Tuesday, March 31, 2015

“Kapan Iran perang dengan Amerika?”

Melawan lupa :
Menteri luar Negeri Iran Merengek, Memelas, Mengemis ke Israel supaya Tidak serang Iran !
cuplikan :
“Ngambek” ke Israel, Menlu Syiah Iran Ungkit Jasa Majusi Persia terhadap Yahudi
Dalam suatu wawancara dengan media Amerika Serikat (AS), NBC, menteri luar negeri Iran, Mohammad Javad Zarif menegaskan bahwa negaranya tidak memiliki niat untuk menghancurkan Israel.
Menurut Javad Zarif, Netanyahu harus membaca ulang sejarah, dimana Raja Persia-Iran pernah menyelamatkan Yahudi dari ancaman Babilonia, begitu juga pada masa Perang Dunia II.
Ia kemudian mengingatkan bahwa ada lebih dari 20.000 orang Yahudi hidup nyaman di Iran. Bahkan para Yahudi Iran memiliki wakilnya di parlemen.
“Kami memiliki sejarah toleransi dan kerjasama, serta hidup berdampingan dengan orang Yahudi di negara kami, serta Yahudi di mana pun di dunia”, kata Zarif, kutip Risalah dari Vivanews.

Amir Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) Al-Ustadz Muhammad Thalib Al-Yamani, berkisah dalam ceramah seusai shalat Subuh di masjid Al-Munawaraah, Pamulang pagi ini Ahad (9/6/2013). Seorang teman bercerita tentang kehebatan Iran yang berani melawan Amerika dengan pernyataan-pernyataanya yang keras kepada Amerika Serikat, Inggeris, Prancis, Israel dan sekutu-sekutunya.
Orang tersebut berkata kepada ustadz Thalib, “Thalib, bukankah sekarang ini yang berani melawan barat, melawan Amerika itu Iran?” tanya orang tersebut. Ustadz Thalib menyambut pertanyaan sang penanya dengan pertanyaan balik: “Kapan Iran pernah berperang dengan Amerika? Kapan? Kapan Iran itu berperang dengan Inggeris, berperang dengan Perancis? Kapan? Ada nggak bukti sejarah bahwa Iran itu pernah berperang dengan Amerika sebagaimana Irak berperang dengan Amerika? Ada tidak bukti bahwa Iran berperang dengan Israel sejak dia menduduki tanah Palestina sejak tahun 1947? Kapan?” berondong ustadz Thalib dengan pertanyaan-pertanyaan yang menukik.
Orang itupun terdiam tidak bisa menjawab. Perkataan yang benar dapat mematahkan perkataan yang dusta. Qoulun syadid, mematahkan qoulun bathil. “Qaulun bathil bisa dipatahkan dengan logika dan fakta sejarah sebelum menggunakann hujjah Allah Ta’ala dan Rasul-Nya.” Tegas ustadz kelahiran Bangil Jatim ini.
Selanjutnya ustadz Thalib mengabaikan peran Ahmadinejad dalam kancah perpolitikan internasional yang hanya berbicara tapi tak ada tindakan terhadap Zionis Israel dan Amerika dan sekutu-sekutnya. “Kalau sekedar orang yang bersuara keras menantang Amerika, seperti Ahmadinejad ribuan orang ada di Indonesia.” Tegas ustadz Thalib.
Zionis dan Syi’ah bersatu hantam Islam
Senada dengan ustadz Muhammad Thalib, intelektual muda muslim Indonesia Muhammad Pizaro Novelan Tauhidi dalam bukunya “Zionis dan Syi’ah bersatu hantam Islam” menyebutkan, “Iran itu berbatasan langsung dengan Afghanistan dan Pakistan yang tiap hari diperangi Amerika Serikat. Ribuan bocah muslim mati akibat tembakkan yang dilancarkan Drone-Drone AS, tapi mana Rudal, Jet Tempur, dan milisi-milisi Syiah Iran membantu umat Islam di sana memerangi Amerika Serikat?.” Lagi muslim mempertanyakan perlawan Iran.
Fakta-fakta sejarah tidak ada satupun rezim syiah Iran berpihak Islam dan kaum muslimin. Adalah fakta sejarah pula yang berbicara bahwa muslim sunni diperangi dan dibunuh dengan cara yang keji oleh rezim syiah Iran.

