Monday, April 20, 2015

Politik pecah belah Syiah ala Neomajusi (Surat terbuka mahasiswa LIPIA untuk Muslim Indonesia)

Bismillahirrahmanirrahim. Puji syukur kepada Dzat yang menciptakan kita dari setetes air yang hina,kepada Dzat yang mengutus Nabi-Nya untuk mengeluarkan manusia dari kesesatan.
Shalawat serta salam tercurahkan kepada khoirul anam,Nabiyyul-Mushthofa ‘Alaihi Shalawatu Wa Salam,yang mengeluarkan umat manusia dari zaman biadab menuju zaman yang beradab,yang menyatukan Umat diatas satu naungan yakni naungan tauhid LA ILAHA ILLALLAH.
Saudara-saudaraku klaum Muslimin yang ku cintai karena Allah. Akhir-akhir ini isu “Wahabi” semakin menggema di Indonesia, walaupun isu ini memang sudah lama beredar. Nampaknya isu “Wahabi” ini menjadikan fitnah yang begitu besar di tengah-tengah peradaban ummat manusia, fitnah yang di gembar gemborkan oleh kelompok yang menginginkan perpecahan di tubuh umat Islam.
Ya,kelompok kafir beserta kaum musyrikin telah memanfaatkan isu “Wahabi” ini untuk memecah belah persatuan umat Islam. Syi’ah Rafidhah yang akhir-akhir ini menjadi fihak yang paling getol mengadu domba umat Islam dengan isu andalan,”Wahabi”. rupanya trik-trik para penjajah dahulu di adobsi oleh keturunan majusi yang satu ini,yaitu trick divide et impera atau politik pecah belah, yang mereka jadikan salah satu sarana untuk menghancurkan Islam dan kaum Muslimin.
Mereka para penganut agama Syi’ah Rafidhah membisikkan isu “Wahabi” sebagai agen zionis kepada saudara muslimin dari kalangan Nahdhatul Ulma (NU),sehingga terciptalah kebencian dan permusuhan di hati saudara NU terhadap muslimin yang dianggap “Wahabi”. Sebagai buktinya header sebuah blog milik sekte sesat Syi’ah Rafidhah menulis seperti ini,
“Web Syiah imamiyah ushuliyah terlengkap di Indonesia – Malaysia dan Brunei.. web ini membantu NU, Jama’ah Tabligh (JT) dan rakyat Malaysia melawan salafi Wahabi demi persatuan Islam,demi toleransi dan saling sayang Sunni-Syiah… web ini memuat 5898 artikel pencerahan”.
Mereka sekan menjadi pihak yang membela NU dari komunitas Muslimin yang mereka klaim sebagai “Wahabi”. Namun realita yang terjadi di Jember dan Sampang Madura membantah semua klaim mereka. Merekalah sebenarnya yang ingin menghancurkan saudara Muslim dari kalangan NU. Terjadinya pembacokan terhadap Ustadz NU di Jawa Timur yang di lakukan oleh delapan orang Syi’ah akan senantiasa terukir dalam tinta sejarah. Namun Allah menolong umat ini dengan hadirnya salah seorang ‘Ulama Ahlul Bait dari kalangan NU yang tampil di tengah-tengah geliatnya Fitnah dan adu domba Syi’ah Rafidhah guna menyadarkan umat Islam di Nusantara dari bahaya dan kesesatan agama Syi’ah Rafidhah, yakni Al-Habib Ahmad Bin Zein Al-Kaf.
Contoh lain, artikel mengandung adu domba agar umat Islam di seluruh penjuru dunia membenci umat Islam Saudi Arabia yang bermazhabkan Hanabilah, Hanbali yakni pengikut Mazhab Imam Ahmad Bin Hanbal.
Bukan hanya itu,salah seorang missionaris Syi’ah Rafidhah asal Jakarta dengan akun facebooknya Abu Haidar Abi pernah mengadu domba agar umat Islam membenci saudara Muslim yang aktif di sebuah partai Islam. Pada beberapa status facebooknya amat terasa aroma tendensius yang cukup anarkis dan provokatif menjelek-jelekan sebuah partai Islam. Namun status tersebut nampaknya kini sudah di hapus karena terakhir saya cari sudah tidak ada.
Banyak sekali web-web mereka yang bertujuan mengadu domba antara umat Islam di Indonesia,khususnya menanamkan kebencian dan adu domba terhadap ummat Islam di kerajaan Saudi Arabia.
Membedah pola pikir picik dan licik manusia Syi’ah
Salah satu yang menjadi senjata Syi’ah Rafidhah dalam mengadu domba umat ini adalah mengkambing hitamkan kebijakan-kebijakan kerajaan Arab Saudi yang di anggap sebagai ‘kedzoliman’.
Wahai umat Islam, mari berfikir cerdas, apa yang dilakukan oleh Kerajaan Arab Saudi bukanlah sebagai cerminan Muslim Saudi itu sendiri. Para pemuda Syi’ah tidak jarang memposting foto-foto yang mengesankan sebuah kedekatan antara raja Saudi dengan para pemimpin-pemimpin kafir, mereka memposting gambar wanita Saudi yang bergaun dengan tulisan Syahadat, mereka memposting gambar gambar tersebut disertai dengan tulisan konyol mereka, di antaranya “beginilah ajaran Wahabi.”
