Sunday, July 9, 2017

Bahasan Pertama (Rangkuman), Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jamaah Menurut Ulama Tiga Abad Pertama Hijriyah Dan Ulama Al-Syafi‘Iyyah : Allah Di Atas Arsynya (Langit). Bandingkan Dengan Pendapat Intelektual (Muharrif Dan Mukayyif) Aswaja Zon Jonggol (Mutiara Zuhud) Dan Idrus Ramli.




Kajian Umum: Allah di Atas Arsy - Ustadz Firanda Andirja, MA.

(Bantahan) Mengungkap Tipu Muslihat Abu Salafy CS (bag 1) : Ternyata Tuhan Tidak Di Langit ! (DR. Firanda Andirja)
[Tulisan kali ini akan sedikit membahas tanggapan seorang mukhaalif atas artikel yang ditulis Ustadz Firanda hafidhahullah di : http://www.firanda.com/index.php/artikel/31-bantahan/76-mengungkap-tipu-muslihat-abu-salafy-cs.]
(Bantahan) Sekali lagi : Tipu muslihat Abu Salafy CS (bag 2) (DR. Firanda Andirja)
Allah Tinggi Di Atas 'Arsy Sekaligus Dekat Dengan Hamba-Nya
'Aqidah Ahlus-Sunnah wal-Jama'ah dalam Sifat Allah ta'ala
Abul-Hasan Al-Asy’ariy Bertaubat ke ‘Aqidah Asy’ariyyah atau Salafiyyah ?
Allah Lebih Dekat Daripada Urat Leher
Al-Imam Abul-Hasan Al-Asy’ariy, Asyaa’irah (Asy’ariyyah), dan Bahasan Pemalsuan Kitab Al-Ibaanah ‘an Ushuulid-Diyaanah
Apakah Al Asy’ariyyah Termasuk Ahlu Sunnah?
Aqidah Asy’ariyah
Aqidah Imam Empat
Ahlus Sunnah Wal Jamaah, Mengikuti Manhaj (Pemahaman, Cara Beribadah) Para Sahabat, Tabi’in, Tabiut Tabi’in ( Tiga Generasi Terbaik). Merekalah Yang Mendengar, Mencatat, Menghafal, Membukukan Semua Wahyu ( Al-Quran Dan Hadits) Dari Nabi. Juga Merujuk Kepada Empat Imam Mazhab, Imam Bukhari-Muslim. Pedoman Ini Sudah Sangat Cukup Untuk Mereview, Apakah Ibadah Kita Benar-Benar Ittiba’ Kepada Rasulullah Shallallahu `Alaihi Wa Sallam.
(Bagian 1) Mengimani Sifat-sifat Allah : Bingung Tentang (Keberadaan) Rabbnya ?
(Bagian 2) Mengimani Sifat-sifat Allah : Isu tentang tajsim dan mujasimah
(Bagian 3) Mengimani Sifat-sifat Allah : Isu Tentang Tasybih dan Musyabihah
(Bagian 4) Mengimani Sifat-sifat Allah : 'Aqidah Ulama Besar Ahlus Sunnah, 'Aqidah Jahmiyah dan 'Aqidah "oknum" Aswaja
(Bagian 5) Mengimani Sifat-sifat Allah : " Keberadaan Allah" Menurut Ustadz KH Muhammad Idrus Ramli (Intelektual Aswaja)
Bolehkah Mengatakan Allah Ada di Mana-mana?
http://www.konsultasisyariah.com/allah-ada-di-mana-mana/
Bermadzhab Syafi’i, Berakidah Asy’ari
Ciri-ciri Aqidah dan Karakteristik Pengikut Ahlussunnah Wal Jama’ah
