Wednesday, July 22, 2015

( Bagian 4 ) Mengimani Sifat-sifat Allah : 'Aqidah Ulama Besar Ahlus Sunnah, 'Aqidah Jahmiyah dan 'Aqidah "oknum" Aswaja

                                          

'Aqidah Jahmiyyah : "Allah tidak ada di atas 'Arsy"

Ada satu perbedaan pokok diantara ulama2 Ahlus-Sunnah dan orang2 Jahmiyyah yang dahulu menjadi ciri yang kontras untuk membedakan diantara keduanya, yakni dalam masalah keberadaan Allah di atas ‘Arsy-Nya.

Adapun orang2 Jahmiyyah, maka mereka meyakini hal yang bertentangan dengan apa yang dikatakan dan diyakini oleh para ulama Ahlus-Sunnah. 

Orang2 Jahmiyyah itu mengatakan bahwa Allah itu tidak ada di atas langit, tidak ada di atas ‘Arsy-Nya.

‘Abdurrahman bin Mahdi rahimahullah menjelaskan tentang keyakinan orang2 Jahmiyyah :

 إن الجهمية أرادوا أن ينفوا أن يكون الله كلم موسى وأن يكون على العرش

“Sesungguhnya orang2 Jahmiyyah bermaksud untuk menafikan bahwa Allah telah berbicara dengan Nabi Musa ‘alaihissalaam dan mereka juga mengingkari adanya Allah di atas ‘Arsy.”

(Al-‘Uluw hal.159)
Hammad bin Zaid rahimahullah mengatakan :
إِنَّمَا يُحَاوِلُونَ أَنْ لَيْسَ فِي السَّمَاءِ شَيْءٌ
“Mereka (orang2 Jahmiyyah) itu hanyalah ingin menetapkan bahwa di atas langit itu tidak ada sesuatupun (yakni tidak ada Allah).”
(As-Sunnah al-Khalal, 5/127)

Imam Al-Bukhari rahimahullah saat mengingkari orang2 Jahmiyyah menukilkan :
وقال وهب بن جرير الجهمية الزنادقة انما يريدون أنه ليس على العرش استوى 
“Wahb bin Jarir rahimahulah mengatakan : “Al-Jahmiyah orang2 zindik, yang mereka maksud itu hanyalah bahwa Allah tidak ada istiwa di atas ‘Arsy.
(Khalq Af’al al-‘ibad war-Radd ‘alal-Jahmiyyah wa Ashabit-Ta’thil hal.8)

Sa’id bin ‘Amir rahimahullah mengatakan :
وقالوا هم ليس على العرش شيء
“Orang2 Jahmiyyah mengatakan bahwa di atas ‘Arsy itu tidak ada sesuatu apapun.”
(Khalq Af’al al-‘ibad war-Radd ‘alal-Jahmiyyah wa Ashabit-Ta’thil hal.9)

Muhammad bin Yusuf rahimahullah mengatakan :
من قال إن الله ليس على عرشه فهو كافر
“Barangsiapa yang mengatakan bahwa sesungguhnya Allah itu tidak ada di atas ‘Arsy-Nya, maka ia telah kafir.”
(Khalq Af’al al-‘ibad war-Radd ‘alal-Jahmiyyah wa Ashabit-Ta’thil hal.15)

Sedangkan para ulama Ahlus-Sunnah rahimahumullah, maka sungguh telah tsabit perkataan ulama2 salaf Ahlus-Sunnahrahimahumullah bahwa Allah itu ada di atas langit, di atas ‘Arsy-Nya.
Adapun, diantara keyakinan para ulama salaf itu adalah :

1. Ibnu Mas’ud radhiyallaahu ‘anhu –seorang sahabat Nabi yang mulia- mengatakan :
ما بين سماء الدنيا والتي تليها مسيرة خمس مائة عام وما بين كل سماءين خمس مائة عام 
 وما بين السماء السابعة والكرسي مسيرة خمس مائة عام وما بين الكرسي والماء خمس مائة عام والعرش على الماء والله جل ذكره على العرش يعلم ما أنتم عليه"Jarak antara langit dunia dengan langit yang di atasnya adalah 500 tahun. Dan jarak diantara setiap langit adalah 500 tahun. Dan jarak antara langit ketujuh dengan kursi adalah 500 tahun, dan di antara kursi dengan air juga 500 tahun. Dan 'Arsy Allah ada di atas air dan Allah ada di atas 'Arasy, tidak ada sesuatupun amal perbuatan kalian yang tersembunyi dari-Nya."
(Mazma Az-Zawaid 1/261 no.284. Al-Haitsami rahimahullah mengatakan : “Diriwayatkan oleh Ath-Thabrani rahimahullah di dalam Al-Kabir dan para perawinya adalah perawi2 shahih.”)

