Friday, May 8, 2015

Risalah Amman dan Pendeta Bersurban yang Bertaqiyah

Orang-orang syiah suka mengobral “Amman Message” dalam rangka mengajak orang lain untuk membenarkan ajaran imamiyah 12. Sedangkan fatwa MUI jelas, menyebutkan bahwa:
“Syi’ah memandang bahwa menegakkan kepemimpinan/pemerintahan (imamah) adalah termasuk RUKUN agama”
Padahal prinsip-prinsip ajaran Islam yang disebut dalam Amman Message tidak ada yang namanya “Imamah”. Oleh karena itu tidak perlu heran jika ulama ahlussunnah menandatanganinya. Yang aneh itu kalau orang yang diberi gelar “Ayatullah” ikut-ikutan tandatangan.
Mari kita lihat contoh ulama ahlussunnah dan syiah yang ikut tandatangan di dalam Amman Message, untuk melihat apakah bisa Amman Message ini digunakan untuk membenarkan paham Imamiyah Itsna Asyariyah :
Pertama,
Ulama sunnah yang ikut tandatangan :
361. Dr. Ali Ahmad Salus

http://ammanmessage.com/index.php?option=com_content&task=view&id=17&Itemid=31
Tapi bagaimana pandangan Dr. Ali Ahmad Al-Salus sendiri ?
Ini kutipan dari tulisannya Dr. Ali Ahmad Salus :
“Dimana telah disebutkan pada suatu mu’tamar tentang pendekatan antar madzhab di Teheran, sedang abdul Husen (penulis al-Muraja’at dan fusul al Muhimmah fi ta’lifi al ummah) memandang dirinya dengan karyanya itu sebagai pionir kearah pendekatan antar madzhab, namun di dalam pengertiannya yang khusus, yaitu mengajak kepada persatuan ummat secara keseluruhan di bawah naungan bendera ABDULLAH BIN SABA dan dijadikan sebagai pengikut aliran RAFIDHAH yang mereka tolak. Juga berlepas diri dari dua sahabat Rasul, Abu Bakar dan Umar, dan mengkafirkan keduanya.”
(Ensiklopedi Sunnah-Syiah Jilid 1 hal.100 pustaka al kautsar, Dr Ali Ahmad As Salus/ terjemahan dari ma’a al-itsna asyariyah fil ushul wal furu’)
ref online hanya ketemu yg bhs arab :
http://islamport.com/w/aqd/Web/5289/321.htm
 
وقد جاء هذا في أحد مؤتمرات التقريب في طهران ، وعبدالحسين في كتابيه المراجعات والفصول المهمة في تأليف الأمة يعتبر فعلاً من دعاة التقريب ولكن بمفهوم خاص !! فهو يدعو إلى تأليف الأمة كلها وجمعها تحت راية عبد الله بن سبأ ، وجعلها جميعها من الرافضة التي رفضت تبرئة الشيخيين خير البشر بعد رسول الله صلى الله عليه وسلم واجتمعت على تكفيرهما وتكفير من بايعهما
 !!
Itu contoh ulama sunnah yang ikut tandatangan amman message. Dengan pandangan spt itu, apakah beliau membenarkan syiah imamiyah 12 ? silahkan mengenal lbh dekat beliau disini :
http://www.alisalous.com/pageother.php?catsmktba=54

Lihat judul karya2nya, beliau ini paham syiah apa tidak ^_^
Kedua,
Ulama syi’ah yang ikut tandatangan :
162. Grand Ayatollah Al-Sayyid Fadil Lankarani

http://ammanmessage.com/index.php?option=com_content&task=view&id=17&Itemid=31
Kita dapati di situs resminya sayyid Fadhil Lankarani dihttp://lankarani.org/
di bagian yg bhs English, ada navigasi Q&A (question and answer)
langsung saja :
Q1: Is it permissible to perform prayers behind a Sunni Muslim at any time, or is it permissible only when there is the necessity to show the solidarity of Muslims before the representatives of other faiths?
A1: It is only permissible to pray behind a Sunni Muslim, to show the solidarity of Muslims on when a person is under Taqiyah (dissimulation).
http://lankarani.org/eng/faq/p.php#sunni%20prayer%20leader
See ?
UNTUK SHOLAT SAJA BISA TAQIYAH, APALAH ARTI HANYA TANDATANGAN ???
Kesimpulan saya setelah memberikan contoh ulama sunnah dan syi’ah yang ikut tandatangan risalah amman, dan memperhatikan isi risalah amman itu sendiri :
1. Ulama sunnah menandatangani risalah amman dengan dasar kebenaran.
2. Ulama syi’ah menandatangani risalah amman dengan dasar taqiyah.
Sebagaimana pandangan Dr. Ali Ahmad al-Salus, “taqrib” yang digembar-gemborkan kaum syiah rafidhah tidak lain hanyalah “mengajak kepada persatuan ummat secara keseluruhan di bawah naungan bendera ABDULLAH BIN SABA dan mengumpulkan seluruh ummat sebagai pengikut aliran RAFIDHAH

Oleh: Aditya Riko di wajahsyiah.wordpress.com

Syi’ah ( Rafidhah ) : Mengapa kalian tidak mau jika ahlul bait menjadi rujukan yang hak dalam masalah agama?

