Wednesday, January 28, 2015

Raja Salman bin Abdul Aziz : Konstitusi Kita adalah Kitab Allah dan Sunah Nabi-Nya


                               

Raja Salman bin Abdul Aziz hafizhahullahberkata: “Segala puji bagi Allah yang telah berfirman:
كُلُّ مَنْ عَلَيْهَا فَانٍ وَيَبْقَى وَجْهُ رَبِّكَ ذُو الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ
Semua yang ada di bumi itu akan binasa. Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan.” [QS. Ar-Rahman: 26-27]
Shalawat dan salam semoga tetap tercurah atas nabi-Nya beserta keluarga dan para sahabatnya.
Dengan hati yang yakin sepenuhnya terhadap qadha dan qadar Allah, diselimuti kesedihan yang mendalam, aku menyampaikan kepada rakyat Saudi, bangsa arab dan kaum muslimin rasa belasungkawa atas meninggalnya Pelayan Dua Tanah Suci Raja Abdullah bin Abdul Aziz -rahimahullah-, yang mana Allah telah berkehendak untuk memilihnya kembali ke sisi-Nya, setelah perjalan hidup yang panjang dalam usaha mewujudkan ketaatan kepada Rabb-nya, meninggikan agamanya, melayani negara dan rakyatnya, serta mengatasi berbagai permasalahan yang dihadapi bangsa arab dan kaum muslimin.

Kami memohon kepada Allah ta’ala agar mencurahkan rahmat-Nya yang luas kepadanya, menempatkannya di dalam surga, serta membalas segala apa yang telah dipersembahkannya dalam melayani agama, negara dan bangsanya.
Sebagaimana kami memohon agar Allah memberi kami kesabaran dan pahala. Di hadapan musibah ini, kami tidak akan mengucapkan selain apa yang Allah perintahkan kepada kami untuk diucapkan, yaitu
إنا لله وإنا إليه راجعون
Saudara-saudara dan segenap putra-putri negeri sekalian…
Sesungguhnya Allah telah menghendaki diriku untuk memikul amanah yang berat, maka aku menghadap-Nya seraya memohon agar Dia memberiku pertolongan dan taufiq.
Aku juga memohon agar Allah menampakan yang haq sebagai al haq di hadapan kami, dan menjadikan kami orang yang mengikutinya. Serta menampakkan yang batil sebagai kebatilan di hadapan kami, dan menjadikan kami orang yang menjauhinya.
Kita akan tetap berkomitmen -dengan pertolongan dari Alah- untuk berpegang teguh dengan konsep yang lurus yang telah berlangsung di negeri ini sejak pertama didirikan dibawah kepemimpinan pendirinya King Abdul Aziz serta kepemimpinan anak-anak beliau setelahnya -rahimahumullah-, dan kita tidak akan menyimpang sedikitpun untuk selama-lamanya. Konstitusi kita adalah Kitabullah dan Sunah nabi-Nya -shallallahu alaihi wasallam-
Saudara-saudara sekalian…
Sesungguhnya umat islam dan bangsa arab saat ini sangat perlu untuk bersatu padu. Kami akan melanjutkan kebijakan negara ini, yang telah Allah pilih sebagai titik awal penyebaran risalah (Nabi-Nya) dan kiblat (kaum muslimin), dalam hal mengambil berbagai langkah yang dapat meningkatkan persatuan dan dalam memecahkan berbagai permasalahan yang dihadapi bangsa kita berdasarkan rambu-rambu agama islam yang hanif yang telah diridhai Allah untuk kita. Agama Islam adalah agama yang damai, penuh kasih sayang, moderat dan adil.
Hanya kepada Allah saya memohon agar Dia senantiasa membimbing saya dalam melayani rakyat tercinta, merealisasikan apa yang menjadi harapan mereka, menjaga keamanan dan stabilitas negara kita, serta melindunginya dari berbagai kejahatan. Sesungguhnya Allah sajalah yang mampu melakukan semua itu dan tidak ada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan-Nya”
(Pidato Pertama Raja Salman bin Abdul Aziz hafizhahullah di Riyadh 04/04/1436 H)
Pidato beliau dapat disaksikan disini:
Al-Ustadz Aan Chandra Thalib hafizhahullah

