Sunday, July 19, 2015

Menjawab Fitnah Kelima: Allah Berjisim1 [ Menjawab 17 Fitnah Terhadap Syaikh al-Islam Ibn Taimiyyah ]

التجسم

Syaikh al-Islam Ibn Taimiyyah turut difitnah sebagai konon beriktikad Allah berjisim. Fitnah ini dapat dijawab sebagai berikut:

Menjawab 17 Fitnah Terhadap Syaikh al-Islam Ibn Taimiyyah

Syaikh Murad Syukri ~ (Ustaz Badrul Hisyam bin Sulaiman.)

Kandungan :

1.                Menjawab Fitnah: Qidam al-‘Alam bi al-Nau’ (قدم 

         العالم بالنوع)            

2.                Menjawab Fitnah: Al-Hawadits Allati La Awwala 

        Laha(الحوادث التي لا أول لها)         

3.                Menjawab Fitnah: Allah Memiliki Batasan (الحد)        

4.                Menjawab Fitnah: Allah Memiliki Arah (الجهة)    

5.                Menjawab Fitnah: Allah Berjisim (التجسم)             

6.                Menjawab Fitnah: Berlaku Perbuatan Perbuatan   

        Baru Pada Zat Allah (حلول الحوادث بذات الله)

7.                Menjawab Fitnah: Allah Berkata-Kata (كلام الله)   

8.                Menjawab Fitnah: Kebinasaan Neraka (فناء النار

9.                Menjawab Fitnah: Pergerakan Bagi Allah (الحركة)     

10.             Menjawab Fitnah: Nabi Duduk Di Atas Arasy

         (إجلاس النبي على العرش

11.             Menjawab Fitnah: Allah Menetap Di Atas   

         Belakang Nyamuk (الاستقرار على ظهر بعضة)    

12.             Menjawab Fitnah: Keaslian Taurat dan Injil (تبديل 

         التورات والإنجيل

13.             Menjawab Fitnah: Tiada Kiasan Dalam Bahasa 

         (المجاز في اللغة

14.             Menjawab Fitnah: Masalah-Masalah Aqidah Dan 

          Persoalan Ijtihad (مسائل العقيدة والاجتهاد)

15.             Menjawab Fitnah: Masalah Talak (الطلاق

16.             Menjawab Fitnah: Masalah Tawasul (التوسل

17.             Menjawab Fitnah: Masalah Ziarah Kubur Nabi (شد 

           الرحل إلى قبره النبي)

Majmu Fatawa: Kedudukan Muawiyah dan Amr Bin Ash

Muawiyah dan Amr Bin Ash termasuk orang-orang beriman. Tidak ada satupun salaf yang menuduh mereka sebagai orang munafik. Bahkan telah Tsabit dalam kitab sohih bahwasanya Amr bin Ash ketika membaiat Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam ia berkata :”Agar Allah mengampuni dosa-dosaku yang telah lalu”. Maka Rasulullah bersabda: “ tidakkah engkau tahu bahwasanya Islam akan Memusnahkan apa yang telah lalu?”[1].
Dan diketahui bahwa yang Islam yang memusnahkan (dosa,red) merupakan Islamnya orang-orang beriman, bukan Islamnya Orang-orang Munafik.

MAJMU FATAWA : Sikap Ahlus Sunnah Terhadap Yazid bin Muawiyah

Mari kita menelaah Fatwa Syaikhul Islam terkait fitnah pembunuhan Husain ini! kita ketahui bahwasanya Yazid bin Muawiyah Bin Abu Sufyan merupakan khalifah yang berkuasa ketika Ubaidaullah bin ziyad membantai Husain dan keluarga.
Syaikhul Islam mengatakan:
Belum pernah sebelumnya seorangpun manusia membicarakan masalah Yazid bin Mu’awiyah  dan tidak pula membicarakannya termasuk masalah Dien.
Hingga terjadilah setelah itu beberapa perkara, sehingga manusia melaknat Yazid bin Mu’awiyah, bahkan bisa saja  laknat tersebut berujung kepada laknat terhadap orang lain  dengan menggunakan  kejadian-kejadian tersebut
Sedangkan kebanyakan Ahlus Sunnah tidak suka melaknat orang tertentu. Kemudian suatu kaum dari golongan yang ikut mendengar yang demikian meyakini bahwa Yazid termasuk pemuka orang  shalih dan imam yang mendapat petunjuk.