Oleh : Mamduh Farhan al-Buhairi

Syubhat: Sebenarnya firqah najiyah (golongan yang selamat) itu adalah kelompok orang yang berpegang dengan apa yang ada pada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan ahlu baitnya, akan tetapi kalian memalsukan sejarah dan mengubah sunnah yang shahih, kalian menjadikan hadits itu berbunyi, “Apa yang ada pada Rasulullah dan para sahabatnya”. Tidakkah kalian malu atas kedustaan dan pemalsuan serta mempermainkan agama ini. Harusnya kalian tinggalkan kitab-kitab kalian yang sesat serta ulama kalian yang bodoh, dan mengikuti kitab-kitab syi’ah serta ulama mereka, akan tetapi Allah akan senantiasa memenangkan ahlu bait Nabi Nya Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.
Bantahan: Baiklah, sekarang Anda menuduh ulama ahlussunnah wal jama’ah memalsukan sejarah dan mengubah-ubah sunnah yang shahih. Tetapi Anda harus siap dengan kejutan yang tidak pernah Anda perkirakan sebelumnya. Saya akan menetapkan sebuah dalil bahwa kalianlah yang memalsukan sejarah, kalianlah yang melakukan perubahan terhadap sunnah yang shahih dengan permainan kalian terhadap hadits yang Anda sebutkan dalam pertanyaan Anda.
Kaum muslimin, simaklah bersama saya, kehinaan syi’ah serta dosa besar terhadap agama Allah ini. Al-Qummi yang dikenal dengan ash-Shaduq menyebutkan dalam bukunya Ma’ani al-Akhbar, hal. 323, hadits Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ini dengan redaksi:
هو ما نحن عليه اليوم أنا وأصحابي
“Yaitu apa yang ada pada kami hari ini; aku dan para sahabatku.”
Kemudian al-Majlisi menyebutkan dalam bukunya Bihar al-Anwaar [28/4] hadits yang sama dengan redaksi berbeda, yakni:
ما نحن عليه اليوم أنا وأهل بيتي
“Apa yang ada pada kami hari ini; aku dan para ahli baitku.”
Sekarang perhatikan bersama saya kebobrokan dan kehinaan besar ini dari dua sisi:
1. Periwayat hadits pertama adalah Ibn Babawaih al-Qummi (w 381 H), sedangkan perawi hadits kedua adalah al-Majlisi yang meninggal dunia pada tanggal 27 Ramadhan 1111 H.
2. Memperhatikan sanad hadits, kita dapati bahwa al-Qummi menyebutkan sanad berikut; Muhammad bin Ahmad at-Tamimi, dari Muhammad bin Idris as-Syami, dari Ishaq bin Israel, dari Abdurrahman bin Muhammad al-Muharibi, dari al-Afriqi, dari Abdullah bin Yazid, dari Abdullah bin Umar, dari Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Musibah dan bencananya sekarang adalah bahwa al-Majlisi menyebutkan sanad yang sama yang digunakan oleh al-Qummi dalam periwayatan hadits, akan tetapi ia memalsukan matan hadits.
Yakni, setelah 730 tahun, al-Majlisi mentahrif (mengubah) riwayat yang sama. Ia mengganti kata “sahabatku” dengan menempatkan kata “ahli baitku”. Riwayat yang sama, sanad yang sama, pembahasan yang sama, akan tetapi akhirnya ditahrif oleh al-Majlisi, karena sesuai dengan hawa nafsunya. Selamat untuk kalian atas ulama kalian yang pemalsu itu!
Lihatlah kaum muslimin, bagaimana firqah najiyah oleh orang syi’ah disulap menjadi pemahaman lain dan kelompok lain. Ini berarti agama syi’ah berganti dan berkembang sesuai kemaslahatan (kepentingan, hawa nafsu). Oleh karena itu kita tidak merasa aneh jika sebagian ulama syi’ah yang menetap di London sekarang seperti Yasir al-Habib dan lainnya, menetapkan dan menjadikan kelompok yang selamat itu dimulai dari tahun 2012 yaitu “kelompok yang berada di atas apa yang dipegangi oleh Rasulullah dan partai buruh Britania”. Ini demi untuk mendapatkan kewarganegaraan atau untuk memperbaharui izin tinggalnya. Tentu, semua hal mungkin saja dalam agama syiah selama di sana ada yang mengaku menemui al-Mahdi dalamsirdab (ruang/lorong/gua bawah tanah), sehingga ucapannya menjadi sabda yang tidak terbantahkan, sebab ia berasal dari imam mereka, al-Mahdi al-maz’um (yang diaku-aku).
Saya harap, Anda wahai penanya, jika Anda mengetahui seseorang berhubungan dengan sirdab tersebut dan berkomunikasi dengan penghuninya (imam yang bersembunyi di dalamnya) itu agar menyampaikan salam kami, dan mintalah darinya untuk menunjuk seseorang atau sekelompok orang agar berdialog bersama kami, dengan dialog yang ilmiah.
Sekarang, saya kira tidak perlu lagi saya memberitahukan kepada Anda siapa yang memalsukan dan mengubah-ubah sejarah serta sunnah yang shahih, khususnya hadits yang Anda sebutkan. Saya mohon agar Allah memberikan hidayah kepada Anda.*
Syubhat: Mengapa kalian tidak mau jika ahlul bait menjadi rujukan yang hak dalam masalah agama? Padahal mereka adalah keturunan Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, dan keturunan beliau itu suci dan lebih baik daripada keturunan para sahabat yang kalian yakini mereka itu ma’shum, dan kalian ikuti sebagai ganti dari mengikuti ahlul bait?
Bantahan: Masalah yang sesungguhnya adalah kalian hingga saat ini tidak mengetahui bahwa sumber agama itu al-Qur`an dan Sunnah yang shahih, bukan sahabat atau ahlul bait. Bukan kami yang tidak menginginkan ahlul bait menjadi rujukan agama, akan tetapi Allah dan Rasul Nya yang tidak menginginkan hal itu. Allah tidak menjadikan ahlul bait sebagai rujukan ketika terjadi perselisihan, sebaliknya memerintahkan untuk rujuk kepada Allah dan Rasul-Nya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الأمْرِ مِنْكُمْ فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلا (٥٩)
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. kemudian jika kamu berlainan Pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.”
(QS. An-Nisa`: 59)

Coba perhatikan, mana penyebutan ahlul bait? Mengapa Allah tidak memerintahkan kita untuk kembali kepada mereka, baik ketika terjadi perselisihan maupun lainnya?
Kemudian kalian harus memahami dua perkara dalam masalah ini. Ketika Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berwasiat untuk berpegang dengan apa yang ada pada diri Nabi dan para sahabat beliau, itu tidak berarti berpegang dengan apa yang ada pada keturunan beliau. Sedangkan kalian, berpegang teguh dengan apa yang ada pada ahlul bait (keturunan Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam) hingga sekarang ini, padahal kalau kita renungkan, di antara mereka sekarang ini ada ahlul bait yang mengikuti kebenaran (ahlus sunnah wal jama’ah), ada pula ahlul bait yang sosialis, ada ahlul bait yang liberalis, ada yang mulhid (atheis), dan ada pula yang meminta pertolongan kepada kuburan, dan banyak lagi lainnya. Apabila yang wajib atas kaum muslimin adalah mengikuti ahlul bait, maka bagaimana kita akan mengikuti ahlul bait dari golongan pengikut paham sosialis, liberal atau lainnya dari sekte dan agama yang menyimpang?

Apa yang menjadikan kebenaran itu bersama kelompok kalian, hanya karena alasan di dalamnya terdapat ahlul bait, dan mengapa tidak kalian jadikan kebenaran itu bersama kelompok Isma’iliyah serta para imam dan pengikut mereka, karena mereka juga dari ahlul bait?
Apa yang menjadikan kebenaran bersama kelompok kalian, karena di dalamnya terdapat ahlul bait, dan tidak kalian jadikan bersama kelompok Zaidiyah serta imam-imam mereka, padahal pengikut mereka juga ahlul bait?
Bahkan mengapa kebenaran itu tidak bersama ratu kerajaan Britania, Elizabeth di mana salah seorang ulama hauzah Syi’iyah di Iran, yaitu Ali al-Kurani, mengumumkan dengan suara dan gambar bahwa Ratu Elizabet termasuk ahlul bait, karena berasal dari keturunan Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, berdasarkan klaimnya yang dusta, wal iyadzu billah.
Ketika kalian menuntut kami untuk mengambil agama dari ahlul bait, maka bagaimana kami akan mengambil agama kami dari ratu Elizabet, khususnya saat ia sibuk mempersiapkan pernikahan cucunya Pangeran William, di gereja Katolik, London?
Apakah engkau lihat bagaimana hal ini akan menyeret kaum muslimin kepada pemahaman yang salah terhadap makna ahlul bait, kepada musibah besar?
Karena itu kami ajak Anda untuk mengikuti al-Qur`an dan Sunnah yang shahih, yang secara pasti para sahabat Radhiallahu ‘Anhu -termasuk di dalamnya sahabat dari kalangan ahlul bait- adalah pengikut dan peneladan keduanya (al-Qur`an dan Sunnah).
Begitu juga engkau harus tahu bahwa kami tidak berlebihan dalam hak sahabat, kami tidak mengagungkan keturunan mereka sebagaimana kalian mengagungkan ahlul bait, dan menganggap suci keturunan mereka. Sebaliknya kami melihat dua ucapan dari banyak ucapan para sahabat, dan mengambil apa yang sesuai dengan kebenaran dari dua pendapat itu tanpa fanatisme terhadap satu sahabat atas lainnya. Yang haq adalah kitabullah dan sunnah Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.
Tidak berarti jawaban saya bahwa kami ahlus sunnah wal jama’ah tidak menghargai ahlul bait dan tidak mencintai mereka, sebaliknya kami mencintai karena Allah setiap orang yang berasal dari keturunan Fathimah Radhiallahu ‘Anha, dan ia dalam kebenaran. Begitu pula kami membenci karena Allah, semua yang berasal dari keturunannya yang berada di atas kebatilan.*