2. Qutaibah bin Sa’id rahimahullah mengatakan :
هذا قول الأئمة المأخوذ في الإسلام والسنة : 
“Ini adalah perkataan para imam yang diambil di dalam Islam dan sunnah yaitu : 
…………………………………………………………………
ويعرف الله في السماء السابعة على عرشه كما قال : ( الرحمن على العرش استوى ، له ما في السموات وما في 
الأرض وما بينهما وما تحت الثرى
"Mengetahui Allah itu ada di atas tujuh langit, di atas ‘Arsy-Nya sebagaimana Dia firmankan : “Arrahmaanu ‘alal-‘Arsys-tawaa, lahuu maa fis-samaawati wa maa fil-‘Ardi wa maa bainahumaa wa maa tahtats-tsaraa” 
(Syi’ar Ash-hab Al-Hadits 1/17. Shahih)

2. Abu Hatim rahimahullah dan Abu Jur’ah rahimahullah mengatakan :
أدركنا العلماء في جميع الأمصار حجازا وعراقا وشاما ويمنا فكان من مذهبهم
"Kami telah berjumpa dengan para ulama di seluruh kota baik di Hijaz, 'Iraq, Mesir, Syam dan Yaman, maka diantara madzhab mereka semua adalah :

وأن الله عز وجل على عرشه بائن من خلقه كما وصف نفسه في كتابه وعلى لسان رسول صلى الله عليه وسلم بلا كيف أحاط بكل شيء علما ليس كمثله شيء وهو السميع البصير
"Dan bahwa Allah 'Azza wa Jalla berada di atas ‘Arsy-Nya, terpisah dari makhluk-Nya, sebagaimana Dia sifati sendiri di dalam kitab-Nya dan melalui lisan Rasul-Nya shallallaahu 'alaihi wa sallam, tanpa kaif (bagaimana).
Ilmu-Nya meliputi segala sesuatu. Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan-Nya dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat."
(Syarh Ushulil-I'tiqad Ahlis-Sunnah, 1/198. Shahih)

3. Ibnu Jarir ath-Thabari rahimahullah mengatakan : 
وهو شاهد لكم أيها الناس أينما كنتم يعلمكم ، ويعلم أعمالكم ، ومتقلبكم ومثواكم ، وهو على عرشه فوق سمواته السبع
“Dia menyaksikan kalian semua, wahai manusia, di manapun kalian berada, maka Allah mengetahuinya, dan Dia juga mengetahui perbuatan-perbuatanmu, membolak-balik kalian dan menempatkan kalian, sedangkan Dia berada di atas ‘Arsy-Nya, di atas langit-Nya yang tujuh.”
(Jami’ul-Bayan 23/169)

4. Abul-Hasan al-Asy’ari rahimahullah mengatakan :
أن الله سبحانه على عرشه، كما قال: {الرحمن على العرش استوى} 
 “Bahwasannya Allah yang Maha Suci itu ada di atas ‘Arsy-Nya sebagaimana firman-Nya: “Yang Maha Pengasih yang istiwa di atas ‘Arsy.”
(Al-Maqalat hal.291)

5. Al-Hafizh Abu Bakr al-Isma'ili rahimahullah mengatakan :
أنه عزَّ وجلَّ استوى على العرش، بلا كيف، .
 "Dan Ahli Hadits, Ahlus-Sunnah wal-Jama’ah meyakini bahwasannya Allah 'Azza wa Jalla istawa di atas 'Arsy, bilaa kaif."
(Al-I’tiqad halaman 36)

6. Dan yang lainnya yang tidak mungkin dinukilkan semua di sini.

Nah…seperti itulah yang terjadi di masa lalu……
Seperti itulah kontrasnya perbedaan diantara para ulama Ahlus-Sunnah dan orang2 Jahmiyyah Ahlul-Bid’ah.