MAJMU FATAWA : Pembunuhan Husain bin Ali bin Abu Thalib

Banyak sekali bertebaran kisah-kisah tentang terbunuhnya Husain dari berbagai sumber terutama dari kalangan Syiah. Disini saya mencoba menyusun tulisan dari beberapa tulisan yang telah ada dengan mendasarkan pendapat-pendapat Ibnu Taimiyah dan juga Muridnya ibnu Katsir dalam kitabnya Al bidayah Wannihayah disertai sumber-sumber otentik dari hadits-hadits dan atsar yang telah sah.

Ulama-ulama Yang menjuluki Ibnu Taimiyah Syaikhul Islam

Syaikhul Islam
Adapun tentang kelayakan Ibnu Taimiyah untuk berlaqab “Syaikhul Islam”, maka Tanyakanlah kepada para Hafidz! Seperti As-Suyuthi dan Ibnu Rajab, Tanyakan Juga kepada As Sya’rani, kenapa mereka melaqabkan beliau dengan laqab tersebut!
Terdapat pada Perkataan As-Suyuthi tentang Ibnu Taimiyah “Syaikhul Islam, Seorang Hafidz yang Faqih, Mujtahid, Mufassir ulung, syaikhul Islam, langka Dimasanya, alim lagi zuhud”.[1]

Kerap kafirkan Ibnu Taimiyah, Pengarang Kifayatul Akhyar Panen Teguran

Dia adalah Taqiyuddil Al Husni Abu Bakar Muhammad bin Husaini Al Husni Assyafii, wafat tahun 829 Hijriah.
Kifayatul Akhyar fi Hilli Ghaayatul ikhtishor merupakan salah satu kitabnya yang amat Populer dikarangan Pesantren-pesantren Tradisional.
Kitab ini memang cukup baik metode pensyarahannya, karena banyak mengutip dalil-dalil fiqh Dari hadits Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam.
Ketika ditanya tentang Kitab ini, Murid syaikh Albani yaitu syaikh Masyhur Hasan Salman mengatakan Bahwa Kitab ini bagus karena didasarkan dengan dalil-dalil naqli.
Namun sayang Taqiyuddin Al Husni jatuh kepada kesalahan kemudian mendapat celaan dari beberapa Ulama Karena menyesatkan bahkan mengkafirkan Ibnu Taimiyah dalam sebuah kitabnya yang bernama Daf’u Syubhati man Syabbaha. Kitab ini dicetak dengan tahqiq Al Kautsari. Kitab tersebut telah dibantah oleh Ibnu Abdil Hadi dengan Judul As shorimul Mughni Fi Raddi alal Husni.
Assakhawi menukil Al Imam Al Muqrizi Menyebutkan dalam Kitab Uqud miliknya secara ringkas
“ Dia itu amat Fanatik dengan Asyairah dan menyimpang dari mazhab Hanabilah hingga keluar batas. Ada beberapa hal terkait dirinya di Damaskus. Ia berbicara keji mencela Ibnu Taimiyah dan mengkafirkannya terang-terangan tanpa Rasa malu, bahkan ia menegaskan pengkafirannya itu ditempat-tempat pertemuan dimana ia bertemu dengan para pengikutnya hingga mereka mentaklidinya sebagaimana biasanya terjadi pada mayarakat kami kala itu yang mereka mentaqlidi siapa saja yang mereka yakini.
Niscaya nanti mereka semua akan diserahkan Kepada Allah yang Maha mengetahui baik dan buruk.
Dia tetap dalam pendapat itu hingga meninggal. Semoga Allah Memaafkannya.”
Pada Biografi Ibrahim bin Muhammad bin Kholil Alburhan Abul wafa At Tharablisi, Tharablis di syam, beliau lahir dikota Halab dan besar disana, Syafii adalah Mazhabnya, As Sakhawi mengutip Al Muqrizi dia mengatakan:
“ ketika Attaqi Al Husni memasuki kota Halab, sampai Kepadaku berita bahwa dia tidak ingin menemuinya ( Muhammad bin kholil Al Burhan, red) karena ia mengingkari dialog dengan dua orang pemakai pakaian -yang memakai pakaian bagus dengan gaya ahli bid’ah dan dengan orang yang sengsara dengan meninggalkan kehidupan duniawi dan tidak memperdulikan kondisi manusia-.