Syubhat: sebutkan batasan kepada kami siapa itu ahlul bait, karena tampaknya ahlus sunnah terlalu memperlebar pengertian ahlul bait sehingga  memasukkan orang yang tidak berhak masuk kepada keluarga Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam?
Bantahan: ahlus sunnah walhamdulillah tidak menghalangi siapa yang berhak untuk masuk kepada ahlul bait, berbeda dengan selain kami dari pemilik akidah sesat yang membatasi ahlul bait hanya pada Ali, Fathimah, al-Hasan dan al-Husain Radhiallahu ‘Anhu. Semestinya ahlul bait itu, selain nama-nama yang telah disebutkan, adalah para istri Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berdasarkan pernyataan dari al-Kitab (al-Qur`an), bahkan mereka lebih utama daripada lainnya. Sebagaimana termasuk dalam keumuman ahlul bait adalah semua orang yang diharamkan sedekah atas mereka, yaitu keluarga Ja’far, keluarga ‘Aqil, keluarga Ali, dan keluarga al-Abbas. Semua mereka itu adalah ahlu bait Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, dan yang paling dekat dengan beliau adalah pamannya, Al-Abbas, begitu pula dengan anak-anak al-Abbas, anak-anak ‘Aqil bin Abi Talib, anak-anak Ja’far, anak-anak Abu Sufyan bin Harits bin Abdulmutthalib, anak-anak Abu Lahab yang masuk Islam, begitu pula dengan seluruh Bani Hasyim, mereka semua adalah kelurga dan ahlu bait beliau, mereka haram makan sedekah. Jadi, ahlul bait itu bukan hanya Ali, al-Hasan dan al-Husein saja seperti yang diklaim oleh Syi’ah. Mereka mengkhususkan ahlul bait itu hanya dengan Ali, dua putranya, dan istrinya Fathimah. Mereka mengingkari anak-anak Ali yang lain yang berjumlah 10 orang, di antaranya adalah Muhammad bin Ali, Abu Bakar bin Ali, Umar bin Ali, Utsman bin Ali dan lainnya.*

Syubhat: Apa yang menunjukkan batilnya madzhab ahlussunnah wal jama’ah adalah apa yang ada dalam kitab-kitab kalian sendiri, bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Aku tinggalkan untuk kalian, selama kalian berpegang kepadanya, niscaya kalian tidak akan sesat, yaitu kitabullah dan keluargaku” dalam satu riwayat, “Aku tinggalkan untuk kalian dua pusaka, pertama kitabullah, di dalamnya terdapat petunjuk dan cahaya, ambillah kitabullah dan berpegang teguhlah kepadanya. Beliau menganjurkan dan memotifasi kepadanya. Kemudian mengatakan, “dan ahlu baitku, aku ingatkan kalian kepada Allah dalam hal ahlu baitku.” Ini adalah perintah dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam untuk berpegang kepada al-Qur`an dan ahlul bait. Hadits ini serta lainnya menjadi bukti benarnya madzhab Syi’ah dan salahnya ahlussunnah! Aku harap agar Anda tidak mengingkari keshahihan dua hadits ini.
Bantahan: Saya persembahkan syubhat ini kepada Majelis Ulama Indonesia, yang menurut pemahaman Syi’ah, MUI berada di atas madzhab yang batil.
Sehubungan dengan pertanyaan Anda, maka saya berkata, “Dua hadits ini serta lainnya adalah shahih menurut ahlussunnah. Akan tetapi karena akal kalian telah rusak dan melenceng, maka hal itu menjadikan kalian memahami hadits-hadits ini secara salah, yang sejalan dengan akal kalian yang sakit dan akidah kalian yang sesat. Justru dua hadits ini secara khusus adalah dalil dan bukti besar atas batilnya agama kalian. Saya berani menantang siapapun dari kalian untuk masuk dalam dialog atau debat bersama saya seputar dua hadits itu secara khusus.

