Saturday, January 31, 2015

Pembakaran Pilot Belum Seberapa Kekejian Milisi Syiah Membakar Ahli Sunnah


                                       Pembakaran Pilot Yordania Belum Seberapa! Inilah Kekejian Milisi Syiah Membakar Ahlu Sunnah

“Pemandangan itu menyayat hati! Adegan pembakaran Pilot Yordania Muadz Kasasbeh. Peristiwa ini mengingatkan kita kepada Tungku Api Az-Zahra! Sejarah ketika daging ratusan ahli sunah Irak dipanggang oleh milisi Syiah! Kekejian yang dilegalkan dan didukung oleh pemerintah,” demikianlah warga Irak mengungkapkan perasaan mereka atas eksekusi Kasasbeh di tangan Daulah Islam. Mereka menyesalkan kekejaman seperti itu, selain juga melihat bahwa itu belum seberapa bila dibandingkan dengan kejahatan milisi Syiah sampai hari ini, setiap kali menyerang suatu kota atau desa ahli sunah.
Tungku Api Az-Zahra’, dikenal oleh masyarakat Irak setelah pendudukan AS, terutama setelah pemboman Kuil Ali Al-Hadi di Samarra, yang disucikan kaum Syiah, pada 22 Februari 2006. Hari itu, milisi Syiah membalas ahli sunah dengan cara keji. Mereka berkumpul pada malam hari mengelilingi Tungku Api Az-Zahra’ sambil membakar ahli sunah.
Ammar Al-Azzawi (34), warga Amiriyah yang dihuni mayoritas Sunni, menceritakan kisah Tungku Api Zahra’ dan siapa yang bertanggung jawab:
“Selama periode pertama pemerintahan mantan Perdana Menteri Nuri Al-Maliki, saya tinggal di Kairo, timur Baghdad berbatasan dengan wilayah Rusafah. Sebelum saya pindah ke distrik Karkh, pada malam musim dingin, aku duduk santai bersama keluarga. Kami terkejut mengendus bau daging panggang. Tetapi berbeda dari bau ikan, ayam dan daging panggang biasa. Kami mencium bau yang sama setiap pukul sepuluh malam sampai jam tiga pagi.
Rasa ingin tahu mendorong saya untuk mencari sumber bau itu! Saya meminta seorang teman dekat untuk bersama-sama mencarinya. Ia ternyata juga merasa aneh. Saat itulah, kami memutuskan untuk mencari sumber bau yang menyebar setiap hari pada waktu yang sama.
Pada suatu malam, kami pergi ke tempat teman-teman Syiah moderat. Kami bertanya kepadanya tentang bau itu. ‘Itu adalah Tungku Api Az-Zahra’,’ jawabnya, yaitu tungku api untuk memanggang daging manusia dari kalangan teroris dan Wahhabi,’ demikian mereka menyebutnya.
Saya tidak percaya pada apa yang saya dengar! Saya memintanya untuk membawa saya ke tempat itu, tetapi menolak! Namun, ia memperlihatkan handphonenya dan menunjukkan video rekaman tentang cara Syiah membunuh dan menyiksa dengan api. Tampak dalam video, sejumlah elemen Syiah membakar orang yang ia pegang dengan api yang tidak begitu besar sampai mati.
Pemandangan itu membuat saya tidak bisa berpikir lagi, akhirnya saya pindah ke Irak utara. Setelah akhir liburan, saya tinggal di daerah Amiriyah yang didominasi Sunni, jauh dari bau daging panggang; jauh dari Tungku Api Az-Zahra’.
Pembakaran Kasasbeh dengan cara seperti itu memang keji, mengingatkan kita kepada pembalasan yang dilakukan oleh milisi Syiah, terutama antara 2006-2007,” ungkapnya mengakhiri ceritanya. [Agus Abdullah]
Source: Al-Khaleej Online