Posted on 16/10/2012 by oranganjuk
Saya melihat bahwa negara iran seolah-olah menjadi pembela islam, tetapi banyak umat islam yang di bunuh oleh kaum syiah, padahal syiah merupakan buah pemikiran seorang yahudi, bahkan di negara iran terdapat ka’bah versi mereka, begitu pula dengan qunut ala syiah yang mengejek dan melaknat para sahabat, lalu apakah khurasan yang dimaksud dalam hadits bahwa dajjal akan muncul dari negeri khurasan? apakah negeri khurasan yang dimaksud itu adalah salah satu provinsi di iran, dan apakah imam mahdi orang syiah itu adalah dajjal, seberapa dekatkah zionis yahudi dan iran?, mohon diungkap. Wassalam
Abu Hasan
Jawaban
Wa’alaykumsalam, wr.wb saudaraku Abu Hasan. Jazakallah atas pertanyaannya, semoga kita selalu diberi keberkahan oleh Allah di fase-fase akhir zaman seperti sekarang ini.
Saya melihat ada dua ciri karakteristik kelompok/orang yang masuk ke lingkaran Syiah. Pertama mereka yang sebenarnya masih awam tentang Syiah. Golongan ini pada dasarnya tidak begitu mengenali bagaimana seluk beluk Syiah selama ini. Dari mulai pelecehan Syiah terhadap para sahabat, kecuali Ali. Sikap Syiah terhadap Ahlus Sunnah. Doktrin Imamah Syiah (yang berimplikasi pada Ushul Fiqh), sampai praktek taqiyah milik Syiah untuk menutupi ajaran mereka selama ini.
Kedua. Pengikut Syiah yang benar-benar ideologis. Mereka mengikuti hakikat ajaran Syiah sepenuhnya. Seperti konsep Imamah, Taqiyah, Roj’ah, bad’a, dan lain sebagainya. KH. Nabhan Husein, dalam presentasinya di Mesjid Istiqlal tahun 1997, lewat artikel berjudul “Tinjauan Ahlus sunnah Terhadap Faham Syiah Tentang Al Qur’an dan Hadits” pun merinci setidaknya ada 219 ayat yang di Al Qur’an yang tidak diakui kelompok Syiah.
Pada kasus pertama biasanya mereka yang masuk ke komunitas Syiah salah satunya oleh kekaguman kepada sosok Ahmadinejad. Mereka juga tidak bisa membedakan kasus Revolusi Iran dengan faham aqidah Syiah. Lalu bukan tidak mungkin mereka termakan oleh praktik taqiyah Syiah yang sengaja dimainkan untuk menutup-nutupi hakikat sesungguhnya.
KH Dawam Anwar, dalam presentasinya “Inilah Haqiqat Syiah” saat Seminar Nasional tentang Syiah tahun 1997 di Mesjid Istiqlal, menjelaskan bahwa salah satu sulitnya ajaran Syiah terendus masyarakat awam dikarenakan kitab-kitab yang memuat hakikat Syiah dan Syariat Syiah langka sekali, bahkan bisa dibilang tidak ada.
Kitab-kitab semacam Al Kaafi, Tahdzibuk Ahkam, Al Istibshar, Bihar Al Anwar, Al Waafi dan lain-lain tidak ditemui toko-toko buku pada umumnya. Karena sejak dahulu ulama-ulama Syiah sengaja merahasiakan kitab-kitab semacam itu agar jangan sampai jatuh ke tangan Ahlus Sunah karena akan menjadi senjata makan tuan. Walau pada akhirnya, atas izin Allah, kitab-kitab itupun sampai juga ke tangan ulama Ahlus sunnah wal Jama’ah.
Hemat saya, elemen pertama inilah yang bisa menjadi lahan dakwah bagi kita untuk mengingatkan kepada mereka tentang kekeliruan faham Syiah. Kita bisa sama-sama menyadarkan untuk tidak terpukau semata-mata karena faktor Ahmadinejad gencar melakukan kritik terhadap Amerika. Karena, hal itu pun juga masih bisa diperdebatkan.
Kalaulah memang Ahmadinejad serius melawan Amerika, sekiranya ia bisa berbuat lebih riil dalam melaksanakannya. Tidak jauh dari Iran, berbatasan langsung dengan teritori Ahmadinejad, yakni Afghanistan dimana puluhan ribu mujahidin bahu membahu mengusir Amerika dan cengkaman Zionis. Namun sampai saat ini belum ada tindakan konkret dari Ahmadinejad untuk membantu Afghan mengusir Amerika.