Wahai saudara muslim dan muslimah, secara etika saya berkewajiban untuk menjelaskan batilnya agama Syi’ah dari sela-sela dua hadits ini. Berikut ini adalah rincian singkat atas benarnya ucapan saya:
1. Dalam teks hadits pertama,
(تركت فيكم ما إن تمسكتم به لن تضلوا كتاب الله وعترتي)
“Aku tinggalkan untuk kalian sesuatu, selama kalian berpegang kepadanya, maka kalian tidak akan tersesat; kitabullah dan keluargaku.”
Perhatikan sabda Nabi “berpegang kepadanya” dalam dua riwayat, pasti Anda akan mendapati kata ganti yang digunakan adalah tunggal (به). Itu berarti bahwa berpegang teguh kembali kepada al-Qur`an saja, sementara Syi’ah menjadikan kata ganti bentuk mutsanna (dua, نهما), sehingga mereka memaknai hadits tidak semestinya. Mereka menjadikan berpegang teguh yang disebutkan dalam hadits meliputi ahlul bait secara dusta. Jika tidak, seandainya Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bermaksud agar umat berpegang teguh kepada ahlul bait sebagaimana berpegang teguh kepada al-Qur`an, tentu beliau akan menggunakan kalimat “berpegang teguh” yang meliputi al-Qur`an dan ahlul bait beliau, ternyata itu tidak terjadi!
Sesungguhnya petunjuk “berpegang teguh” dengan al-Qur`an yang disebutkan dalam teks hadits, tidak ada yang mengamalkannya selain Ahlussunnah, karena kitabullah menurut Syi’ah gugur tidak dianggap, sebagaimana dinyatakan dengan jelas dalam kitab-kitab induk mereka. Utamanya adalah kitab al-Kafi karya al-Kulaini. Ia meriwayatkan hadits dari Abu Abdillah bahwa al-Qur`an yang dibawa oleh Jibril kepada Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berjumlah 17 ribu ayat. Sudah dimaklumi bahwa jumlah ayat al-Qur`an adalah 6.236 ayat, yakni –menurut syi’ah- hampir sepertiga dari al-Qur`an yang gugur  (hilang) dan tidak ada di tangan kita. Sedangkan yang tersisa yang ada di tangan kita tidak selamat dari “tuduhan” pemalsuan dan permainan tangan jahil. Mereka telah menetapkan dalam ratusan riwayat dari imam-imam mereka tentang tahrif (pengubahan) yang terjadi pada banyak ayat al-Qur`an. Cukuplah kita sebutkan di antaranya yaitu tidak berpegang teguhnya Syi’ah dengan al-Qur`an, bahwa:
Menurut Al-Qur`an, ia itu terjaga berdasarkan janji Allah dalam firman-Nya, “Sesungguhnya Kami yang menurunkan al-Qur`an dan sungguh Kami yang akan menjaganya”. Namun, Syi’ah menetapkan bahwa hal itu tidak benar.
·  Al-Qur`an menyebutkan keridhaan Allah atas sahabat sementara Syi’ah mengkafirkan dan melaknat mereka.
·   Al-Qur`an mengkhususkan ilmu gaib hanya untuk Allah, semetara Syi’ah menjadikan para imam tahu perkara gaib.
·  Al-Qur`an menyatakan bahwa ummul mukminin Aisyah Radhiallahu ‘Anha itu bersih dari tuduhan, sementara Syi’ah menuduhnya berzina dan melaknatnya dan memusuhinya secara membabi buta, semoga Allah melindungi kita darinya.
· Dan pelanggaran-pelanggaran lain yang banyak, yang menetapkan dan menegaskan bahwa Syiah tidak berpegangan dengan al-Qur`an. Ini menunjukkan bahwa mereka berada di atas agama lain, agama yang batil dan menyimpang.
2. Pada teks hadits kedua yang disebutkan dalam Syubhat, Allah membedakan antara Tamassuk (berpegang teguh) dengan al-Qur`an dengan tadzkir yang ada dalam hadits:
أذكركم الله في أهل بيتي
“Aku peringatkan kalian kepada Allah tentang ahli baitku”. Jadi, berdasarkan manthuq (sisi eksplisit) dari lafazh hadits yang Anda jadikan sebagai hujjah, kalimat “berpegang teguh” dengan al-Qur`an, dan kalimat “aku peringatkan kalian” tentang “ahli baitku”. Perbedaan di antara keduanya sangat besar dan jelas. Makna kalimat “aku peringatkan kalian kepada Allah tentang ahli baitku” yakni, jangan menjadikan mereka sebagai sasaran (sasaran kezhaliman, termasuk sasaran kambing hitam), sementara Syi’ah telah menjadikan ahli bait sebagai wasilah untuk makan harga manusia secara batil. Para pemimpin dan ulama mereka memerintahkan para pengikut untuk membayar 1/5 (khumus) dari harta mereka atas nama ahlul bait. Tidak cukup sampai di sini, bahkan mereka menjadikan seluruh sarana ancaman dan tekanan dengan tidak diterimanya amalan dari orang yang tidak mau membayarkan 1/5 harta mereka.
Sebagaimana kalian menjadikan ahlul bait sebagai sasaran dalam kedustaan atas nama mereka, bahwa mereka membolehkan perzinaan yang kalian namakan dengan Mut’ah, serta lain dari pada itu berupa penipuan berkedok ahlul bait.
Singkatnya, kalian telah menjadikan ahlul bait sebagai tujuan untuk merealisasikan kepentingan dan syahwat saithani kalian. Ketika datang kalimat “Aku peringatkan kalian” tentang “ahlul bait” itu menunjukkan bahwa yang kita diperintahkan untuk berpegang teguh kepadanya dan menjadikan orang yang berpegang teguh dengannya tidak akan tersesat adalah kitabullah, bukan ahlul bait.
Sesungguhnya pemahaman yang benar terhadap dua hadits yang disebutkan serta lainnya, yang khusus berkenaan dengan ahlul bait adalah wasiat Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam kepada umat beliau untuk berbuat baik kepada ahlul bait, sebagaimana kami jelaskan sebelumnya, mereka itu adalah keluarga Ali, Aqil, JA’far, al-Abbas, dan lainnya. Karena itu kita dapati para khalifah Rasulullah memperhatikan ahlul bait dalam hal nafkah lebih dari pada yang lainnya. Ini sesungguhnya menunjukkan kuatnya ahlus sunnah dalam memegangi al-Qur`an dan baiknya mereka dalam memperlakukan ahlul bait tanpa ada sikap ghuluw. Sebaliknya kita dapati Rafidhah (Syi’ah) menyelisihi al-Qur`an, dan menjadikan ahlul bait sebagai kedok untuk mengeruk keuntungan duniawi saithani.
Barangkali sekarang Anda mengetahui secara benar terhadap makna dua hadits dan lainnya, daripada memahaminya ala (model) Majusi Persia yang telah ditanamkan dalam benak kalian. Selanjutnya melalui jawaban ini, mudah-mudahan bisa menuntun Anda –jika memang berakal- untuk memahami siapakah mereka yang berada di atas agama batil. Saya berharap, daripada para ulama kalian mempermainkan akal dengan dalil-dalil seperti ini, semoga Anda bisa meyakinkan mereka untuk berani berdialog bersama kami sebagaimana yang sudah kami umumkan ketentuannya.
Saya memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala agar melimpahkan hidayah kepada agama-Nya yang Dia ridhai untuk hamba-Nya kepada Anda. [*]


Kaum Syi’ah ( Lucu ) Tidak Senang Dengan Julukan Rafidhah !

Oleh : Mamduh Farhan al-Buhairi 

Syubhat: Kami kaum Syi’ah adalah para Anshar Alu Muhammad (penolong keluarga Muhammad), bukan Rafidhah sebagaimana yang kalian sebutkan atas kami secara dusta. Mengapa kalian mengulang-ulang penamaan (Rafidhah) yang tidak memiliki sumber ini?! Yang benar adalah bahwa penamaan kami Syi’ah adalah Syi’atu Alil Bait (pendukung ahlul bait). Riwayat-riwayat ahlul bait telah mendustakan adanya penamaan Rafidhah, atau mendustaan pengkhususan istilah itu untuk kami!

