Sunday, January 17, 2021

Jika Al Haramain Di Kuasai Aswaja- Sufi'


●Kenapa Di Indonesia Marak Aliran Sesat (>300) Dan Ormas-Ormas Islam Yang Menakutkan, Di Negeri “Wahhabi” Saudi Tidak Ada
http://lamurkha.blogspot.com/2016/01/kenapa-di-indonesia-marak-aliran-sesat.html?m=0
●Ketika Banyak Ulama Yang Membingungkan,Carilah Ilmu Syar'i Di Madinah 
http://lamurkha.blogspot.com/2018/02/ketika-banyak-ulama-yang.html
●Ketika Ilmu (ulama)  Diangkat Dan Kebodohan Merajalela 
http://lamurkha.blogspot.com/2016/09/ketika-ilmu-diangkat-dan-kebodohan.html 
●Kebenaran Tidak Diukur Dengan Banyaknya Orang Yang Mengikutinya. Berpegang Pada Suara Mayoritas Adalah Kaidah Kaum Jahiliyah. 
http://lamurkha.blogspot.co.id/2016/07/kebenaran-tidak-diukur-dengan-banyaknya.html 
●Hadist: Jika Engkau Tak Malu, Perbuatlah Sesukamu 
http://lamurkha.blogspot.co.id/2016/06/haedist-jika-engkau-tak-malu-perbuatlah.html 
●Kebodohan Akan Menghalangi Seseorang Untuk Menerima Kebenaran. 
http://lamurkha.blogspot.com/2017/03/kebodohan-akan-menghalangi-seseorang.html


(1). Kerajaan Saudi Arabia sejak kurun waktu 2 abad hingga sekarang, tidak lepas dari gembar gembor musuh islam dengan istilah wahabi. Bagi mereka para pengamat sejarah yang jujur maka mereka akan dapati banyak kebaikan yang dibawa oleh Syeikh Muhammad bin Abdil Wahhab terhadap islam terkhususnya di tanah arab.

Kehadiran beliau Syeikh Muhammad bin Abdil Wahhab rahimahullah di kancah dakwah bukan tujuan popularitas semata tapi lebih utama dari itu yaitu tersebarnya pemikiran tasauf dan syiah di banyak belahan bumi islam dunia bahkan sampai ke tanah arab. Keprihatinan beliau meningkat ketika pulangnya beliau dalam menuntut ilmu dan mengadakan kerjasama dengan pemimpin kobilah Suud untuk membantu beliau memurnikan aqidah islam dan praktek ibadah yang menyimpang.
Umat islam patut berterima kasih atas usaha Syeikh Muhammad bin Abdil Wahhab karena usaha beliau memurnikan praktek ibadah di tanah arab.

Coba bayangkan jika Saudi Arabia terutama di haramain, didominasi oleh mereka orang-orang aswaja- sufi, syiah dan anteknya, maka apa yang terjadi? diantaranya

1.Banyak kuburan mewah dan megah
2.Kuburan ramai dijadikan tempat tabarruk dan diramaikan para pedagang penjual jimat, bunga2, kemenyan dll
3.Masjidil haram penuh asap rokok
4.Diadakannya acara qashidah dan gambus, mungkin dangdutan
5.Perayaan tahun baru masehi, isra miraj, maulid nabi yang tentunya ada panggung beserta mercun plus music dll
6.Dinding kabah dipasang foto para wali
7.Kuburan sahabat dan Istri Nabi dibongkar oleh orang syiah karna keyakinan mereka akan kekafiran para sahabat, nauzubillah dll

Alhamdulillah, tanah arab didominasi oleh mereka yang dijuluki wahabi, ketimbang didominasi oleh masyarat

Alhamdulillah, tanah arab didominasi oleh mereka yang dijuluki wahabi, ketimbang didominasi oleh masyarat  (aswaja dan sufi) dan pemimpinnya yang beraqidah tasauf dan syiah.

Ya Allah jaga haramain dari tangan-tangan musuh agamaMU, aamiin

(2) Mas Warjo Al- aswojo .... Jika Aku Menguasai Haramain

" Jika aku terpilih menjadi penguasa di dua Kota Suci Islam (Al Haramain), Mekah dan Madinah "

Ini adalah sepenggal kisah dan cerita harapan dari seseorang yang insya Allah muslim tulen, yang mengatas namakan dirinya islam yang hak aswaja, sebut saja namanya ‘Mas Warjo’. Sekilas dari namanya, tentu dia adalah kebanyakan dari nama-nama jawa, aswojo alias asli wong jowo, dan keturunan juga jawa..

