Saturday, December 27, 2014

INI DIA setannya MANUSIA, PENYUSUP YANG SELAMA INI MENIPU UMMAT. idahram atau marhadi penulis buku tuduhan SEKTE BERDARAH SALAFI WAHABI,

KAMIS, DESEMBER 25, 2014
(Membentengi ASWAJA dari Dajjal penyusup)

Masih segar di ingatan kita tentang buku2 propaganda yang penuh adu domba.Buku-buku yang mengatasnamakan ASWAJA padahal penulisnya adalah seorang Syi'ah.
Dengan terbitnya buku2 sesatyang dia tulis ini,kita Kaum ASWAJA mazhab Syafi'i di fitnah dan di adu domba dengan saudara2 kita kaum ASWAJA mazhab Hanbali,yang ia sebut dengan "Wahabi".
Dialah "Abu Salafy",yang juga bersembunyi di balik nama "Syaikh Idahram",padahal nama aslinya adalah MARHADI MUHAYYAR.
Buku2 yang penuh fitnah dan propaganda,membaca judulya saja terasa menjijikkan,saking bejad dan biadab nya penulisnya dalam berdusta dan memfitnah ummat Islam
Yang perlu di catat oleh kaum Muslimin:
Buku-buku ini BUKAN tulisan seorang Muslim Sunni, akan tetapi ia adalah Syi'ah (yang bertaqiyah seolah Sunni dan menyusup dalam tubuh Nahdhatul Ulama). nama samarannya 'Abu Salafy', padahal nama aslinya Marhadi Muhayyar. di dalam buku bangkainnya yg lain dia tampilkan namanya dengan 'Syaikh Idahram',itu sengaja dia balik dari dari nama aslinya 'Marhadi'.
INILAH HAKIKAT DUSTA SYI'AH DHOLALAH!!!
'Abu Salafy' alias 'Syaikh Idahram' alias Marhadi ini adalah orang Syi'ah yang lihai berdusta. dengan cara HALUS dan sungguh menipu ia memasukkan Agama Syi'ah-nya dalam buku2nya. di antaranya,dalam buku itu ia memaksa kaum Muslimin untuk meyakini adanya mazhab yang lima, yaitu Hanafi,Maliki,Syafi'i dan Hanbali, lalu ia tambahkan Mazhab Ja'fari.
Padahal seluruh 'Ulama kaum Muslimin ASWAJA (Ahlus Sunnah Wal Jama'ah) sepakat di atas satu keyakinan bahwa Mazhab Fiqih dalam Islam hanya Empat yaitu Hanafi, Maliki, Syafi'i dan Hanbali. kalaupun ada mazhab Lain misalnya seperti Mazhab Tsauri dan Zhahiri, namun mazhab ini sudah punah. Adapun yang ia sebut Mazhab Ja'fari adalah Mazhab Fiqih dalam Agama Syi'ah,tidak di kenal dalam Ajaran Islam ASWAJA (Ahlus Sunnah Wal Jamaah).Betapapun Imam Ja'far sendiri bukanlah seorang Ahli Fiqih dan tidak pernah membangun Mazhab Fiqih sama sekali.
INILAH HAKIKAT KEDUSTAAN SYI'AH DHOLALAH SELANJUTNYA!!
INDIKASI YANG MEMBUKTIKAN DIA ADALAH SYI'AH:
Lihat dan renungi apa yang di wasiatkan oleh 'Ulama kita Hadhratusy Syaikh Kyai Haji Hasyim Asy'ari Rahimahullah (Ra'is 'Aam Nahdhatul Ulama),dalam kitabnya Qanun Asasi Li-Jam'iyyati Nahdhatil Ulama,beliau berkata,
((Madzhab yang paling benar dan cocok untuk di ikuti di akhir zaman ini adalah empat Madzhab, yakni Syafi’i, Maliki, Hanafi dan Hanbali (keempatnya Ahlussunnah Wal Jamaah). Selain empat Mazhab tersebut juga ada lagi Mazhab Syi’ah Imamiyyah (Ja'fariyah) dan Syi’ah Zaidiyyah,tapi keduanya adalah SESAT,tidak boleh mengikuti atau berpegangan dengan kata kata mereka)).