Yang terjadi justru sebaliknya. Satu contoh saja, kita ketahui bersama hubungan Ahmadinejad dengan Nouri Al Maliki dekat sekali. Padahal Nouri adalah kaki tangan Amerika dan Israel di Irak. Jadi amat wajar jika spekulasi kemudian berkembang: apakah karena Nouri Al Maliki juga oang Syiah?
Bahkan 18 april lalu, lima belas orang tewas di Ahwaz, Iran oleh pasukan keamanan Iran didukung oleh milisi pakaian sipil. Mereka melakukan serangan terhadap aksi demonstrasi dengan kekerasan yang menuntut hak bagi mayoritas etnis Arab di provinsi Khuzestan Iran yang berpenduduk mayoritas Sunni.
Kalaulah Iran masih menganggap Sunni adalah saudaranya kenapa harus dengan membunuh, bukankah lebih baik senjata itu diarahkan kepada musuh sebenarnya yakni Gedung Putih yang kini bercokol di Irak, Afghan, dan Palestina?
Dan ini semakin menimbulkan kecurigaan kenapa Iran -yang tak lebih besar dari pada Iraq yang sudah digempur habis-habisan oleh AS dan sekutu- masih baik-baik saja. Dalam artian, AS tidak pernah melakukan suatu tindakan yang nyata terhadap Iran.
Khurasan dan Iran
Lalu pertanyaan saudara selanjutnya, apakah yang dimaksud Khurasan disini adalah salah satu provinsi di Iran? Betul memang ada hadis yang mengatakan demikian. Namun kita ketahui bersama bahwa nama Khurasan minimal berada pada dua negara; pertama di Iran itu sendiri, kedua terletak pada salah satu sudut daerah di India Selatan, tepatnya masuk teritorial Desa Babua. Dari sinilah beberapa kalangan sempat menilai bahwa Sai Baba itu adalah Dajjal karena berasal dari Desa Khurasan, India Selatan.
Dalam melihat Khurasan, DR Uman Sulaiman al Asyqar dalam kitabnya al Yaum al Akhir: al Qiyamah ash Shughra wa’ Alamat al Qiyamah al kubra, mengacu pada hadis Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam dari An Nuwwas Ibn Sa’man, yang berbunyi “Sesungguhnya ia (Dajjal) muncul di suatu daerah antara Syam dan Iraq. Ia merusak ke kanan dan ke kiri. Hai Para Hamba Allah bersiteguhlah.”
Dalam konteks hadis ini, Syaikh Al Bani berkata bahwa menurut Hakim sanad hadis ini shahih, dan disetujui oleh Adz Zahabi. Oleh karena itu DR Umar Sulaiman menilai bahwa Khruasan yang dimaksud adalah Persia. Yang berarti masuk teritori Iran modern.
Hal ini bisa diperkuat dari hadis lainnya, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam lainnya yang berbunyi. “Pengkuti Dajjal dari Yahudi Isfahan ada tujuh puluh ribu orang. Mereka memakai pakaian gamis” (Musnad Ahmad IV h. 216-217).
Isfahan (Esfahan) sendiri adalah sebuah kota bersejarah di Iran dan terbesar ketiga di Iran. Secara geografis kota ini terletak pada 32°38′ LU 51°29′ BT, di dataran Zayandeh-Rud yang subur, di kaki pegunungan Zagros.
Pada masa lampau Isfahan juga ditulis sebagai Ispahan. Atau dalam bahasa Persia Kuno disebut Aspadana. Dan dalam dialek bahasa Persia Pertengahan disebut Spahān,
Abu Naim dalam kitabnya Lawami’ al Anwar Bahiyyah, seperti dikutip DR. Sulaiman menuturkan bahwa salah satu desa yang masuk dalam daerah Isfahan ada yang bernama al Yahuddiyah karena penduduknya khusus Yahudi sampai zaman Ayyub Ibnu Ziyad penguasa Mesir pada zaman Khalifah al Mahdi ibn al Manshur al Abbasi. Pada zaman ini kaum muslim mulai masuk ke desa itu sehingga orang-orang Yahudi terdesak. Wallahu’alam.
Source : syiahindonesia.com

Posted on 28/11/2012 by oranganjuk
Setelah Pamor ‘Negara Islam Iran’ anjlok di mata dunia, akibat dukungan penuhnya kepada rezim Syi’ah Nushairiyah Basyar Asad, yang akibat dukungan ini, paling tidak sekarang lebih dari 40.000 rakyat suria wafat, jutaan mengungsi dan terusir, dan jangan tanya berapa jumlah orang yang hilang atau terkungkung di penjara Syi’ah Suria.