Bantahan: Perhatikanlah wahai kaum muslimin, bagaimana mereka (orang-orang syiah) dalam pertanyaan yang lalu berhujjah bahwa as-Syafi’i adalah orang Syi’ah karena dalam bait Syi’irnya dia menyebutkan kalimat Rafidhi ( http://qiblati.com/jawaban-syubhat-syiah-7/ )
Sebelum saya membantah Anda atas syubhat dan pertanyaan Anda, saya akan menjelaskan kepada para pembaca perbedaan antara Syi’ah dan Rafidhah.
Saya katakan, Syi’ah itu lebih dulu dan lebih umum dari Rafidhah, sehingga masuk lah ke dalam istilah Syi’ah ini: Rafidhah, Zaidiyah, Isma’iliyyah, dan seluruh sekte Syi’ah. Adapun Rafidhah, maka mereka adalah Syi’ah Imamiah, atau Itsna’asyariyah, atau Ja’fariyah. Dan ketiga penamaan ini untuk perkara satu, yaitu agama yang sekarang disebarkan oleh orang syi’ah di Indonesia dan di beberapa negara lainnya. Bukanlah satu hal yang aneh agama itu menyebar, karena Nasraniah menyebar, dan Ahmadiah pun menyebar, juga sekte-sekte sesat yang lain menyebar. Maka setiap bibit setan akan menemukan pangsa pasarnya sebagaimana khomer memiliki orang yang menginginkannya, demikian juga perjudian, riba dan seterusnya.
Pada masa sekarang, jika disebutkan secara mutlak penamaan Rafidhah, maka yang dimaksud adalah Syi’ah Itsna ‘Asyariah, atau Imamiah, atau Ja’fariyah secara sepakat. Maka jadilah setiap orang Rafidhi adalah orang Syi’ah, dan tidak setiap orang Syi’ah adalah harus menjadi Rafidhiy. Maka Zaidiyah misalnya, dia itu syi’ah tapi bukan Rafidhah karena keberadaan mereka yang tidak mencaci maki para sahabat, akan tetapi mereka hanyalah lebih mengutakaman  ‘Ali Radhiallahu ‘Anhu atas Abu Bakar dan Umar Radhiallahu ‘Anhum. Dan sekte Zaidiyah ini mengkafirkan Itsna ’asyariyah, demikian pula Itsna ’asyariyah mengkafirkan Zaidiyah. Demikianlah kondisi setiap sekte syi’ah, mereka saling mengkafirkan sebagian mereka terhadap sebagian yang lain. Perlu diketahui bahwa sekte Zaidiyah bersama Ahlussunnah menggunakan istilah Rafidhah untuk menyebut Syi’ah Imamiyah (12 imam).
Adapun Syi’ah, maka mereka adalah sekumpulan manusia yang dulunya bersama dengan Ali Radhiallahu ‘Anhu. Dan perselisihan mereka bersama dengan Mu’awiyah Radhiallahu ‘Anhu adalah masalah politik murni. Tidak ada pada seorang pun dari mereka penyimpangan aqidah dan fiqih. Tidak ada juga di tengah mereka orang yang menyentuh kehormatan Abu Bakar dan Umar atau kedudukan keduanya yang lebih utama dari seluruh manusia.
Sebagian jama’ah Ali Radhiallahu ‘Anhu berpandangan bahwa perselisihan jama’ah Mu’awiyah Radhiallahu ‘Anhu bersama mereka adalah perselisihan politik. Yang dimaksud dari mereka adalah perselisihan atas hukum, sementara Mu’awiyah berdasarkan pendapat mereka, maka dia menjadi pembangkang. Akan tetapi mereka mengakui bahwa saat urusan itu kembali kepadanya, dan persengketaan telah hilang, jadilah dia sebagai seorang khalifah yang adil, pemilik pasukan dan futuhat (penaklukan-penaklukan) yang itu berada dalam lembaran-lembaran kebaikannya.
Maka tasyayyu’ dengan makna ini teleh dikenal dalam kitab-kitab ahlussunnah, dan tidak dianggap sebagai satu ketercelaan.
Perlu diketahui bahwa pensifatan Syi’ah adalah penyifatan ahlussunnah wal jama’ah bagi kelompok Ali Radhiallahu ‘Anhu. Demikian pula dulu mereka mengatakan kelompok Mu’awiyah sebagai Syi’ah Mu’awiyah. Adapun pensifatan yang benar bagi Syi’ah Itsna ’Asyariah, yang ditinggalkan oleh manusia hari ini adalah Rafidhah.
Rafidhah yang dikenal pada hari ini dengan Syi’ah, telah menambahkan kepada bid’ah-bid’ah mereka dengan bid’ah-bid’ah kufur, seperti ucapan kema’shuman para imam, dan pengutamaan mereka atas para Nabi dan Rasul; penuduhan zina terhadap Ummul Mukminin ‘Aisyah s, pengkafiran dan pemfasikan para sahabat secara umum, pendapat raj’ah dan bada`. Keyakinan perubahan al-Qur`an, dan keyakinan-keyakinan kufur lain. Maka, telah terjadi Ijma’ akan kekafiran orang yang mengatakan dengan keyakinan-keyakinan mereka ini, bahkan sebagian ulama telah mengkafirkan orang yang tidak mau mengkafirkkan mereka ini.
Orang yang mendirikan sekte syi’ah Imamiyah adalah seorang Yahudi bernama ‘Abdullah bin Saba’ yang dikenal dengan nama ibnu Sauda`, karena ibunya adalah seorang budak wanita hitam, dan diapun adalah seorang yang berwana hitam. Dia adalah seorang Yahudi dari penduduk Shan’a` Yaman. Dia adalah orang yang ahli dalam menjelma (menyamar) menjadi orang-orang yang berbeda, serta membuat komplotan secara rahasia.
Dirinya dikelilingi oleh misteri dan rahasia hingga orang-orang yang sezamannya. Hampir-hampir nama dan negerinya tidak dikenal, karena dia tidaklah masuk ke dalam agama Islam kecuali untuk membuat tipu daya, membuat konspirasi, serta fitnah di antara barisan kaum muslimin. Para ahli sejarah telah sepakat bahwa dia adalah orang yang pertama kali menyerukan fanatik dan ghuluw dengan syi’ah, serta melaknat Abu Bakar dan Umar, serta ucapan raj’ah, bahkan ketuhanan Ali bin Abi Thalib.
Para tokoh besar Syi’ah, dan ahli sejarah mereka telah mengakui hal ini. Inilah dia al-Kasysyi, pemilik kitab terpenting dalam mengetahui para perawi menurut agama Syi’ah; dia berkata, dalam kitabnya ar-Rijal, ‘Sebagian ahlul ilmu telah menyebutkan bahwa ‘Abdullah bin Saba`, dulunya adalah orang Yahudi, kemudian dia masuk Islam, lalu loyal terhadap Ali [ع]. Dulu dia berkata, sementara dia masih Yahudi tentang Yusya` bin Nun bahwa Musa telah memberikan wasiat untuk ghuluw. Maka dia berkata dalam keIslamannya setelah wafat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tentang ‘Ali seperti itu juga. Dialah orang yang pertama kali menetapkan ucapan kewajiban imamah ‘Ali; menampakkan bara` dari musuh-musuhnya, para penentangnya serta dia mengkafirkan mereka. Dari sinilah orang-orang yang menyelisihi Syi’ah berkata bahwa Tasyayyu’ dan Rafdh diambil dari agama Yahudi.’ (Rijalul Kasysyi, hal. 101, cet. Muassasah al-A’lamiy, Karbala`, Iraq)
Al-Mamaqoni, Imam al-Jarh wat-Ta’dil menurut syi’ah menukil seperti ucapan al-Kasysyi. (Tanqihul Maqal, al-Mamaqoni (II/184), cet. Teheran)
Al-Qummi dalam kitabnya (al-Maqalat wal Firaq, hal. 10-21) mengakui keberadaan ‘Abdullah bin Saba`, dan dia menggolongkannya termasuk orang pertama yang menyatakan kewajiban keimamahan Ali, dan raj’ahnya. Serta menampakkan celaan atas Abu Bakar, Umar, ‘Utsman, dan seluruh sahabat Radhiallahu ‘Anhu.
An-Nubakhtiy, salah satu ulama besar Syi’ah berkata dalam kitabnya Firaqus Syi’ah, ‘Abdullah bin Saba’, dulunya termasuk orang yang menampakkan celaan atas Abu Bakar, Umar, Utsman, dan para sahabat, dan dia berlepas diri dari mereka, seraya berkata, ‘Sesungguhnya ‘Ali [ع] telah memerintahkannya dengan yang demikian. Maka ‘Ali pun menangkapnya, kemudian menanyainya tentang ucapannya ini, maka dia mengakuinya, lalu ‘Ali memerintahkan untuk membunuhnya. Kemudian manusia pun berteriak kepadanya, ‘Wahai amirul mukminin, apakah Anda akan membunuh seorang laki-laki yang menyeru untuk mencintai Anda, ahlul bait, serta kepada kewaliyan Anda, dan berlepas diri dari musuh-musuh Anda?
Maka [Ali] mengasingkannya ke Madain [ibu kota Persia kala itu]. Sekelompok ahli ilmu dari sahabat ‘Ali [ع] mengisahkan bahwa sesungguhnya ‘Abdullah bin Saba` dulunya adalah seorang Yahudi kemudian masuk Islam, lalu loyal kepada ‘Ali [ع].
Dari sanalah orang-orang yang menyelisihi Syi’ah berkata bahwa asal dari Rafidhah diambil dari agama Yahudi. Dan tatkala sampai kepada ‘Abdullah bin Saba` berita kematian ‘Ali di Madain, dia berkata kepada orang yang menyampaikan berita kematiannya, ‘Engkau dusta, seandainya engkau mendatangkan kepada kami otaknya dalam tujuh puluh bokor, lalu kau kuatkan atas terbunuhnya Ali dengan persaksian tujuh puluh orang adil, maka pastilah kami tahu bahwa dia tidak mati, dan tidak terbunuh, dan dia tidak akan mati hingga menguasai dunia.’ (hal. 43, 44, cet. Matba’ah al-Haidariyah, Najaf, tahun 1379 H/1959 M)