Akan tetapi karena keuletannya, atau bahkan bisa dikatakan ke’kolotan’nya, dia berambisi untuk menyebarkan islam sesuai dengan metode dan faham yang telah diajarkan dari nenek moyang dan para leluhurnya, dari berbagai sumber- sumber ajaran baru yang telah dimodifikasi sedemikian rupa, padahal metode dan faham (dalam ibadah) tersebut sebenarnya tidak dikenal, bahkan tidak pernah dilakukan oleh Nabi Muhammad shallahu’alaihi wasallam
Ini adalah sepenggal kisah dan cerita harapan dari seseorang yang insya Allah muslim tulen, yang mengatas namakan dirinya islam yang hak aswaja, sebut saja namanya ‘Mas Warjo’. Sekilas dari namanya, tentu dia adalah kebanyakan dari nama-nama jawa, aswojo alias asli wong jowo, dan keturunan juga jawa..
Akan tetapi karena keuletannya, atau bahkan bisa dikatakan ke’kolotan’nya, dia berambisi untuk menyebarkan islam sesuai dengan metode dan faham yang telah diajarkan dari nenek moyang dan para leluhurnya, dari berbagai sumber- sumber ajaran baru yang telah dimodifikasi sedemikian rupa, padahal metode dan faham (dalam ibadah) tersebut sebenarnya tidak dikenal, bahkan tidak pernah dilakukan oleh Nabi Muhammad shallahu’alaihi wasallam, tiga generasi terbaik setelah Nabi ataupun umat setelahnya..

Dan kini Mas Warjo datang jauh-jauh dari pelosok ndeso ke tanah ngarob (baca: arab) untuk mencalonkan dirinya sebagai “ khodimu haramain” (baca : pelayah dua tanah haram, Mekah dan Madinah). Hemm.. Emang di Arab ada pemilu ya ??

Kenapa Mas Warjo al aswojo nekad ?? Sebagaimana telah disinggung diatas, bahwa baginya Islam yang benar adalah islam berdasarkan pemahaman nenek moyangnya, sedangkan Mekah dan Madinah (arab pada umumnya) telah dikuasai oleh orang-orang yang ia sebut sebagai ‘wahabi salafi’, yang telah dia beserta golongannya anggap sebagai ‘aliran sesat’, sehingga bagi Mas Warjo tergeraklah hatinya untuk mensucikan kota suci yang dianggapnya sudah tidak suci lagi..

Lalu apa saja visi dan misi Mas Warjo ini jika dia bisa menguasai Kota Suci Umat Islam tersebut ?? Yaitu menguasai Mekah dan Madinah dengan faham dari mbahe..

Berikut

Dan kini Mas Warjo datang jauh-jauh dari pelosok ndeso ke tanah ngarob (baca: arab) untuk mencalonkan dirinya sebagai “ khodimu haramain” (baca : pelayah dua tanah haram, Mekah dan Madinah). Hemm.. Emang di Arab ada pemilu ya ??
Kenapa Mas Warjo al aswojo nekad ?? Sebagaimana telah disinggung diatas, bahwa baginya Islam yang benar adalah islam berdasarkan pemahaman nenek moyangnya, sedangkan Mekah dan Madinah (arab pada umumnya) telah dikuasai oleh orang-orang yang ia sebut sebagai ‘wahabi salafi’, yang telah dia beserta golongannya anggap sebagai ‘aliran sesat’, sehingga bagi Mas Warjo tergeraklah hatinya untuk mensucikan kota suci yang dianggapnya sudah tidak suci lagi..
Lalu apa saja visi dan misi Mas Warjo ini jika dia bisa menguasai Kota Suci Umat Islam tersebut ?? Yaitu menguasai Mekah dan Madinah dengan faham dari mbahe..
Berikut  7 (tujuh) Program Kerja pokok Mas Warjo :

Mas Warjo berkata :

“Wahai seluruh umat Islam, jika aku menjadi penguasa 2
Mas Warjo berkata :
“Wahai seluruh umat Islam, jika aku menjadi penguasa 2 (dua) kota suci ini, yaitu Mekah dan Madinah, maka akan aku rancangkan 7 (tujuh) program pokok yang maha dahsyat yang telah diajarkan oleh guru2ku dan pendahuluku ditanah jawa :