Maka diperlukan pemulihan ‘nama baik’ Iran di mata dunia. Satu-satunya kartu yang bisa diandalkan adalah ‘Ghaza-Palestina’. Maka sandiwara pemulihan air muka pun dimulai.
Skenarionya begini: Israel menyerang Ghaza, kemudian Iran membantu senjata dan teknologinya kepada pejuang HAMAS, hasilnya:
1. Negara-negara Arab alergi dan antipati kepada HAMAS yang terpaksa menerima  bantuan persenjataan Iran.
2. Nama ‘baik’ Iran pulih di mata dunia.
Pertanyaan yang menggelitik:
1. Israel pasti sudah tahu jenis dan kekuatan senjata yang akan digunakan HAMAS kali ini ; Fajar 5, impor dari Iran. Dan Israel tau ‘skandal’ pemasokan senjata Iran ke GHAZA, terus kenapa Israel sengaja ‘membiarkannya?’ …ada udang di balik bakwan.
2. Iran hanya membantu Ghaza dengan sedikit senjata dan teknologinya untuk menghadapi penjajah YAHUDI. Tapi, di belahan dunia lain Iran membantu Rezim Suria secara full, dengan senjata, logistik, militer, dan penasehat-penasehat perangnya untuk membantai muslim-sunni Suria.
Lha, ini ndak kontradiktif ya?
3. Bukankah ini kesempatan emas Iran dan Hizbullah untuk menguji coba senjata nuklirnya, dengan pura-pura menembakkan satu atau dua rudal ke Israel? Bukankah Israel dan Amerika musuh utama Iran?
4. Semua pihak menyalahkan Arab yang bekerja sama dengan Amerika cs – dan memang sikap mereka ini salah-, tapi mereka lupa bahwa Iran juga sangat erat dengan Rusia dan China Komunis.
Amerika pernah membantai muslim Afghanistan, dan Rusia juga pernah membantai Muslim di Afghanistan.
Amerika bersama Syi’ah membantai Muslim di Irak, Rusia juga membantai Muslim di Chechnya dan negara-negara sekitar Rusia.
Lantas apa istimewanya Iran dari negara-negara Arab? Bukankah: “Al-Kufru Millatun Wahidah?”
5. Tahukah saudara, bahwa aktor utama di balik krisis Suria yang berkepanjangan?
Jawabannya Iran, Amerika, dan Rusia, perang kepentingan dan belum tercapainya kesepakatan ‘bagi hasil’ antara tiga negara ini, membuat krisis Suria masih berlanjut hingga detik ini!
Intinya: Iran tetap dengan cita-citanya mengembalikan Imperium Persia-Majusi Raya, Israel tetap dalam cita-citanya: Mendirikan Israel Raya, dan Kristen tetap dalam cita-citanya: Melanjutkan perang salib babak baru.
Oleh: Bin Bahrum Mandaily   
(lppimakassar.com)

Buku 'Zionis dan Syiah Bersatu Hantam Islam'

Dalam acara Bedah Buku yang berjudul ‘Zionis dan Syiah Bersatu Hantam Islam’ bersama Farid Ahmad Okbah, M.A.
Dalam ulasannya, murid Syaikh Utsaimin ini menjelaskan bahwa gerakan Zionisme telah dimulai sejak tahun 1898. Gerakan yang diusung 200 lembaga itu dipimpin langsung oleh Theodor Herzl. Mereka berkumpul di Switzerland dan menghasilkan apa yang disebut dengan protokol Yahudi. Mereks mempunyai semanngat yang luar biasa untuk mempunyai negeri Israel dalam kurun waktu 50 tahun dan tepat pada tahun 1948 negara Israel dideklarasikan.
Pendiri Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) ini lebih lanjut menjelaskan Zions Yahudi mempunyai tiga misi besar, yaitu mendirikan Israel Raya, menundukkan bangsa-bangsa di dunia menjadi budak-budak Yahudi dan menghancurkan islam dan umat islam.
Dendam mereka kepada umat Islam menyebabkan mereka menggunakan semua cara untuk menghancurkan islam, antara lain dengan penjajahan, orientalism dan kristenisasi.
Di samping itu mereka bersatu padu dalam menghancurkan umat Islam. Karenanya, Amerika rela dengan kekalahan Soviet di Afghanistan.
“Runtuhnya Soviet juga mengindikasikan bahwa kekuatan dunia adalah Amerika dan musuh mereka adalah Islam,” kata Farid Okbah.