Yang menarik adalah, bahwa pada masa kini, ternyata perbedaan dalam penyikapan masalah keberadaan Allah ini terjadi persis sebagaimana perbedaan para ulama Ahlus-Sunnah rahimahumullah dan golongan Jahmiyyah dahulu.
Ya….persis, dan sama sekali tidak ada bedanya.

Ada segolongan orang yang mengatakan bahwa Allah itu sama sekali tidak ada di atas langit, tidak ada di atas ‘Arsy-Nya.
Golongan ini diwakili oleh sebagian orang yang seringkali menyebut dirinya sebagai Aswaja -entah asli entah tidak-, dan mengklaim diri mereka  sebagai perwakilan ‘Aqidah Ahlus-Sunnah –katanya-.

Kemudian, ada pula segolongan lainnya yang mengatakan bahwa bahwa Allah itu ada di atas langit, di atas ‘Arsy-Nya persis sebagaimana dikatakan dan diyakini dahulu oleh para ulama para ulama Ahlus-Sunnah rahimahumullah sebagaimana telah dinukilkan di atas.
Golongan ini diwakili oleh orang2 salafi, atau yang seringkali disebut sebagai Wahabi.

Nah, jika kita melihat kepada perbedaan yang terjadi di masa lalu diantara para para ulama Ahlus-Sunnah rahimahumullah dan orang2 Jahmiyyah, maka pada masa sekarang kita akan dengan mudah mengetahui siapakah yang Aqidahnya dalam masalah ini sesuai dengan ‘Aqidahnya ulama2 salaf rahimahumullah, dan siapakah yang menyimpang dan bertentangan.
Apakah orang2 yang mengaku Aswaja yang menetapkan bahwa di atas langit itu tidak ada Allah?
Ataukah teman2 Salafi yang menetapkan bahwa Allah itu ada di atas langit, di atas ‘Arsy-Nya?
Ahh…tentunya, kita akan dapat dengan mudah untuk menjawabnya bukan?

Antara 'Aqidah Jahmiyah dan 'Aqidah "oknum" Aswaja                             

Al-Hafizh Abul-Qasim Al-Ashbahani rahimahullah mengatakan : 
و قال حماد بن زيد مثل الجهمية مثل رجل قيل له فِي دارك نخلة ؟ قَالَ : نعم. قيل : فلها خوص ؟ قَالَ : لا. قيل : فلها سعف ؟ قَالَ : لا.
قيل : فلها كرب ؟ قَالَ : لا. قيل : فلها جذع ؟ قَالَ : لا.

قيل فلها أصل ؟ قَالَ : لا. قيل : فلا نخلة فِي دارك ، 

هؤلاء الجهمية قيل لهم : لكم رب يتكلم. قالوا : لا.

قيل : فله يد. قالوا : لا. قيل : فيرضى ويغضب ؟ قالوا : لا.

قيل : فلا رب لكم

“Hammad bin Zaid rahimahullah mengatakan : “Permisalan orang Jahmiyah adalah seperti seorang laki2 yang ditanya : “Apakah di daerahmu ada pohon kurma?”
Dia menjawab : “Ya.”
Ditanyakan kepadanya: “Apakah pohon kurma itu memiliki daun?”
Dia menjawab : “Tidak.”
Ditanyakan lagi kepadanya : “Apakah ia memilki pelepah?”
Dia menjawab : “Tidak.”
Ditanyakan lagi kepadanya : “Apakah ia memiliki buah dan tandan?”
Dia menjawab : “Tidak.”
Ditanyakan lagi kepadanya : “Apakah pohon kurma itu memiliki batang?”
Dia menjawab : “Tidak.”
Maka dikatakan kepadanya  : “Sebenarnya, di daerahmu itu tidak ada pohon kurma.” 
Seperti itulah orang2 Jahmiyyah saat ditanyakan kepada mereka : “Apakah kalian mempunyai Rabb yang dapat berbicara?”
Mereka menjawab : “Tidak.”
Ditanyakan lagi kepada mereka : “Apakah Rabb kalian itu memiliki tangan?”
Mereka menjawab : “Tidak.”
Ditanyakan lagi kepada mereka : “Apakah Rabb kalian itu ridha dan murka?”
Mereka menjawab : “Tidak.”
Maka katakan kepada mereka : “Maka sebenarnya kalian itu tidak memiliki Rabb.”
(Al-Hujjah fii Bayaanil-Mahajjah 1/441)
Dan jika kita bertanya dengan hal yang serupa kepada sebagian oknum aswaja di masa sekarang , maka kita akan mendapati jawaban yang semisal dengan orang2 Jahmiyyah dahulu.
Jika ditanyakan kepada mereka : “Apakah kalian memiliki Rabb?”
Pasti mereka akan menjawab : “Ya, benar.”
Jika ditanyakan lagi kepada mereka : “Apakah Rabb kalian itu memiliki tangan?”
Niscaya mereka akan menjawab : “Tidak.”
Jika ditanyakan lagi kepada mereka : “Apakah Rabb kalian itu memiliki wajah?”
Niscaya mereka akan menjawab : “Tidak.”
Jika ditanyakan lagi kepada mereka : “Apakah Rabb kalian itu ada di atas ‘Arsy?”
Niscaya mereka akan menjawab : “Tidak.”
Perhatikanlah……Benar2 mirip bukan?
Na’uudzubillah….
Semoga Allah melindungi kita dari ‘Aqidah2 yang bathil seperti ini.