Presenter Al-Jazeera: 
Sebelum ISIS, Mesir Lebih Dulu Membakar Orang

Kairo – Eksekusi pembakaran yang dilakukan oleh Daulah Islamiyah (ISIS) terhadap pilot Yordania, Muadz Kasasbeh, memancing komentar dari berbagai pihak, tak terkecuali presenter Al-Jazeera Mahmoud Murad. Menurutnya, pembakaran seperti itu telah dilakukan oleh militer Mesir yang saat ini berkuasa terhadap para aktivis dalam kudeta tahun 2013.
Mahmoud Murad meminta orang-orang mengaku sebagai pelindung Hak Asasi Manusia (HAM) untuk menghentikan kemunafikannya, terkait kecaman mereka terhadap pembakaran pilot Yordania. Dia mengingatkan bahwa rezim Mesir juga membakar hidup-hidup para aktivis anti kudeta militer pada tahun 2013 di Tahrir Square, Kairo.
“Itu terjadi di Mesir sebelum ISIS melakukannya!” tulis Murad di akun Facebooknya, sebagaimana dilansir Middleeastmonitor, Jumat (06/02).
Pernyataan Murad muncul setelah terjadinya gelombang kecaman, menanggapi pembakaran ISIS terhadap pilot Yordania, Muadz Kasasbeh. Sebelum ISIS melakukannya, rezim militer Mesir telah melakukan tindakan serupa namun orang-orang yang mengaku sebagai pelindung HAM menutup mata atas hal itu. Dia juga menampilkan foto-foto korban kekejaman rezim Husni Mubarak.
“Untuk semua orang yang perasaannya terluka oleh foto-foto ini, saya minta maaf. Tapi hati kecil saya tidak bisa lagi menahan besarnya kemunafikan ini,” katanya.
Sumber : Middleeastmonitor
Penulis : Imam Suroso
http://www.kiblat.net/2015/02/07/presenter-al-jazeera-sebelum-isis-mesir-lebih-dulu-membakar-orang/

FebSyarif Ja'far Baraja @syarifbaraja 
Sekali lagi peristiwa menguak kemunafikan dunia. Allah sedang membongkar kedok para munafik.
Ketika ISIS membakar satu orang pilot yang membom wilayah mereka, mereka marah dan mengecam.
Tapi Basyar Asad membakar ribuan orang dengan bom drum yang beratnya ratusan kg, dunia mendukung.
Peristiwa akan selalu membongkar kemunafikan, dan memisahkan golongan munafik dengan golongan orang beriman.
Menghukum orang dengan membakar adalah sebuah kesalahan. Saya bukan pendukung ISIS.
Mengapa pesawat dikirim untuk mengebom ISIS, bukan mengebom tentara Assad? Apakah Assad bukan penjahat?