Gerakan memerangi Islam pun dilancarkan. Isu teroris dihembuskan dengan dukungan oleh Iran dan Amerika yang kemudian menginvansi Irak. Mereka juga mempersiapkan pemerintahan yang dipimpin oleh Syiah yang bengis kejam.
Tragedi Suriah sendiri tidak lepas dari skenario Iran Syiah dan Amerika hingga terjadi pembantaian terhadap ratusan ribu umat islam di Suriah.
Ketua Yayasan Al Islam ini menjelaskan kondisi Syiah akhir-akhir ini. Dijelaskan bahwa Iran telah mengirimkan 40 ribu pasukan untuk mendukung Bashar al Assad. Kemudian Hizbullah menurunkan sekitar 2000 pasukan, ditambah dengan millisi Syiah dari Irak, Syiah dari Yaman mereka bergabung di Suriah dan di dukung secara politik oleh Rusia dan China. Bahkan saat ini Bashar Assad dan pasukannya telah membawa bendera-bendera Syiah dalam pertempurannya.
“Mereka benar-benar ingin menghancurkan Islam dan umat Islam di sana,” tandas Farid.
Ulama yang tegas kepada Syiah ini mengajak para hadirin untuk senantiasa waspada terhadap bahaya Zionis dan Syiah. Beliau juga mengingatkan agar umat Islam ikut ambil bagian dalam mambantu umat Islam di Suriah.
Selain bedah buku tersebut juga diadakan penggalangan dana untuk muslimin Suriah. Acara diakhiri sekitar pukul 22.30 WIB. dengan menyisakan beberapa orang yang masih ingin bertanya. (Syamorganizer/Islampos)
Dulu orang masih mengira bahwa Iran adalah negara terdepan dalam melawan Zionisme Yahudi. Di Buku ini Anda akan dapati fakta yang sebaliknya. Keduanya yang di luar tampak keras bermusuhan, sejatinya di bawah meja mereka erat berjabatan tangan.
Antara tahun 1962 sampai kejatuhan Syah Pahlevi pada tahun 1979, intelijen Israel melakukan kontak kuat dengan banyak petugas Iran yang dilatih oleh militer Israel. Rezim Khomaeni menghabiskan dana hingga 500 juta USD guna membeli peralatan peran dari Israel sepanjang tahun 1980 hingga 1983. Bahkan keduanya terlibat secara bersamaan dalam menyerang reaktor nuklir Irak apda tahun 1981. Tidak heran di Iran pun ada perpustakaan Yahudi dengan foto Khomeini di dalamnya.
Romantisme Syiah dan Zionis terus berlanjut hingga invasi Amerika Serikat pada tahun 2003. Brigade Sadr adalah milisi syiah yang melindungi tentara George Bush dari Kuwait menuju Baghdad melewati gurun pasir An-Nashiriyah. Maka tidaklah aneh jika Ali As-Sistani (ulama syiah Irak) yang biasanya lantang menyerukan perang atas invasi Israel tapi melarang jihad melawan hegemoni Amerika Serikat di Irak. Itulah segelintir skandal sejarah yang dilakukan oleh sumber tertinggi syiah di negeri 1001 malam.
Buku ini menjadi sebuah rujukan otoritatif dalam membuka mata umat tentang hubungan mesra Syiah dan Zionis yang dilakukan dari waktu ke waktu. Semuanya dibongkar mulai dari Iran, Irak, Suriah, hizbullah Lebanon, hingga potret penindasan sistematis terhadap Ahlussunnah di negara syiah terbesar di dunia.
Ditulis oleh seorang jurnalis Islam yang menekuni kajian Zionisme Internasional dan dijabarkan dengan gaya penulisan yang enak dibaca. Sangat kaya data dan fakta demi menyadarkan umat bahwa musuh umat Islam sejatinya bukan saja Zionisme, tapi juga Syiah.
“Selama ini orang Syiah selalu menuduh dan membuat propaganda bahwa kaum Wahabi identik dengan zionis, anehnya dalam buku ini dibongkar bahwa sesungguhnya Syiah berkolaborasi dengan zionis, seperti ada konspirasi lempar batu sembunyi tangan dalam kasus Syiah dan Zionis, wallahu a’lam bish shawab” – ust. Bachtiar Nasir, Sekjen Majelis Intelektual Ulama Muda Indonesia (MIUMI) dan Ketua Forum Indonesia Pedulia Suriah (FIPS)


Sebuah buku tentang memoar Ariel Sharon, mantan Perdana Menteri Israel yang lalu, menyebutkan pandangannya selama ia memimpin Israel bahwa Syiah tidak pernah menjadi musuh dan ancaman bagi Israel. Ia Mengatakan, “Saya belum pernah satu hari pun melihat Syiah sebagai musuh Israel dalam jangkan waktu yang panjang”. Pernyataan ini tertuang dalam buku Mudzakkirat Aril Sharun, yang diterjemahkan oleh Nathwan Ubaid, diterbitkan oleh Maktabah Beisan Beirut, hal 584.