Wahai manusia Syi’ah, berpikirlah cerdas dan cermat,apa yang di lakukan Raja Saudi bukan menunjukkan cerminan dari Muslim Saudi itu sendiri,janganlah anda gunakan hal sotoy dan konyol tersebut untuk menjelek-jelekan kaum Muslimin Arab Saudi.Tidak semua kebijakan-kebijakan pemerintah Arab Saudi yang kami sepakati, terkadang ada satuan-satuan dari kebijakan-kebijakan pemerintah Saudi yang menurut kami menyelisihi Fiqih Dakwah dan realita. Fakta menunjukkan bahwa tidak sedikit para ‘Ulama yang kalian tuduh “Wahabi” di jebloskan kepanjara oleh pemerintah Arab Saudi dengan alasan-alasan tertentu,di antaranya adalah Syaikh A’idh Al-Qarni, Syaikh DR.Al-‘Arifi, Syaikh Safar Al-Hawali, dan lain-lainnya. Jadi jika anda menampakkan fakta-fakta yang mengesankan “kedzaliman” pemerintah kerajaan Arab Saudi dan anda menuduh bahwa “seperti itulah ajaran wahabi”,maka itu adalah logika lumpur dan otak udang.
Jika kalian berkata bahwa adanya kerajaan Arab Saudi tak terlepas dari Wahabi maka apa yang di lakukan raja Saudi adalah cerminan Wahabi. Maka saya katakan, lalu bagaimana dengan negara Republik Syi’ah Iran yang berdirinya tak lepas dari pengaruh Agama Neo-Majusi Syi’ah Rafidhah.
Apakah perbuatan Mahmud Ahmadinejad dalam foto di atas bisa kalian terima?
Wahai umat Islam Indonesia
Bagi saudara Muslim Indonesia jangan antum bermusuhan dan janganlah antum menaruh rasa benci kepada Muslim Saudi atau Muslim Indonesia yang bermazhab Hanbali atau bermazhab apa saja selama ia masih dalam koridor Aswaja (Ahlus Sunnah Wal Jamaah).
Kepada saudara NU, di samping Ahmadiyah, LDII, liberal, dan sekuler, saat ini musuh kita adalah Syi’ah Rafidhah. Betapa banyak bukti bahwa Syi’ah ingin menghancurkan antum sekalian, Syi’ah Rafidhah akan membunuh dan membantai antum, telah terbukti sebagaimana yang terjadi di Madura, Jember, Sampang dll. Realita ini merupakan moment persatuan untuk menghadapi musuh bersama yakni sekte sesat Syi’ah Rafidhah Imamiyah Itsna ‘Asyariyah.
Kepada Saudara-saudaraku dari fihak Salafi, saudara antum dari NU agak sedikit enggan dengan antum, menurut mereka hal itu di karenakan cara dakwah yang kurang hikmah dan senantiasa frontal, hendaknya kita fahami karakter masyarakat, suatu kebenaran kalau di sajikan dengan cara yang benar maka rasanya akan lebih nikmat bagaikan madu. Saat ini tidak tepat untuk menyamakan NU dengan Syi’ah, karena NU sendiri sangat benci dengan Syi’ah, Syi’ah adalah musuh yang harus antum hadapi bersama.
Jangan sampai ada asumsi Sudara NU bahwa, “Saya lebih suka bergaul dengan Syi’ah walaupun mereka sesat dan kafir, karena mereka lebih sopan dengan kita, dari pada bergaul dengan kaum Salafi, mereka kurang sopan dan mudah menyalahkan orang”. Jangan sampai perkataan itu terucap. Wallahu A’lam.
Jagalah ukhwahmu wahai saudara-saudaraku, hadapi musuh bersama. Hati-hati politik divide et impera ala Syi’ah Neo-Majusi, kepada satu golongan mereka membisikkan isu “Wahabi” sebagai agen zionis, di sisi lain mereka membisikkan bahwa ada golongan Sunni yang mirip Syi’ah. Sehingga terciptalah kerenggangan antar Muslimin di Nusantara. Kalau antara satu golongan Sunni dan golongan Sunni lainnya terjadi konflik, maka dari kejauhan Syi’ah akan bergembira bertepuk tangan dan terus menghembuskan kesesatan mereka kepada masyarakat. Jadi,saat ini kesampingkan perselisihan furu’iyyah antara sesama Sunni, mari kita berkosentarasi menghadapai musuh bersama.
Demikian dari saya, semoga bermanfaat dan menjadi pencerah bagi orang yang mau mencari pencerahan.
Saudara kalian, Abdullah.

Mengapa mereka ( syi'ah dan antek-anteknya ) benci Saudi negeri Wahabi ?

Oleh Syaikh Muhammad Musa Al-Nasr, Hafizhahullahu ta’ala.
Banyak sekali orang yang dengki dan dendam dengan biladul haramain (negeri dua tanah suci) Kerajaan Arab Saudi. Mereka mencela dan menghujatnya dikarenakan pemerintah yang menjalankan negeri ini adalah suatu kaum yang mereka sebut dengan nama ”Wahhabi”.
Tentu saja mereka merasa dendam, dengki dan marah kepada Wahhabi, karena mereka tidak bisa tenang melaksanakan kesesatan dan kebid’ahannya apabila dakwah wahabiyah ini masih ada.
Untuk menciptakan tanfir (larinya manusia kepada kebenaran), mereka membuat istilah-istilah bid’ah, menyematkan istilah Wahhabi kepada siapa saja yang menyerukan tauhid murni, tidak hanya sampai di sana, mereka fitnah dan buat kedustaan atas negeri ini.
Di lain fihak, atas ulah sebagian oknum yang terdidik dengan jiwa terorisme dan khawarij, mereka mengaku-ngaku sebagai pengikut dakwah Syaikhul islam Muhammad bin ’Abdul Wahhab, namun mereka melakukan takfir, irhab, tafjir dan tadmir di negara-negara muslim atapun negeri kafir. Sehingga akhirnya biladul haramain pun dicap sebagai negerinya sarang teroris.