Pemilik kitab Raudhatus Shafa (II/292, cet. Iran) menyebutkan dalam bahasa Persia, ‘Sesungguhnya ‘Abdullah bin Saba` menuju Mesir saat dia mengetahui bahwa penentangnya [Utsman bin ‘Affan] banyak terdapat di sana. Maka dia menampakkan dirinya dengan ilmu dan ketakwaan hingga manusia terfitnah (terperdaya, terkecoh) olehnya. Setelah kekokohannya di tengah-tengah mereka, maka mulailah dia menyebarkan doktrin dan prilakunya. Diantaranya adalah, bahwa setiap nabi memiliki wali dan pengganti, dan wali pengganti Rasulullah tidak lain kecuali ‘Ali yang berhias dengan ilmu, fatwa, kedermawanan, keberanian, dan disifati dengan amanah, dan ketakwaan. Dia berkata, ‘Sesungguhnya umat ini telah berbuat zhalim kepada ‘Ali, lalu merampas haknya, yaitu hak khilafah dan wilayah. Dan sekarang semuanya haru saling menolong dan membantunya, melepaskan ketaatan terhadap Utsman dan pembaiatannya. Lalu banyak dari orang-orang Mesir yang terpengaruh dengan ucapan dan pendapatnya, lalu mereka pun keluar untuk membunuh khalifah Utsman.”
Ini adalah pengakuan-pengakuan para ulama Syi’ah terdahulu, yaitu bahwa pendiri syi’ah adalah orang Yahudi, Abdullah bin Saba`. Sekarang kita datang kepada penolakan mereka akan penamaan Rafidhah atas mereka agar menjadi jelas bagi Anda bahwa mereka tidak mempunyai agama yang jelas, dan bahwa mereka itu ‘seperti hewan ternak, bahkan lebih sesat lagi’. Saya akan menetapkan bahwa para imam mereka telah memberkahi penamaan Rafidhah bagi mereka, dan hal itu telah disebutkan di dalam kitab-kitab Induk Syi’ah.
Ikutilah bersama saya dengan tenang dan penuh perhatian agar kita bisa sampai bersama-sama kepada satu hakikat yang hilang dari banyak orang yang mengikuti para pengikut Majusi tersebut. Syaikh mereka, al-Majlisi -salah seorang rujukan dalam ilmu hadits- telah meriwayatkan di dalam kitabnya, al-Bihar, empat hadits dari hadits-hadits mereka tentang pujian penamaan Rafidhah. Al-Majlisiy menyebutkannya dalam bab yang dia beri nama, ‘Bab Fadhlur Rafidhah wa Madh al-Tasmiyah Biha (Bab Keutamaan Rafidhah, dan pujian penamaan dengannya).’
Perhatikanlah, dia mengungkapkan bahwa sekedar memberi nama Rafidhah saja itu adalah sebuah pujian. Di antara contoh yang telah dia sebutkan dalam bab ini adalah:
عَنْ أَبِيْ بَصِيْرٍ قَالَ: قُلْتُ لِأَبِيْ جَعْفَرَ – عَلَيْهِ السَّلاَمُ -: جُعِلْتُ فِدَاكَ، اسْمٌ سُمِّيْنَا بِهِ اسْتَحَلَّتْ بِهِ الْوُلاَةُ دِمَاءَنَا وَأَمْوَالَنَا وَعَذَابَنَا، قاَلَ: وَمَا هُوَ؟ قُلْتُ: الرَّافِضَةُ، فَقَالَ جَعْفَرُ: إِنَّ سَبْعِيْنَ رَجُلاً مِنْ عَسْكَرِ مُوْسَى – عَلَيْهِمُ السَّلاَمُ – فَلَمْ يَكُنْ فِيْ قَوْمِ مُوْسَى أَشَدَّ اِجْتِهَاداً وَأَشَدَّ حُبّاً لِهَارُوْنَ مِنْهُمْ، فَسَمَّاهُمْ قَوْمُ مُوْسَى الرَّافِضَةَ، فَأَوْحَى اللهُ إِلىَ مُوْسَى أَنْ أَثْبَتَ لَهُمْ هَذَا الْاِسْمَ فِيْ التَّوْرَاةِ فَإِنِّيْ نَحَلْتُهُمْ، وَذَلِكَ اِسْمٌ قَدْ نَحَلَكُمُوْهُ اللهُ
Dari Abu Bashir, dia berkata, ‘Kukatakan kepada Abu Ja’far ‘alaihissalam, Semoga aku dijadikan sebagai penebus Anda, satu nama yang kami diberi nama dengannya, dan dengannya para penguasa telah menghalalkan darah-darah kami, harta-harta kami, dan penyiksaan kami. Dia berkata, ‘Apa itu?’ Aku menjawab, ‘Rafidhah.’ Maka berkatalah Ja’far, ‘Sesungguhnya tujuh puluh orang laki-laki dari pasukan Musa ‘alaihissalam, tidak ada dalam kaum Musa yang paling keras ijtihadnya, dan paling besar kecintaannya kepada Harun dari mereka, lalu kaum Musa menyebut mereka  dengan nama Rafidhah. Maka Allah mewahyukan kepada Musa untuk menetapkan penamaan ini untuk mereka di dalam Taurat. Maka sesungguhnya aku mengakui mereka, dan itu adalah nama yang Allah telah mengakuinya untuk kalian.’
Al-Majlisiy meriwayatkan dari Ibnu Yazid, dari Shafwan, dari Zaid as-Syiham, dari Abul Jarud, dia berkata:
أَصَمَّ اللهُ أُذُنَيْهِ كَمَا أَعْمَى عَيْنَيْهِ إِنْ لَمْ يَكُنْ سَمِعَ أَبَا جَعْفَرَ (ع) وَرَجُلٌ يَقُوْلُ : إِنَّ فُلاَنًا سَمَّانَا بِاسْمٍ، قَالَ : وَمَا ذَاكَ الْاِسْمُ؟ قَالَ: سَمَّانَا الرَّافِضَةَ، فَقَالَ أَبُوْ جَعْفَرَ (ع) بِيَدِهِ إِلىَ صَدْرِهِ: وَأَنَا مِنَ الرَّافِضَةِ وَهُوَ مِنِّيْ قَالَهَا ثَلاَثًا
“Mudah-mudahan Allah menjadikan tuli kedua telinganya, sebagaimana dia menjadikan buta kedua matanya jika dia tidak mendengar Abu Ja’far [ع] dan seorang laki-laki berkata, ‘Sesungguhnya Fulan telah memberi nama kami dengan satu nama.’ Dia berkata, ‘Apakah nama itu?’ dia menjawab, ‘Dia memberi kami nama Rafidhah.’ Maka Abu Ja’far [ع] berkata dengan mengisyaratkan tangannya ke dadanya, ‘Dan aku adalah bagian dari Rafidhah, dan dia adalah bagian dariku.’ Dia mengucapkannya tiga kali. (Biharul Anwar (CXV/97))
Perhatikanlah sekarang, kami menukil dari kitab-kitab syi’ah yang mereka banggakan penamaan mereka dengan nama Rafidhah. Sementara Syi’ah pada hari ini menolak penamaan ini. Maka Syi’ah terdahulu tidak mengingkari penamaan ini secara mutlak. Al-Kulainiy (Ulama terbesar Syi’ah) telah meriwayatkan dalam kitabnya, al-Kafi bahwa Allahlah yang telah memberi nama mereka Rafidhah (VIII/28).
Di tempat lain dia berkata, ‘Telah diriwayatkan bahwa sebagian Syi’ah telah berkata kepada Imam as-Shadiq ‘Alaihissalam:
إِنَّا قَدْ نُبِزْنَا نَبْزاً أَثْقَلَ ظُهُوْرَنَا، وَمَاتَتْ لَهُ أَفْئِدَتُنَا، وَاسْتَحَلَّتْ لَهُ الْوُلاَةُ دِمَاءَنَا فِيْ حَدِيْثٍ رَوَاهُ لَهُمْ فُقَهَاؤُهُمْ، فَقَالَ أَبُوْ عَبْدِ اللهِ عَلَيْهِ السَّلاَمُ: الرَّافِضَةُ؟ قَالُوا: نَعَمْ، فَقَالَ: لاَ وَاللهِ مَا هُمْ سَمَّوْكُمْ.. وَلَكِنَّ اللهُ سَمَّاكُمْ بِهِ
“Sesungguhnya kami telah diberi satu julukan buruk yang telah memberatkan punggung-punggung kami, dan karenanya para penguasa menghalalkan darah-darah kami, dalam sebuah hadits yang para ulama ahli fiqih mereka meriwayatkannya untuk mereka. Maka berkatalah Abu ‘Abdillah ‘alaihissalam, ‘Rafidhah?’ Maka mereka menjawab, ‘Ya.’ Diapun berkata, ‘Tidak, demi Allah, tidaklah mereka yang menamai kalian, akan tetapi Allahlah yang telah menamai kalian dengannya.’ (al-Kafiy, V/34)
Adapun mengapa penamaan Rafidhah itu dimutlakkan atas Syi’ah Imamiah, maka berkatalah Ulama Syi’ah az-Zaidiy al-Imam Ahmad al-Murtadha (Syarhul Azhar (I/211)), maka dia berkata,
وَالرَّوَافِضُ قَوْمٌ مُعَيِّنِيْنَ مِمَّنْ يَنْتَحِلُ التَّشَيُّعَ وَهُمْ أَبُو الْخَطَّابِ وَأَصْحَابُهُ الَّذِيْنَ رَفَضُوا زَيْدَ بْنَ عَلِيٍّ لَمَّا قَالُوا لَهُ : مَا تَقُوْلُ فِي الرَّجُلَيْنِ الظَّالِمَيْنِ؟، قَالَ : مَنْ هُمَا؟ قَالُوا : أَبُو بَكْرٍ وَعُمَرُ، قَالَ : لاَ أَقُوْلُ فِيْهِمَا إِلاَّ خَيْراً ، فَقَالُوا :رَفَضْنَا صَاحِبَنَا فَسُمُّوا رَافِضَةً
“Dan Rawafidh adalah kaum tertentu dari orang-orang yang menganut tasyayyu’ (shi’isme), dan mereka adalah Abu al-Khaththab, dan para sahabatnya yang menolak Zaid bin ‘Ali saat mereka bertanya kepadanya, ‘Apa yang Anda katakan tentang dua orang zhalim?’ Dia menjawab, ‘Siapakah keduanya?’ Mereka berkata, ‘Abu Bakar dan Umar.’ Dia pun berkata, ‘Aku tidak mengatakan tentang keduanya kecuali kebaikan.’ Maka mereka berkata, ‘Kami menolak sahabat kami.’ Maka mereka pun diberi nama Rafidhah (kelompok yang menolak Zaid ibn Ali, atau yang menolak Khalifah Abu Bakar dan Umar).
Sekarang kami telah menetapakan dengan kekuatan dalil dari sumber rujukan mereka, bahwa Syi’ah pada hari ini adalah Rafidhah. Dan saya sama sekali tidak berdalil dengan sumber rujukan ahlussunnah atas hal itu. Sungguh aib, setelahnya Rafidhah mengaku bahwa mereka adalah pengikut ahlul bait Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.
Kami memohonkan hidayah kepada Allah untuk mereka agar mereka memahami Islam. Dan saya mohon maaf akan terlalu panjangnya jawaban karena memang pentingnya masalah ini. (AR)*