Pada halaman yang sama, Ariel Sharon melanjutkan, “Adapun musuh kami yang sebenarnya menurut pandangan saya tergabung dalam organisasi teroris Palestina danardhul fath, bumi pembebasan yang merdeka, dengan melihat kepada warga Suriah yang membantu dan mendukung mereka.”
Berikut ini scan bukunya,
                                                                     

Baca Ini, Penting !! 
(ma'af pengulangan)

Oleh : AM Waskito

Salah satu alasan yang membuat kaum Syiah Rafidhah selalu berbunga-bunga ialah sebagai berikut…
[=] Syiah adalah musuh terbesar Amerika dan Israel.
[=] Syiah adalah musuh utama Zionis Yahudi yang sangat ditakuti karena punya intalasi nuklir.
Sejarah Syiah: “Selalu Menusuk Ahlus Sunnah dari Belakang. Dan Tak Pernah Perang Melawan Orang Kafir.”
[=] Hizbullah adalah sosok kekuatan Syiah yang selalu gagah-berani menghadang barisan Zionis Israel.
[=] Sementara Saudi, Kuwait, dan Qatar, selalu bermanis-manis kata dengan dedengkot Yahudi, yaitu Amerika.
[=] Revolusi Khomeini adalah revolusi Islam yang menginspirasi perjuangan gerakan-gerakan Islam di dunia.
Ya, kurang lebih begitu klaim para aktivis agama Persia (Syiah Rafidhah) ini. Di berbagai forum, kesempatan, termasuk dalam diskusi di blog ini, alasan-alasan itu selalu mereka munculkan. Seakan-akan, tidak lagi alasan bagi Syiah untuk tetap eksis di muka bumi, selain klaim-klaim seperti itu.
Lalu bagaimana pandangan kita sebagai Ahlus Sunnah tentang klaim kaum Syiah ini?
Mari kita bahas secara ringkas dan praktis, dengan memohon pertolongan Allah Al Hadi…
PERTAMA. Kaum Syiah Rafidhah itu terus bekerja keras dan sangat nafsu, agar mereka tetap diakui sebagai Islam, tetap dipandang sebagai Muslim, tetap menjadi bagian dari kaum Muslimin sedunia.
Hal ini adalah hakikat siksaan spiritual yang Allah timpakan atas hati-hati mereka, selamanya. Mereka telah sangat berdosa karena mencaci, melecehkan, mengutuk, dan mendoakan keburukan atas isteri-isteri Nabi, para Khulafaur Rasyidin, dan para Shahabat Radhiyallahu ‘Anhum.
Maka Allah pun menjadikan mereka selalu gelisah, takut, dan sangat menginginkan diberi label Islam atau Muslim.
Mereka selalu dalam kebingungan seperti ini, layaknya Bani Israil yang kebingungan selama 40 tahun di Padang Tiih, karena telah menghina Musa ‘Alaihissalam dan Allah Ta’ala.
Lihatlah manusia-manusia pemeluk agama Persia (Rafidhah) itu…mereka kemana-mana membawa laknat atas doa-doa laknat yang mereka bacakan untuk mengutuki manusia-manusia terbaik dari para Shahabat Radhiyallahu ‘Anhum.
KEDUA. Dalam sejarahnya, sejak zaman Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu ‘Anhu sampai hari ini, ketahuilah bahwa Syiah Rafidhah (agama Persia) ini tidak pernah berjihad melawan kaum kufar, baik itu Nashrani, Yahudi, musyrikin, dan orang-orang atheis. Syiah tidak punya sejarah jihad menghadapi kaum kufar. “Jihad” kaum Syiah sebagian besar diarahkan untuk menyerang kaum Sunni, sejak zaman dahulu sampai saat ini.
Mula-mula Syiah di Kufah mengundang Husein Radhiyallahu ‘Anhu datang ke Kufah, katanya mau dibaiat.
Karena Husein sudah berangkat ke Kufah, oleh penguasa kala itu (Yazid bin Muawiyah) Husein dianggap bughat, sehingga boleh ditumpas.