1.Akan aku hiasi tiang-tiang kedua Masjid (Nabawi dan Haram) dengan gambar dan foto-foto para leluhur kita- wali2, tulisan2 wifik pengusir jin jahat, plus jimat2 tolak balak, sehingga masjid semakin aman tentram, ramai, dan indah....
2.Akan aku ramaikan masjid dengan zikir berjamaah setelah shalat dengan speaker TOA yang menjangkau puluhan kilo meter....
3.Mewajibkan jamaah haji atau umrah untuk ikut tahlilan, yasinan, dan istigosahan, berjanjen, dll sekitar ka’bah.. Dan akan aku pasang spanduk besar dan tentu dengan foto ulama- ulama kita.. (Maaf untuk acara ini, thowaf sementara ditutup)...
4.Akan aku perluas makam Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi wasallam, serta akanku bebaskan semua orang untuk masuk dan melihat makam, supaya semua bisa bebas ngalab berkah dimakam Nabi, dan akan ku tancapkan batu nisan, serta kubuatkan kotak amal disamping makam Baqi’. Begitu juga makam-makam lainnya akan kubangun kubah dan rumah yang mewah, agar arwah nenek moyang kita tenang. (Untuk makam Nabi pasti kubuatkan kelambu dan pernak- perniknya, sehingga mirip kamar pengantin).
5.Pintu Areal makam Nabi akan kubangun kios-kios pembelian bunga, kemenyan, ­kembang tujuh rupa, dan air barokah, agar warga sekitar tambah makmur....
6.Akan aku buka lapangan pekerjaan yang sebanyak- banyaknya calo-calo jasa pengiriman pahala, bisa paket 3 hari, 7 hari atau 40 hari dst....
7.Jamaah yang datang semuanya wajib pindah mazhab ke mazhab Imam Syafi’i (Hemmm.. Kayaknya sholat atau thowaf bisa gak kelar kelar, karena sering menyentuh kulit lawan jenis), mazhab maksum aswaja, tidak boleh ada “aliran wahabi (salafi)”, mereka akan dipersekusi seperti dijawa...
Demikian harapan dari Mas Warjo jika seandainya dia mampu menguasai 2 (dua) kota suci umat islam tersebut, sebab bagi Mas Warjo kota nabi tersebut saat ini sudah tidak suci sebab sudah dihuni oleh orang-orang sesat.... wahabi.. Maka dengan 7 program diatas, Mas Warjo akan mengembalikan kemurnian agama islam versi leluhur dan nenek moyangnya diatas kota suci umat Islam..

Jika ada ada yang mau nambahkan "program ala leluhur" silahkan, asal jangan masjidil haram dan masjid nabawi dipindahin ke tanah jawa aja (itu namanya udah kelewatan).

Halah halah… Ternyata mas Warjo cuman ngimpi.. Lagian, sampe kiamat juga gak bakalan kejadian dah..

Jika ada ada yang mau nambahkan "program ala leluhur" silahkan, asal jangan masjidil haram dan masjid nabawi dipindahin ke tanah jawa aja (itu namanya udah kelewatan).
Halah halah… Ternyata mas Warjo cuman ngimpi.. Lagian, sampe kiamat juga gak bakalan kejadian dah..

(3). Sejak abad ke-5 hijriah pelaksanaan shalat fardhu berjama’ah di Masjidil Haram terpecah ke dalam beberapa jama'ah berbeda sesuai 4 mazhab fiqih Ahlusunnah yang dianut masing-masing pengunjung masjid. Termasuk diantara yang membuat jama'ah shalat tersendiri adalah kelompok Syi’ah. Sehingga pada satu waktu shalat yang sama, berdiri 4 atau 5 jama'ah shalat yang berbeda. Kondisi ini terus berlanjut hingga 7 abad lamanya.
Beberapa catatan menyebutkan bahwa keempat mazhab mempunyai mihrabnya masing-masing, dan mihrab yang paling mewah dan paling mencolok milik mazhab Hanafi karena mazhab tersebut banyak dianut para penguasa di daerah kaya. Sudah menjadi tradisi ketika itu para penguasa memberi sejumlah dana untuk berlomba-lomba memperindah “stan” mazhabnya.
 
Selain mihrab yang berbeda, pintu masuk Masjidil Haram juga diatur sedemikian rupa agar jama’ah bisa dengan mudah menemukan tempat shalat sesuai mazhab yang dianutnya. Pintu utama Babus Salam langsung mengarah ke “stan” shalat madzhab Syafi’iyah. Begitu pula mazhab lain yang memiliki pintu masuk tersendiri.
 
Kondisi ini berakhir tahun 1926 M atau akhir abad ke 13 hijriah ketika pasukan Ibnu Sa‘ud pengikut dakwah Muhammad bin Abdul Wahab, berhasil merebut Makkah dari kekuasaan Syarif Husein (penguasa Makkah) dan keluarga Hasyimiyah. Setelah jatuh ke tangan Ibnu Sa'ud yang berfiqih Hambali, shalat fardhu berjamaah di Masjidil Haram disatukan dalam satu imam.
 
Pembagian “stan-stan” berdasarkan mazhab ditiadakan hingga hari ini. Termasuk mihrab-mihrab mazhabnya juga dimusnahkan oleh penguasa baru Masjidil Haram.
 
Namun setelah Raja Sa'ud menguasai Makkah, beliau berhasil mengembalikan proses shalat fardhu berjama’ah di Masjidil Haram menjadi kembali seperti di zaman nabi Muhammad Shallahu 'Alaihi Wasallam dan para sahabat Radhiyallahu Anhum. Hanya satu “stan” shalat saja yang diperbolehkan, yaitu “stan” milik umat Islam. Setiap problem perbedaan fiqih selama ini berhasil disesuaikan.
 