[1] Al-Rafdh maknanya adalah menolak. Maksudnya adalah menolak Khalifah Abu Bakar dan Umar. Jadi al-Rafdh itu bukan cinta ahlul bait.


Daftar 200 Website Islam [ Umat Islam Harus Utamakan Membaca Web Berita Islam ]

                                                 
Tokoh Pers Indonesia: Ketika Media Umum Tidak Independen, Maka Media Islam-lah Yang Meluruskan
Dewan Pers (DP) adalah lembaga independen di Indonesia yang berfungsi untuk melindungi dan mengembangkan kehidupan pers di Indonesia. Namun independensi Dewan Pers ini mulai diragukan oleh banyak pihak.
Diantaranya karena menganggap situs Islam yang berupa berita dan dakwah tidaklah dianggap sebagai produk jurnalistik. Sedangkan kabar infotainment dari para artis di televisi swasta justru dianggap sebagai produk jurnalistik.
Doktor Ilmu Komunikasi dari Universitas Hasanuddin Makassar, Sulawesi, seorang tokoh pers Indonesia, Sinansari Ecip dalam sebuah pertemuan di Kemenkominfo, Selasa (7/4) secara tegas menyatakan bahwa produk dari situs Islam adalah merupakan karya jurnalistik.
Media Islam berfungsi sebagai penyeimbang. Terutama ketika suatu hal sangat menyangkut kepentingan umat Islam.
Ketika media umum tidak memberitakan secara seimbang, maka media Islam bisa meluruskan. Media Islam tentu mempunyai misinya sendiri untuk membela kepentingan umat Islam. Karena itu media Islam harus berpihak kepada kebenaran yang bermutu, tidak ngawur, dan tidak mencampurkan antara fakta dan opini.
Media nasional seringkali mengklaim sebagai media Independen, tapi kenyataannya pada kasus-kasus tertentu justru pemberitaannya tidak berimbang. Justru terkesan menyudutkan umat Islam. 
Sumber :
http://www.voa-islam.com/read/indonesiana/2015/04/15/36391/tokoh-pers-indonesia-ketika-media-umum-tidak-independen-maka-islamlah-yang-meluruskan/