Dimanakah Allah ? – Ini Jawaban Al-Imaam Maalik bin Anas rahimahullah
Definisi Ahlus Sunnah Wal Jamaah Yang Lain, Sebagai Pembanding/Kajian (Bagian I)
Definisi Ahlus Sunnah Wal Jamaah Yang Lain, Sebagai Pembanding/Kajian (Bagian 2)
Definisi Aswaja Di Nusantara Yang Disepakati 3 Tokoh NU Garis Lurus
Definisi Aswaja Menurut Rumusan Muktamar NU
Fatwa MPU Aceh No. 9 Tahun 2014 Terkait Manhaj Salaf Tampak Janggal Dan Terkesan Tidak Ilmiyyah, Bertentangan Dengan Dalil Alquran Dan Sunnah. Berseberangan Dengan Fatwa Yang Pernah Dikeluarkan Oleh MUI Jakarta Utara Tentang Salafi. Tidak Jujur Menyalin/Memahami Manhaj Salaf Dari Tokoh-Tokoh Salafi Aceh, Dilakukan Tanpa Proses Peradilan Di Mahkamah Syar’iyah Dan Terkesan Ada Vested Interested.
Hakikat Yang Terlupakan Dari Imam Asy-Syafi'i Dan Kesamaan Aqidah Imam Empat
Hanya Satu Jalan Menuju Allah Azza Wa Jalla
Hikmah ittiba kepada rasulullah shallallahu alaihi wa sallam
[IT] Jagalah Allah !
Ibnu Abbas, Ahlus Sunnah dan Syiah
Imam Syafi’i : Sang Pembela Sunnah dan Hadits Nabi dan Biografi Singkat Imam Ahmad bin Hanbal
Jagalah Allah Azza Wa Jalla, Niscaya Allah Azza Wa Jalla Menjagamu (2)
Jawaban Ahlussunnah Terhadap Argumentasi Para Pengingkar Sifat ‘Uluw Bagi Allah (Oleh: DR. Alimusri Semjan Putra, MA)
http://dzikra.com/jawaban-ahlussunnah-terhadap-argumentasi…/
Kebenaran Tidak Diukur Dengan Banyaknya Orang Yang Mengikutinya.Berpegang Pada Suara Mayoritas Adalah Kaidah Kaum Jahiliyah
Keluar Dari Aswaja (Oleh Zon Jonggol, Mutiara Zuhud). Silahkan Review Dengan Artikel Dilamurkha. Apakah Merujuk Pada Dalil Yang Shahih Dan Sharih ?
Kumpulan Artikel Seputar Keberadaan Allah Di Atas Langit
Kata Pak Habib, Ahlus Sunnah itu adalah Asy ‘ariyyah?? lucu sekali ya pak habib ini..
Kesesatan dan penyimpangan asy’ariyah
Kesesatan Abul Hasan Al asy`ari - imam tauhid ahli bid`ah
Memurnikan Pemahaman Aqidah Ahlussunnah Wal Jama’ah Dari Penyimpangan Ajaran Syiah
Madzhab asy’ariyah ahlu sunnahkah?
Menyingkap kerancuan paham nu asy’ariyah pengingkar sifat allah (1)
Menyingkap kerancuan paham nu asy’ariyah pengingkar sifat allah (2)
Menyingkap kerancuan paham nu asy’ariyah pengingkar sifat allah (3)
Menyingkap kerancuan paham nu asy’ariyah pengingkar sifat allah (4)
Mengenal Madzab Asy’ari dan Akidah Ahlus Sunnah
Menjawab Fitnah Keempat: Allah Memiliki Arah
[Menjawab 17 Fitnah Terhadap Syaikh al-Islam Ibn Taimiyyah]