[Kitab Qanun Asasi halaman 9].
Kemudian,dalam bukunya tersebut,'Abu Salafy' alias 'Syaikh Idahram' alias Marhadi mencantumkan Rekomendasi dari Ustadz Kyai Haji Muhammad Arifin Ilham,Pimpinan Majelis Zikir Az-Zikra entul Bogor,lalu ketika di tanya langsung ke Ust.Muhammad Arifin Ilham malah beliau menjawab dengan Kaget,"DEMI ALLAH SAYA TIDAK PERNAH MEMBERI SAMBUTAN ATAU REKOMENDASI KEPADA BUKU ITU, MEMBACANYA SAJA SAYA BELUM PERNAH, SAYA BERLEPAS DIRI DARI BUKU ITU, IA TELAH BERDUSTA ATAS NAMA SAYA".
Lihat lah kaum Muslimin Bagaimana ia berdusta.....
'Abu Salafy' alias 'Syaikh Idahram' alias Marhadi Muhayyar ini,dia adalah ORANG SYI'AH!!!
Wallaahi!!!
INDIKASI APALAGI YANG MEMBUKTIKAN KALAU DIA SYI'AH!!??
Tidak mungkin seorang Sunni ASWAJA (Ahlus Sunnah Wal Jama'ah) mengatakan bahwa tanah suci dalam Islam selain Makkah dan Madinah ada juga tanah suci yang lain,yaitu tanah Karbala di Iraq.
Demi Allah ini adalah DUSTA dan SESAT!!!
KAUM MUSLIMIN (Khususnya ASWAJA) di tipu & di kelabui mentah-mentah oleh dia!!!
Seluruh Kaum Muslimin ASWAJA (Ahlus Sunnah Wal Jamaah) sepakat bahwa tanah suciummat Islam hanya ada tiga, yaitu: Masjidil Haram di kota Makkah, Masjid Nabawi di kota Madinah, dan Masjidil Aqsha di Palestina. Sebagaimana yang terdapat dalam Hadits2 Rasulullah...
Adapun Tanah Karbala di Iraq di mana tempat Husein Bin 'Ali Radhiyallahu'anhuma cucu Rasulullah Syahid,maka ini TIDAK TERMASUK TANAH SUCI. Akan tetapi itu merupakan padang pasir bersejarah yang menjadi saksi atas kebiadaban dan pengkhianatan orang-orang Syi'ah kepada Ahlul Bait 'Alaihim Salam hingga menyebabkan terbunuhnya Cucu tercinta Rasulullah,Husein Bin 'Ali,Radhiyaallaahu'anhu Wa Ardhah.
KESIMPULANNYA:
'Syaikh Idahram' yang bernama asli Marhadi Muhayyar ini,dia adalah seorang aktivis Syi'ah. dia bersembunyi di balik nama 'Abu Salafy' dengan menyusup di tengah-tengah Kaum Muslimin (khususnya NU) dan mengadu domba Kaum Muslimin lintas Mazhab. ia mengadu domba kaum Muslimin Mazhab Syafi'i yang di sebut ASWAJA dengan Kaum Muslimin mazhab Hanbali yang ia sebut 'Wahabi'.
Ia mengadu domba kaum Muslimin dengan cara menyusupkan 'Aqidah Syi'ah-nya dalam setiap kesempatan. Ia menghembuskan Fitnah kepada Kaum Muslimin Mazhab Hanbali dengan mengangkat Isu 'Wahabi'....
KENAPA SELALU ISU "WAHABI" YANG DIANGKAT???!!!
Dengan mengangkat isu 'Wahabi',maka Kaum Muslimin Mazhab Syafi'i (ASWAJA) akan tersibukkan dgn isu fiktif ini dan berpaling dari KESESATAN SYI'AH RAFIDHAH yang telah lama di peringatkan oleh tokoh mereka Kyai Haji Hasyim Asy'ari Rahimahullah. dan tanpa di sadari,Syi'ah ini sedang menyusup ke Ormas Nahdhatul Ulama (NU) dan Muhammadiyyah,dua Organisasi besar Kaum Muslimin di Indonesia.