                Konsultan Syariah http://konsultasisyariah.com
        Rumaysho / Muhammad Abduh Tausikal 
http://rumaysho.com
        Rodja Radio 
http://radiorodja.com
        Asy-Syari’ah 
http://asysyariah.com
        Kajian 
http://kajian.net
        Muslim Daily 
http://muslimdaily.net
        Muslimah 
http://muslimah.or.id
        Penguasaha Musim 
http://pengusahamuslim.com
        An-Najah 
http://an-najah.net
        Al Manhaj 
http://almanhaj.or.id
        Pustaka Al Kautsar 
http://kautsar.co.id
        Koepas 
http://koepas.org
        HASMI 
http://www.hasmi.org
        Muslim 
http://muslim.or.id
        Salafy 
http://www.salafy.or.id
        Salafy Balikpapan 
http://www.salafybpp.com
        Salafy Cileungsi 
http://salafycileungsi.info
        Salafy Cirebon 
http://salafycirebon.com
        Salafy In 
http://salafy.in
        Salafy Semarang 
http://salafysemarang.com
        Salafy Makassar 
http://salafymakassar.net
        Salafy Bulukumba 
http://salafybulukumba.com
        Ahlussunnah Sukabumi 
http://ahlussunnahsukabumi.com
        Ahlussunnah Webid 
http://www.ahlussunnah.web.id
        Ahlussunnah Slipi 
http://ahlussunnahslipi.com
        Ahlussunnah Kendari 
http://ahlussunnahkendari.com
        Ma’had An Nur 
http://mahad-annur.com
        Ma’had Al Faruq 
http://www.mahad-alfaruq.com
        Ma’had Darus Salaf 
http://www.darussalaf.or.id
        Ma’had As-Salafy 
http://mahad-assalafy.com
        Korps Muballigh Salafy 
http://www.korpsmuballighsalafy.com
        Forum Salafy 
http://forumsalafy.net 
        Hidayatullah Online http://hidayatullah.com
        Under Ground Tauhid 
http://undergroundtauhid.com
        Suara Islam 
http://suara-islam.com
        Suara Media 
http://suaramedia.com
        Media Islam Net 
http://mediaislamnet.com
        Gema Islam 
http://gemaislam.com
        Kompas Islam 
http://kompasislam.com
        LASDIPO 
http://www.lasdipo.com
        Jurnal Islam 
http://www.jurnalislam.com
        Kabar Suriah versi Wahhabi 
http://www.kabarsuriah.com
        Sunnah Care 
http://www.sunnahcare.com
        Daulah Islam 
http://daulahislam.com
        Tribun Islam http://www.tribunislam.com/
        Angkringan Dakwah 
http://angkringandakwah.com
        Hizbut Tahrir Indonesia 
http://hizbut-tahrir.or.id
        Visi Muslim 
http://visimuslim.com
        Detik Islam 
http://detikislam.com
        Syabab Indonesia 
http://syababindonesia.com
        Banua Syariah 
http://banuasyariah.com
        Al Khilafah 
http://al-khilafah.org
        Global Muslim 
http://globalmuslim.web.id
        Media Umat HTI 
http://mediaumat.com
        Bring Islam Syabab HTI 
http://bringislam.web.id
        Felix Y Siauw / Felix Yanwar 
http://felixsiauw.com
        Dakwah Media 
http://dakwahmedia.com
        Syabab 
http://syabab.com
        Berita Islam BIZ 
http://beritaislam.biz
        Syariah Publications 
http://syariahpublications.com
        Liputan 6 Islam 
http://liputan6islam.blogspot.com
        Liputan 6 Islam 
http://www.liputan6islam.com
        Muslim Media News 
http://muslim-medianews.blogspot.com
        Cangkrukan Politik HTI 
http://www.cangkrukanpolitik.com
        Dakwah UII 
http://www.dakwahuii.com
        Save Islam 
http://save-islam.com
        Heni Putra 
http://heniputra.biz
        Irfan Abu Naveed 
http://irfanabunaveed.com
        Fahmi Amhar 
http://www.fahmiamhar.com
        Muslimah Syahidah 
http://www.syahidah.web.id
        Bisyarah 
http://bisyarah.com
        Dakwah Tangerang 
http://dakwahtangerang.com/
        Samudera News 
http://www.samudra-news.com/
        Suara Khilafah 
http://www.suarakhilafah.com
        Dakwah Jateng 
http://dakwahjateng.com
        Dakwah HTI Bekasi 
http://www.dakwahtibekasi.com
        Dunia Terkini http://www.duniaterkini.com/
        Panji Mas 
http://panjimas.com/
        Al Hisbah 
http://al-hisbah.com
        Kabar Makkah 
http://kabarmakkah.com/
        Solusi Islam http://www.solusiislam.com
        Kiblat Net 
http://kiblat.net
        Dakwah Islam 
http://dakwah-islam.org
        Thariquna 
http://www.thoriquna.com
        Millah Ibrahim News 
http://millahibrahim-news.com
        Anti Liberal News 
http://antiliberalnews.com
        Era Muslim 
http://eramuslim.com
        AQL Center 
http://aqlislamiccenter.com
        Wahdah Islamiyah 
http://wahdahmakassar.org
        Liputan Kita 
http://www.liputan-kita.com
        Syamina 
http://www.syamina.com/
        Azzam Media http://www.azzammedia.net/
        Arrahmah Media 
http://arrahmah.com
        Voa Islam 
http://voa-islam.com
        Al Mustaqbal Media 
http://al-mustaqbal.net
        Daulah Islamiyah 
http://daulahislamiyah.com
        Nahi Munkar 
http://nahimunkar.com
        Salam Online 
http://salam-online.com
        Shautus Salam 
http://shoutussalam.com
        Muqawamah Media 
http://muqawamah.com
        Kajian Mujahid 
http://www.kafilahmujahid.com
        WA Islama 
http://www.waislama.net
        Jihad News 
http://jihad-news.com
        Syam Organizer 
http://www.syamorganizer.com/
        Ashhabul Kahfi 
http://www.ashhabulkahfi.com/
        PKS Piyungan http://pkspiyungan.org
        Dakwatuna  
http://dakwatuna.com
        Islam Pos 
http://islampos.com
        Intelijen 
http://www.intelijen.co.id
        Tarqiyah Online  
http://tarqiyahonline.com
        Suara News 
http://suaranews.com
        Bersama Dakwah  
http://bersamadakwah.com
        Fimadani 
http://fimadani.com
        Islamedia 
http://islamedia.web.id
        Islamedia 
http://islamedia.co
        PKPU 
http://pkpu.or.id
        Nabawia 
http://nabawia.com
        Al Intima 
http://www.al-intima.com
        Intrik News 
http://www.intriknews.com
        Islamia News 
http://islamianews.com
        Izza Media 
http://www.izzamedia.com
        Media Islamia 
http://www.mediaislamia.com
        Al Ikhwan 
http://www.al-ikhwan.net
        PKS Nongsa 
http://www.pksnongsa.org
        PKS Karimun 
http://www.pkskarimun.org
        PKS Sumatera Utara 
http://www.pkssumut.or.id
        Kabar PKS 
http://www.kabarpks.com
        PKS Bekasi 
http://pks-kotabekasi.org
        PKS Bandung 
http://www.pksbandungkota.com
        PKS Balikpapan 
http://pksbalikpapan.org
        Akhina 
http://www.akhina.com
        Sinai Mesir 
http://www.sinaimesir.net 
        Indonesia Al Youm 
http://www.indonesiaalyoum.com
        Islamic Geo 
http://www.islamicgeo.com
        Syuhada R4biah 
http://syuhadar4biah.com
        PEKA News 
http://www.pekanews.com
        Akhina 
http://akhina.com
                                      
                                                                                                                                UMAT ISLAM...
BACALAH SELALU MEDIA ISLAMI...
DAN..
STOP MEMBACA MEDIA KAFIR, SEKULER DAN LIBERAL..

MEDIA KAFIR, SEKULER DAN LIBERAL HANYA AKAN MEMBUAT ANDA MEMBENCI SESAMA MUSLIM KARENA FITNAH YANG DITAYANGKAN MEDIA ANTI ISLAM TERSEBUT..