Menjawab Fitnah Kelima: Allah Berjisim1 [Menjawab 17 Fitnah Terhadap Syaikh al-Islam Ibn Taimiyyah]
Menjawab Fitnah Kesepuluh: Nabi Duduk Di Atas Arasy
[Menjawab 17 Fitnah Terhadap Syaikh al-Islam Ibn Taimiyyah]
Mereka Yang Menolak Aqidah Asy’ariyah (Oleh Zon Jonggol, Mutiara Zuhud). Apakah Al Asy’ariyyah Termasuk Ahlu Sunnah? Silahkan Lihat Beberapa Tanggapannya.
Makna Ahlus Sunnah Wal Jama’ah
Mengikuti Manhaj Salaf Dalam Segala Hal
Mereka Membenci Kitab “Al-Ibanah” Karya Abul Hasan al-Asy’ari?! (Bagian 1 dari 2 Tulisan)
Mereka Membenci Kitab “al-Ibanah” Karya Abul Hasan al-Asy’ari?! (Bagian 2 dari 2 Tulisan)
Nasihat untuk Ahlus Sunnah Aceh dan Seluruh Negeri (Disertai Jawaban Ilmiah Atas Fatwa Sesat dari MPU Aceh)
Pro dan Kontra: Hadith Jariah (1) - Istiwa'nya Allah atas Arsy....
Pro dan Kontra: Hadith Jariah (2) - Bantahan Bagi Yang Mendha’ifkan Hadits Jaariyyah (Muawiyyah bin Hakam Tentang Dimana Allah) !
Prof. Dr. Kamaluddin Nurdin Marjuni : Siapakah Ahlu Sunnah Wal Jama'ah?
Pemikiran kalam Abu Hasan Al-Asy’ari
Siapakah Kelompok Ahbasy Yang Mengatakan Bahwa Hadits Al-Jariyah (Dimana Allah ?) Riwayat Imam Muslim Tidak Shahih ?
Siapakah Yang Mengikuti Aqidah Imam Abu Hasan Al Asy'ari?
Sebagian ‘Aqidah Para Imam Ahli Hadits
Sifat Duduk (Juluus)
Siapakah Yang Menciptakan Allah? ‘Aliy Bin Abi Thaalib Radliyallaahu ‘Anhu Membakar Kaum Atheis
Sebagian Pokok-Pokok ‘Aqidah Ahlus-Sunnah wal-Jama’ah – Komparasi Antara Klaim dan Realitas
Sejarah Istilah Ahlus Sunnah Wal Jama’ah: Meluruskan Pemahaman Habib Rizieq Shihab
Siapakah Ahl As-Sunnah
Siapakah Ahlussunnah Wal Jama’ah?
Silsilah Ulama Ahlus Sunnah
Sejarah dan Pemikiran Golongan Asy'Ariyah (Ahlu sunnah wal jamaah)
Syiah Menuduh Wahabi Sebagai Kelompok Mujassim ! Lucu !
Tantangan Aktual Ahlusunnah Wal Jama’ah
Tanya Jawab Bersama Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah: Dimana Allah ?
Tahukah Anda Di Mana Allah?
Ulama al-Syafi‘iyyah Menegaskan Allah di Atas ‘Arsy
Ulama Syafi’iyah Antara Salafi Dan Asy’ari
Ushuulus-Sunnah lil-Imaam Ahmad bin Hanbal (9) – Hubungan antara As-Sunnah dan Al-Qur’an
Ushuulus-Sunnah lil-Imaam Ahmad bin Hanbal (1) dan (2)
71 Responses to “Fitnah Tajsim” ( Ibnu Taimiyah) 19-July-2015 at 16:00
101 Perkataan Ulama Salaf Tentang Keberadaan Allah Di Atas Arsy [Oleh Abu Fahd Negara Tauhid, dengan menukil dari berbagai macam sumber.