2015 dan Bercak Darah di Suriah

Rezim Assad sebagai boneka Amerika, sepanjang sejarahnya selalu melakukan kekerasan kepada Muslim Sunni.
Mayat-mayat perempuan dan anak berserakan menjadi korban keganasan. Segala senjata digunakan oleh rezim Assad. Pasukan Bashar al-Assad telah menculik anak-anak para aktivis, dan kemudian menembak kepalanya, dan mayatnya dibuang di jalan-jalan.
Sebuah laporan dari berbagai wartawan dan lembaga HAM yang mengunjungi Suriah, menuturkan kisah-kisah yang sangat mengerikan. Bahkan ada anak-anak, bukan hanya ditembak kepalanya, tetapi tubuhnya disayat-sayat dengat pisau.
Seorang anak yang sebelumnya diculik, kemudian dipotong-potong, dimasukan ke dalam plastik, kemudian dibuang di depan rumahnya. Semuanya itu merupakan teror yang dijalankan militer rezim Bashar al-Assad.
Ratusan perempuan tewas, yang sebelumnya diperkosa oleh pasukan yang setia kepada Bashar al-Assad.
Ratusan perempuan tewas, yang sebelumnya diperkosa oleh pasukan yang setia kepada Bashar al-Assad. Mayatnya dibuang dipinggir-pinggir jalan. Aksi kekejaman dan kejahatan rezim Bashar al-Assad, masih terus berlanjut, dan tidak lagi mengindahkan seruan dunia internasional.
Lagi dan lagi. Serangan Angkatan Udara Suriah menggempur area yang dikontrol oposisi di luar Damaskus, menewaskan minimal 82 orang termasuk anak-anak. Serangan ini merupakan serangan udara paling mematikan sejak 25 November 2014.
Selain korban tewas, puluhan korban luka-luka dalam serangan tersebut. Fotografer AFP melaporkan, ia melihat warga sipil dilarikan ke klinik-klinik sementara. Jumlah mereka membludak tidak sebanding dengan jumlah tenaga medis dan dokter. Beberapa korban luka terpaksa dirawat di lantai. (Harian Kompas, 7/2/2015) Beberapa kota yang menjadi pusat perlawanan dihentikan pasokan listrik, air dan makanannya. Rakyat pun hidup dalam kesulitan yang sangat.  
Wilayah-wilayah perlawanan dibombardir termasuk dengan menembakkan misil. Lebih dari 70 ribu orang telah terbunuh, lebih dari 1 juta hidup di luar Suriah, di kamp pengungsian yang kondisinya menyedihkan. Kelompok pemantau yang berbasis di Inggris itu mencatat serangan udara rezim Suriah diluncurkan lebih dari 60 kali.
Serangan rezim Suriah terjadi setelah kelompok pemberontak di Ghouta Timur menembakkan rentetan 120 mortir dan roket ke Damaskus. Serangan itu, seperti dilansir Al Arabiya, juga menewaskan 10 orang, termasuk di dalamnya anak-anak. (Sindonews.com, 6/2/2015)
Menurut PBB, sejak meletus pada 2011, perang di Suriah telah menewaskan 200.000 orang. Sejak pertengahan 2012, rezim Assad kerap melancarkan serangan udara di area tersebut dan wilayah-wilayah lain yang dikontrol oposisi.
Jika pada awal konflik Suriah, seseorang mengatakan bahwa Barat sedang membantu dan bersekongkol dengan Assad, sangat sedikit orang yang akan percaya. Sekarang, tiga puluh bulan kemudian menjadi jelas, bahwa Amerika dan sekutu-sekutu baratnya tidak hanya mendukung pemerintahan tirani Assad, namun sangat berharap  atas kepentingan mereka sendiri, bahwa Assad akan menang dalam konflik berkepanjangan melawan pihak  oposisi.
Jagal Bashar ingin mengirim pesan politik yang mengatakan ia kuat dan mampu membunuh bangsanya, karena itu perintahnya harus didengarkan. Amerika dan Rusia datang untuk menyempurnakan skenario, ditunjang dengan media massa pembebek dengan mengingkari fakta politik dan fakta lapangan, melecehkan nalar publik, dan berbohong. Amerika Serikat harus mengulur waktu, saat ini kesulitan untuk mencari pengganti Asad yang bisa dikontrol oleh Barat.
Pada awalnya AS membentuk Dewan Nasional Suriah (SNC), namun tidak mendapatkan hati di masyarakat. Mereka pun membentuk boneka baru The Syrian National Coalition (Koliasi Nasional Suriah) di bawah pimpinan Muadz al Khatib. Itupun telah gagal mendapatkan dukungan penuh dari rakyat. Hal yang sangat ditakuti oleh Barat.
Seperti yang dikatakan oleh politisi senior dan berpangaruh Amerika Henry Kissinger. Menurutnya, yang mendorong Amerika tetap mendukung Asad adalah ketakutan akan adanya sebuah negara yang tersentralisasi yang akan menarik daerah sekitarnya. Senada dengan itu, Menlu Rusia Sergei Labrov juga menyatakan hal yang sama.
Ia menegaskan kalau konfrontasi Suriah melebar, negara tetangga Suriah seperti Yordania dan Libanon akan hilang dari peta dunia. Seperti bapaknya, Asad menerapkan politik bumi hangus, “al-Asad au nahriqu al-bilad”
Ia menegaskan kalau konfrontasi Suriah melebar, negara tetangga Suriah seperti Yordania dan Libanon akan hilang dari peta dunia. Seperti bapaknya, Asad menerapkan politik bumi hangus, “al-Asad au nahriqu al-bilad” (mendukung Asad atau kami bumihanguskan negeri ini) .
Dia mengira, kekejamannya akan menghentikan perlawanan rakyat Suriah. Ternyata tidak. Rakyat Suriah yang mewarisi keberanian, keteguhan, dan kesabaran pahlawan-pahlawan Islam seperti Khalid bin Walid yang dikubur di tanah as Syam, melakukan perlawanan yang luar biasa.
Para mujahidin Suriah, terinspirasi dengan kata-kata mulia pahlawan Islam Khalid bin Walid  sebagaimana yang terdapat dalam kitab al Ishabah karya al Asqalani,  yang dipatri pusat Kota Homs : “Aku mencari kematian, dengan kemungkinan itu bisa didapat, tetapi aku belum ditakdirkan, kecuali mati di atas tempat tidurku. Tidak ada satu perbuatan yang paling aku harapkan, setelah kalimah lailaha illa-llah, ketimbang suatu malam di mana aku bermalam dengan memakai perisai, di bawah cahaya bulan di langit dan guyuran hujan hingga Subuh, sampai kami menyerang (dan mengalahkan) kaum kafir.”
Memang apa yang termasyhur di Suriah saat ini tidak lain dari sebuah konflik yang telah tampak di muka dunia sebagai sebuah perang yang dilancarkan terhadap Muslim yang memiliki persenjataan seadanya. Dan setelah tiga tahun melancarkan pertempuran sengit, Amerika dan sekutunya telah gagal untuk menghancurkan kekuatan para pejuang Islam.
Sebaliknya, para pemimpin Barat dengan cepat mengakui bahwa Suriah telah mengalami jalan buntu. Ini adalah kenyataan yang sangat menggembirakan umat Islam dan menghilangkan stereotip yang menggambarkan bahwa kaum Muslim terlalu lemah untuk melawan Amerika.
Komentarku ( Mahrus  ali ):
Seluruh gerakan yang mengatasnamakan Islam akan mendapat perlawanan yang sangat, mulai dari angkat senjata, sampai di perang media.  Gerakan yang akan merobohkan Islam selalu mendapat dukungan dari kalangan Yahudi, Syi`ah bahkan  dari kalangan  kaum muslimin yang sudah hidup di belakang thaghut untuk sujud ke thaghutnya dan mengenyampingkan ajaran Allah.
Kaum muslimin yang tidak ikut jihad, diam saja dirumah, malah jengkel dengan muslimin jihadis akan mendapat suport dan dukungan dari kalangan munafikin dan rezim thaghut setempat. Untuk kalangan jihadis bukan kalangan  murji`ah yang mendukung kepada Thagut ingatlah firmanNya:
يَاأَيُّهَا النَّبِيُّ جَاهِدِ الْكُفَّارَ وَالْمُنَافِقِينَ وَاغْلُظْ عَلَيْهِمْ وَمَأْوَاهُمْ جَهَنَّمُ وَبِئْسَ الْمَصِيرُ