Waktu tiba di Kufah, tak satu pun kaum Syiah keluar untuk membaiat, menolong dan mendukung Husein. Posisi Husein sangat terjepit, akan kembali ke Madinah, dia sudah dianggap bughat. Meminta bantuan Kufah, tak satu pun Syiah yang akan menolong. Akhirnya, Husein ditumpas di Padang Karbala.
Bahkan kala penumpasan itu, tak satu pun hidung Syiah menampakkan diri, walau sekedar untuk menolong korban dari pihak Husein dan keluarganya.
Nah, peristiwa pembantaian Husein oleh kaum Syiah itulah yang selalu mereka rayakan dan nikmati dalam momen-momen Asyura. Air mata mereka mengutuk para pembunuh Husein, sedangkan hati mereka berucap: “Alhamdulillah Husein dan keluarganya telah binasa di Karbala.”
“Jihad” kaum Syiah berikutnya ialah membantu Hulagu Khan (penguasa Mongol) untuk menumpas Khilafah Abbassiyah.
Kemudian mereka berusaha melenyapkan kaum Sunni di Mesir, tetapi berhasil ditumpas oleh Nuruddin Mahmud Zanki.
Mereka terus menikam perjuangan Shalahuddin Al Ayyubi.
Mereka juga selalu menjadi musuh Khilafah Turki Utsmani, selalu kerjasama dengan negara-negara Nashrani Eropa untuk melemahkan Khilafah Turki.
Di zaman kontemporer, Revolusi Khomeini di Iran telah menumpas Ahlus Sunnah di Iran.
Mereka juga menikam perjuangan mujahidin di Afghanistan. Mereka membantai Ahlus Sunnah di Irak, Libanon, Suriah, Yaman, bahkan mereka hampir menguasai Bahrain.
Singkat kata, tidak ada Jihad kaum Syiah dalam sejarah, selain “jihad” yang diarahkan untuk memusnahkan dan menghancur-leburkan kaum Sunni.
Sejarah klasik dan modern sudah memaparkan fakta. Bahkan dalam kasus Iran Contra Gate terbongkar skandal besar.
Ternyata, di balik gerakan Kontra di Nikaragua, Amerika memasok senjata kepada para gerilyawan itu.
Darimana dananya?
Dari hasil kerjasama jual-beli minyak dengan Iran.
Padahal dalam kampanye dunia, sudah dimaklumkan bahwa Amerika itu sedang konflik dengan Iran.
Tetapi di balik itu ada sandiwara “jual-beli minyak” yang menggelikan.
Kasus ini sangat terkenal, sehingga seorang kolonel Amerika dikorbankan sebagai tumbalnya.
KETIGA. Apa sih yang dilakukan Hizbullah (Syiah Rafidhah) di Libanon kepada Israel?
Apakah dia terlibat perang terbuka dengan Israel?
Apakah dia menduduki wilayah Israel dan berusaha mengusir penduduk Yahudi?
Ternyata, aksi-aksi Hizbullah itu hanya melepaskan tembakan mortir ke arah pasukan Israel atau wilayah Israel.
Atau mereka melakukan tembakan senapan, atau tembakan rudal anti tank.
Hanya itu saja.
Mereka tidak pernah terlibat perang terbuka vis a vis, seperti para pejuang Ahlus Sunnah di Irak, Afghanistan, Chechnya dan lainnya.
Jadi singkat kata, aksi-aksi Hizbullah itu hanya semacam “main-main” untuk membuang amunisi-amunisi ringan. Itu saja kok.
KEEMPAT. Dalam sejarah perang Arab-Israel, sejak merdeka tahun 1948 Israel sudah berkali-kali bertempur dengan pasukan Arab.
Yang terkenal adalah perang tahun 48, perang tahun 67, dan perang tahun 70-an.
Ia kerap disebut perang Arab-Israel. Setelah itu belum ada lagi perang yang significant.
Dalam sejarah ini, lagi-lagi tiada peranan Iran sama sekali. Bahkan ketika Ghaza dihancur-leburkan Israel pada tahun 2008-2009 lalu, Iran lagi-lagi tidak terlibat apa-apa.
Jadi, apa yang bisa dibanggakan dari manusia-manusia pemeluk agama Persia (Syiah Rafidhah) itu?
KELIMA. Menurut Ustadz Farid Okbah, di Iran itu sangat banyak orang-orang Yahudi.
Menurut informasi, jumlahnya bisa mencapai 50.000 jiwa.