Keinginannya (Muhammad bin Kholil Alburhan) sudah kuat, maka akhirnya ia tidak punya pilihan lain kecuali mendatanginya. Ia mendapatinya sedang tidur di Madrasah Syarfiyyah, Ia Pun duduk hingga membangunkannya kemudian Ia Memberi Salam.
“Engkau Attaqi Al Husni?” Ia menjawab: :”Saya Abu Bakar, (kunyahny, red)”.
Kemudian ia bertanya tentang syaikh-syaikhnya, Maka iapun menyebutkannya. Ia (Muhammad bin Kholil Al Burhan, rerd) berkata:” Sesungguhnya syaikh-syaikhmu yang telah engkau sebutkan itu merupakan hamba-hamba Ibnu Taimiyah atau hamba dari orang yang belajar kepada Ibnu Taimiyah. Lalu Kenapa kamu merendahkannya”?
Maka Attaqi (Alhusni, red) Tidak punya Pilihan selain buru-buru mengambil sandalnya dan pergi tanpa berani membantahnya.”

Semoga bermanfaat

Artikel terkait :

Fitnah Ibnu Bathutah
Taubatkah Ibnu Taimiyah kedalam Aqidah Asy’ariyah?
Membongkar Kebohongan Terhadap Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah [Studi Kritis Buku ‘…Itiqad Ahlu Sunnah Wal-Jamaah” Oleh KH Sirajuddin Abbas]
Haruskah Membenci Ibnu Taimiyyah?? (Padahal Ibnu Hajar Al-Asqolaani dan para ulama syafi'iyah terkmuka lainnya telah memuji Ibnu Taimiyyah dengan pujian setinggi langit [ Edited Version ]
Pembelaan Al-Hafizh Ibnu Hajar terhadap Ibnu Taimiyyah dari Tuduhan Keji Abu Salafy
Tuduhan dan Kedustaan Terhadap Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah
Pujian Para Ulama Terhadap Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah
Ibnu Taimiyah Dikafirkan, Ibnu Hajar meradang
Penyelewengan Buku ‘Salafiyah Wahabiyah’, ‘Fitnah Terhadap Syaikh Al Islam Ibnu Taimiyah’
Ibnu Taimiyah : Fitnah Tasjim
HARUSKAH MEMBENCI IBNU TAIMIYYAH?? (Padahal Ibnu Hajar Al-Asqolaani dan para ulama syafi’iyah terkmuka lainnya telah memuji Ibnu Taimiyyah dengan pujian setinggi langit)



71 Responses to “Fitnah Tajsim” ( Ibnu Taimiyah) 19-July-2015 at 16:00

Untuk pendengki Ibnu Taimiyah silahkan baca responses terhadap tulisan “Fitnah Tajsim”. Mungkin yang ada dibenak anda terwakili didalamnya.