Hai Nabi, perangilah orang-orang kafir dan orang-orang munafik dan bersikap keraslah terhadap mereka. Tempat mereka adalah neraka Jahannam dan itu adalah seburuk-buruk tempat kembali. (,Attahrim 9)
Penulis: Umar Syarifudin
(Lajnah siyasiyah Hizbut Tahrir Indonesia Kota Kediri)

Isis sudah memperoklamirkan  dalam websitenya bahwa negaranya berlandaskan al quran dan sunnah ala ahlis sunnah sebagaimana yang saya baca.
Bahkan di kantor kepolisiannya  tertulis inil hukmu illa lillah ( hukum hanya milik Allah ).
Di Mahkamah Isis  tertulis  kalimat : Artinya " Barang siapa yang tidak berhukum dengan  hukum Allah, maka dia adalah kafir.
Wanitanya sudah banyak yang bercadar.
Ulama Irak  dan ketua – ketua suku  sebagaimana  yang saya lihat dalam vidio banyak yang mendukung ISIS.
Realita media sosial tv maupun surat kabar banyak dikuasai musuh Islam. Sudah tentu akan membela agama mereka untuk menjatuhkan Islam.
Bila isis kalah,  maka Irak akan dikuasai oleh Syi`ah lagi dan kaum sunni  akan di ainiaya lagi oleh Syi`ah.
Isis kalah, maka Yahudi dan Syiah paling gembira bisa menggebuki orang ahlis sunnah lagi.
Saya hawatir berita tentang Isis membunuh tiga ratus ulama itu fitnah belaka sebagaimana  gerakan Raja Abd aziz dan Muhammad bin Abd wahab dulu yang di isukan membunuh ratusan ulama juga.
Kita bela Islam, jangan bela kekufuran untuk ganyang Islam.
Kita yang nganggur  di rumah ini tidak perlu menjelekkan mujahidin di jalan Allah 

