Maha Kuasa tidak dapat melemparkanku keluar dari kekuasaan-Nya…. Semesta alam adalah milik-Nya…. Dia dapat membunuh/mematikanku, melenyapkanku, dan membuatku hilang….. namun Ia tidak dapat melemparkanku keluar dari kekuasaan-Nya. Tidak ada dalam Al-Qur’an yang mengatakan bahwa Tuhan dapat melakukan (can do) segala sesuatu…. Faktanya Al-Qur’an mengatakan…innallaahu ‘alaa kulli syain-qadiir (Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu)…”.
[selesai nukilan dan terjemahannya].
maka, perkara-perkara yang disebutkan di atas adalah contoh perkara-perkara yang juga disebutkan para ulama kita.
Asy-Syaikh Muhammad Amaan Al-Jaamiy rahimahullah berkata:
وهناك مستحيلات وواجبات ، فقدرة الله تعالى لا تتعلق بالمستحيلات ولا بالواجبات ، ولكنها تتعلق بالممكنات أو بالجائزات وكما قلنا : الجائزات والممكنات بمعنى واحد ، أما المستحيلات فلا تتعلق بها قدرة الله ، من المستحيلات : الشريك والصاحبة والولد والوزير والمعين ، قدرة الله تعالى لا تتعلق بهذه ( الممكنات ) لأن إيجادها نقص لا يليق بالله تعالى ، إذا قلنا قدرة الله لا تتعلق بها ، لا ينبغي بأن يفهم أن الله عاجز عن إيجاد هذه الأشياء ، ليس بعاجز ولكن قدرته لا تتعلق بها حكمة منه وكمالا لأنها نقص ....
“Di sana terdapat hal-hal yang mustahil dan hal-hal yang wajib. Qudrah Allah ta’ala tidak berkaitan dengan hal-hal yang mustahil dan juga hal-hal yang wajib. Akan tetapi, qudrah Allah berhubungan dengan hal-hal yang mungkin (mumkinaat) atau boleh (jaaizaat), sebagaimana perkataan kami : al-jaaizaat dan al-mumkinaat mempunyai satu makna. Adapun hal-hal yang mustahil (mustahiilaat), maka ia tidak berhubungan/ berkaitan dengan qudrah Allah. Yang termasuk mustahiilaat adalah (memiliki) sekutu, istri, anak, waziir, dan teman penolong. Qudrah Allah ta’ala tidak berkaitan dengan hal ini (yaitu mumkinaat)[6], karena mengadakannya merupakan kekurangan/aib yang tidak pantas bagi Allah ta’ala. Apabila kita katakan bahwa qudrah Allah tidak berkaitan dengannya (yaitu mustahiilaat – Pent.), maka tidak pantas untuk dipahamai bahwa Allah lemah untuk mengadakan semua hal tersebut. Allah tidak lemah[7], akan tetapi qudrah-Nya tidak berkaitan dengannya sebagai hikmah dan kesempurnaan dari-Nya karena hal tersebut merupakan kekurangan/aib…” [Syarh Risaalah At-Tadmuriyyah – islamspirit].
Apakah penjelasan-penjelasan di atas berbeda secara substansi?.[8]
3.Perlu diingat, mayoritas yang dihadapi oleh Zakir Naik adalah orang-orang kafir penyembah manusia, sapi, dan patung serta atheis yang mengandalkan nalarnya untuk menerima agama. Bahasa ibu mereka bukan bahasa Arab, sehingga mereka tidak tahu teks nash kecuali setelah diterjemahkan. Mereka tidak kenal pula bahasa-bahasa syari’at seperti lazimnya dipakai oleh para penuntut ilmu dan ulama. Oleh karenanya, jangan disamakan kondisinya.
Dalam video yang lain[9] dijelaskan bahwa hampir semua agama yang ada – selain Islam – percaya bahwa Tuhan dapat bertransormasi dalam bentuk manusia. Orang-orang yang hadir, berdialog, dan berdebat dengan Zakir Naik adalah golongan yang percaya ini. Bagaimana cara membantah aqidah mereka sehingga mereka dapat menerima kebenaran Islam. Selain dalil – yang kemudian diterjemahkan dalam bahasa Inggris/Urdu – Zakir Naik menjelaskan kepada mereka dan juga mendebat mereka dengan logika dan teks-teks kitab suci mereka. Ini sesuatu yang Anda miskin darinya…..
4.Seandainya Zakir Naik keliru, apakah kekeliruannya bersifat substansial?. Saya sepakat ada beberapa kekeliruan dalam penggunaan kata, seperti misal perkataannya ‘there are a thousand things I can list which God almighty can't do’.
Things di sini artinya ‘sesuatu’. Jika Zakir Naik mengatakan ia dapat membuat daftar 1.000 perkara (sesuatu) – a thousand things – yang tidak dapat Allah lakukan, sementara di sisi lain ia mengatakan ayat God has power over all things (Allah maka Kuasa atas segala sesuatu – wallaahu ‘alaa kulli syain qadiir); secara lafadh memang terjadi paradoks. Kalau kita memakai penjelasan ulama, maka jelas. Satu kemustahilan (al-mustahiil li-dzaatihi atau al-mumtani’ lidzaatihi) itu bukan termasuk ‘sesuatu’, sehingga tidak berkaitan dengan qudrah Allah dalam ayat yang ia (Zakir Naik) sitir. Juga yang lainnya.
Seandainya apa yang dikatakan Zakir Naik itu memang salah, apakah layak mendapatkan predikat mulhid akibat pertanyaan lancung yang disampaikan ?. Jangan anggap ringan konsekuensi perbuatan Anda. Jangan anggap status mulhid itu seperti status penjual sate yang tidak ada konsekuensi hukum dunia dan akhiratnya. Seandainya Anda dan kaum Anda menyampaikan pertanyaan kepada Asy-Syaikh Al-Fauzaan hafidhahullah secara lengkap sesuai dengan konteksnya, saya yakin, beliau hafidhahullah tidak akan mengatakan mulhid. Apalagi jika Anda dan kaum Anda sampaikan siapa dai yang dimaksud (yaitu dr. Zakir Naik), barangkali beliau hafidhahumallah akan memberikan udzur kepadanya karena mempertimbangkan dimana ia tinggal dan siapa yang sedang ia ajak bicara. Atau bahkan membenarkannya, bukan hal yang mustahil.
Zakir Naik tidak mengingkari kekuasaan Allah atas segala sesuatu. Seandainya Zakir Naik mengatakan “there are a thousand things I can list which God almighty can't do”, maka tidak selalu harus dipahami darinya Allah tidak memiliki kemampuan atau memiliki kelemahan untuk melakukan sesuatu itu.
Kata ‘cannot/can’t’ dalam bahasa Inggris dapat mempunyai beberapa makna, tergantung kalimatnya. Bisa jadi maknanya adalah tidak mampu seperti kalimat my father cannot walk (ayahku tidak dapat berjalan). Bisa jadi maknanya adalah tidak mau seperti kalimat I cannot stay here any longer, maksudnya aku tidak mau/tidak mungkin tinggal di sini lebih lama karena sesuatu alasan. Contoh lain, I cannot marry you, maksudnya aku tidak dapat menikah denganmu, mungkin karena tidak mampu (modal kurang), atau tidak mau karena tidak suka. Dan yang lainnya.
Kalau Anda ngeyel dengan penafikkan sifat qudrah Allah dari Zakir Naik, apa sebenarnya yang dinafikkannya sehingga Anda berdagang cap kemulhidan dirinya?. Bukankah yang ia nafikkan adalah hal-hal yang mustahil bagi Alah, dan itu sesuai dengan penjelasan ulama. Hanya saja pilihan kata atau kalimat yang ia bawakan barangkali belum sepenuhnya tepat untuk mewakili terminologi yang diakui dalam syari’at.
5.Dr. Zakir Naik adalah seorang dai. Ia tidak menyerukan kesyirikan, kebid’ahan, dan kemaksiatan. Dakwahnya adalah mengajak orang-orang yang berbuat syirik penyembah sapi, manusia, dan berhala untuk menyembah Allah semata. Mengajak orang yang tidak bertuhan untuk bertuhan, menyembah hanya kepada Allah ta’ala saja. Banyak orang kafir melalui perantaraan dirinya akhirnya mendapatkan hidayah Allah ta’ala.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ تَنْصُرُوا اللَّهَ يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ
“Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu” [QS. Muhammad : 7].
وَاصْبِرْ فَإِنَّ اللَّهَ لا يُضِيعُ أَجْرَ الْمُحْسِنِينَ
“Dan bersabarlah, karena sesungguhnya Allah tiada menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat kebaikan” [QS. Huud : 115].
Beliau hafidhahullah mendapatkan penghargaan Raja Faishal dari kerajaan Saudi Arabia atas pengabdiannya terhadap Islam dan kaum muslimin[10]. Satu pengabdian yang luar biasa, yang penulis artikel ini belum mencapai seperseratus dari apa yang telah beliau lakukan. Semoga Allah ta’ala menerima amal kebaikannya dan mengampuni semua kesalahannya….
Zakir Naik bukanlah selevel ulama seperti Asy-Syaikh ‘Abdul-Muhsin, Asy-Syaikh Shaalih Al-Fauzaan, Asy-Syaikh ‘Abdul-‘Aziiz Aalusy-Syaikh, Asy-Syaikh Rabii’, Asy-Syaikh ‘Ubaid, dan yang lainnya hafidhahumullah. Namun demikian, ia juga tidak lebih rendah kedudukannya dibandingkan Anda, wahai para pencela. Jika ia salah, maka sudah seharusnya diberikan udzur dan nasihat yang baik, karena ia termasuk muslim Ahlus-Sunnah. Ia tidak berguru pada Plato, Aristoteles, dan filosof Yunani; akan tetapi pada ulama Ahlul-Hadits. Zakir Naik adalah asset yang sangat berharga bagi kaum muslimin.
Itu saja barangkali sedikit yang dapat saya tuliskan setelah sekian lama libur menulis. Tidak lupa, silakan simak penjelasan Ustadz Firanda Andirja hafidhahullah saat membahas permasalahan yang sama. Saya banyak mengambil faedah dari beliau, dan judul artikel ini pun nyontek dengan judul video beliau:

Semoga dapat memberikan manfaat.
Wallaahu a’lam bish-shawwaab.
[somewhere, 19 Syawwal 1437, 16:52]
[1] Dalam kaedah:
لازم القول ليس بقول
“Kelaziman dari satu perkataan bukanlah perkataan itu sendiri”
[2] Kemasan jawaban dapat berlainan meskipun pertanyaan yang diajukan sama mempertimbangkan orang yang bertanya (disesuaikan dengan latar belakangnya, kapasitasnya, dan yang lainnya).
[3] Apalagi jika si penanya sudah punya kesimpulan sendiri, sehingga pertanyaan yang diajukan telah dikemas hanya untuk menguatkan kesimpulannya.
[4] Karena ayat menyatakan:
إِنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
“Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu” [QS. Al-Baqarah : 20, 109, 148].
[5] Rasulullah bersabda:
أُذِنَ لِى أَنْ أُحَدِّثَ عَنْ مَلَكٍ مِنْ مَلاَئِكَةِ اللَّهِ مِنْ حَمَلَةِ الْعَرْشِ إِنَّ مَا بَيْنَ شَحْمَةِ أُذُنِهِ إِلَى عَاتِقِهِ مَسِيرَةُ سَبْعِمِائَةِ عَامٍ
“Aku telah diizinkan untuk mengabarkan tentang para malaikat pemikul ‘Arsy, sesungguhnya satu malaikat, jarak antara daun telinga sampai ke bahunya, sejauh perjalanan 700 tahun” [Diriwayatkan oleh Abu Daawud no. 4727; dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albaaniy dalam Ash-Shahiihah no. 151].
Jika wujud malaikat pemikul ‘Arsy adalah sebagaimana dalam hadits di atas, bagaimana dengan ‘Arsy yang dipikulnya ? (tentu lebih besar).
[6] Mungkin yang dimaksud syaikh adalah mustahiilaat, karena beliau sedang membicarakan ini.
[7] Sifat lemah ditiadakan dari Allah ta’ala karena berlawanan dengan sifat qudrah.
[8] Sungguh menakjubkan, kawan dan tetangga usil kita men-translate-kan dialog dalam video berikut:
( lihat sumber )
Video di atas adalah yang versi asli. Yang editan dan dikasih terjemahan oleh kawan usil kita itu ada di website mereka. Sayangnya, ada bagian terjemahan bahasa Inggris yang dirasa ngawur berat !. Contohnya, ada bagian terjemahan dari Zakir Naik dituliskan begini (baik yang versi website maupun versi video):
Jika saya bersetuju dengan kamu Tuhan bisa menjadi manusia, kamu harus sadar bahwa sebaik saja Tuhan menjadi manusia, Tuhan tidak lagi menjadi Tuhan..
Ditambah lagi, unggahan video terjemahan dikasih caption : “Perhatikan, ucapan tuhan menjadi manusia yang seharusnya diingkari/dihindari, justru meladeninya dengan mengucapkan kalam filsafat seperti ini”.