Syaikh Musa Nashr hafizhahullahu berkata :Allah telah menjadikan negeri Makkah dan Madinah sebagai tempat yang aman hingga hari kiamat, semenjak Allah memerintahkan kepada kekasih-Nya, nabi Ibrahim agar mengumumkan kepada manusia untuk menunaikan ibadah haji, mereka datang ke Baitul Haram (Ka’bah) dari segala penjuru negeri ; sebagaimana Allah berfirman.“Artinya : Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh, supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka”‌ [Al-Haj : 27]
Dan Allah berfirman sembari memberi nikmat kepada penduduk negeri Haramain.“Artinya : Dan apakah Kami tidak meneguhkan kedudukan mereka dalam daerah Haram (tanah suci) yang aman, yang didatangkan ke tempat itu buah-buahan dari segala macam (tumbuh-tumbuhan)”‌ [Al-Qashas : 57]
Demikianlah firman-Nya.“Artinya : Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan Pemilik rumah ini (Ka’bah). Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan”‌ [Al-Quraisy : 3-4]
Pelajaran dalam ayat itu diambil dari keumuman lafadh, (dan) bukan dari kekhususan sebab, walaupun sebagian ayat ini turun pada kaum musrikin Makkah, hanya saja ayat ini mencakup kepada penduduk Makkah hingga hari kiamat.
Demikianlah Allah berkehendak untuk rumah-Nya agar senantiasa menjadi tempat dengan kedamaian dan keamanan, agar orang yang berhaji, berumrah dan orang yang berkunjung datang ke negeri itu dengan tanpa merasa takut dan gelisan.
Akan tetapi (kaum Khawarij modern) para da’i dan penyeru peledakan tidak ingin suasana seperti itu terjadi, tetapi yang mereka inginkan adalah kegoncangan keamanan negeri Al-Haramain. Mereka melanggar ayat-ayat dan hadits-hadits yang memperingatkan akan larangan mengganggu kaum muslimin, menakut-nakuti dan membunuh mereka !
Maka bagaimanakah jika hal itu (yaitu mengganggu,menakut-nakuti dan membunuh kaum muslimin) terjadi di bumi yang paling suci dan paling mulia di muka bumi ini, yaitu negeri Makkah yang aman dan daerah sekitarnya ?!
Allah berfirman.“Artinya : Dan siapa yang bermaksud di dalamnya melakukan kejahatan secara zalim, niscaya akan Kami rasakan kepadanya sebahagian siksa yang pedih”‌ [Al-Haj : 25]
Sesungguhnya hanya sekedar berniat melakukan kejahatan di Makkah adalah sebuah kejahatan dan dosa yang besar, maka bagaimanakah dengan mereka yang menumpahkan darah yang haram di negeri Al-Haram ?Bagaimanakah halnya orang yang meletakkan dan menaruh senjata dan bahan peledak dalam tumpukan mushaf Al-Qur’an, dan menyangka bahwasanya hal ini adalah jihad dan pengorbanan ?
Sesungguhnya orang-orang yang dhalim itu, yang berusaha membuat kerusakan di negeri Al-Haramain (Saudi Arabia) dan negeri Islam lainnya, pada hakikatnya mereka itu adalah orang-orang yang berkhidmat (pada) musuh-musuh Islam dari kalangan Yahudi dan Nashara serta seluruh musuh-musuh Islam, karena musuh-musuh Islam itu bergembira dan menabuh genderang bahkan menari-nari ketika gangguan menimpa negeri Islam, khususnya negeri Islam, yang memelihara dan menjaga Makkah dan Madinah, negara yang menyebarkan aqidah Tauhid di negeri Arab dan selain negeri Arab.
Maka kenapa penyerangan yang keji ini dilakukan dari dalam dan dari luar, atas negeri Al-Haramain ? Karena Saudi Arabia adalah benteng terakhir bagi Islam, dan karena dinegeri itu pula ditegakkan syariat Allah diatas asas Kitabullah dan sunnah Rasul-Nya, dan karena di negeri itu disebarkan tauhid disegenap penjuru bumi.
Maka (negeri ini) harus diperangi serta dilemahkan, dan disibukkan dengan fitnah-fitnah !! (negeri itu) harus digoncangkan keamanannya, karena kegoncangan kepercayaan pada negeri itu dan menampakkannya dalam keadaan lemah dari menjaga tempat-tempat yang suci, benar-benar akan mencegah para jama’ah haji dan pengunjung serta orang yang berumrah untuk mendatanginya.
Maka lemahlah perekonomiannya, dan tersibukkan negeri Saudi Arabia dari kewajibannya yang suci yaitu melayani dua tempat suci (Makkah dan Madinah) melayani Islam dan kaum muslimin.
Kemudian mereka yang menuduh negeri itu dengan kedzaliman dan kedustaan, (bahwa negeri Saudi Arabia ) membina teroris, diri merekalah yang bergembira dengan perbuatan orang-orang bodoh pembunuh dari kalangan kaum Khawarij masa kini, maka lihatlah bagaimana mereka (orang kafir yang menuduh negeri Saudi Arabia membina teroris dan kaum Khawarij yang meledakkan Al-Haramain) bertemu dalam satu sasaran dan satu tujuan, walaupun tanpa sengaja ?!
Dan Maha benar Allah dimana Dia berfirman,
Artinya : Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah : “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)”‌.

Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu”‌ [Al-Baqarah : 120]

Musuh-musuh Islam di timur dan barat tidak meridhai kecuali umat ini meninggalkan agamanya sebagaimana terkelupasnya ular dari kulitnya, baik pemerintah ataupun rakyatnya, dan (mereka menginginkan) umat Islam menyerupai negeri barat baik itu akidahnya, peradabannya, kebudayaannya dan akhlaknya.
Dan hal ini (umat Islam meninggalkan agamanya) “dengan izin Allah- tidak akan terjadi selama pada kita terdapat Kitabullah dan Sunnah nabiNya, dan selama pada kita terdapat ulama rabbani yang menyuruh berbuat baik dan melarang dari kemungkaran, berjihad dengan lisan mereka, jari-jemari mereka dan keterangan mereka, mereka benamkan setiap fitnah Khawarij dan ahli bid’ah yang sesat, dan mereka memperingatkan dari persengkokolan musuh-musuh Islam, menasehati para penguasa kaum muslimin dengan cara yang baik dan cara yang paling lurus, dengan kelembutan dan hikmah, agar mereka dapat membantu para penguasa melawan syaitan dan mereka tidak membantu syaitan melawan penguasa kaum muslimin, mereka (para ulama itu) akan mendo’akanpenguasa kaum muslimin dengan kebaikan, dan tidak mendoakan penguasa dengan kejelekan dan kebinasaan.
Semoga Allah menjaga negeri Al-Haramain khususnya dan negeri-negeri Islam secara umum dari segala rencana-rencanajahat yang dilakukan oleh musuh-musuh kita yang nampak atau dari kalangan kaum muslimin yang bersembunyi dibelakang Islam mereka menyangkanya- dan Allah benci dan berlepas diri dari mereka dan amal perbuatan mereka, dan Allah-lah meliputi mereka semuanya tiada sesembahan yang berhak disembahmelainkan Dia dan tiada Rabb selain Dia.
[Majalah Adz-Dzakhiirah Al-Islamiyyah Edisi No. 08/Th. II/1424H, 21-22]

Kenapa Benci Wahhabi ?? Antara Tuduhan dan Fakta

Setiap kali ada yang bahas Syirik, bid'ah, maupun khurafat, maka bukan hal aneh jika akan muncul cemooh/dituding sebagai "Wahabi" !!

Karakternya satu diantara dua :

(1) Komentar dengan kalimat yang pendek dan tak jelas, yaitu : "Dasar Wahabi !!"
(2) Kalimat yang panjaaaang sekali, dan pasti hasil copy paste dari blog yang itu-itu saja.
Kebiasaan lainnya, tudingan dan cemoohan ini muncul jika terdapat nasehat semisal :
"Beribadahlah dan Memintalah hanya kepada Allah saja.."
"Beribadahlah sesuai tuntunan Rasulullah.."
"Janganlah menyelisihi Rasulullah.."
"Pahamilah agama seperti para Sahabat Nabi memahami Agama.."
Dan nasehat2 yang semisalnya..
Sebenarnya untuk hal ini sudah sering dibahas dan diluruskan oleh saudara2 kita, tapi agak gerah juga melihat fenomena ini, bukan karena kita tidak mau dicemooh dan dituding sbg wahabi, tapi karena mengingat kata "Al-Wahhab" adalah salah satu Asma Allah yaitu Maha Pemberi..
Bahkan yang bikin miris, kadangkala juga kita temui cemooh menyandingkan kata "Wahhab" dengan nama binatang setelahnya, subhanallah, Maha Suci Allah dari semua yang mereka katakan. Sungguh, ini berbahaya sekali.
Inilah beberapa diantara banyak hal mengapa mereka sangat BENCI, bahkan PHOBIA thd "Wahabi" :
- Mereka anggap Wahabi suka Mengkafirkan :
Kita semua tahu, mereka pun pasti juga tahu, bahwa ada kelompok/agama yang suka mengkafirkan, dan tidak tanggung2, hampir seluruh Sahabat dan Istri Nabi di kafirkan, dan kelompok itu ternyata bukan bernama Wahabi.
- Mereka anggap Wahabi haus darah dan suka menumpahkan darah kaum muslimin :
Kita semua tahu ada kelompok yang suka membunuh dan meng-halal-kan darah kaum muslimin, diantaranya yang sedang terjadi di Suriah, dan kelompok itupun bukan bernama Wahabi.
- Mereka anggap Wahabi suka berbohong :
Kita semua tahu ada kelompok yang suka berdusta, bahkan dianggap salah satu ibadah dengan "Taqiya/Dusta", dan kelompok itu pun juga bukan bernama Wahabi.
- Mereka anggap Wahabi meng-Halal-kan kawin kontrak :
Kita semua tahu ada kelompok yang beribadah dengan nikah Mut'ah/nikah kontrak untuk beberapa jam saja, dan kelompok itu bukan bernama Wahabi.
- Mereka anggap Wahabi adalah Agama Tahayul :
Kita semua juga tahu ada kelompok yang meyakini Imam ke 12 yg akan muncul di Akhir Zaman, lalu membongkar Kuburan Sahabat Abu Bakar, Umar bin Khattab (radhiyallahu 'anhum) dan Juga Istri Nabi Aisyah (radhiyallahu anha) untuk di hukum dan di adili, dan kelompok itu bukan bernama Wahabi.
- Mereka anggap Wahabi adalah Antek Amerika :
Kita semua tahu ada kelompok yang membantu pasukan Tar-Tar mengambil alih Iraq dimasa lampau, dan membantu pasukan Amerika menghancurkan Iraq dimasa kini, dan kelompok itu bukan bernama Wahabi.