Syi`ah menyebut ISIS takfiri

Inilah teks sebagian khutbah al allamah  sayyid Ahmad Shofi  20/6/2014.
: إنّ هذه الدعوة كانت موجهة إلى جميع المواطنين من غير إختصاصٍ بطائفةٍ دون أخرى ، إذ كان الهدف منها هو الإستعداد والتهيؤ لمواجهة الجماعة التكفيرية المسمّاة بداعش التي أصبح لها اليد العليا والحضور الأقوى فيما يجري في عدّة محافظات
Dakwah   ini  ditujukan kepada  semua warga negara mutlak tanpa  terikat kepada satu golongan. Sebab tujuannya  kesiapan dan siaga menghadapi jemaat takfiri  yang  disebut  dengan nama  Da`is (  Isis )  yang kini memiliki tangan atas dan kehadiran  yang sangat  kuat untuk  mengatasi apa yang terjadi di beberapa provinsi
http://www.sistani.org/arabic/archive/24915/
Isis di sebut  kelompok takfiri  oleh Syi`ah, lalu kalangan  ahlus  sunnah hanya meniru – niru kepada Syi`ah saja. Maksud Syi`ah menyebut Isis  seperti itu agar isis  tidak mendapat dukungan dari kalangan sunni. Dengan demikian , menghadapi Isis lebih ringan. Selain  itu, agar umat Islam menganggap jelek pada ISIS. Dengan cara ini, isis tidak mendapat dukungan  dari kaum muslimin. Nantinya Isis kalah dan kaum muslimin  sunni di Irak di aniaya lagi oleh Syi`ah seperti dulu. Isis dijuluki takfiri  itu  adalah jurus Syi`ah agar Syi`ah menang, lalu bisa menguasai Irak lagi dan mendapat banyak sumber minyak untuk di buat pendanaan dalam menyebarkan Syi`ah di  dunia.
Yahudi dan Syi`ah, sekuler sangat takut bila Isis menang. Lalu khilafah abbasiah yang berpusat di Irak yang pernah menguasai Eropa bangkit lagi. Dan inilah yang paling di takuti  oleh mereka.

Bila Isis menang   setelah di kroyok lima puluh negara, ber arti  isis ada peluang untuk menyebarkan daulah abbasiah yang lalu ke seluruh Eropa. Disitulah tehnologie dan kekayaan Eropa bisa di buat mengembangkan Islam. Saat itu banyak kaum kristen yang akan memeluk Islam.  Bila keristen dan Yahudi jaya  waktu sekarang, pada  suatu saat akan berbalik, yaitu Islamlah yang jaya.

Istilah takfiri itu juga  pernah ditujukan Syi`ah kepada para pengikut wahabi. Tapi belum pernah di katakan untuk ahli bid`ah sesama mereka. Di indonesia, Syi`ah memberi julukan  takfiri kepada  salafy. Pada hal Syi`ah  sendiri yang takfiri – suka mengkafirkan para sahabat  dan kaum sunni.

Isis di websitenya  memberikan pernyataan tidak mengkafirkan golongan kaum muslimin  di luar ISIS. Saya pernah baca begitu.

Kita ini mengkafirkan kepada orang yang dinyatakan kafir oleh dalil, siapapun golongannya. Karena kita ikut dalil, bukan ikut kemauan orang. Bila dalil telah menyatakan  kafir, kita tidak boleh menyatakan muslim padanya. Begitu juga sebaliknya


Mullah Krekar:
Perang Selanjutnya adalah Antara Syiah dan Sunni
Selama sekitar seperempat abad menjadi pengungsi politik di Norwegia, pendiri Ansharul Islam di Irak Kurdistan ini telah menghadapi 35 tuduhan, 700 jam diinterogasi dan 50 kali masuk penngadilan. Setelah tiga tahun terakhir menghabiskan waktu di tahanan, Mullah Krekar menjalani statusnya sebagai tahanan rumah. Setelah beberapa hari dibebaskan dari penjara Norwegia, ia menunggu deportasi dari Oslo ke kamp para pencari suaka di salah satu desa utara Norwegia.

