Thursday, January 29, 2015

syiah iran-bahrain dan yaman akan membasmi ahlussunnah hijaz dalam 10 tahun !!!

Ayo Ahlus Sunnah zuhudkan nyawa anda ( jika masih punya ghirah) untuk menghadang Syi'ah laknatullah !!!
Seorang tokoh Syiah rafidhah terkenal yang bernama Ali al-Kurani menyatakan kegembiraannya dengan kematian raja Abdullah –semoga Allah merahmati dan mengampunyinya- lalu Ali al-Kurani memprofokasi syiah Bahrain untuk perang bergabung dengan yaman menghabisi Saudi dalam 10 tahun ini. Dia berkata: “Saya ucapkan selamat kepada kaum mukminin (Syiah) di bahrain, untuk semua bangsa Bahrain, bahwa jalan kemenangan kalian sudah dekat. Binasanya raja Abdullah di Hijaz akan diikuti dalam waktu dekat insyaallah oleh kemenangan manusia di Bahrain. Oleh karena itu kalian wajib berhamburan untuk menghadapi pasukan Arab Saudi yang menjajah kalian di Bahrain. Kalian harus menjadikan kehidupan mereka di Bahrain seperti neraka jahim. Ketika kalian menang jangan melakukan seperti apa yang mereka lakukan yaitu kalian seret raja dan pangerannya lalu kalian penggal kepalanya. Tidak, tidak. Cukup sekaplah raja dalam ruang kecil dengan dua hilamr (keledai), dan perdana mentrinya dalam ruangan kecil dengan dua ekor monyet. Saya yakin bahwa Teluk akan terbuka dan kewajiban penduduk teluk bersiap-siap menyambut kedatangan pasukan Yaman. yaman pasti datang. Akan datang suatu hari kamu lihat para pemimpin teluk akan membooking kamar-kamar hotel ritaz kecil di sha’dah yaman. ini sunnatullah. sunnatullah bahwa wahhabiyyah akan runtuh dan tidak akan kembali lagi. 10 tahun lagi tidak aka nada lagi wahabi di hijaz.”
Silakan saksikan videonya!

Syiah Begitu Bernafsu Ingin Menyerang dan Menguasai Mekah dan Madinah

NAFSU SYI’AH MEREBUT AL-HARAMAIN (MAKKAH MADINAH)
Setelah menyadari peran penting Syi’ah Majusi dalam meruntuhkan semua Khilafah Islamiyah, maka kita tidak heran; jika sekarang mereka berusaha merebut al-Haramain (dua tanah haram). Misi jahat ini bukan rahasia lagi, baik politikus maupun ayatusSyi’ah sudah dengan gamblang mengucapkannya.
Lihat ancaman mereka di sini: 

MENGAPA HARAMAIN MENJADI TARGET?

Tanah Haramain (Makkah-Madinah) sangat istimewa dan strategis. Nilai spiritual kedua tempat suci ini menembus hati setiap muslim sejati.
Makkah adalah Qiblat kaum muslimin seluruh dunia. Setiap tahun jutaan kaum muslimin berbondong-bondong datang ke Makkah demi melaksanakan ibadah haji atau Umrah. Dan Madinah adalah kota Nabi , sekaligus tempat dimakamkannya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Selain itu, nilai politis kedua tanah suci ini sangat tinggi. Siapa saja diberi taufik untuk memakmurkan al-Haramain, maka mereka bisa mempengaruhi opini dan ideologi muslim dunia.
Al-Maqdisi, dalam kitabnya al-Ghaibah, h. 282 menulis: ” Sesungguhnya al-Qa’im (Imam Mahdi Syi’ah) akan menghancurkan Ka’bah dan Masjid Nabawi, dan mengembalikannya ke asalanya”.
Al-Majlisi, dalam Bihar al-Anwar, 52/386 menulis: “Tahukah kalian, apa perbuatan yang pertama kali dilakukan oleh al-Mahdi?” Yang pertama kali dia lakukan adalah mengeluarkan jasad kedua orang ini ( Abu Bakar dan Umar), kemudian membakar keduanya dan menerbangkan debunya di udara. Lalu menghancurkan Masjid (Nabawi)”.
Inilah sebabnya, mengapa Iran dan Syi’ahnya sangat bernafsu merebut Makkah dan Madinah dari Alu Saud.
Ancaman Syi’ah ingin menguasai dua Kota Suci bukanlah isapan jempol semata. Mereka sudah memulainya 20 tahun yang lalu. Tentu saat ini, persiapan mereka sudah lebih matang. Apalagi, Syi’ah sudah berhasil mengepung Saudi dari berbagai penjuru, Tentaranya sudah tersebar di Irak, Kuwait, Bahrain, Yaman, Qathif (Saudi), dan Madinah.
Jika serangan besar-besaran Syi’ah terhadap Saudi sudah terjadi, terlepas berhasil atau tidaknya, maka saudara dapat bayangkan besarnya kerusakan dan banyaknya korban yang akan jatuh.

Mungkin, kita juga perlu bertanya, apa jadinya Makkah dan Madinah, di bawah kekuasaan Syi’ah nantinya?