Pujian Para Ulama Terhadap Pemerintah Arab Saudi
Asy-Syaikh Muhammad bin Ibrahim Alu Asy-Syaikh rahimahullah berkata:
فحكومتنا بحمد الله شرعية دستورها كتاب الله تعالى وسنة رسوله صلى الله عليه وعلى اله وصحبه وسلم
 “Segala puji milik Allah, pemerintah kami berjalan di atas syariat. Undang-undang yang dipakai adalah kitab Allah ta’ala dan sunnah Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wasallam” [Fatawa Asy-Syaikh Muhammad bin Ibrahim, 12/341]
Asy-Syaikh Abdul Aziiz bin Baz rahimahullah berkata:
وهذه الدولة السعودية دولة إسلامية والحمد لله تأمر بالمعروف وتنهى عن المنكر وتأمر بتحكيم الشرع وتحكمه بين المسلمين
 “Negara Arab Saudi ini merupakan negara Islam, segala puji milik Allah, memerintahkan kepada yang ma’ruf dan melarang dari kemungkaran, memerintahkan untuk berhukum dengan syariat, serta menerapkan syariat tersebut diantara kaum muslimin” [Kaset Al-Ahdaf Al-Hamalaat Al-I’lamiyyah]

Asy-Syaikh Ibnu Baz rahimahullah juga berkata:
لا ريب أن بلادنا من أحسن البلاد الإسلامية وأقومها بشعائر الله على ما فيها من نقص وضعف
 “Tidak ada keraguan bahwa negera kami termasuk diantara negara Islam yang baik, diantara negara yang paling tegak menerapkan syariat Allah, meskipun di sana masih terdapat kekurangan dan kelemahan” [Majmu’ Fatawa Ibn Baz, 4/162]

Asy-Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani rahimahullah berkata:
وأخيراً فإني أسأل الله سبحانه وتعالى أن يديم النعمة على أرض الجزيرة وعلى سائر بلاد المسلمين ، وأن يحفظ دولة التوحيد برعاية خادم الحرمين الملك فهد بن عبدالعزيز ، وأن يطيل في عمره في طاعة وسداد أمر وتوفيق موصول
 “Dan yang terakhir, aku memohon kepada Allah subhanahu wata’ala agar melanggengkan nikmat ini di bumi Al-Jazirah dan seluruh negeri kaum muslimin, menjaga negeri tauhid yang dipimpin oleh pelayan dua tanah suci Raja Fahd bin Abdul Aziz, memanjangkan umur beliau dalam ketaatan, meluruskan langkah beliau serta memberikan taufiq pada beliau.. [Kalimat Al-Albani Al-Fa’iz bi Ja’izah Al-Malik Al-Faishal Tahun 1419 H]

Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah berkata:
أشهد الله تعالى على ما أقول وأشهدكم أيضا أنني لا أعلم أن في الأرض اليوم من يطبق
شريعة الله ما يطبقه هذا الوطن أعني المملكة العربية السعودية وهذا بلا شك من نعمة الله علينا

“Aku bersaksi kepada Allah ta’ala atas apa yang aku ucapkan, aku juga bersaksi pada kalian bahwa aku tidak mengetahui ada suatu negeri di atas muka bumi ini yang menerapkan syariat Allah seperti yang diterapkan di negeri ini yaitu Kerajaan Arab Saudi[1]. Tidak diragukan lagi bahwa ini merupakan nikmat yang Allah anugrahkan pada kita…” [Wujub Tha’atis Sulthan hal. 49]