- Mereka anggap Wahabi suka menolak Kitab Ulama :
Kita semua tahu ada kelompok yang menolak Shahih Bukhari & Muslim, Anti pati kepada Abu Hurairah, dan kelompok itu bukan bernama Wahabi.
- Mereka anggap Wahabi itu sebenarnya Dajjal dan menguasai seluruh Arab Saudi :
Yang kita tahu justru Allaah Ta'ala berjanji menjaga Mekkah dan Madinah dari Dajjal dengan penjagaan Malaikat. Dan kita semua tahu bahwa Dajjal dapat memasuki seluruh kawasan kecuali Mekkah dan Madinah !!
Maka, tidaklah masuk di akal yang sehat jika ada kelompok yang berhasil menipu memperdayai malaikat !!
""""""""""
Kenalkah anda dengan Dr. Zakir Naik ???? Yang ternyata beliau juga disebut sebagai wahabi karena beliau selalu mengatakan :
"Back to the Qur'an and Otentic Hadist"
Beliau juga disebut Wahabi karena tidak mengikuti salah satu mazhab saja, beliau mengikuti seluruh imam yang 4 yang sudah jelas shahih hadistnya.
Dr. Zakir Naik juga sempat dicela oleh beberapa orang Syiah hanya karena mengucapkan "Radhiyallah taa'la anhu" setelah menyebut nama sahabat Nabi yaitu Yazid.
Bagaimana dengan Syaikh Ahmed Deedat rahimahullah ???? Beliau adalah guru Zakir Naik, dengan begitu otomatis beliau Wahabi ???? Apalagi beliau sangat kesal dengan orang2 yang suka berebut mencium tangannya, bahkan beliau pernah memarahi ribuan orang dalam satu gedung pertemuan karena hal tersebut !!
Anda kenal juga dengan Yusuf Estes ?? Mantan pendeta yang memeluk Islam dan menjadi salah satu Da'i di Yayasan IRF Zakir Naik, beliau pernah ditanya :
"Bagaimana pendapat anda tentang Wahabi ??"

Beliau Menjawab :
"Hati-hati anda bermain dengan salah satu Nama Allaah, apalagi anda gunakan untuk mencemooh !!"
Apakah anda juga cukup familiar dengan suara Imam Masjidil Haram Syeikh Abdur-Rahman as-Sudais atau Syeikh Su'ud As-Shuraim ???? Mereka juga tidak lolos dari sebutan Wahabi, bahkan ada tokoh di Indonesia secara terang2an mengatakan seperti itu. Terlebih lagi saat Syeikh Abdur-Rahman as-Sudais mengimami shalat yang di hadiri oleh Jamaah Diskusi IRF dan Dr.Zakir Naik sendiri shalat tepat dibelakang beliau.
Tahukah anda, hampir semua Muallaf Eropa dan Amerika tidak mengikuti Mazhab khusus, mereka hanya berpedoman kepada Al-Quran dan Hadist Shahih dan mengikuti pemahaman para sahabat. Tahukah anda akan hal itu ???? Apakah semua Da'i yang mantan pendeta yang berada di garda depan berdakwah kepada non muslim juga Wahabi ???
Seorang tokoh anti Wahabi di negeri ini juga pernah berkata :
"Wahabi adalah yang berjenggot tebal dan celana cingkrang"
Lalu bagaimana dengan para Muallaf Eropa Amerika ??? Da'i-Da'i disana, semuanya berjenggot tebal !!!! Apakah sekarang kita akan "mencela" mereka sebagai wahabi ????
""""""""
FAKTA nya adalah :
==> Tidak ada satu orang atau kelompok pun yang pernah berkata :
"Kami adalah Wahabi, ikutilah kami, jika tidak kalian kafir"
Sama sekali tidak ada !!!! Silahkan cari jika ditemukan. Bahkan Syalikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah yang dianggap sebagai pelopor Wahabi justru tak pernah sekalipun menamakan dirinya atau dakwahnya dengan nama atau sebutan "Wahabi" !!
FAKTA nya adalah :
Sebaliknya sangat mudah kita temukan orang yang berkata :
"Abu Bakar, Umar telah keluar dari Islam, dan yang mengikuti mereka adalah kafir dan halal darahnya"
"""""""""""
Maksud dan inti tulisan ini adalah :
1. Agar kita semua berhati-hati menggunakan kalimat "Al-Wahhab" untuk mencela dan mencemooh, yang dimana kalimat itu adalah salah satu Asma Allah yaitu Maha Pemberi, agar kita tidak terjerumus kepada dosa besar !!
2. Agar kita dapat mencermati, dan menelusuri ulang, sebenarnya siapa yang selalu melontar isu Wahabi, dan apa sebenernya tujuan mereka itu. Serta agar kita terhindar dari Fitnah memfitnah sesama kaum Muslimin..
Kalimat "Wahabi" sama hal nya dengan Kalimat "Terorist" yang dilontarkan oleh sekelompok orang dan digunakan sebagai alat fitnah. Dan sayangnya banyak orang yang termakan begitu saja tanpa mau menelaah dan berfikir.
Lebih disayangkan lagi orang yang tidak tau apa-apa, tapi karena sering mendengar dari orang lain akhirnya menjadi takut dan benci (thd wahabi) tanpa sebab.
Inilah akibat "Wahabi Phobia" dan ikut-ikutan celetuk-celetuk : ­"Wahabi !!", "Hati-hati Wahabi", "si Fulan Wahabi", dlsb, padahal dia sendiri tidak tau persis kelompok mana yang telah menamakan dirinya sebagai Wahabi.