Apa pendapat Anda tentang masa depan konflik sektarian di Irak setelah pecahnya krisis Suriah dan meluas ke Irak?
               krekar3
Dalam lima puluh tahun ke depan, apipeperangan yang akan terjadi di sana adalah antara Syiah dan Sunni. Kelompok sektarian akan menjadi alternatif untuk nasionalisme. Kurdi dan Arab sekarang tidak saling serang karena nasionalisme. Demikian pula bangsa Baluchi, Persia, dan Turki, masing-masing berpegang pada doktrin. Iran adalah kepala yang mengarahkan. Iran ingin tampak menonjol, tetapi kehilangan miliaran Muslim hanya untuk memenangkan 175 juta Syiah. Mereka akan menanggung apa yang mereka perbuat.
Saya pikir Syiah akan sampai pada titik yang menyerupai gelombang yang berhenti di kolam renang. Saya juga yakin bahwa rezim Suriah akan mati, insya Allah, sedangkan mujahidin akan mencapai tujuan mereka. Akan tetapi, kita tidak boleh menjadi pengkhayal dan membayangkan akan membentuk negara Umariyah juga (meniru ISIS dengan mendeklarasikan Daulah. Umariyah dinisbatkan kepada Abu Umar Al-Baghdadi sebagai amir pertama Daulah; edt.).
                        krekarrr
Akan ada perselisihan seperti yang terjadi di Afghanistan antara Hekmatyar dan Rabbani. Saya yakin Hizbullah akan semakin mengecil, dan Hautsi akan kembali ke Sa’dah (tempat asal pertumbuhannya di Yaman; edt.). Saya juga yakin bahwa Suriah akan menguras orang-orang Iran sampai Basyar Assad dan rezimnya runtuh! Barat pasti akan membiarkan kedatangan mereka (Syiah Iran ke Suriah) untuk mempertahankan sistem, namun Basyar pasti jatuh, dengan izin Allah.