Padahal Ribuan massa yang menghancurkan dan membakar pesantren-pesantren Syi'ah di jawa timur,baik sampang,madura,atau jember,mereka adalah Ummat Islam kaum Nahdhiyyin (NU),BUKAN "Wahabi".!!!
Oleh karena itu WASPADALAH!!!!!!!!!!!
Terkait isu "Wahabi",maka cukuplah 'Ulama2 dan Tokoh2 Nasional kita di tanah air sebagai panutan.
Mari sejenak kita perhatikan apa yang di ceritakan oleh Prof.DR.Buya Hamka Rahimahullah tentang Kaum Muslimin Madzhab Hanbali yang di sebut 'Wahabi'.
Prof.DR.Buya Hamka berkata,
"Ketakutan Belanda itu bertambah lagi karena abad ke 19 sudah datang gerakan agama Islam militan langsung dari Makkah, menggerakkan umat Islam dan membangkitkan semangat Tauhid di alam Minangkabau.
Belanda yang lebih tahu daripada orang Minangkabau sendiri apa artinya Islam yang murni, karena mendapat advis dari ahli-ahli Orientalis tentang semangat Islam, melihat bahwa kemajuan gerakan Islam yang timbul di Padang Darat itu akan sangat berbahaya bagi rencananya menaklukkan seluruh Sumatera. Belanda telah mengetahui bahwa gerakan Wahabi di Tanah Arab yang telah menjalar ke Minangkabau itu bisa membakar hangus segala rencana penjajahan, bukan saja di Minangkabau, bahkan di seluruh Sumatera,bahkan di seluruh Nusantara ini.”
Gerakan "Wahabi" di ceritakan oleh Prof.DR.Buya Hamka sebagai gerakan Tauhid militan yang semangat mengumandangkan Jihad melawan penjajah hingga membuat gentar penjajah Belanda pada waktu itu.
Terakhir,Al-Habib KH.Ahmad Bin Zein Al-Kaff (Ketua PW NU Jember) berkata,"Wahabi itu adalah saudara kita,masih sama-sama Ahlus Sunnah.tapi kalau Syi'ah BUKAN".
Sedangkan Habib Mudhor Al-Hamid (Tokoh NU di Jawa Timur) mengatakan,"Syi'ah itu adalah Musuh Islam yang harus kita bumi hanguskan dari bumi pertiwi,mereka adalah Musuh Islam dan musuh Ahlul Bait".
Sekia dan terimakasih..
Hamba Allah yang Dha'if,Abu Husein At-Thuwailibi.
Wassalamu'alaikum Warahmatullah.



Dengar dan Amalkan, Nasehat Ulama Salafi buat " Salafi " !!

KAMIS, DESEMBER 25, 2014
Oleh Abu Husain Al Thuwailibi

Maasya Allah, seorang Ulama dari Saudi Arabia, Syaikh Ibnu Hadi Bin Umair Hafizhahullah memberi nasehat kepada kaum yang menamakan dirinya "Salafi", beliau memberi nasehat kepada segelintir manusia yang hobinya memakan bangkai orang lain, mencari-cari kesalahan Ulama dan Da'i, inilah wasiat emas ULAMA SALAFI UNTUK SALAFI dan untuk kita semua:

أُوصيكم –أيضأً- باستخدام الحكمةِ في التعامُلِ فيما بينكم، وتركِ الأسئلةٍِ -يا إخوان- التي تؤدّي إلى الشحناء، وإلى القيل والقال .هذه أضرّت –والله-. أنا –والله- الآنَ- مغلِقٌ هاتفي ؛ ما أستقبل الأسئلة؛لأني وجدتُ أنها سبّبت مشاكلَ لا أول لها، ولا آخر!
“Aku berwasiat juga, hendaknya kalian berlaku hikmah dalam bermuamalah di antara kalian. Dan tinggalkan pertanyaan-pertanyaan yaa ikhwaan yang mengarah kepada kebencian dan “katanya dan katanya”. Pertanyaan-pertanyaan seperti itu -demi Allah- menimbulkan mudharat. Aku -demi Allah- sekarang menutup teleponku, tidak akan menerima pertanyaan-pertanyaan seperti itu. Karena aku melihat hal itu menjadi sebab timbulnya masalah yang tiada habisnya.
