Friday, October 30, 2015

Dialog Ringan Bersama Kyai Idrus Ramli (Mana Dalilnya Komposisi Bacaan Tahlilan). Dialog Sesama Muslim.

WAHABI: “Apa dalil yang Anda gunakan dalam Tahlilan, sehingga komposisi bacaannya beragam atau campuran, ada dzikir, ayat-ayat al-Qur’an, sholawat dan lain-lain?”
ASWAJA: “Mengapa Anda menanyakan dalil? Apa pentingnya dalil bagi Anda, sedang Anda tidak mau Tahlilan?”
WAHABI: “Kalau Tahlilan tidak ada dalilnya berarti bid’ah donk. Jangan Anda lakukan!”
ASWAJA: “Sekarang saya balik tanya, adakah dalil yang melarang bacaan campuran seperti Tahlilan?”

BNPT Kampanye Radikalisme Di Internet, Pakar IT (Onno W Purbo ) : Serangan Yang Ganas Itu Bukan ISIS ( Ideologi ), Tapi... Duit Dan Syahwat !

Salah satu agenda Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) yang dicanangkan tahun ini adalah program gerakan damai di dunia maya. Hal itu diutarakan Ketua Panitia Workshop bertajuk Program Damai di Dunia Maya; Peran Generasi Muda dalam Pencegahan Terorisme, Kol. Inf. Dadang Hendra Yudha.

Terkait Surat Walikota Bogor, Komnas HAM Harus Paham Jika Syiah Itu Bukan Islam. Tindakan Bima Arya Sudah Sesuai Aturan Kenegaraan, Tidak Menyalahi UUD 1945.

Surat KOMNAS HAM

Terkait Surat Walikota Bogor, Komnas HAM Harus Paham Jika Syiah Itu Bukan Islam

Penerbitan Surat Edaran nomor 300/1321-Kesbangpol tentang larangan terhadap Perayaan Asyura (Hari Raya Kaum Syiah) di Kota Bogor oleh Walikota Bogor Bima Arya rupanya berbuntut dilayangkannya surat teguran oleh Komnas Hak Asasi Manusia (Komnas HAM). Hal tersebut terungkap setelah beredarnya surat teguran nomor 007/TIM-KBB/X/2015 tertanggal 27 Oktober 2015 yang dilayangkan Komnas Ham kepada Walikota Bogor.
Dalam surat tersebut disebutkan bahwa dasar diterbitkannya surat teguran kepada Walikota Bogor karena adanya laporan dari masyarakat yang mempermasalahkan surat edaran tertanggal 22 Oktober 2015. Tidak disebutkan masyarakat yang mana yang mempermasalahkannya, karena itu pasti bukan bagian dari umat Islam.

SNH Advocacy Centre: Mahkamah Agung Telah Putuskan Syiah Menyimpang

Kamis 15 Muharram 1437 / 29 October 2015 16:56
DIREKTUR Eksekutif SNH Advocacy Center, Sylviani Abdul Hamid menilai Surat Edaran yang dikeluarkan oleh Walikota Bogor sudah tepat dan benar sesuai dengan hukum yang berlaku.
Sylviani mengingatkan kepada para pejabat agar tidak lupa ingatan dan keluar dari konteks hukum di mana Mahkamah Agung telah memutuskan bahwa ajaran syiah menyimpang dari agama Islam sebagaimana tertuang dalam Putusan Mahkamah Agung No.1787 K/Pid/2012 dengan terpidana Tajul Muluk yang merupakan salah seorang petinggi Syiah.
“Kasus Tajul Muluk jelas terbukti ajaran Syiah menyimpang dari Islam dan merupakan penodaan terhadap Agama Islam sebagaimana disebutkan dalam Pasal 156 huruf a KUHP. Kasusnya tersebut sudah inkracht van gewijsde, artinya sudah berkekuatan hukum tetap,” ujar Sylvi kepadaIslampos, Kamis (29/10).

Syiah & Pendukung Kebatilan Bahu Membahu Melancarkan Misi.Syiah Ibarat Preman Pengecut.

Zulfi Akmal
Jumat, 30 Oktober 2015  
S3 Al-Azhar Cairo
Pendukung kebatilan bahu membahu dalam melancarkan misinya untuk membuat kebinasaan dan menghancurkan agama ini. Tidak peduli apa latar belakang mereka, bila sudah berhadapan dengan Islam, pendapat, suara dan langkah mereka akan seragam.

Tidak usah berkata dan mempertanyakan: "Ketika takbir keliling dan majlis Rasulullah di monas tidak mendapat izin kenapa kamu diam, tapi di saat perayaan syi'ah dilarang kamu heboh?"

PM Turki Tegaskan Negaranya Akan Kawal Konflik Suriah, Tidak Ada Solusi Dalam Krisis Suriah Tanpa Turki. Turki Kirimkan Senjata Anti Pesawat Tercanggih Untuk Mujahidin Suriah

Perdana Menteri Turki Ahmet Davutoglu mengatakan pada Senin (26/10), bahwa krisis Suriah tidak dapat diselesaikan tanpa Turki.
” Apakah permasalahan Suriah bisa diselesaikan tanpa kehadiran Turki ? Apakah akan ada kemajuan diraih jika Turki tidak dilibatkan ?” tanya Davutoglu dalam siaran langsung di saluran A Haber dan ATV dikutip Middle East Monitor.
Pernyataan perdana menteri datang sebagai respon terhadap tuduhan di media yang mengatakan “Rusia, AS dan Iran sedang mencari solusi untuk konflik di Suriah, tapi tidak melibatkan Turki”.

Tuduhan Keji SOLMED Pada Ibnu Taimiyah, Merendahkan Khadijah, Ini Adalah Fitnah Murahan !

solmed menuduh ibnu taimiyah mencela fatimah
SOLMED Berkicau, Menuduh Ibnu Taimiyah Merendahkan Khadijah,. Ini Adalah Fitnah Murahan..
Ibnu Taimiyah merendahkan Khadijah?

Menanggapi pernyataan bahwaIbnu Taimiyah mengkerdilkan peran Khadijah dalam bukunya Minhaj As-Sunnah, maka kami katakan itu tidak betul.
Ibnu Taimiyah bicara dalam rangka pembandingan antara Khadijah dgn Aisyahkarena lawan bicaranya merendahkan Aisyah.
Jadi dia ingin membangun nalar komparasi antara peran Aisyah yg telah direndahkan dengan peran Khadijah yg ditinggikan.

Memaknai “Indonesia Darurat Wahabi” Solmed


Thumbnail
Ustadz Solmed mengisi ceramah pada Haul Khomeini ke-20 di ICC Jakarta.Saat diklarifikasi tahun 2009, dia mengatakan bahwa Khomeini juga milik Ahlus Sunnah. (Foto: Kolangas)
Memaknai “Indonesia Darurat Wahabi” Solmed
Oleh: Dr. Slamet Muliono*
Belum selesai polemik yang dilemparkan tokoh Ormas terbesar di Indonesia, tiba-tiba kelompok Wahabi memperoleh tuduhan baru dari seorang da’i yang lagi kondang di televisi. Kalau kalangan liberal-sekuler dan pengusung Islam Nusantara melontarkan bahwa ajaran Wahabi merupakan ajaran impor (transnasional) yang harus disesuaikan dengan budaya Nusantara, maka Sholeh Mahmoed Nasution justru melontarkan martir baru bahwa Wahabi bukan hanya membahayakan, tetapi merupakan ancaman bagi bumi Indonesia.

Imam Syafi’i Dicaci Maki, Abu Bakar Dan Umar Dikafirkan!

20151023_212139_resized 1

28 October 2015
Yusuf al-Bahrani (1107-1186 H) marja’ Syiah yang dikenal dengan nama “Shahib al-Hadaiq” (pemilik kitab al-Hadai` al-Nadhirah Fi Ahkam al-‘Itrah al-Thahirah. Termasuk tokoh Syiah aliran Akhbariyyah, bukan Ushuliyyah, tetapi kedua aliran ini sama-sama mengagungkan kitab Nahj al-Balaghah, karena sama-sama Syiah Imamiyyah al-Ja’fariyyah.

Latarbelakang Pidato Rasulullah Dalam Peristiwa Ghadir yang Dikaburkan Kelompok Syiah. Ibnu Katsir: Tradisi Syiah pada Hari Asyura Hanya Pamer. Nubuwat Rasulullah tentang Syiah.

Inilah Latarbelakang Pidato Rasulullah Dalam Peristiwa Ghadir yang Dikaburkan Kelompok Syiah

Inilah Latarbelakang Pidato Rasulullah Dalam Peristiwa Ghadir yang Dikaburkan Kelompok Syiah

Pakar Sirah, Asep Sobari, Lc, mengatakan bahwa istilah ritual Idul Ghadir yang diklaim kaum Syiah sebagai hari besar ini belum lama muncul di Indonesia. Namun menurutnya, banyak orang tersesat dengan informasi sesungguhnya.
“Tapi sayang masih banyak masyarakat kita yang belum tahu bahkan tidak peduli dengan persoalan tersebut,” kata Sobari kepada hidayatullah.com di Kalibata Jakarta, Senin (19/10/2015) siang.
Idul Ghadir, kata Sobari, bagi kelompok Syiah adalah kepastian Rasulullah mengangkat Ali sebagai pengganti tanpa adanya Abu Bakar, Umar dan Usman. Artinya bahwa itu juga sama saja sebuah penolakan terhadap Abu Bakar, Umar dan Usman sebagai khalifah sepeninggal Rasulullah.

Idul Ghadir dalam Pandangan Sejarah

Idul Ghadir Dalam Pandangan Sejarah (2)
Rabu, 7 Oktober 2015 - 07:46 WIB
Dalam Islam tidak dikenal adanya dua pemimpin (kenegaraan,red) di satu wilayah pada waktu bersamaan
Jika memang Nabi menunjuk Ali sebagai penggantinya pada peristiwa Ghadir, tidak masuk akal tiga bulan kemudian, saat Nabi wafat, semua Sahabat lupa
Oleh: Alwi Alatas
IDUL GHADIR yang dirayakan oleh Syiah itu mengacu pada peristiwa Ghadir Khum yang terjadi saat Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wasalam dan para Sahabat pulang haji dari Makkah ke Madinah pada pertengahan Dzulhijjah tahun terakhir kenabian.
Ketika itu Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wasalam dan para sahabat berhenti di sebuah tempat bernama Khum (Ghadir Khum). Di situ Nabi berkhutbah dan antara lain mengatakan, “Barangsiapa yang menganggap saya sebagaimawla-nya, maka Ali adalah mawla-nya.”
Kalangan Syiah menganggap peristiwa tersebut sebagai penunjukkan Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wasalam kepada Ali sebagai penggantinya kelak sebagai pemimpin sepeningalnya (setelah wafat,red). Karena itulah, kalangan Syiah merayakannya setiap tahun dan menganggap para sahabat telah khianat terhadap pengangkatan Ali sebagai khalifah. Sebab, selepas wafatnya Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wasalam mereka memilih Abu Bakar sebagai khalifah.
Pandangan Syiah ini memiliki beberapa masalah mendasar dan karenanya tidak bisa diterima oleh kalangan Ahlus Sunnah.

Ritual Idul Ghadir Tak Dikenal Umat Islam, Bisa Jadi Basis Ekspansi Ideologi Syiah. Hadits Ghadir Khum dalam Pandangan Sunni

Pengamat: Ritual Idul Ghadir Tak Dikenal Umat Islam

Pengamat: Ritual Idul Ghadir Tak Dikenal Umat Islam

Ahad, 4 Oktober 2015 - 08:47 WIB
Realitanya penunjukan khalifah pada Abu Bakar as-Siddiq, sementara Ali bin Abi Thalib berbaiat pada Abu Bakar.
Pengamat dan peneliti gerakan Syiah Ahmad Farid Okbah mengatakan ritual Idul Ghadir tidak pernah dikenal dalam Islam.
“Idul Ghadir merupakan hari raya kelompok Syiah yang tidak dikenal oleh umat Islam. Hari rayanya umat Islam itu ada dua. Idul Fitri dan Idul Adha. Kalau ada hari raya lain seperti Idul Ghadir yang dilakukan oleh Syiah, merupakan karangan dan penambahan dalam agama,” kata Farid kepada hidayatullah.com, Sabtu (3/10/2015) sore.

Hasil Wawancara Amir Jundu Syam: Sama Seperti di Checnya, Rusia akan Kalah di Suriah

Kondisi Terbaru Suriah 2015: Salah satu kelompok Mujahidin asing yang berjuang di Suriah adalah kelompok Jundu Syam, kelompok Mujahidin yang mayoritas pejuangnya berasal dari Kaukasus Utara. Amir Jundu Syam, Muslim Shishani mengatakan bahwa mereka telah berpengalaman dalam serangan dan taktik Rusia. Beliau yang pernah berjuang melawan Rusia di Chechnya mengatakan bahwa Jundu Syam telah mengembangkan metode unik untuk melindungi diri dari serangan udara. [ Insya Allah ]