Monday, April 27, 2015

Kapolri dan Sunnah Nabi

Kemarin, Minggu (26/4), kita dikejutkan dengan kabar gembira yang kali ini datang dari kapolri baru, Jenderal Badrodin Haiti
Tanpa paksaan dan terang-terangan beliau ucapkan kalimat yang mungkin tidak pernah kita duga sebelumya.
Kata-kata yang selama ini sering diucapkan oleh banyak umat Islam yang sering didiskriminasi akibat keteguhannya menjalankan ajaran Nabi.
“Tidak bisa hanya dengan celananya gantung (di atas mata kaki) dan berjenggot, lalu dicurigai IS (pelaku teror, pen),” inilah yang diucapkan Haiti di depan banyak wartawan kemarin. Ringkas, padat dan melegakan umat Islam.
Penulis tahu, andai kapolri tidak menuturkan kalimat tersebut, kita tetap akan mempertahankan jenggot dan celana cingkrang. Tapi setidaknya kapolri telah melakukan pembelaan.
Melalui pernyataannya, kapolri jelas ingin meluruskan pemahaman keliru yang beredar di banyak kalangan tentang ciri teroris
Dengan pembelaan ini, kepongahan seorang tokoh agama yang mencela, menuduh dan mencemooh pemilik jenggot sebagai radikalis wali jenggot, rontok sudah.
Dengan pernyataan ini, keangkuhan masyarakat yang menganggap jahat pria bercelana cingkrang bisa diruntuhkan.
Dengan ucapan tersebut, diskriminasi terhadap professional yang tidak mencukur jenggotnya bisa dibantah
Kalau saja pengucapnya bukan seorang jenderal berbintang empat, tentu kita tidak akan mengira bahwa negara tidak menganggap jenggot dan cingkrang sebagai musuh bersama.
Kalau saja penuturnya bukan pucuk pimpinan kepolisian, mungkin kita akan semakin curiga dan membenci aksi densus 88 yang sering menangkapi pria berjenggot yang juga cingkrang.
Harus diakui, ucapan sang perwira sangat berarti bagi kita, muslim Indonesia. Kini kita tidak perlu lagi repot-repot menepis tuduhan teroris dari para pembenci dengan dalil yang panjang berbaris.
Cukup katakan kepada mereka yang berpenyakit hati, “Menurut kapolri ini bukan ciri teroris”.
Mari kita doakan agar Jenderal Haiti diberi kesehatan, diberi keberanian dan diberi tambahan iman untuk membela kebenaran
Beliau telah memberi kita harapan. Asa bahwa masih ada pejabat baik di Indonesia tercinta
Beliau telah memuluskan jalan. Jalan dakwah dalam menyebarkan sunnah ke penjuru nusantara
Mari syukuri nikmat ini, agar semakin banyak pejabat yang dianugrahi kebaikan hati
Mari doakan pemimpin negeri, agar semakin mudah menerima kebenaran ilahi