71 Responses to “Fitnah Tajsim”

Ibad_twSeptember 21, 2010 at 4:09 pm #
Alhamdulillah ustad, saya belum pernah membaca bantahan terhadap tuduhan mujassimah kepada ahlussunnah secara umum dan syaikhul islam secara khusus yang seringkas, sejelas, dan segamblang paparan antum….
Insya Allah bermanfaat untuk saya dan kaum muslimin…

yeopNovember 5, 2010 at 2:50 pm #
السلام عليكمشكر الله على هذا الجهد المبارك للدفاع عن أئمة السنة وأعلامهم, أسأل الله تعالى أن أن يثبتك وأيانا جميعا على سواء الصراط,,شكرا لك يا صاحب الموقع

JerussalemSeptember 23, 2010 at 1:14 pm #
alhamdulillah sekarang bisa lebih faham, dan hatiku setuju dengan hal ini :)

Ibnu Taimiyah : Fitnah Tasjim

Baca Juga :
Fitnah Ibnu Bathutah
Ditulis pada 5 Maret 2015 oleh abuzahrahanifa

Jika anda ditanya oleh seseorang “apakah Allah Berjism”? apa jawaban anda?
Jika anda jawab “yah” maka anda belum tentu benar.
Jika anda jawab “tidak”  Maka anda kemungkinan salah.
Loh kok. Mumet…. Bingung???
Apa itu Jism?
Pendapat ahli bahasa
Ibnu Mandzur berkata:
الجِسْمُ: جماعة البَدَنِ أَو الأَعضاء من الناس والإِبل والدواب وغيرهم من الأَنواع العظيمة
“Aljismu: kumpulan dari badan atau anggota-anggota seorang manusia, onta, binatang berkaki empat, dan lain-lain yang merupakan bagian yang makhluk yang besar”.

‘Asyura Membuka Kedok Syi’ah

Segala puji bagi Allah, Shalawat dan salam mudah-mudahan tetap tercurah kepada Nabi kita Muhammad , keluarganya yang suci dan para sahabat beliau yang terbaik. Waba’du:
Kita Ahlussunnah mengenal Asyura adalah hari puasa pada tanggal 10 Muharram yang keutamaannya bisa menghapus dosa setahun yang lalu. Sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam.
Dua bid’ah di hari Asyura

Sikap Ulama Islam terhadap Agama Syi’ah


Oleh Ustadz Dzulqarnain M. Sunusi

Pada hari-hari ini, kita melihat bahwa kaum Syi’ah sibuk menyebarkan lembaran-lembaran dari beberapa tokoh yang berisi beberapa pernyataan bahwa agama Syi’ah tidak sesat. Hal ini sudah menjadi kebiasaan kaum Syi’ah, pada negeri tempat mereka menganggap diri-diri mereka sebagai kaum minoritas, untuk menyerukan pendekatan atau persatuan antara Sunni dan Syi’ah serta yang semisalnya. Seluruh hal tersebut adalah upaya untuk mengaburkan sikap ulama Islam terhadap agama Syi’ah.

Syi’ah tidak Sesat???

Para pembaca rahimakumullah, akhir-akhir ini banyak orang membicarakan tentang Syi’ah, banyak juga pernyataan dari sebagian tokoh yang menganggap bahwa Syi’ah itu tidak sesat dan bahkan menganggap sebagai salah satu madzhab yang diakui dalam Islam. Apakah memang demikian?
Berbicara tentang kelompok Syi’ah tidak lepas dari sosok pendiri pertamanya yaitu Abdullah bin Saba’ atau dikenal juga dengan Ibnu Sauda’. Abdullah bin Saba’ pada asalnya adalah seorang Yahudi berasal dari Shan’a, ibukota Yaman. Ia berpura-pura masuk Islam pada akhir-akhir pemerintahan Khalifah Utsman bin ‘Affan radhiyallahu ‘anhu. Abdullah bin Saba’ juga dikenal dengan sebutan Ibnu Sauda’ (anak seorang wanita hitam) karena ibunya berkulit hitam, berasal dari Ethiopia.