""""""""""
Dalam tulisan ini, kita mencoba menggunakan pendekatan pengamatan Sosial Media dalam membahas Wahabi, karena hanya untuk menekankan kehati-hatian agar tidak "mencela" orang lain dengan kalimat Wahabi.
Hanya pada Allaah kita memohon petunjuk.



KH. Hasyim Asyari dan Fenomena ‘NU Garis Lurus’ [2]

                                                                              
                                                  KH. Hasyim Asyari dan Fenomena ‘NU Garis Lurus’ [2]
Selasa, 21 April 2015 - 09:26 WIB
Seorang Muslim, jika hatinya ke Makkah maka akalnya ke Madinah, bukan ke Amerika, demikian Dr Hamid Fahmi Zarkasyi, mengistilahkan
Sambungan dari artikel PERTAMA
Oleh: Muhammad Saad
Kedua, karena misi para liberalis dan Syiah terancam, mereka rupanya tidak segan-segan melakukan berbagai macam fitnah terhadap pejuang ‘NU Garis Lurus’ ini guna menjagal aktivitas dakwahnya.
Dari tuduhan bahwa ‘NU Garis Lurus’ kemasukan kelompok Salafy, sebagaimana fitnahan dalam tulisan M. Alim yang dimuat dalam situs resmi NU www.nu.or.id  berjudul “Meluruskan “NU Garis Lurus”.
Dalam artikel yang ditulis dengan emosional dan tanpa referensi ini, penulis mengatakan dua hal;
Pertama, ‘NU Garis Lurus’ adalah mengesankan bahwa NU struktural adalah NU yang tidak lurus. Kedua, ‘NU Garis Lurus’ merupakan bentukan untuk menandingi aliran-aliran yang dianggap sesat semisal liberalisme dan Syiah yang ada di dalam tubuh NU struktural.
Sangatlah tidak benar keberadaan ‘NU Garis Lurus’ menganggap NU struktural tidak lurus. Jika yang dimaksud adalah NU yang dicita-citakan oleh KH Hasyim Asy’ari, yaitu NU yang tegas kepada aliran-aliran  sesat, sebagaimana hal itu tertorehkan ketegasan beliau dalam kitabRisalah Ahlusunnah wal-Jamaah, dimana di dalam kitab tersebut beliau mengkritik kelompok yang suka mengkafirkan, penganut Syiah imamiyah, penganut aliran kebatinan dan pengikut aliran tasawwuf menyimpang dengan konsep manunggaling kawulo gusti [Hasyim Asya’ri, “Risalah ahlusunnah wal Jamaah”, baca Maktabah al-Turats al-Islamy hal. 09), maka ‘NU Garis Lurus’ tidak akan ada keberadaanya.
Kenyataanya, tubuh NU saat ini mulai sakit terserang faham-faham menyesatkan yaitu liberalisme [baca: “As’ad: Indonesia Sedang Alami Liberalisasi”, http://www.nu.or.id/).
Bahkan kepemimpinan NU saat ini dipegang oleh oknum yang ternjangkit virus paham Syiah sekaligus liberal.
Hal inilah yang kemudian membangkitakan ulama-ulama NU yang masih murni akidahnya termasuk KH Lutfi Bashori agar bisa ‘mengobati’ NU dan memberasihkan dari faham-faham merusak Aswaja.
Istilah ‘NU Garis Lurus’ sendiri menurut Kiai Lutfi Bashori adalah untuk membedakan dengan NU yang terkena faham muhaddamah [rusak) dan yang masih murni.
Pengasuh Ribath al-Murtadha ini pernah menyatakan, “Sedangkan kata Garis Lurus adalah untuk membedakan dari warga NU –bahkan sebagian tokoh NU– yang sudah keluar dari ajaran akidah KH. Hasyim Asy’ari sebagai pendiri NU.” [Lutfi Bashori Alwi, “Panduan Aswaja Garis Lurus”, hal. 1-3).
Padahal KH. Hasyim Asy’ari menegaskan NU adalah organisasi yang berhalauan akidah Aswaja, dan menjadikan salah satu madzhab empat yang ada di aswaja [Madzhab Syafii) sebagai madzhabnya [Hasyim Asy’ari, Ziyadah ta’liqat, hal. 24). Sedangkan Aswaja menurut Syeikh Hasyim dengan mengutip pendapat Syeikh Syihab al-Khafaji adalah firqatu al-Najiyyahyang disebutkan dalam hadits. [ Dalam Risalah Ahlusuunnah wal-jamaah, hal. 23)
Keberadaan “NU Garis Lurus” bukanlah untuk menandingi faham-faham yang dianggap sesat yang menjadi benalu di tubuh NU. Justru keberadaan “NU Garis Lurus” sebagaimana penulis sebutkan tadi, ialah, untuk meneruskan misi KH Hasyim Asy’ari membersihakan faham-faham yang diyakini kesesatan-nya.
Faham-faham semisal SePILIS dan Syiah, dalam pandangan Islam bukan faham yang diduga kesesatannya sebagaimana yang ditulis oleh M. Alim.
Eksistensi Sekularisme, Liberalisme dan Pluralisme (SePILIS) benar-benar telah mendekonstruksi akidah dan syariah Islam serta mendegradasi akhlak kaum Muslimin.
Jika sekulerisme bertujuan menghilangkan peran agama dalam kehidupan masyarakat, pluralisme ingin menyamakan semua agama memiliki kebenaran, maka liberalisme adalah memayungi kedua paham tersebut.