Asy-Syaikh Muqbil bin Hadi Al-Wadi’i rahimahullah berkata:
فقد رأيت في جريدةٍ الأمير نايفاً – حفظه الله تعالى – طلب منه ترشيح المرأة فقال ( أتريدون أن يبقى الرجل هو في بيته وهي تخرج؟ لا! هذا أمر لا تحاولوا فيه ) وطلب منه الانتخابات  فقال ( رأيناها ليست ناجحة في البلدان المجاورة ، فإن الذي ينجح فيها هم أهل النفوذ وأهل الأموال ) . وصدق ثم بعد ذلك أيضاً هي واردة من قبل أعداء الإسلام
 “Sungguh aku membaca surat kabar, disebutkan di sana bahwa Al-Amiir Nayif hafizhahullah[2] diminta agar wanita juga dipilih (memegang jabatan pemerintahan –pen) , maka beliau menjawab: ‘apakah kalian ingin laki-laki menetap di rumahnya, sementara para wanita keluar?? Tidak !! Perkara ini tidak mungkin terjadi’. Beliau juga pernah diminta agar diadakan pemilu, maka beliau menjawab: ‘kami melihat Pemilu itu tidak berhasil di negara tetangga, tokoh-tokoh yang dihasilkan hanyalah orang-orang memiliki uang dan harta’. Beliau telah benar, pemilu juga berasal dari musuh-musuh Islam…
الحكومة السعودية – وفقها الله لكل خير – استقبلتها بشرط أن تكون خاضعة للإسلام وللكتاب والسنة هكذا أيضاً إقامة الحدود وإقامة الحدود كما يقول ربنا عز وجل في كتابه الكريم )وَلَكُمْ فِي الْقِصَاصِ حَيَاةٌ( نعم ! القتل قليل في هذه البلاد ، وكذلك السرقة تضع سيارتك عند المسجد أو عند باب بيتك ولا يأتيها السارق ولا شيء ، ثم بعد ذلك في بلدان أخرى تضعها وتخرج ولا تراها ، بل ربما ينهبونها على الشخص وهو في سيارته ، فهذا هو بسبب إقامة الحدود ، فجزاهم الله خيراً
 “Pemerintah Arab Saudi –semoga Allah memberikannya taufik dalam setiap kebaikan- menerimanya dengan syarat tunduk kepada Islam, Al-Kitab dan As-Sunnah. Demikian pula diterapkan hukum-hukum had, sebagaimana Rabb kita ’azza wajalla berfirman dalam kitab-Nya yang mulia:
وَلَكُمْ فِي الْقِصَاصِ حَيَاةٌ
 “Dan dalam qishash terdapat kehidupan bagi kalian
Tindakan pembunuhan dan pencurian jarang terjadi di negeri ini. Engkau meletakkan mobilmu di depan masjid atau di depan pintu rumahmu, pencuri tidak berani mencurinya, tidak masalah. Bandingkan di negeri lain, engkau meletakkan mobilmu, meninggalkannya dalam sekejap, engkau tidak melihat mobilmu lagi. Bahkan terkadang mereka mengingatkan seseorang di dalam mobilnya, ini terjadi dengan sebab diterapkannya hukum-hukum had, semoga Allah membalas mereka dengan kebaikan.” [Musyahadati fil Mamlakah Al-Arabiyyah As-Su’udiyyah]

Asy-Syaikh Hammad Al-Anshari rahimahullah berkata:
من أواخر الدولة العباسية إلى زمن قريب والدول الإسلامية على العقيدة الأشعرية أو عقيدة المعتزلة ، ولهذا نعتقد أن هذه الدولة السعودية نشرت العقيدة السلفية عقيدة السلف الصالح بعد مدة من الانقطاع والبعد عنها إلا عند ثلة من الناس
 “Sejak akhir Daulah Abbasiyah hingga beberapa waktu yang lalu, negeri-negeri Islam berada di atas aqidah Asy’ariyyah atau aqidah Mu’tazilah. Oleh karena itu (kita patut bersyukur –pen), karena negeri Arab Saudi ini menyebarkan aqidah salafiyyah, aqidah yang diyakini oleh para ulama pendahulu kita yang shalih (As-Salaf Ash-Shalih) setelah sekian lama terjadi kekosongan, serta jauh dari aqidah salafiyyah kecuali dipegang oleh segelintir manusia” [Al-Majmuu’ fi Tarjamah Asy-Syaikh Hammad hal. 485]