Silahkan Bandingkan dengan Pemahaman (Muharrif Dan Mukayyif) Aswaja (mutiara zuhud, Zon Jonggol).

Asy’ariyah bukan ASWAJA
Indeks Tulisan (You can always try doing a search or browsing through the Archives).
Ingkari Allah dan RasulNya
Mereka yang menolak aqidah Asy’ariyah


Orang yang tidak mngetahui Allah di mana atau mngingkari Allah di atas langit (arsyi) maka dia kafir (imam abu hanifah 80-150h.)

Sikap Keras Abu Hanifah Terhadap Orang Yang Tidak Tahu Di Manakah Allah
[Imam Abu Hanifah hidup pada tahun 80-150 H.]
Imam Abu Hanifah mengatakan dalamFiqhul Akbar,
من انكر ان الله تعالى في السماء فقد كفر
"Barangsiapa yang mengingkari keberadaan Allah di atas langit, maka ia kafir."
[Lihat Itsbatu Shifatul 'Uluw, Ibnu Qudamah Al Maqdisi, hal. 116-117, Darus Salafiyah, Kuwait, cetakan pertama, 1406 H. Lihat pula Mukhtashor Al 'Uluw, Adz Dzahabiy, Tahqiq: Syaikh Muhammad Nashiruddin Al Albani, hal. 137, Al Maktab Al Islamiy.]
Dari Abu Muthi 'Al Hakam bin Abdillah Al Balkhiy -pemilik kitab Al Fiqhul Akbar- [Syaikh Al Albani rahimahullahmem
berikan pelajaran cukup berharga dalam Mukhtashor Al 'Uluw, perkataan Adz Dzahabi di sini menandakan bahwa kitab Fiqhul Akbar bukanlah milik Imam Abu Hanifah, dan ini berbeda dengan berbagai anggapan yang telah masyhur di kalangan Hanafiyah. (LihatMukhtashor Al 'Uluw, hal. 136)]
 beliau berkata,
سألت أبا حنيفة عمن يقول لا أعرف ربي في السماء أو في الأرض فقال قد كفر لأن الله تعالى يقول الرحمن على العرش استوى وعرشه فوق سمواته فقلت إنه يقول أقول على العرش استوى ولكن قال لا يدري العرش في السماء أو في الأرض قال إذا أنكر أنه في السماء فقد كفر رواها صاحب الفاروق بإسناد عن أبي بكر بن نصير بن يحيى عن الحكم
"Aku bertanya pada Abu Hanifah tentang perkataan seseorang yang menyatakan," Aku tidak mengetahui di manakah Rabbku, di langit ataukah di bumi? "Imam Abu Hanifah lantas mengatakan," Orang tersebut telah kafir karena Allah Ta'ala sendiri berfirman,
الرحمن على العرش استوى
"Allah menetap tinggi di atas 'Arsy". [QS. Thaha: 5.]
Dan 'Arsy-Nya berada di atas langit. "Orang tersebut mengatakan lagi," Aku berkata bahwa Allah memang menetap di atas' Arsy. "Akan tetapi orang ini tidak mengetahui di manakah 'Arsy, di langit ataukah di bumi. Abu Hanifah lantas mengatakan, "Jika orang tersebut mengingkari Allah di atas langit, maka dia kafir." [Lihat Al 'Uluw lil' Aliyyil Ghofar, Adz Dzahabi, hal. 135-136, Maktab Adhwaus Salaf, Riyadh, cetakan pertama, 1995.]
"Di Manakah Allah (4), Empat Imam Madzhab Sepakat Bahwa Allah Berada di Atas Langit"

Larangan Takyiif

al-Muzani menyatakan: Kecerdasan pikiran makhluk tidak mampu mensifatkanNya (secara menyeluruh dan mendetail).

Secerdas apapun suatu makhluk, tidak akan mampu akalnya menjangkau kaifiyat Sifat Allah. Ucapan al-Muzani tersebut di atas menunjukkan larangan menanyakan atau memikirkan kaifiyat (seperti apa atau bagaimana) Sifat-Sifat Allah.

Di dalam suatu hadits disebutkan:

تفكروا فى خلق الله ولا تفكروا فى الله

Berpikirlah tentang makhluk Allah, janganlah berpikir tentang (kaifiyat Dzat atau Sifat) Allah (HR arRofi'i, dihasankan Syaikh al-Albany dalam Shahihul Jami ').

Kadangkala bisikan Syaithan akan berhembus dalam hati seseorang, sehingga ia memikirkan sesuatu yang batil dan sangat bertentangan dengan keimanannya. Lalu, bagaimana cara mengatasinya jika terjadi was-was syaithan semacam itu yang menyelimuti hati kita?

Langkah-langkahnya telah dibimbing oleh Nabi shollallahu alaihi wasallam:

1. Berkata: Aamantu billaahi wa rosuulihi (Aku beriman kepada Allah dan Rasul-RasulNya). Atau berkata: Allahu Ahad, Allaahus Shomad, Lam Yalid wa lam Yuulad wa lam yakun lahu kufwan ahad.

2. Berta'awwudz (memohon perlindungan kepada Allah dari syaithan) dengan mengucapkan: A'udzu billahi minasy syaithoonir rojiim.

3. Sedikit meludahi arah kirinya 3 kali.

4. Berhenti dari memikirkan hal itu.

يأتي الشيطان أحدكم فيقول من خلق كذا من خلق كذا حتى يقول من خلق ربك فإذا بلغه فليستعذ بالله ولينته

Syaiton mendatangi salah seorang dari kalian kemudian berkata: Siapa yang menciptakan ini..siapa yang menciptakan ini .. sampai ia berkata: Siapa yang menciptakan Tuhanmu. Jika telah sampai hal itu, berlindunglah kepada Allah (taawudz) dan berhentilah (HR alBukhari no 3034 dan Muslim no 191).