'Aqidah Qutaibah bin Sa'id rahimahullah


Qutaibah bin Sa’id, Abu Raja Ats-Tsaqafi rahimahullah, al-Muhadits Khurasan, beliau termasuk salah seorang ulama besar Ahlus Sunnah. 
Beliau termasuk salah seorang guru dari imam Ahmad rahimahullah, Yahya bin Ma’in rahimahullah, imam Al-Bukhari rahimahullah, imam Muslim rahimahullah, At-Tirmidzi rahimahullah, Abu Dawud rahimahullah, An-Nasa'i rahimahullah, Ibnu Majah rahimahullah, Abu Hatimrahimahullah, Abu Zur'ah rahimahullah dan ulama2 salaf lainnya, rahimahumullah. Selain itu, beliau juga merupakan salah seorang murid dari imam Malik rahimahullah.
Beliau lahir pada tahun 149 H dan wafat pada tahun 240 H.
Tentang Qutaibah bin Sa’id rahimahullah ini, Al-Farhayani rahimahullah mengatakan :
قتيبة صدوق ليس أحد من الكبار إلا وقد حمل عنه 

“Qutaibah adalah shaduq, dan tiada seorangpun dari para kibar ulama melainkan mengambil ilmu darinya.”

(At-Tahdzib 8/358) 

Dan Al-Atsram rahimahullah mengabarkan :

سمعت أحمد بن حنبل ذكر قتيبة ، فأثنى عليه 

“Aku mendengar Ahmad bin Hanbal rahimahullah menyebut-nyebut tentang Qutaibah rahimahullah, dan memujinya.”

(Siyaru A’lam an-Nubala 11/16)

Al-Hafizh Adz-Dzahabi rahimahullah mengatakan :
هو شيخ الاسلام المحدث الامام الثقة
“Dia adalah Syaikhul Islam, al-Muhadits, imam yang tsiqah.”
(Siyaru A’lam an-Nubala 11/13)
Ibnu Siyar rahimahullah mengatakan :
وكان ثبتا صاحب سنة 
"Beliau adalah seorang yang tsabit, shahibus-sunnah." 
(Tadzkiratul-Huffazh 2/27)
Selanjutnya......
Berkenaan dengan masalah ‘Aqidah ini, maka Qutaibah bin Sa’id rahimahullah mengatakan :
هذا قول الأئمة المأخوذ في الإسلام والسنة : 
“Ini adalah perkataan para imam yang diambil di dalam Islam dan sunnah yaitu : 

6. Tentang Allah dan ‘Arsy 

Beliau rahimahullah mengatakan :

ويعرف الله في السماء السابعة على عرشه كما قال : ( الرحمن على العرش استوى ، له ما في السموات وما في الأرض وما بينهما وما تحت الثرى

“Dan mengetahui Allah itu ada di atas langit yang tujuh, di atas ‘Arsy-Nya sebagaimana Dia firmankan : “Arrahmaanu ‘alal-‘Arsys-tawaa, lahuu maa fis-samaawati wa maa fil-‘Ardi wa maa bainahumaa wa maa tahtats-tsaraa."(Q.S Thaa-Haa ayat 5-6)