Asy-Syaikh Hammad rahimahullah juga berkata:
إن المملكة العربية السعودية دولة سلفية
 “Sungguh Kerajaan Arab Saudi adalah negeri salafiyyah” [Al-Majmuu’ hal. 530]
Allahua’lam, semoga bermanfaat
Sumber: Ad-Durar As-Saaniyyah , Fatawa Ulama As-Salafiyyin As-Sawiyyah fi Bilad At-Tauhid As-Su’idiyyah
Ditulis oleh Abul-Harits di Madinah 10 Rabi’uts Tsani 1436


[1] Sungguh tepat perkataan Asy-Syaikh Al-Utsaimin rahimahullah. Telah beberapa kali ditegakkan hukuman mati terhadap para pelaku kriminal yang memang layak dihukum mati di sini. Beberapa waktu yang lalu telah dieksekusi seorang terpidana pengedar narkoba di lampu merah dekat asrama tempat kami tinggal. Sebelum dieksekusi, para hadirin yang menyaksikan dibacakan ayat ini:
إِنَّمَا جَزَاءُ الَّذِينَ يُحَارِبُونَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَيَسْعَوْنَ فِي الْأَرْضِ فَسَادًا أَنْ يُقَتَّلُوا أَوْ يُصَلَّبُوا أَوْ تُقَطَّعَ أَيْدِيهِمْ وَأَرْجُلُهُمْ مِنْ خِلَافٍ أَوْ يُنْفَوْا مِنَ الْأَرْضِ ذَلِكَ لَهُمْ خِزْيٌ فِي الدُّنْيَا وَلَهُمْ فِي الْآخِرَةِ عَذَابٌ عَظِيم
 “Sesungguhnya balasan terhadap orang-orang yang memerangi Allah dan Rasul-Nya dan membuat kerusakan di muka bumi, hanyalah mereka dibunuh atau disalib, atau dipotong tangan dan kaki mereka dengan bertimbal balik, atau dibuang dari negeri (tempat kediamannya). Yang demikian itu (sebagai) penghinaan untuk mereka di dunia, dan di akhirat mereka akan memperoleh siksaan yang besar“. [QS Al-Maidah: 33]
Setelah itu terpidana diberikan nasehat agar bertaubat kepada Allah, kemudian diberikan kesempatan mengucapkan kalimat tauhid La’ilahaillah, barulah kemudian ia dieksekusi.
[2] Al-Amiir Nayif bin Abdul Aziz rahimahullah telah wafat.  Dahulu Al-Amiir Nayif menjabat sebagai Putra Mahkota Kerajaan yang akan menggantikan Raja Abdullah bin Abdul Aziz, namun qaddarallahu wamasya’a fa’ala beliau wafat, sehingga jabatan putra mahkota digantikan oleh Al-Malik Salman bin Abdul Aziz (Raja Arab Saudi saat ini)
Posted by Abul-Harits at 11:34 PM 
http://abul-harits.blogspot.com/2015/01/pujian-para-ulama-terhadap-pemerintah_30.html



Saudi Merubah Mekkah Menjadi Seperti Kota LAS VEGAS ?? Benarkah ??
Untukmu Wahai Para Penghujat SAUDI……………..
Saya sangat heran dengan mereka yang membenci Arab Saudi.