Photo: Illustrasi jika Syi’ah menguasai Makkah al-Mukarramah.(Desainer foto ini adalah seorang aktifis Syi’ah)
sumber:  

Ancaman Perang Sudah Berada di Depan Ka'bah

Bagaimana sikap Raja Salman bin Abdul Aziz melihat ancaman yang sudah berada di depan Ka’bah? Adakah ancaman Ini di sadari atau menunggu sampai ancaman itu benar-benar terjadi?
Selama ini, ketika Arab Saudi dibawah Raja  Abdullah hanya sibuk dengan ancaman ‘teroris’ yang terus menerus di cekokan ke kepala Raja Abdullah oleh Barat.
Sehingga, Raja Abdullah menghabiskan seluruh kekayaan yang  dimiliki oleh Kerajaan Arab Saudi, digunakan untuk mendukung Amerika Serikat, Eropa dan Zionis, memerangi “teroris”.
Dampaknya, bukan hanya kehancuran Muslim di berbagai negara Arab, tapi Kerajaan Arab Saudi, sekarang menghadapi ancaman yang benar-benar di depan mata.
Betapa Arab Saudi di bawah Raja Abdullah, seluruh kekuatannya digunakan membantu Amerika, memerangi Muslim yang sejatinya ingin membebaskan negeri-negeri Muslim yang sekarang ini terjajah oleh kekuatan konspirasi Zionis dan Salibis, menggunakan tangan ‘proxy’ Amerika Serikat dan Eropa.
Pernahkah di sadari para pemimpin Arab Saudi, sesudah Lebanon jatuh ke tangan Syi’ah, dan sekarang membentuk  kelompok ‘Hezbullah’? Sekarang Hezbullah menjadi kekuatan penentu politik di Lebanon. Menggilas kelompok Sunni.
Hezbullah mengirim milisinya ke Suriah, mempertahankan rezim Syi’ah yang dipimpin Bashar al-Assad. Kekacauan di Suriah sudah menewaskan 350.000 Muslim, dan separuh penduduknya menjadi pengungsi. Di mana tanggung jawab Kerajaan Arab Saudi yang memposisikan dirinya sebagai ‘pemimpin’ dunia Sunni?
Tidak bisa dipandang remeh dengan jatuhnya Yaman ke tangan Syiah Houthie, dan sekarang telah berhasil menguasai Sanaa,  dan bahkan mendepak Presiden dan Perdana Menteri Yaman. Syiah Houthi didukung senjata  dan dana oleh Iran, tanpa batas. Ini sewaktu-waktu bisa berubah menjadi sebuah ‘monster’ bagi Arab Saudi.
Jika Syiah Houthi sudah mapan kekuasaannya, dan menguasai kekuassaan dan perangkat negara, seperti angkatan bersenjata, kepolisian, intelijen, dan kementerian dalam negeri, dan sarana-sarana penting, seperti bandara, pelabuahan, dan sarana-sarana lainnya, maka secara de facto hanya tinggal waktu atau momentum menyerang Arab Saudi.
Selama ini Arab Saudi hanya sibuk memberikan dukungan kepada Amerika Serikat memerangi al-Qaidah di Semenanjung Arabia (Yaman), yang sejatinya bukanlah menjadi ancaman faktual bagi pemerintah Arab Saudi. Karena mereka memiliki prinsip yang sama, yaitu tegaknya sistem dan nilai Islam, yang bersumber pada aqidah para salaf.
Jika Yaman jatuh ke tangan Syiah, ini berarti secara geopolitik, Semenanjung Arabia, perlahan-lahan akan menuju kehidupan baru, dibawah kejayaan rezim Syi’ah yang sekarang membentang dari Lebanon, terus ke Suriah, Irak, Iran,  Bahrain, dan bahkan sekarang Yaman. Ibaratnya, negeri-negeri Arab seperti kartu ‘domino’ yang satu-satu ke tangan Syi’ah.
Raja Salman bin Abdul Aziz yang baru menggantikan Raja Abdullah yang meninggal, ketika usai melantik kabinet nya yang baru, menegaskan kepada seluruh rakyatnya dan para menterinya agar menjaga ‘agama’ (al-Islam).
Ini sebuah penegasan kepada seluruh rakyat Arab dan Jazirah Arab. Jika berbicara ‘agama’ tidak dapat dipisahkan dengan Islam.
Raja Salman bin Abdul Aziz harus menyadari bahwa Amerika, Eropa, dan Zionis telah melakukan kolaborasi dengan Syi’ah Iran, dan bertujuan ingin menghancurkan golongan Sunni yang dinilai menjadi ancaman yang bersifat laten.
Arab Saudi bukan hanya menjadi pusat peradaban Islam, tapi Arab Saudi menjadi ancaman bagi peradaban Barat. 
Ajaran yang dilahirkan ulama terkemuka Arab Saudi, Abdullah bin Abdul Wahab, yang kemudian dikenal dengan sebutan ‘Wahabi’, yang hakekatnya pemurnian nilai-nilai tauhid itu, dipandang sebagai ancaman bagi perabadan Barat.
Tak aneh sekarang ini, kafir musyrik (Yahudi,  Nasrani, dan Syiah) berkolaborasi ingin menghancurkan Sunni. Inilah hakekat perang yang sesungguhnya.
Hanya semasa Raja Abdullah,  faktanya Amerika, Eropa, Zionis, dan Iran berhasil  melakukan manipulasi, dan berhasil membujuk penguasa  Arab Saudi masuk dalam koalisi global, yang sesungguhnya bertujuan menghancurkan Arab Saudi, karena negara 'petro dollar' itu menjadi ‘bastion’ (benteng terakhir) peradaban Islam dan ahlus sunnah. Wallahu’alam.