Wednesday, May 2, 2018

Neo-Ghazwul Fikri, Gerakan Invasi Dan Proyek Perang Pemikiran. Liberalisasi Pemikiran Jenis ‘Pembunuhan Akidah’, Lebih Kejam Dari Membunuh Manusia.

Hasil gambar untuk Ghazwul Fikri

Neo-Ghazwul Fikri

Ahad, 5 Februari 2017
Dokumen RAND Corporation menganjurkan sangat rinci langkah-langkah agar antara satu kelompok Muslim dengan kelompok yang lain tidak pernah bersatu, saling curiga, saling menghina dan saling menghujat
Oleh: Dzikrullah 
TIBA-TIBA saja kita berhadapan dengan berbagai jenis ‘Muslimin’ yang sangat jauh dari yang dicontohkan Nabi Muhammad Shallallaahu ‘alayhi wa sallam dan para Sahabatnya. Muslimin yang hati, lisan dan tindakannya jauh dari Al-Quran dan As-Sunnah, namun sangat yakin dirinya Muslim. Bahkan tidak jarang jenis ini berteriak lebih lantang dan bertindak lebih garang daripada mereka yang bermujahadah untuk setia kepada Al-Quran dan As-Sunnah.

Ahlus Sunnah Wal Jama’ah Adalah Ahlul Wasath [Al-Baqarah: 143], Al-Firqatun An-Najiyyah (Golongan Yang Selamat). Syi’ah Ahlul Ghuluw, Salah Satu Firqah Sesat (Diluar Islam). Wasathiyah Bukan Perusakan Aqidah, Sumbernya Alquran Dan Hadits Yang Shahih Dan Sharih, Bukan Moderat !

Membahas Ulang Konsep Moderat (Wasathiyah)

“Muslim moderat menurut Barat, adalah dengan ciri-ciri Muslim yang tidak anti semith (tidak anti Yahudi), kritis terhadap Islam dan menganggap Nabi Muhammad tidak mulia dan tidak perlu diikuti, pro kesetaraan gender, menentang jihad, menentang kekuasaan Islam, pro pemerintahan sekuler, pro Israel, pro kesamaan agama-agama, tidak merespons terhadap kritik-kritik kepada Islam dan Nabi Muhammad, anti pakaian Muslim, tidak suka jilbab, anti syariah dan anti terorisme. Inilah arti moderat menurut Barat,” tegas Hamid.