                            Pelebaran masjidil haram 
                                                
1. Mereka menghujat pemerintah Arab Saudi karena “mengubah Makkah menjadi Las Vegas”, sementara para penghujat ini tidak pernah ke Makkah sama sekali, baik untuk haji maupun untuk umrah. Mereka tidak merasakan bagaimana pemerintah Arab Saudi sangat memudahkan orang yang berhaji dan berumrah untuk melaksanakan ibadahnya tersebut dan membuat mereka nyaman dalam beribadah.
Jika pemerintah Arab Saudi tidak membenahi Masjidil-Haram dan membiarkannya penuh padang pasir dan tidak ada tempat untuk berteduh, sehingga mereka harus berhaji dan berumrah dan nginap di tenda-tenda layaknya ratusan atau ribuan tahun yang lalu (seperti yang ada di foto-foto di bawah ini), mereka pasti juga akan mencaci pemerintah Arab Saudi. Lalu, apa mau mereka? Perbuatan orang lain selalu disalahkan akan tetapi kesalahan lidah sendiri tidak mau diintrospeksi.
Foto-foto Makkah jaman dulu: 
 “Masih percaya dengan isu bahwa Saudi Arabia tidak peduli dengan peninggalan sejarah?!”Lihat di sini bagaimana Arab Saudi merawat salah satu tempat bersejarah ini: https://www.facebook.com/achmed.anshorie/posts/782427288483780

2. Sebagian dari mereka ingin menegakkan hukum Islam, akan tetapi benci dengan pemerintah Arab Saudi, yang jika dinilai secara objektif dan tanpa hasad, adalah yang paling berhasil di dunia saat ini dalam menerapkan syari’at Islam.
Selain itu, jika mereka memuji Presiden Mursi karena beliau adalah hafizh Qur’an(dan memang pantas dan berhak untuk dipuji karena beliau adalah hafizh Qur’an), maka saya masih menunggu pujian yang sama itu kepada Raja Salman ibn ‘Abdil-‘Aziz, yang telah menjadi hafizh Qur’an sejak usia 10 tahun, dan juga telah berjuang untuk Islam selama sekian puluh tahun hidupnya ini.
Baca di sini: 
Dan juga di sini: 
3. Mereka menyorot salah satu pangeran Arab Saudi yang hidupnya glamour dan suka foya-foya, padahal pangeran Arab Saudi tidak hanya itu saja. Mereka tidak mau melihat figur pemimpin teladan dan figur hamba yang penuh takwa dari pangeran-pangeran Arab Saudi lainnya.
Baca di sini mengapa rakyat Arab Saudi begitu mencintai ulil amrinya dengan melihat profil Pangeran Amir Sulthan ibn ‘Abdil-‘Aziz (Putera Mahkota Arab Saudi di masa Raja ‘Abdullah, akan tetapi beliau meninggal dunia sebelum Raja ‘Abdullah meninggal dunia, sehingga yang menggantikan Raja ‘Abdullah adalah adik dari Pangeran Amir Sulthan, yaitu Raja Salman ibn ‘Abdil-‘Aziz):

4. Tidak tergerakkah hati anda ketika melihat bagaimana rakyat Arab Saudi, berkat taufiq dari Allah dan bimbingan dari para ulama’ di sana, menerapkan syari’at Islam dalam kehidupan mereka?
Bahkan Raja ‘Abdullah, salah satu raja terkaya di dunia, dikubur dengan tata cara penguburan dan dengan kuburan yang syar’iy.
Baca di sini: 
Atau apakah hati anda sudah mengeras, lebih keras daripada hati pendeta Kristen yang masuk Islam ini setelah melihat kuburan Raja Fahd?
Baca di sini: 
5. Raja ‘Abdullah sendiri adalah raja yang telah banyak membantu negeri-negeri muslimin lainnya.Anda di Indonesia mencaci Raja ‘Abdullah dengan klaim bahwa beliau tidak pernah membantu rakyat Palestina, akan tetapi rakyat Palestina sendiri berkabung karena wafatnya beliau, karena beliau selama ini telah banyak membantu mereka dalam menghadapi masalah-masalah di Palestina.
Baca di sini:

Thayyib, jika pun anda tidak mau mengakui jasa-jasa Raja ‘Abdullah, paling tidak ingatlah bahwa beliau adalah seorang muslim yang juga memiliki hak atas anda untuk dijaga kehormatannya, terlebih setelah beliau meninggal dunia. Beliau adalah saudara anda, terlebih lagi jika sampai kabar kepada kita bahwa beliau berusaha menjadi hamba yang bertakwa kepada Allah baik di depan publik maupun di saat bersendirian.
Baca di sini:
Copas dari status Mas Andy Octavian Latief