'Aqidah Imam Al-Humaidi rahimahullah

Beliau adalah 'Abdullah bin Az-Zubair bin 'Isa bin 'Ubaidullah bin Usamah, Abu Bakar al-Humaidi al-Maki rahimahullah, salah seorang ulama besar Ahlus Sunnah, salah seorang murid dari imam Asy-Syafi’i rahimahullah dan salah seorang guru yang paling masyhur dari imam Al-Bukhari rahimahullah, dan guru dari Abu Hatim rahimahullah, Abu Zur'ah rahimahullah dan ulama2 salaf lainnya, dan beliau termasuk salah seorang imam dari imam2 Ahlus Sunnah. 

Al-Hakim rahimahullah mengatakan :

 الحميدي مفتي أهل مكة ومحدثهم وهو لأهل الحجاز في السنة كأحمد بن حنبل لأهل العراق

"Al-Humaidi adalah mufti-nya penduduk Mekkah dan muhadits mereka. 

Kedudukan Al-Humaidi bagi penduduk Hijaz dalam masalah sunnah, sama seperti kedudukan Ahmad bin Hanbal bagi penduduk 'Iraq."

(Thabaqat Asy-Syafi’iyah 1/66)

Imam Ahmad rahimahullah mengatakan :

الحميدي عندنا إمام
“Al-Humaidi rahimahullah di sisi kami adalah seorang imam”
(Tadzkiratul-Huffazh 2/3)
Al-Marwazi rahimahullah mengatakan :
سمعت إسحاق بن راهويه يقول الأئمة فى زماننا الشافعى والحميدى وأبو عبيد
“Aku mendengar Ishaq bin Rahawaih rahimahullah mengatakan : “Imam2 pada jaman kami adalah Asy-Syafi’i rahimahullah, Al-Humaidi rahimahullah, dan Abu ‘Ubaid rahimahullah”.
(Thabaqat Asy-Syafi’iyah Al-Kubra 2/140)
Abu Hatim rahimahullah mengatakan :
أثبت الناس في  ابن عيينة الحميدي وهو رئيس أصحاب ابن عيينة .... ثقة إمام 
"Orang yang paling tsabit dalam riwayatnya ibnu 'Uyainah adalah Al-Humaidi, dan Al-Humaidi ini adalah pemimpinnya sahabat2 Sufyan bin 'Uyainah,...... dan ia adalah seorang yang tsiqah dan imam."
(Al-Jarh wa At-Ta'dil 5/28)
Imam Al-Bukhari rahimahullah mengatakan :
الحميدى إمام فى الحديث
"Al-Humaidi adalah imam dalam hadits."
(Thabaqat Asy-Syafi’iyah Al-Kubra 2/106)
Demikianlah, dapat kita lihat tingginya kedudukan beliau di kalangan ulama2 Ahlus-Sunnah.
Adapun diantara yang beliau katakan dalam masalah 'Aqidah ini adalah :

6. Itsbat atau Menetapkan Shifat2 Allah 

Beliau rahimahullah mengatakan :

وما نطق به القرآن والحديث مثل : } وقالت اليهود يد الله مغلولة غلت أيديهم { [ المائدة 64] ومثل } والسموات مطويات بيمينه { [الزمر :67] وما أشبه هذا من القرآن والحديث لا نزيد فيه ولا نفسره ، نقف على ما وقف عليه القرآن والسنة ونقول }الرحمن على العرش استوى { [طه :5] ومن زعم غير هذا فهو معطل جهمي
"Apa2 yang diucapkan oleh Al-Quran dan al-Hadits, semisal : "Orang-orang Yahudi berkata: "Tangan Allah terbelenggu", sebenarnya tangan merekalah yang dibelenggu.." atau contoh yang lainnya : "dan langit digulung dengan tangan kanan-Nya.", ataupun ayat2 Al-Quran dan hadits2 lain yang serupa dengan itu, maka kami tidaklah akan menambahkan kedalamnya dan tidak pula menafsirkannya.
Kami berhenti pada apa yang Al-Quran dan as-Sunnah berhenti atasnya, dan kami katakan : "Ar-Rahman yang istiwa di atas 'Arsy.", dan barangsiapa yang menyangka selain daripada ayat ini, maka dia adalah seorang mu'athil jahmiy(6)."
(Ushulus-Sunnah, halaman 42)
(6) Orang2 Jahmiy adalah orang2 yang memiliki keyakinan bahwa Allah itu tidaklah ada di atas 'Arsy. Mereka mengingkari bahwa Allah itu benar2 ada di atas 'Arsy.
Mereka telah menyelisihi firman Allah : "Ar-Rahman yang istiwa di atas 'Arsy", yang dikemukakan oleh imam Al-Humaidi rahimahullah tersebut. 
Seperti itulah keyakinan mereka ini sebagaimana hal ini telah dinukilkan oleh murid dari Al-Humaidi rahimahullah sendiri yaitu imam Al-Bukhari rahimahullah.
Imam Al-Bukhari rahimahullah mengatakan bahwa Sa'id bin 'Amir berkata :
 وقالوا هم ليس على العرش شيء
"Orang2 Jahmiyah mengatakan : "Di atas 'Arsy itu tidak ada sesuatupun."
(Khalq Af'al al-'Ibad halaman 9)

'Aqidah Al-Imam Ibnu Jarir Ath-Thabari rahimahullah 

Beliau adalah Muhammad bin Jarir bin Yazid bin Katsir bin Ghalib, Abu Ja’far Ath-Thabari. 
Salah seorang ulama tafsir yang masyhur dari kalangan ulama salaf. 

Beliau adalah penyusun kitab Tafsir Al-Quran yakni kitab Jami’ul-Bayan ‘an Ta’wil ayil-Quran.(1)

Lahir pada tahun 224 atau 225 H dan wafat pada tahun 310 H.

Diantara guru2 ibnu Jarir rahimahullah yang paling masyhur diantaranya adalah Abu Kuraib, Ahmad bin Mani’, Muhammad bin Al-Mutsanna, Ya’qub bin Ibrahim dan yang lainnya yang juga merupakan guru2 dari imam Al-Bukhari rahimahullah dan imam Muslim rahimahullah.

Tentang ibnu Jarir Ath-Thabari rahimahullah ini, maka Abu Bakar Al-Khatib rahimahullah mengatakan :

فكان حافظا لكتاب الله، بصيرا بالمعاني، فقيها في أحكام القرآن، عالما بالسنن وطرقها: صحيحها وسقيمها ناسخها ومنسوخها عارفا بأحوال الصحابة والتابعين 

“Beliau (Ibnu Jarir rahimahullah) adalah seorang yang hafizh dalam kitab Allah, mengetahui makna2 Al-Quran, memahami hukum2 Al-Quran, ‘alim dalam hadits dan jalan2nya, mengetahui ke-shahihan dan kelemahan hadits, nasikh-nya dan mansukh-nya, mengetahui hal ihwal tentang sahabat2 Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam dan para tabi’in.”

(Tadzkiratul-Huffazh 2/201) 
Imam An-Nawawi rahimahullah mengatakan :
وهو أبو جعفر محمد بن جرير الطبرى الإمام المشهور، مجتهد 
“Beliau adalah Abu Ja’far Muhammad bin Jarir ath-Thabari seorang imam yang masyhur, seorang mujtahid.”
(Tahdzibul-Asma wal-Lughat 3/117)
Adapun, perkataan dan keyakinan beliau dalam beberapa permasalahan 'aqidah ini diantaranya adalah :

4. Tentang Allah dan ‘Arsy

Beliau menyepakati ‘aqidahnya para imam Ahlus-Sunnah dari kalangan ulama2 salaf rahimahumullah bahwa Allah itu ada di atas ‘Arsy, di atas langit-Nya yang tujuh.

Al-Imam ibnu Jarir rahimahullah mengatakan :

وهو شاهد لكم أيها الناس أينما كنتم يعلمكم ، ويعلم أعمالكم ، ومتقلبكم ومثواكم ، وهو على عرشه فوق سمواته السبع

“Dia menyaksikan kalian semua, wahai manusia, di manapun kalian berada, maka Allah mengetahuinya, dan Dia juga mengetahui perbuatan-perbuatanmu, membolak-balik kalian dan menempatkan kalian, sedangkan Dia berada di atas ‘Arsy-Nya, di atas langit-Nya yang tujuh.”


'Aqidah Al-Hafizh Abu Bakr Al-Isma'ili rahimahullah


Al-Hafizh Abu Bakr al-Isma’ili rahimahullah, maka beliau adalah Abu Bakr Ahmad bin Ibrahim bin Isma’il bin Al-‘Abbas al-Isma’ili al-Jurjani, salah seorang fuqaha besar Syafi’iyyah.
Beliau lahir pada tahun 277 Hijriyah dan wafat pada tahun 371 Hijriyah. 

Diantara guru-guru beliau yang terkenal adalah seorang ulama Syafi’iyyah yang dijuluki sebagai imamnya para imam, yaitu ibnu Khuzaimah rahimahullah, pemilik kitab Shahih ibnu Khuzaimah dan juga Al-Hafizh Ja’far bin Muhammad al-Firyabi rahimahullah, yang juga merupakan gurunya imam Ath-Thabrani rahimahullah, pemilik kitab Mu’jam. 

Tentang Al-Hafizh Abu Bakr al-Isma’ili asy-Syafi’i rahimahullah ini, maka Al-Hakim rahimahullah mengatakan :

كان الإسماعيلي واحد عصره وشيخ المحدثين والفقهاء

“Abu Bakar al-Isma’ili adalah seorang yang utama di masanya, seorang syaikh Ahli hadits dan ahli Fiqih.”

(Tadzkiratul-Huffazh 3/106)

Al-Hafizh adz-Dzahabi rahimahullah mengatakan :

الإسماعيلي الإمام الحافظ الثبت شيخ الإسلام

“Abu Bakar al-Isma’ili, seorang imam, al-Hafizh yang tsabit, Syaikhul-Islam.”
(Tadzkiratul-Huffazh 3/106)
Al-Hafizh ibnu ‘Abdil-Hadi rahimahullah mengatakan :
“Abu Bakar al-Isma’ili, seorang imam, al-Hafizh al-Kabir, salah seorang imam ahli ilmu.”
(Thabaqat ‘Ulama al-Hadits 3/140)
Adapun diantara permasalahan-permasalahan ‘Aqidah yang beliau tetapkan ini adalah sebagaimana perkataan beliau :
“Ketahuilah –semoga Allah merahmati kami dan kalian- bahwasannya madzhab Ahli Hadits, Ahlus-Sunnah wal-Jama’ah adalah :

5. Tentang Allah dan 'Arsy

Al-Hafizh Abu Bakar al-Isma’ili rahimahullah mengatakan :

أنه عزَّ وجلَّ استوى على العرش، بلا كيف، .

"Dan Ahli Hadits, Ahlus-Sunnah wal-Jama’ah meyakini bahwasannya Allah 'Azza wa Jalla istawa di atas 'Arsy, bilaa kaif."



'Aqidah imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah


Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah, maka nama beliau tidaklah asing bagi kalangan ulama2 Ahlus-Sunnah, baik bagi kalangan mutaqadimin maupun kalangan mutaakhirin. 
Beliau adalah salah seorang ulama besar Ahlus Sunnah, salah seorang imam Madzhab diantara 4 imam madzhab yang terkenal dan beliau –sebagaimana imam Al-Humaidi rahimahullah- adalah salah seorang diantara murid yang paling utama diantara murid2nya Imam Asy-Syafi’i rahimahullah, sekaligus beliau juga merupakan salah seorang murid dari 2 orang ulama Ahlus-Sunnah yang perkataannya telah dikutipkan sebelumnya di sini, yaitu imam Al-Humaidi rahimahullah dan Qutaibah bin Sa’id rahimahullah, sehingga tidak heran jika dalam ‘Aqidah, maka imam Ahmad rahimahullah ini tidak ada bedanya dengan imam Al-Humaidi rahimahullah dan Qutaibah bin Sa’id rahimahullah.
 