‘Aliy adalah Sebaik-Baik Manusia, dan Barangsiapa yang Enggan Mengakuinya, Maka Kafir

Tanya : Shahihkah hadits bahwa Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda : ‘Aliy adalah sebaik-baik manusia. Barangsiapa yang enggan, maka kafir’ ?.
Jawab : Tidak shahih dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam tentang hal tersebut. Diriwayatkan oleh Khaitsamah bin Sulaimaan sebagai berikut :
حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ سُلَيْمَانَ الْبُهْمِيُّ بِالْكُوفَةِ قَالَ: حَدَّثَنَا الْحُسَيْنُ بْنُ سَعِيدٍ النَّخَعِيُّ ابْنُ عَمِّ شَرِيكٍ، عَنْ إِسْحَاقَ، عَنْ أَبِي وَائِلٍ شَقِيقِ ابْنِ سَلَمَةَ، عَنْ حُذَيْفَةَ بْنِ الْيَمَانِ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: عَلِيٌّ خَيْرُ الْبَشَرِ، مَنْ أَبَى فَقَدْ كَفَرَ “
Telah menceritakan kepada kami Ibraahiim bin Sulaimaan Al-Buhmiy di Kuufah, ia berkata : Telah menceritakan kepada kami Al-Husain bin Sa’iid An-Nakha’iy anak paman Syariik, dari Ishaaq, dari Abu Waail Syaqiiq bin Salamah, dari Hudzaifah bin Al-Yamaan, ia berkata : Telah bersabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam : “’Aliy adalah sebaik-baik manusia. Barangsiapa yang enggan (mengakuinya), maka kafir” [Min Hadiits Khaitsamah bin Sulaimaan hal. 200-201].

Syiah Mengulang Sejarah

Syiah Mengulang Sejarah – Satu tahun terakhir ini, dunia Arab dihebohkan dengan berita-berita penggulingan penguasa-penguasa di beberapa negaranya; Tunisia, Mesir, Yaman, Libia, Bahrain, dan Suriah, sebagian besar berhasil dijatuhkan. Alasannya adalah karena pemimpin-pemimpin itu gagal mensejahterakan rakyatnya, mereka sibuk memperkaya diri mereka, dan menikmati kekuasaan sepanjang hidup mereka. Menanggapi hal ini, banyak suara yang pro dan kontra menyikapi pengulingan penguasa-penguasa absolute ini, dengan alasan demokratisasi Arab, kebebasan, hak asasi, bahkan atas nama agama.

( Empat Tahun Lalu ) Awas! Taring Syi’ah Menancap di Bumi Pertiwi

Sebagian pengamat menyatakan bahwapaham syi’ah masuk ke negri Indonesia jauh-jauh hari sebelum kemerdekaan Indonesia. Bahkan kesultanan Pasai atau Samudra Pasai yang berdiri di sekitar kota Kota Lhokseumawe, atau Aceh Utara pada sekitar tahun 1267 M, ditengarai oleh sebagian pengamat berkulturkan Syi’ah. Bahkan salah seorang raja kesultanan ini pernah didampingi dua orang Persia terkenal, yaitu Qadi Sharif Amir Sayyid dari Shiraj dan Taj Ad-Din dari Isfahan. ([1])

(Penting!)Fatwa Tentang Kesesatan Ajaran Syi’ah

KEPUTUSAN FATWA
MAJELIS ULAMA INDONESIA
(MUI) PROP. JAWA TIMUR
No. Kep-01/SKF-MUI/JTM/I/2012
Tentang :
TENTANG KESESATAN AJARAN SYI’AH
Majelis Ulama Indonesia Propinsi Jawa Timur pada sidang hari Sabtu, Tanggal 21 Januari 2012