SELASA, FEBRUARI 10, 2015

Bagaimana golongan Syi’ah membuat negara-negara yang mayoritas penduduknya  golongan Sunni seperti kartu ‘domino’, satu-satu jatuh ke tangan mereka. Golongan Syi’ah berhasil mencapai pengaruh dengan spektrum politik yang sangat luas.
Lebanon, negara yang mayoritas penduduknya 70 persen Muslim  Sunni,  sekarang secara politik berada di tangan golongan Syi’ah. Tahun l982, Syi’ah di Lebanon masih tergolong minoritas. Sekarang Lebanon sudah berada di dalam genggaman golongan Syi’ah.
Syi’ah dengan kekuatan milisi Hesbollah sekarang menjadikan Lebanon sebagai ‘stronghold’ (basis utama), dan bahkan menjadi ‘backbone’ (tulangpunggung) bagi Bashar al-Assad. Tanpa dukungan Hesbollah, pemerintahan Bashar sudah jatuh, dan tidak dapat bertahan lama.
Hanya dalam waktu dua dekade golongan Syi’ah sudah berhasil menguasai Lebanon. Golongan Syi’ah di Lebanon dengan kekuatan milisi Hesbollah, sekarang tak ada kekuatan yang bisa menggoyahkan kekuasaannya atas Lebanon. Angkatan bersenjata Lebanon pun, tidak dapat berbuat banyak menghadapi milisi Hesbollah.  Sehingga, supremasi kekuasaan golongan Syi’ah di Lebanon benar-benar terjaga.
Di Suriah golongan Syi’ah hanya 17 persen dari populasi seluruh penduduk Suriah. Tapi golongan Syi’ah berhasil melakukan penetrasi pusat kekuasaan seperti militer, intelijen, dan kementerian dalam negeri. Ini menjadi pilar kekuasaan Bashar al-Assad, yang menjadi simbol dari golongan Syi’ah di Suriah.
Di Irak golongan Syi’ah mendapatkan berkah dengan  invasi  Amerika ke Irak, dan menggulingkan Saddam Husien. Ini otomatis kekuasasan berikutnya jatuh ke tangan golongan Syi’ah. Amerika Serikat hanya menjadi perantara munculnya rezim baru Syi’ah. Sekarang terjadi kolaboraasi antara golongan Syi’ah dengan Amerika Serikat di Irak.
Di Bahrain, Kuwait, dan Yaman golongan Syi’ah secara perlahan-lahan berhasil menguasai kekuasaan. Dengan melakukan penetrasi kepada kekuasaan. Syi’ah selalu menggunakan taktik doktrin  ‘taqiyah’ (berpura-pura), sampai berhasil membangun kekuasaan, dan kemudian mendepak lawan-lawan politik. Persis yang terjadi di Yaman.
Semua kebangkitan golongan Syi’ah  ini, karena adanya faktor dukungan negara. Semua perubahan politik yang diancang oleh golongan  Syi’ah di setiap negeri Muslim, tidak terlepas dari dukungan negara induk Syi’ah, yaitu Iran. Iran lah menjadi faktor kunci keberhasilan dan kemenangan  setiap golongan Syi’ah di setiap negeri Muslim.
Di Yaman, golongan Syi’ah Houthi yang  sudah berhasil melakukan kudeta terhadap pemerintah Yaman, tidak terlepas dari negara induk Syi’ah, yaitu Iran. Iran membantu dana dan senjata kepada milisi Syi’ah Houthi. Dengan dukungan dana dan senjata itu, sekarang golongan  Syi’ah menguasai Yaman, yang lebih dari 80 persen penduduknya menganut Sunni.
Sekarang ini ISIS. Bandingkan dengan  golongan  Syi’ah. ISIS sekarang ini menjadi musuh bersama (common enemy). Bukan  hanya negara-negara Barat yang sekuler yang memerangi ISIS, tapi negara-negara yang menganut Sunni mendukung Barat memerangi ISIS.
Di Bagdad menumpuk ahli-ahli strategi perang, penentu  kebijkan perang, intelijen dari berbagai negara, dan segala jenis senjata sudah dipersiapkan  guna mendukung perang darat (ground battle), yang akan segera dilancarkan oleh Bagdad ke Mosul, wilayah Irak yang sekarang jatuh ke tangan ISIS.
Para ahli strategi perang, penentu kebijakan perang, intelijen dari  berbagai negara, berbulan-bulan telah berunding, bertujuan ingin mengakhiri ISIS. Intinya ISIS tidak mungkin dapat dikalahkan dengan serangn udara. Harus digelar serangan darat. Menteri Pertahanan Amerika Chuck Hagel, sudah memberikan laporan  kepada komite Senat Amerika, dan  memang harus digelar perang darat.
ISIS lebih menakutkan bagi kehidupan global. Bukan hanya para penguasa, dan pusat-pusat kekuasaan global. Bukan hanya Washington, Paris, Berlin, London, dan Moskow takut terhadap ancaman ISIS, tapi juga Cairo, Dubai, Riyadh, dan sejumlah negara lainnya.
