Senin,
3 November 2014 - 11:01 WIB
Pasukan Salib selama 88 tahun
berenang-renang di genangan darah musuh-musuh mereka. Di bawah penaklukan
pasukan Muslim, tak satu pun rumah yang dirusak dan dicuri perabotnya
Oleh: Z.A Rahman
“HATI seorang mu’min bagaikan seekor
burung, satu sayapnya adalah khauf (rasa takut) dan keputusasaan, sementara
sebelah lagi sayapnya adalah raja’ (harapan) dan rahmat.” [Ibnul
Qayyim]
Keputusasaan
Pada tahun 1099, sesudah pasukan salib
pertama yang menyerbu Tanah Suci meluluhlantakkan Al-Quds dan Suriah, Qadi Abu
Sa’ad al-Harawi di Damaskus segera menuju istana Khalifah di Iraq. Sejarawan
Ibn al-Athir menuturkan:
Tanpa mengenakan turban, kepalanya
bercukur sebagai tanda duka, meledak teriakan Qadi Abu Sa’ad al-Harawi di ruang
majelis agung Khalifah al-Mustazhir Billah, sementara para sahabatnya, tua dan
muda, berombongan di belakangnya.