Dr Hamid Fahmi Zarkasyi, peneliti INSISTS menyebut 5 tanda orang/golongan berpaham liberal;
“Mengatakan bahwa liberalisasi dalam dunia Islam ditandai dengan, pertama, gugatan terhadap Al-Qur’an. Kedua, pembelaan aliran sesat ketiga, mendahulukan akal manusia daripada Tuhan. Keempat, mendukung relativisme yang berujung pada pluralisme agama. Kelima, mempromosikan skeptisisme.” [Hamid Fahmi Zarkasy dalam Misykat, [sub judul “Evil of Liberalisme”, hal. 152).
Belum lagi Syiah dengan konsep imamahnya telah melahirkan konsep takfir kepada para sahabat mulya Rasulullah Shallallhu ‘Alaihi Wassallam.
Konsep imamah yang berujung pada takfir sahabat, berlanjut kepada pengkafiran kepada Aswaja atas pembelaannya kepada para Sahabat. Hal ini yang kemudian menimbulkan chaos antar kelompok di level bawah, bahkan sampai pembantaian.
Meminjam istilah  KH Lutfi Bashori Alwi, bahwa okmum NU yang geram dengan keberadaan “NU Garis Lurus”,   adalah  warga nahdhiyin yang terindikasi penyakit liberal tanpa sadar, karena fanatik buta.
Menurut murid dari Prof. Dr Sayyid Muhammad bin Alwi al-Maliki ini, mereka sebenarnya secara amaliah dalam beriabadah adalah sama dengan nahdhiyin lainnya. Namun mereka liberal dalam berwacana. Hal ini yang bermasalah.  Di mana akal dan hatinya berbeda dalam beraktifitas. Doktrin demikian lahir dari aliran filsafat dualisme. Orang yang demikian adalah orang yang liberal tanpa sadar.
Istilah Dr Adian Husaini, mereka adalah Golongan Bingung [Golbing) [Dr Adian Husaini, “Islam Ragu-ragu” versi Rektor UIN Yogya – Hidayatullah.com).
Padahal Islam adalah agama tauhid. Islam bukan saja doktrin, tapi Islam adalah worldview. Karena Islam ajaran tauhid, maka cara pandang [worldview) seorang Muslim adalah tauhidi. Hati, alam pikiran dan amaliyah seorang Muslim selalu integral.
Seorang Muslim, jika hatinya ke Makkah maka akalnya ke Madinah, bukan ke Amerika, demikian Dr Hamid Fahmi Zarkasyi, mengistilahkan. [Orasi  Ilmiah Dr. Hamid Fahmi Zarkasyi, “Sinergi Membangun Peradaban Islam” di http://kholilihasib.com). Wallahu a’alam Bishawwab.*
Penulis adalah warna NU, alumni PP Aqdaamul Ulama’ Pandaan-Pasuruan, Anggota Pejuang Aswaja Garis Lurus

ASWAJA Garis Lurus: Pemerintah Bisa Larang Aktivitas Syiah
Ahad, 15 Februari 2015 - 13:27 WIB
Pemerintah bisa melarang berkembangnya Syiah serta segera menutup segala aktifitas yang berafiliasi kepada ajaran Syiah
Pejuang Ahlus Sunnah (ASWAJA) Garis Lurus, yang juga Pengasuh Pondok Pesantren Ribath Al Murtadla Al Islami Singosari Malang, KH. Luthfi Bashori Alwi mengatakan peristiwa penyerangan gerombolan pembela Syiah terhadap jama’ah majelis Az-Zikra adalah bukti Syiah merupakan berbeda dengan Ahlus Sunnah.
“Islam Indonesia adalah Ahlus Sunnah wal Jama’ah sesuai peninggalan Wali Songo,” kata KH Luthfi kepada hidayatullah.com, Sabtu (14/02/2015).
Karena itu, menurutnya, karena Indonesia adalah Negara Ahlu Sunnah, lebih baik penganut Syiah bisa bergabung dengan Negara Syiah, di Iran.
“Di sanalah Syiah menjadi agama resmi bagi negara Iran,” tegas KH Luthfi yang juga Ketua Komisi Hukum dan Fatwa MUI Malang.
Demi keutuhan NKRI sebagai Bumi Ahlus Sunnah wal Jamaah yang berdaulat, maka kata KH Luthfi sudah seharusnya pemerintah baik pusat maupun provinsi lebih mendahulukan kepentingan ketentraman umat Islam mainstream.
“Langkah yang bisa dilakukan pemerintah antara lain dengan cara melarang berkembangnya Syiah di Indonesia serta segera menutup segala aktifitas yang berafiliasi kepada ajaran Syiah,” tutup murid Syeikh Muhammad Alawi al-Maliki, Makkah al-Mukarrama ini.*
Perbedaan Sunni – Syiah Cukup Banyak, Sampai Tataran Konsep Syariah
“Media-media mainstream tidak banyak yang mengerti Syiah. Kita baca jika ada berita konflik Sunni-Syiah, media mainstream tidak mencari sebab, tapi mereka manampilkan akibanya saja.”
Orang Sunni yang mengatakan Ahlus Sunnah sama dengan Syiah seharusnya melihat bagaimana Syiah itu menilai tentang Ahlus Sunnah. Kenyataannya, mereka membenci Ahlus Sunnah.
Demikian salah satu pernyataan  KH. Dr. Hamid Fahmy Zarkasyi pada acara bedah buku “Teologi dan Ajaran Syiah Menurut Referensi Induknya”, Jum’at kemarin (30/01/2015) di Hotel Elmi Surabaya.
“Dalam buku ini kita beberkan Syiah secara ilmiah apa adanya dari syari’ah sampai akidah,” tegas putra pendiri Pesantren Gontor tersebut.