ISIS yang mendapatkan dukungan secara luas, sesudah mendeklarasikan Daulah Islamiyah dan Khilafah oleh Abu Bakar al-Bagdadi, kemudian menjadi  ancaman yang sangat menakutkan atas tindakannya dalam perang, terutama melakukan pemenggalan terhadap para sandera Barat. Terakhir, puncaknya membakar hidup-hidup pilot Yordania, Mouath al-Kasasbeh.
Sikap ISIS dalam perang yang ‘ghulu’ (berlebihan) dalam perang itu, kemudian mereduksi simpati dan dukungan Muslim dari berbagai negara, termasuk negara-negara yang mula-mula netral berubah, dan sekarang ikut dalam perangkap Barat, memusuhi  ISIS. Konflik dengan berbagai kelompok jihadis lainnya, di Suriah dalam skala besar, melemahkan potensi gerakan jihad yang ingin mengakhiri rezim Syi’ah Bashar al-Assad.
Sejak  beberapa bulan terakhir ini, kemampuan militer ISIS, tidak begitu signifikan dalam memperebutkan wilayah di Irak dan Suriah.  Rencana memperebutkan kota Bagdad, dialihkan ke Kobane.  Kobane pun jatuh ke tangan milisi Kurdi, Peshmerga. Kobane gagal dikuasai ISIS, dan sekarang jatuh. Ini menjadi simbol, kemunduran militer ISIS.
Pemerintah Yordan mengklaim wilayah ISIS berkurang 20 persen. Ini menandakan memang ISIS menghadapi kesulitan. Serangan udara olah gabungan koalisi Barat  dan Arab, menghancurkan basis posisi yang dikusai oleh ISIS. Termasuk kota-kota yang sudah dikuasi ISIS di Suriah, perlahan-lahan jatuh  ke tangan pasukan Suriah, seperti  sebagia Allepo.
Sekarang Perdana Menteri Irak Haidar al-Abadi sudah keliling ke berbagai  meminta dukungan melakukan perang darat. Ini akan menentukan nasib ISIS. Bagaimana  ISIS akan dapat mempertahankan Mosul dari serangan darat pasukan  gabungan koalisi, yang terdiri  pasukan Irak, milisi Syi’ah dari berbagai negara, Garda Revolusi Iran, pasukan Amerika dan Barat, mengakhiri ‘pendudukan’ ISIS di Mosul.
Jika Mosul jatuh ke tangan pemerintah Irak, berarti sudah tamat ISIS, dan ini akan semakin dalam pengaruh terhadap negeri-negeri Muslim Sunni. Syi’ah akan  menjadi supremasi kekuatan global dan bertemu dengan Barat. Kompromi negosiasi tentang nuklir Iran dengan fihak Barat ini sudah menjadi sinyal  penting, terjadi kolaborasi  antara Barat dan golongan Syi’ah.
Basgaimana negeri-negeri Sunni  menghadapi  skenario yang sangat buruk ini? Ini hanya faktor akibat, karena selama ini negeri-negeri Sunni, sudah masuk jebakan politik dan ideologi kafir musyrik (Yahudi dan Nasrani), yang menggunakan tangan Amerika dan Eropa. Kekuatan militer negeri-negeri Sunni hanya menjadi bagian kepenetingan global Barat.
Bandingkan dengan golongan Syii’ah kekuasaan dan kekuatan militer, termasuk kelompok-kelompok milisi disetiap negara diabdikan bagi ideologi Syi’ah.  Dalam dekade mendatang, pasti  kita akan melihat jatuhnya kekuasaan negeri-negeri Muslim ke tangan golongan  Syi’ah.
Golongan Syi’ah, ketika masih minoritas mereka menggunakan doktrin ‘taqiyah’, dan menyusup ke pusat-pusat kekuasaan. Sebaliknya, golongan Syi’ah bila sudah mapan dan memiliki dukungan militer (milisi), pasti akan menggunakan kekuatannya menggulingkan kekuasaan golongan Sunni, seperti di Lebanon, Yaman, dan  sejumlah negara lainnya.
Golongan Syi’ah sekarang  ikut berkampanye melawan golongan Sunni dengan menunggangi isu ‘terorisme’, yang sekarang gaungnya secara global, dan membuat para apenguasa Sunni, menggigil ketakutan. Semua itu hanalah manipulasi yang sedang dibangun, tujuannya menghancurkan kekuatan golongan Sunni yang bangkit melawan penjajahan  Barat. Wallahu’alam.
Dengan jumlah yang sedikit bukan mayoritas, Syi`ah mampu mengkudeta rezim Yaman, bahkan di Lebanon jumlah sunni  70 persen, kalah dengan Syi`ah. Di Suriah, Syi`ah hanya 17 persen mampu menguasainya. Yaman sunninya 80 persen telah jatuh ke tangan Syi`ah. Rasanya  tidak mustahil bila Indonesia ini juga akan jatuh ke tangan Syi`ah sebagaimana negara – negara tsb. Karena itu, harus ada gerakan di segala bidang untuk menghalau perkembangan Syi`ah. Bila Syi`ah berkuasa, maka  kaum sunni akan mengalami nasib penganiayaan sangat keji seperti di Irak. Sebetulnya kekuatan yang jelas mampu mengalahkan Syi`ah di Irak adalah ISIS yang sunni. Tapi sayang negara - negara sunni malah memerangi ISIS karena ikut kemauan Yahudi Amirika.