لكن الأسئلة عن فلان وفلان! إن مدحتَ، وإن قدحتَ: كلها يُراد بها فتنٌ -مدحتَ، أو قدحتَ-!! فاتركوا-يا إخوة – في هذه الأجواء الملبَّدة- اتركوا مثلَ هذه الأشياء بارك الله فيكم-. اتركوا القيل والقال! يعني: أنت تمدح فلاناً ، وتتعصّب له ! يجيء فلان ويتعصّب لواحد خصمه و…!!
Akan tetapi, pertanyaan tentang si Fulaan dan Fulaan! Jika engkau telah memujinya, atau jika engkau telah mencelanya, semua yang diinginkan dengannya hanyalah fitnah. Baik engkau memujinya atau mencelanya!! Maka tinggalkan “cuaca mendung” seperti ini, tinggalkan pertanyaan-pertanyaan seperti itu, semoga Allah memberkahi kalian. Tinggalkan “katanya dan katanya” yakni jika engkau memuji si Fulan lantas engkau memancangkan sikap ta’asshub (fanatik) kepadanya. Begitu pula yang lainnya, berta’asshub kepada si Fulaan yang bersebrangan dengannya..!
نحن قلنا لكم -غير مرة-:إنه كانت تقع خلافاتٌ بين الشيخ الألباني وبين غيره من علماء السنة (!)، والله: ما لها أيَّ أثرٍ في صفوف السلفيين في العالَم(!)- كله-،ما لها أيُّ أثر .. الآن : طُويلبٌ صاحبُ فتن يتعمَّد إثارةَ الفتن بين أهل السنة، فيصبح إماماً بين عشيَّة وضُحاها؛ جلس يدرس يومين: خلاص أستاذ! وله عُصبة يتحزّبون له! ولا يقبلون فيه أيَّ نقد مهما حمل هذا النقدُ من الحُجج والبراهين! وإذا انتقده إنسانٌ بالحُجج والبراهين قامت الدنيا وقعدت ! وهؤلاء يتحزّبون، ويتعصّبون له
Kami telah menyampaikan kepada kalian berkali-kali, dahulu pernah terjadi perselisihan antara Syaikh Al-Albaani dan selain beliau dari Ulama Sunnah. Demi Allah, perselisihan tersebut tidak berpengaruh sedikitpun atas persatuan Salafiyyin di dunia ini. Namun sekarang ini muncul thuwaylibul ‘ilm (penuntut ilmu junior) menjadi ahli fitnah dan sengaja membuat fitnah di antara Ahlussunnah, seolah ia menjadi seorang imam yang menjadi rujukan antara pagi dan siang hari, padahal ia hanya belajar sehari atau dua hari tiba-tiba dianggap sebagai ustadz. Bahkan ia juga punya pengikut yang berta’asshub kepadanya. Para pengikutnya itu tidak akan menerima kritikan apapun terhadap ustadznya, sekalipun kritikan itu bersifat ilmiyyah dilandasi hujjah-hujjah dan bukti-bukti nyata. Apabila ada yang bangkit mengkritiknya, seolah-olah dunia kiamat, dan mereka membikin hizbiyyah di kalangan Salafiyyin dan berta’asshub kepadanya.
وقد يكون هذا الأستاذُ مسكيناً طالبَ علم!هو فيه خير، لكنْ ؛ لماذا العصبيّات هذه؟! يعني: أخلاق الحزبيين تسلَّلت إلى بعض السلفيين! والله: ما كانت هذه الأخلاقُ بيننا. والله: لقد تناظر أَمامَنا الشيخ ابن باز والألباني –وغيرهما- في (الجامعة الإسلامية) ، والله: ما كان لها أيُّ أثر. وكَتَبَ الشيخ الألباني، وقال في وضع اليدين: بدعة… والله: ما كان لها أيُّ أثر وأراد الصوفية الخرافيُّون أن يضربوا الشبابَ بعضَهم ببعض -بابن باز وبالألباني- ، والله: ما وجدوا سبيلاً لذلك». ثم قال -حفظه الله- : «فتنبّهوا لهذه الأشياء -يا إخوة- .. اتركوا مثلَ هذه الأشياء .. اتركوا التعصُّبات لفلان وفلان، ولا تتعصَّبوا لأي أحد؛ تُفَرِّقون الدعوة السلفية .