Sunnah & Syi’ah, Bersandingan ? Mustahil

Oleh
Ustadz Dr. Muhammad Arifin Badri, MA

Penindasan dan kehinaan yang diderita oleh umat Islam saat ini, menjadikan sebagian umat Islam menyerukan agar diadakan konsolidasi antar semua aliran yang ada. Hanya saja, seruan tersebut sering kali kurang direncanakan dengan baik, sehingga tidak menghasilkan apapun. Di antara upaya konsolidasi dan merapatkan barisan yang terbukti tidak efektif ialah upaya merapatkan barisan Ahlus Sunnah dengan sekte Syi’ah, dengan menutup mata dari berbagai penyelewengan sekte Syi’ah. Konsolidasi semacam ini bukannya memperkuat barisan umat Islam, namun bahkan sebaliknya, meruntuhkan seluruh keberhasilan yang telah dicapai umat Islam selama ini. Karena itu, melalui tulisan ringkas ini, saya ingin sedikit menyibak tabir yang menyelimuti sekte Syi’ah. Dengan harapan, kita semua dapat menilai, benarkah Ahlus sunnah memerlukan konsolidasi dengan mereka?

Taqiyah, Topeng Kemunafikan Kaum Syi’ah

TAQIYAH, TOPENG KEMUNAFIKAN KAUM SYIAH
Oleh
Ustadz Abu Minhal

TAQIYAH, RUKUN AGAMA SYIAH
Akidah taqiyah termasuk akidah Syiah yang menyelisihi Islam. Akidah ini menempati kedudukan yang tinggi dalam agama mereka. Menurut mereka, para nabi dan rasul pun diperintahkan untuk melakukannya.

Ulama Syiah telah menjelaskan definisi taqiyah ini. al-Mufîd dalam Tash-hîhul I’tiqâd berkata: “Taqiyah adalah merahasiakan al-haq (keyakinan Syiah, red) dan menutupi diri dalam meyakininya, berkamuflase di hadapan para penentang (orang-orang yang berseberangan dalam keyakinan) dan tidak mengusik mereka dengan apa saja yang akan menyebabkan bahaya bagi agama dan dunia (orang-orang Syiah).
Yusuf al-Bahrâni (tokoh Syiah abad 12 H) berkata, “Maksudnya menampakkan kesamaan sikap dengan para penentang dalam apa yang mereka yakini karena takut kepada mereka.”

Fatwa tentang sesatnya Syi’ah bukan khusus bagi Tajul Muluk di Sampang tapi keseluruhan di Indonesia.

Ulama Jawa Timur sekali membantah langsung sekian pentolan pembela aliran sesat Syi’ah terkena pukulan.
Pentolan yang cenderung mebela Syi’ah terbukti secara otomatis terbantah pula oleh fatwa MUI Jawa Timur yang menegaskan bahwa syi’ah itu sesat menyesatkan.

Apakah Syi’ah Itu Kafir

Bismillah … Alhamdulillah, shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarga dan sahabatnya.
Perlu dipahami bahwa tidaklah semua orang yang bersaksi laa ilaha illallah (tiada sesembahan yang berhak disembah selain Allah), wa anna Muhammadar Rosulullah(bersaksi bahwa Muhammad adalah Rasul-Nya) disebut sebagai seorang muslim. Orang munafik pun mengaku demikian, namun itu tidak cukup. Allah Ta’ala menyifati mereka,
إِنَّ الْمُنَافِقِينَ فِي الدَّرْكِ الْأَسْفَلِ مِنَ النَّارِ وَلَنْ تَجِدَ لَهُمْ نَصِيرًا
Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi mereka.” (QS. An Nisa’: 145).

Imam Syafi’i Sang Pembela Hadits Nabi

Salah satu pilar utama dan landasan mendasar bagi manhaj salafi adalah perhatian terhadap hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, baik dari segi penelitian keshohihannya, mempelajari kandungan maknanya, membelanya dari hujatan, mengamalkan kandungannya, dan menebarkannya kepada khalayak manusia. Hal itu merupakan tanda utama Ahlus Sunnah wal Jama’ah, Ahli Hadits, dan Salafiyyun.