Mereka bisa hidup aman dan sentosa di Iran, sedangkan Ahlus Sunnah hidupnya sangat menderita disana.
Iran bersikap welcome kepada kaum Yahudi, dan sangat ofensif kepada kaum Muslimin.
Ini adalah realitas yang sangat menyedihkan.
Makanya tidak salah kalau ada yang mengatakan, Rafidhah lebih sadis dari orang-orang kafir lain.
Contoh yang sangat unik ialah kerjasama antara Hamas dan Iran.
Banyak orang menyebutkan, Hamas kerap kerjasama dengan Iran.
Hal itu konon berdasarkan sikap Syaikh Al Bana yang dulunya pernah berujar, bahwa Syiah adalah sesama saudara Muslim juga.
Mereka sama-sama Ahlul Qiblah.
Tetapi realitasnya, Ikhwanul Muslimin di Suriah dibantai puluhan ribu manusia disana oleh rezim Hafezh Assad.
Ternyata, rezim itu dan anaknya, dibantu oleh Iran juga.
Nah, ini kan sangat ironis.
Hamas kerjasama dengan Iran, sementara Al Ikhwan di Suriah dibantai oleh regim Suriah yang didukung oleh Iran.
KEENAM. Propaganda bahwa Syiah Rafidhah itu musuh Zionis Israel, semua ini hanya propaganda belaka.
Sejatinya mereka itu teman-karib, sahabat dekat, saling tolong-menolong, sebagian menjadi wali atas sebagian yang lain. Mereka ini selamanya tak akan pernah terlibat dalam peperangan.
Kaum Yahudi membutuhkan Iran, sebagai seteru Ahlus Sunnah.
Sedangkan Iran membutuhkan Yahudi, juga sebagai seteru Ahlus Sunnah.
Dalam hadits Nabi Saw juga disebutkan bahwa kelak dajjal akan muncul dari Isfahan (salah satu kota di Iran yang saat ini banyak dihuni Yahudi) dengan 70.000 pasukan.
Yahudi membutuhkan Iran, karena darinya akan muncul pemimpin mereka. Dan dalam literatur-literatur Syiah, sosok dajjal itu sebenarnya adalah sosok “Al Mahdi Al Muntazhar” yang selalu mereka tunggu-tunggu. Begitulah, banyak kesamaan kepentingan antara Syiah dan Yahudi.
KETUJUH. Fakta berikutnya yang sangat mencengangkan.
Ternyata Syiah Iran juga menjalin kerjasama dengan China dan Rusia, dua negara dedengkotnya Komunis.
Mereka ini umumnya kerjasama dalam soal industri, perdagangan, dan jual-beli senjata.
Ketika Amerika berniat menjatuhkan sanksi akibat instalasi nuklir Iran, segera China dan Rusia memveto niatan itu.
Kedua negara terang-terangan membela Iran. Begitu juga China dan Rusia juga membela rezim Bashar Assad (semoga Allah Al Aziz segera memecahkan kepala manusia durjana satu ini, amin ya Mujibas sa’ilin) dari ancaman sanksi internasional.
Sedangkan kita tahu, rezim Suriah sangat dekat koneksinya dengan Iran. Jadi, kita bisa simpulkan sendiri posisi Iran di mata China, Rusia, dan rezim Suriah.
Jadi kalau kemudian kita mendengar propaganda Syiah anti Yahudi, Syiah anti Amerika, Syiah anti Zionis, dan sebagainya…ya sudahlah, saya akan ketawa saja.
Tidak usah dianggap serius. Anggaplah semua itu hanya “olah-raga kata-kata” saja (meminjam istilah seorang politisi busuk). Syiah selamanya akan berkawan dengan kaum kufar dan sangat apriori dengan kaum Muslimin (Ahlus Sunnah). Mereka itu lahir dari sejarah kita, tetapi wujud dan hatinya milik orang kafir. Na’udzubillah wa na’udzubillah min dzalik.
Semoga artikel sederhana ini bermanfaat.
Semoga kita semakin sadar, bahwa Syiah Rafidhah bukanlah kawan.
Mereka membutuhkan istilah kawan selagi masih lemah.
Nanti kalau sudah kuat, mereka akan menghancur-leburkan Ahlus Sunnah.
Tetapi cukuplah Allah Ta’ala sebagai Wali, Pelindung, dan Penolong kita. Dialah sebaik-baik Pelindung dan Penjaga. Walhamdulillahi Rabbil a’alamiin.[erm].
Ardhullah, 17 Maret 2012.