Wednesday, March 3, 2021

Prof (Tasawuf). Dr. KH. Said Aqil Siradj, M.A: Martabat Bangsa Tergantung Ahklak Yang Mulia, Moralnya (Tidak Berkata Primitif Seperti Goblok, Merendahkan Golongan Lain Dll), Tidak Korupsi (Terima Uang Haram) Dll, Bukan Agamanya (3X) !!!. Kalau Menghujat Nabi (Sunnahnya), Sahabat Nabi Dan Mengolok-Olok Agama ?

Bukan Agamanya Tapi Budaya Adalah Martabat Bangsa # Sa'id Agil Siraj
https://youtu.be/cduMXmNxngA



"Jangan Benci Arab! Grand Syaikh Al Azhar Nasehati Said Aqil Soal Islam Nusantara"
https://youtu.be/6EeagCqXEN4


Seandainya Allah tahu bahwa budaya bangsa indonesia lebih pantas (mampu) dari bangsa arab untuk menerima dan mengemban risalah penutup kenabian, sungguh Risalah ini tidak akan diturunkan kepada Nabi Muhammad. Allah maha tahu dan Allah memilih bangsa Arab untuk mengemban dan melanjutkan dakwah Rasulullah, karena Allah tahu bangsa Arab lah yang mampu menyebarkan agama ini sampai ke seluruh pejuru dunia. Syariat yang dibawa Nabi Muhammad akan selalu dijunjung sampai akhir zaman dan wajib di imani oleh seluruh manusia di seluruh penduduk bumi. Maka Allah memilih bangsa Arab yang pertama menerima dakwah ini dan menyebarkannya ke seluruh pejuru dunia. Sungguh tidak sah iman kalian kecuali kalian mencintai orang Arab ini (yakni Nabi Muhammad SAW), lebih dari kalian mencintai diri kalian, keluarga kalian, dan bangsa kalian dll. Dalam arti lain kalau kalian anti dan sentimen terhadap bangsa Arab maka tidak sah Iman kalian. bukankah yang membawa Islam ke negeri kalian orang-orang arab? "Seandainya saja orang-orang Arab tidak datang kesini dan mengajarkan kalian bagaimana ajaran islam, maka mungkin kalian sampai saat ini masih berada dalam keyakinan umumnya orang timur asia yang keyakinannya bertentangan dengan kebenaran (animisme, dinamisme, menyembah patung, pohon dll)". Bukankah anda tahu, Rasulullah SAW marah besar ketika orang saling membangga-banggakan sukunya ada yang mengucap saya dari suku Aus-saya dari Khazray, Nabi marah sampai memerah wajahnya. Maksudnya agar umat Islam tidak panatik kesukuan, tapi menganggap semua Muslim Saudara tanpa membeda-bedakan suku dan ras (Grand Syaikh Al Azhar, Prof. Dr. Ahmad Thayib).