يأتي الشيطان الإنسان فيقول من خلق السموات فيقول الله ثم يقول من خلق الأرض فيقول الله حتى يقول من خلق الله فإذا وجد أحدكم ذلك فليقل آمنت بالله ورسوله

Syaithan mendatangi manusia kemudian berkata: Siapa yang menciptakan langit? Ia berkata: Allah. Kemudian (syaithan) berkata: Siapa yang menciptakan bumi. Ia mengatakan Allah. Sampai (Syaithan) berkata: Siapa yang menciptakan Allah. Jika salah seorang dari kalian mengalami hal itu, ucapkanlah: Aamantu billahi wa rosuulihi (Aku beriman kepada Allah dan RasulNya) (HR Ahmad dan atThobarony, dishahihkan oleh Syaikh al-Albany dalam Shahihul Jami ').

يوشك الناس يتساءلون بينهم, حتى يقول قائلهم: هذا الله خلق الخلق, فمن خلق الله عز وجل? فإذا قالوا ذلك, فقولوا: {الله أحد, الله الصمد, لم يلد, ولم يولد, ولم يكن له كفوا أحد}, ثم ليتفل أحدكم عن يساره ثلاثا, وليستعذ بالله من الشيطان

Hampir-hampir saja manusia akan saling bertanya satu sama lain, sampai ada yang mengatakan: Allah menciptakan makhluk. Siapakah yang menciptakan Allah Azza wa Jalla? Jika mereka mengatakan demikian ucapkanlah: Allahu Ahad, Allaahus Shomad, lam yalid walam yuulad, wa lam yakun lahu kufuwan ahad. Kemudian (sedikit) meludahlah ke kiri 3 kali dan bertaawwudz (memohon perlindungan kepada Allah) dari syaithan (HR Abu Dawud, anNasaai, Ibnussunni, Ahmad, dishahihkan oleh Syaikh al-Albany).
--------------
Kendari, 18 Syawwal 1438 H / 12 Juli 2017.
Dikutip dari Buku "Akidah Imam Al-Muzani (Murid Imam Asy-Syafii)"
Al Ustadz Abu Utsman Kharisman Hafidzahullah.


Keyakinan yang benar seorang muslim terhadap nama dan sifat Allah adalah sebagaimana dijelaskan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah: “Termasuk keimanan kepada Allah adalah beriman terhadap sifat-sifat Allah yang telah Allah tetapkan untuk diri-Nya dan Rasulullah tetapkan untuk Allah tanpa melakukan tahrif, ta’thil, tamtsil, dan takyif “ (Al ‘Aqidah Al Wasitiyyah).
Tahrif artinya mengubah, baik mengubah lafaz maupun makna. Namun yang banyak terjadi adalah tahrif  makna. Pelaku tahrif disebut muharrif. Penggunaan istilah tahrif  lebih tepat dan lebih adil. Sebagian ulama menjelaskan istilah tahrif dengan istilah ta’wil, dan pelakunya disebut muawwil. Namun penggunaan istilah ta’wil kurang tepat, yang lebih tepat adalah tahrif. Orang yang melakukan ta’wil tanpa dalil tidak tepat (ta’wil yang batil) dikatakan muawwil, namun lebih tepat disebut muharrif. Ta’wil yang tidak didasari dalil merupakan kebatilan, sehingga wajib menjauhkan hal tersebut dari manusia. Penggunaan istilah tahrif akan lebih membuat manusia takut dan meninggalkan perbuatan tersebut daripada penggunaan istilah ta’wil. Ahlussunah wal jama’ah mengimani nama dan sifat Allah  tanpa disertai tahrif. Takyif artinya menyebutkan tentang kaifiyah (karakteristik) suatu sifat. Takyif merupakan jawaban dari pertanyaan “bagaimana?”. Ahlussnunnah wal jama’ah tidak men-takyif sifat Allah. Terdapat dalil naqli dan dalil ‘aqli yang menunjukkan larang takyif.Tamtsil adalah menyebutkan sesuatu dengan yang semisalnya. Takyif dan tamtsil mempunyai makna yang hampir sama, namun terdapat perbedaan. Takyif lebih umum daripada tamtsil. Setiap mumatstsil adalah mukayyif, namun tidak setiap mukayyif adalah mumatstsil. Takyif adalah menyebutkan bentuk sesuatu tanpa menyebutkan contohnya. 
Sumber: