Thursday, February 19, 2015

Kerap Mengaku Minoritas, Pertanda Syiah Bukan Islam

Kekejaman Syiah terhadap umat Islam telah terbukti di berbagai negara di Timur Tengah. Mereka tega membantai ulama dan kaum muslimin, seperti yang terjadi di Iraq dan Suriah, dan Yaman. Karenanya, umat Islam dihimbau untuk menangkal Syiah di Indonesia mengaku sebagai minoritas, yang secara tidak langsung menyatakan bukan bagian dari Islam.
Hal itu diutarakan oleh pengamat gerakan Syiah, Ustadz Farid Oqbah saat menyampaikan kekejaman Syiah yang terjadi di berbagai negara, dalam Kajian Umum Mengenal & Mewaspadai Bahaya Syiah di Islamic Centre Bekasi, Kamis (19/02). Milisi Syiah bersama penguasa di Suriah, Iraq, Lebanon dan Yaman melakukan pembantaian terhadap umat Islam.
“Lihatlah yang ada di Iraq. Ulama-ulama kita dibantai oleh mereka, umat Islam dibantai oleh mereka. Kekejaman yang luar biasa,” kata Ustadz Farid.
Dia juga menghimbau kepada ribuan umat Islam yang memadati Aula KH Noer Ali untuk menangkal Syiah. Dengan demikian peristiwa pembantaian sebagaimana yang terjadi di Timur Tengah tidak terjadi di Indonesia.
“Untuk itu kita harus menangkal mereka ini (Syiah),” imbuhnya.
“Mereka harus jauh dari umat Islam, karena mereka sendiri telah menyatakan diri sebagai kelompok minoritas. Maknanya apa? Mereka bukan dari bagian umat Islam yang mayoritas,” ujar Pimpinan Yayasan Al-Islam ini.
Ustadz Farid menambahkan, selama ini orang-orang Syiah mengaku bagian dari Islam. Namun kenyataannya dalam banyak hal mereka berbeda dengan kaum muslimin, baik termasuk dalam hal-hal pokok seperti rukun Iman dan rukun Islam. Itu menandaskan bahwa Syiah bukan Islam.
“Mereka memisahkan diri, mereka menyatakan kelompok minoritas. Maknanya mereka orang lain. Mengatasnamakan Islam, mengatasnamakan Ahlul Bait, tetapi sebenarnya mereka menipu kita,” pungkas Ustadz Farid.

Abu Jibriel Heran, Syiah Mengaku Islam Tapi Juga Mengaku Minoritas

Wakil Amir Majelis Mujahidin, Ustadz Abu Muhammad Jibriel mengaku heran dengan sikap orang Syiah di Indonesia, di satu sisi mereka mengaku sebagai Islam. Namun , di satu sisi mereka mengaku sebagai kelompok minoritas.
“Islam itu di Indonesia mayoritas, kalau mereka mengaku Islam kenapa mengaku minoritas dan minta perlindungan kepada undang-undang,” katanya saaat Rapat Dengar Pendapat antara Aliansi Nasional Anti Syiah (ANNAS) dengan Komisi VIII DPR-RI, pada Rabu (04/02).
Syiah berdiri untuk menghancurkan Islam, saat ini di Yaman ada upaya dari kalangan Syiah Houtsi untuk menghapuskan surah An-Nur dari dalam Al-Qur’an.
“Karena di dalam surah An-Nur terdapat firman Allah yang membantah tuduhan zina terhadap ummul mukminin Aisyah radhiallahu anhu,” ujar Abu Jibriel.
Jika peristiwa ini difahami dengan baik dapat dikatakan bahwa Syiah itu bukan Islam. Meski, menurutnya mungkin MUI masih segan mengatakannya. Padahal, syahadat, rukun islam, dan Al-Quran nya Syiah berbeda dengan Islam.
“Lantas atas dasar apa kita segan mengatakan Syiah Bukan Islam. karena itu, diusulkan kepada MUI agar membuat fatwa bahwa Syiah Bukan Islam,” tegasnya.
Seperti diketahui, para ulama lintas ormas dari Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, Persis melalui Aliansi Nasional Anti Syiah mengunjungi Komisi VIII untuk Rapat Dengar Pendapat (RDP) terkait maslah Rancangan Undang-Undang Perlindungan Umat Beragama (RUU PUB) dan penyebaran paham sesat Syiah di berbagai daerah yang dianggap mengancam keutuhan bangsa.