(4). Menurut Husain Basalamah dalam Tarikh Imarah Masjidil Haram (h.233), kekacauan dan perpecahan (pelaksanaan sholat) yang terjadi di antara kaum muslimin di Masjidil Haram ini terjadi di masa kekhalifahan Turki Utsmani. Dulu Di Masjidil Haram, Shalat Dengan 5 Imam Dalam Satu Waktu.

Tahukah Anda bahwa dahulu di Masjidil Haram terdapat lebih dari satu pengimaman di dalam pelaksanaan sholat berjama’ah?

Abul Husain Muhammad bin Jubair Al Andalusi atau yang dikenal dengan Ibnu Jubair (w. 614 H/ 1217 M) menyebutkan dalam risalahnya yang berjudul Rihlah Ibni Jubair (h.78-79) bahwa di masa beliau, Masjidil Haram memiliki lima pengimaman.

Empat pengimaman milik 4 madzhab Sunni: Syafi’i, Maliki, Hambali, dan Hanafi. Satu pengimaman milik madzhab Syiah Zaidiyyah.

Hanya muaddzin Zaidiyyah yang mengumandangkan adzan agak berbeda. Mereka mengganti lafal ‘hayya ‘alal falah’ dengan ‘hayya ala khairil amal’, seperti yang dulu didengar di Kota Shon’a atau di Dzammar, Yaman.

Ketika shalat berjamaah ditegakkan, maka mereka shalat berjamaah secara bergiliran berdasarkan perbedaan madzhab. Imam dari Madzhab Syafi’i didahulukan. Setelah selesai baru diikuti oleh jamaah madzhab lainnya, yakni madzhab Maliki hanafi dan atau Hambali secara bergantian.

Mereka yang bermazhab Maliki tidak mau melaksanakan sholat kecuali kepada imam sholat yang bermazhab Maliki. Demikian juga mereka yang bermadzhab kepada madzhab lainnya.

Semuanya melaksanakan sholat berdasarkan kelompok madzhab masing masing. Secara bergantian, walaupun mereka telah datang di Masjidil haram dari awal waktu sholat.

Berbeda dengan shalat lainnya, di waktu Maghrib yang lebih sempit, shalat dilaksanakan secara berbarengan dengan imam masing-masing, yaitu dalam satu sholat berjamaah Maghrib ada 4 atau lebih orang imam sholat secara bersamaan.

Hanya saja mereka tetap berkelompok berdasarkan madzhab masing masing, sehingga menurut Ibnu Jubair, sangat dikemungkinkan ada makmum shalat di belakang imam A tetapi mengikuti takbirnya imam B.

Mereka berpecah belah dalam madzhab-madzhab. Setiap orang begitu fanatik kepada madzhabnya hingga mereka tidak mau shalat di belakang imam yang berbeda madzhab.


Sampai kemudian ketika Kerajaan Saudi Arabia berkuasa di Hijaz dilakukan perbaikan-perbaikan. Kondisi kaum muslimin yang berpecah belah dalam shalat ini disatukan oleh Raja Saudi ketika itu, Abdul Aziz Alu Saud.

Beliau meniadakan shalat dengan masing-masing madzhab dan menjadikan shalat berjamaah hanya dengan satu imam sholat pada setiap waktu sholat. Hal ini dimulai pada tahun 1343 H, sekitar 100 tahun yang lalu.

Sampai sekarang di bawah pemerintahan Kerajaaan Saudi Arabia, tidak ada lagi perpecahan dalam permasalahan pengimaman shalat, baik shalat lima waktu maupun shalat tarawih.
Alhamdulillaah.

Beliau meniadakan shalat dengan masing-masing madzhab dan menjadikan shalat berjamaah hanya dengan satu imam sholat pada setiap waktu sholat. Hal ini dimulai pada tahun 1343 H, sekitar 100 tahun yang lalu.
Sampai sekarang di bawah pemerintahan Kerajaaan Saudi Arabia, tidak ada lagi perpecahan dalam permasalahan pengimaman shalat, baik shalat lima waktu maupun shalat tarawih.
Alhamdulillaah.


Referensi :
 
http://www.kumpulankonsultasi.com/2016/01/apa-jadinya-jika-saudi-arabia-dikuasai-oleh-sufi-dan-syiah.html?m=1
https://ar-ar.facebook.com/4dMinMB/photos/566580496731868
http://www.risalah.tv/2016/01/masjidil-haram-sebelum-jatuh-ke-tangan.html
https://saudinesia.com/2019/05/16/dulu-di-masjidil-haram-shalat-dengan-5-imam-dalam-satu-waktu/