Catatan Kecil 4: Episode Diskusi Buku Minhajus-Sunnah Karya Ibn Taimiyyah

Kemalasan untuk memverifikasi sumber primer adalah satu gerbang timbulnya fitnah, disebabkan kesalahan persepsi yang diakibatkan ketidak cermatan pengutipan konteks bahasan yang ada. Ketidakcermatan itu bisa jadi dikarenakan sikap sikap arogan dan ketidakmahutahuan akibat kebencian yang tidak mendasar yang sudah dibentuk dalam fikiran sehingga menghilangkan etika dan obyektifitas maupun proporsionalitas dalam melihat sesuatu. Apalagi “ketidakcermatan” itu muncul dari copypaste kutipan fihak-fihak ketiga sebagai fihak yang tidakbertanggungjawab dalam menyebarkan propaganda permusuhan terhadap Ibn Taimiyyah dikarenakan adanya “kepentingan” tertentu.

Pengkhianatan Syi’ah Kepada Husain Bin Ali

Ya Allah Ya Rabb, Binasakanlah Agressor Syiah ( Iran dan Antek2nya ) Laknatullah, Pembunuh Husain bin ‘Ali RA dan Keturunannya, Pembantai Anak-Anak/Perempuan Ahlus Sunnah di Suriah, Irak, Yaman dan Penindas Keji Ahlus Sunnah di Iran, Seperti “Kaum-kaum Terdahulu” Yang Telah Engkau Binasakan.

bendera iran syiah
Kaum syi’ah telah melakukan pengkhianatan kepada Husain bin Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu ‘anhu. Husain bin Ali telah ditipu dan dikhianati oleh kaum syi’ah dan mereka membiarkannya seorang diri melawan musuh-musuhnya sampai beliau wafat. Ini merupakan salah satu pengkhianatan syi’ah terbesar yg mengakibatkan terbunuhnya cucu Nabi yang mulia, yaitu Husain bin Ali bin Abi Thalib di Karbala. Anehnya kaum syi’ah yang telah membohongi, menipu, dan mengkhianati Husain bin Ali Radhiyallahu ‘anhuma yang menjadi sebab kematian beliau, mereka melakukan ratapan jahiliyyah yang sangat panjang selama ratusan tahun lamanya meratapi dan menyesali kematian Husain!?

Kalimat Istirja' Syiah : "Sesungguhnya Kami Adalah Milik Husain & Kepadanya Kami Akan Kembali"

Bagi muslim sejati, kalimat istirja’ yang di ajarkan Allah dan Rasulnya adalah berbunyi “inna lillahi wa inna illahi raji’un”. Kalimat tersebut mempunyai arti “Sesungguhnya kita milik Allah dan hanya kepada-Nya kita kembali”. Maksudnya bahwa segala sesuatu yang ada di alam semesta ini adalah milik dan ciptaan Allah, maka kelak semuanya akan kembali kepada yang menciptakan dan yang memiliki yakni Allah swt.

Sejarah Istilah Ahlus Sunnah Wal Jama’ah: Meluruskan Pemahaman Habib Rizieq Shihab

Ahlus Sunnah wal Jama’ah adalah orang yang mempunyai sifat dan karakter mengikuti Sunnah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam dan menjauhi perkara-perkara yang baru dan bid’ah dalam agama.
Karena mereka adalah orang-orang yang ittiba’ (mengikuti) kepada Sunnah Rasulullah dan mengikuti Atsar (jejak Salaful Ummah), maka mereka juga disebut Ahlul Hadits, Ahlul Atsar dan Ahlul Ittiba’. Di samping itu, mereka juga dikatakan sebagai ath-Thaa-ifatul Manshuurah (golongan yang mendapatkan pertolongan Allah), al-Firqatun Naajiyah (golongan yang selamat), Ghurabaa’ (orang asing).1