Diantara guru-gurunya yang lain yang masyhur adalah Sufyan bin ‘Uyainah rahimahullah dan juga Husyaim rahimahullah.
Sedangkan diantara murid2 beliau yang terkenal diantaranya adalah imam Al-Bukhari rahimahullah, imam Muslim rahimahullah, imam Abu Dawud rahimahullah, imam At-Tirmidzi rahimahullah, imam An-Nasa’i rahimahullah dan imam ibnu Majah rahimahullah, Abu Zur’ah rahimahullah (yang ‘Aqidahnya juga sudah dituliskan di sini) dan banyak sekali ulama2 Ahlus-Sunnah yang lainnya dari kalangan Ahli Hadits dan Ahli Fiqih.
Kemudian, yang menarik adalah bahwa para ulama yang merupakan guru2 beliau, ternyata ikut pula menjadi murid beliau dan mengambil ilmu dari beliau, termasuk diantaranya adalah imam Asy-Syafi’i rahimahullah.
Meski sebenarnya keutamaan beliau diantara para ulama Ahlus-Sunnah yang lain sudah begitu masyhur dan tidak perlu disampaikan lagi, tapi tidak ada salahnya pula jika kemukakan di sini beberapa diantara pujian ulama2 Ahlus-Sunnah terhadap imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah ini.
Tentang Imam Ahmad rahimahullah, maka imam Asy-Syafi’i rahimahullah pernah mengatakan :
خرجت من بغداد فما خلفت بها رجلا أفضل ولا أعلم ولا أفقه من أحمد بن حنبل
“Aku keluar dari Baghdad, maka tidaklah aku tinggalkan di sana seorang laki2 yang lebih utama, lebih berilmu dan lebih faqih daripada Ahmad bin Hanbal rahimahullah.”
(Tadzkiratul-Huffazh 2/16)
Ali bin Al-Madini rahimahullah mengatakan :
إن الله أيد هذا الدين بأبي بكر الصديق يوم الردة وبأحمد بن حنبل يوم المحنة
“Sesungguhnya Allah telah menguatkan agama ini dengan Abu Bakar ash-Shidiq radhiyallaahu ‘anhu pada masa Riddah, dan Allah menguatkan agama ini dengan Ahmad bin Hanbal rahimahullah pada masa fitnah.”
 
(Tadzkiratul-Huffazh 2/16)
Abu Ubaid rahimahullah mengatakan :
انتهى العلم إلى أربعة، أفقهم أحمد
“Ilmu ini ada pada 4 orang, dan Ahmad rahimahullah adalah yang paling faqih diantara mereka.”
(Tadzkiratul-Huffazh 2/16)
Abu Tsaur rahimahullah mengatakan :
أحمد أعلم -أو قال: أفقه- من الثوري
“Ahmad rahimahullah lebih ‘alim daripada Sufyan Ats-Tsauri rahimahullah –atau ia berkata : “Ahmad rahimahullah lebih faqih daripada Sufyan Ats-Tsauri rahimahullah.”
(Tadzkiratul-Huffazh 2/16)
Selanjutnya….
Berikut diantara perkataan imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah dalam beberapa perkara ‘Aqidah…..

3. Tentang Allah dan ‘Arsy
Imam Ahmad rahimahullah mengatakan kepada orang2 Jahmiyyah :
لم أنكرتم أن يكون الله على العرش وقد قال تعالى الرحمن على العرش 
استوى 5 طه وقال خلق السموات والأرض في ستة أيام ثم استوى على العرش
“Mengapakah kalian mengingkari bahwa Allah itu ada di atas ‘Arsy padahal Allah ta’ala telah berfirman : “Yang Maha Pengasih yang istawa di atas ‘Arsy.” Dan Dia juga berfirman : “Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa. Kemudian Dia istawa di atas ´Arsy.”
(Ar-Radd ‘Alal-Jahmiyah hal.142)
http://al-muzaniy.blogspot.com/2013/08/aqidah-imam-ahmad-bin-hanbal.html

Artikel terkait dan perlu dibaca :

( Bagian 1 ) Mengimani Sifat-sifat Allah : Bingung Tentang ( Keberadaan ) Rabbnya ?
( Bagian 2 ) Mengimani Sifat-sifat Allah : Isu tentang tajsim dan mujasimah
( Bagian 3 ) Mengimani Sifat-sifat Allah : Isu Tentang Tasybih dan Musyabihah
101 Perkataan Ulama Salaf Tentang Keberadaan Allah Di Atas Arsy
[Oleh Abu Fahd Negara Tauhid, dengan menukil dari berbagai macam sumber.