Hamid menilai perbedaan Ahlus Sunnah dengan Syiah cukup banyak. Tidak hanya akidah yang telah jelas itu, tetapi sampai pada tataran konsep-konsep syariahnya berbeda.
“Syiah itu berbeda  dari beberapa sisi. Seperti tentang isu tahrif al-Qur’an, Sahabat Nabi Shallallhu ‘Alaihi Wassalam dan syariat. Mereka misalnya, mengkafirkan semua Sahabat kecuali tiga”, tambahnya.
Dalam keterangannya, Hamid mempertanyakan kampanye Syiah yang mengajak bersatu dengan Ahlus Sunnah.
“Kenapa Syiah sekarang mau menyama-nyamakan dengan Ahlus Sunnah. Sementara di sana (Iran – pen)  mereka justru membeda-bedakan. Jumlah Sinagog Yahudi lebih banyak dengan jumlah masjid Sunni,” kata direktur INSISTS itu.
Bagi Hamid, buku-buku induk Syiah perlu diungkap.
Katanya, semakin banyak ajaran Syiah yang diungkap, masyarakat mulai memahami bahwa teologi Syiah menyimpan kebencian terhadap pengikut Nabi Shallallhu ‘Alaihi Wassalam, yaitu Ahlus Sunnah.
Pernyataan Hamid itu ditegaskan oleh Idrus Ramli dari Aswaja Center PWNU Jawa Timur itu.
“Kita menyampaikan apa adanya tentang Syiah. Bahwa Syiah mengandung bid’ah. Dalam bid’ah Syiah itu ada yang dhalal (sesat) dan ada yang sampai pada kekufuran,” ujar pakarnya.
“Jika kita baca kitab-kitab Syiah, akan ditemukan mengaku sendiri bahwa Tuhan Syiah tidak sama dengan Tuhan yang disembah orang Sunni. Itu seperti dikatakan sendiri oleh Ni’matullah al-Jazairi,” ujar kiai alumni pesantren Sidogiri Pasuruan ini.
Idrus Ramli dalam kesempatan ini banyak menerangkan tentang Ahlul Bait yang sering dijadikan Syiah sarana kampanye.
“Yang membela dan mencintai Ahlul Bait adalah Ahlus Sunnah bukan Syiah. Ahlus Sunnah memasukkan istri nabi sebagai Ahlul Bait, sedangkan Syiah meyakini istri nabi bukan Ahlul Bait. Syiah ini merusak Ahlul Bait,” tambahnya.
Idrus menilai Syiah tidak layak mengaku pengikut Ahlul Bait apalagi pecintanya. Sebab, Syiah sebenarnya tidak punya sanad ke Ahlul Bait.
“Justru sebaliknya, semua imam madzhab dalam Ahlus Sunnah pernah berguru kepada Ahlul Bait. Seperti imam Hanafi, Maliki, Syafi’i belajar ke ulama dari Ahlul Bait Sunni” tegas kiai asal Jember.
Sementara pemateri ketiga disampaikan oleh Henri Shalahuddin, MA. Henri yang juga editor bukut tersebut berpendapat bahwa ajaran Syiah itu banyak yang aneh-aneh dan tidak rasional.
“Memang, kalau baca fatwa-fatwa dan kitab mereka, banyak sekali yang aneh”, ujarnya.
Dalam keterangannya ia menampilkan gambar-gambar dan scan kitab dalam slide yang atraktif.
Dalam bedah buku ini juga dihadiri oleh Dr. Adian Husaini dan Herry Mohammad, redaktur senior Majalah Gatra.
Menanggapi keterangan Henry, menurut Adian, meski banyak ajaran yang aneh tapi yang lebih aneh di Indonesia banyak yang suka keanehan.
Logika mereka juga terlalu rendah untuk didebat.
“Jangan terlalu melayani mereka. Kita perlu bentengi Sunni”, tegas Adian
Karena itu saran Adian, kita tidak hanya sampai membeberkan keanehan-keanehan itu saja namun sudah saatnya harus menyadarkan Syiah.
“Sekarang kita perlu bentuk dai-dai muda yang bisa menyadarkan Syiah. Kita ajari mahasiswa misalnya untuk bisa mensunnikan kembali Syiah,” ujarnya.
Herry Mohammad dalam kesempatan ini mengapresiasi buku yang diterbitkan (Institute for Study of Islamic Thought and Civilization) INSISTS itu.
“Ini satu-satunya buku di Indonesia tentang Syiah yang disajikan secara ensiklopedis dengan bahasa ilmiah,” kata wartawan senior ini.
Kata dia, kita mencari tema-tema pokok Syiah apa saja bisa didapatkan di buku ini.
Secara khusus, buku ini kata Herry diharapkan bisa menjadi rujukan utama memahami Syiah. Terutama untuk para insan media.
“Media-media mainstream tidak banyak yang mengerti Syiah. Kita baca jika ada berita konflik Sunni-Syiah, media mainstream tidak mencari sebab, tapi mereka manampilkan akibanya saja.”
Padahal, baginya, media harus tahu penyebab utama terjadinya gesekan Syiah tersebut.
Bedah buku ini diselenggarakan oleh Institut Pemikiran dan Peradaban Islam (InPAS) Surabaya bekerja sama dengan INSISTS dan MIUMI Jawa Timur.
Buku Teologi dan Ajaran Syiah Menurut Referensi Induknya merupakan kumpulan artikel ilmiah yang ditulis oleh delapan belas penulis. Mengupas seluk-beluk ajaran Syiah dengan merujuk kepada referensi induk mereka.*
baca juga :