Zakir Naik tidak mengatakan agar Tuhan sebaiknya menjadi manusia saja. Yang dikatakan Zakir Naik di situ adalah if I agree with You (that) God can become human being, than You have to realize, when God can become human being, He ceases to be God….. yang kurang lebih artinya:
“Apabila saya setuju dengan Anda bahwa Tuhan dapat menjadi manusia, maka Anda harus menyadari, ketika Tuhan menjadi manusia, maka (saat itu) Ia berhenti menjadi tuhan…..”.
Tentu beda sekali apa yang dikatakan Zakir Naik dengan apa yang mereka tulis, komentari, dan sebarkan ke khalayak.
Jika Anda merasa tidak cakap berbahasa Inggris, sebaiknya pensiun dari kegiatan Anda bersibuk diri mengkritik orang yang berdakwah di negeri seberang sana yang banyak orang mendapatkan hidayah Allah melalui perantaraan dirinya. Sibukkan saja dengan kursus bahasa Inggris.
[9] Lihat :



Seorang tokoh syiah terkemuka bernama Kalbe Hussain Naqvi mengatakan bahwa Dr. Zakir Naik adalah seorang penjahat.

"Dia (Dr Zakir Naik) adalah (penjahat),” katanya sebagaimana dilansir tarbiyah (18/7/16).

Tak hanya itu, Naqvi yang juga anak ulama terkemuka syiah Syed Kalbe Sadiq menyatakan bahwa Dr. Zakir Naik telah kafir.

“Naik kafir. Dia telah menghina Nabi dan ulama radikal yang membela dia mengatakan dia tidak memiliki hubungan dengan teroris," kata Naqvi.

Kebencian kelompok Syiah terhadap ulama kristologi, Dr. Zakir Naik sampai pada pengadaan sayembara bagi orang yang mau membunuh Dr. Zakir Naik dengan imbalan 3 miliar rupiah.