Terkadang sang ustadz ini adalah seorang penuntut ilmu yang sangat kurang ilmunya akan tetapi ia memiliki kebaikan. Namun mengapa terjadi ‘ashabiyah seperti ini? Sungguh mental hizbiyyah telah menyelinap pada sebagian Salafiyyin. Demi Allah, dahulu tidak ada akhlaq seperti ini di antara kami. Demi Allah, telah terjadi perdebatan antara Syaikh bin Baaz dan Syaikh Al-Albaani dan selain keduanya di hadapan kami di Universitas Islam Madinah, namun tidak sedikitpun berpengaruh. Syaikh Al-Albaani menulis tentang permasalahan bersedekap saat i’tidaal hukumnya bid’ah, namun tidak sedikitpun berpengaruh kepada persatuan Salafiyyin. Padahal orang-orang Shufi ahli khurafat terus berusaha membuat percekcokan di antara pemuda melalui perselisihan pendapat antara Syaikh bin Baaz dan Syaikh Al-Albaani, akan tetapi mereka gagal. Kami peringatan dari semua ini yaa ikhwah, tinggalkan pertanyaan-pertanyaan seperti itu, tinggalkan sikap ta’asshub kepada Fulaan dan Fulaan, janganlah kalian berta’asshub kepada seorang pun, karena akan memecah belah dakwah Salafiyyah.
ما نرضى لكم هذا –أبداً-؛ يحتملُ بعضكم بعضاً، وينصحُ بعضكم بعضاً –بالحكمة-. لا تدخلوا في متاهات التحزُّب ، والتعصُّب لفلان وفلان .. تمزَّقت السلفية بهذه الأساليب ،وسرَّبها إليكم الحزبيُّون ، ووجدوا في كثيرٍ منكم تقبُّلاً لمثلِ هذه الأمور.. اتركوها -بارك الله فيكم-. أسألُ الله أن يؤلِّف بين قلوبكم، وأن يدفعَ عنكم الفتنَ ما ظهر منها وما بطن.. فعودوا -يا إخوان- لما كان عليه أسلافُكم على امتداد التاريخ -مِن التناصح بالحكمة، والموعظة الحسنة ، والتحلِّي بالأخلاق العالية-».
Aku tidak akan pernah ridha dengan perkara ini selamanya. Akan tetapi hendaklah di antara kalian saling mengkritik dan menyampaikan nasehat dengan cara yang hikmah. Jangan sekali-kali kalian masuk dalam jejaring hizbiyyah dengan berta’asshub kepada si Fulaan dan Fulaan sehingga memecah belah Salafiyyin, lalu hizbiyyun mudah menyusup di antara kalian. Dan mereka hizbiyyun mendapati kebanyakan Salafiyyin mudahnya menerima mereka dalam berbagai urusan. Maka tinggalkanlah oleh kalian itu semua, semoga Allah memberkahi kalian. sikap ta’ashub barakallahu fiikum. Aku memohon kepada Allah agar menjinakkan hati-hati kalian, menjauhkan kalian dari fitnah, baik yang nampak maupun yang tersembunyi. Maka kembalilah yaa ikhwan, kembalilah kepada manhaj Salafusshaalih yakni saling mengkritik dengan cara yang hikmah, saling menasehati dengan cara yang baik, dan berhias dengan akhlaq yang tinggi.
(Kitab Al-Bayaan wal Iidhaah Li ‘Aqiidati Ahlissunnah wal Jamaa’ah Fi Ru’yatillaah Yaumal Qiyaamah” dari kitab “Haadiyil Arwaah ilaa Bilaadil ‘Afraah” Libnil Qayyim – Al-Baidhaa’ Al-‘Ilmiyyah)