Jika kita perhatikan lebih
dalam, ada perubahan-perubahan dalam mazhab syiah. Ada beda antara ajaran syiah
yang dulu dan yang sekarang.
Pada perkembangannya, mazhab syiah juga terbagi menjadi banyak sekte. Jika kita
hari ini mengenal syiah yang berafiliasi ke iran, yang kita kenal adalah satu
sekte saja dari syiah, yaitu syiah 12 imam. Disebut 12 imam karena mereka
percaya ada 12 imam yang menjaga ajaran agama. Soal klaim itu benar atau
sebaliknya, itu adalah persoalan berbeda. Lalu mana kelompok pecahan syiah
lainnya?
Kita tidak akan membahas sebab punahnya sekte syiah di sini. Yang benar, tidak
semua sekte syiah punah. Masih ada sekte syiah yang eksis sampai hari ini.
Salah satunya adalah syiah ismailiyah, yang percaya bahwa imam setelah Ja’far
As Shadiq adalah Ismail, putranya yang pertama. Sementara syiah 12 imam
meyakini bahwa Musa Al Kazhim lah yang menjadi pengganti imam Ja’far. Ismail
bin Ja’far meninggal dunia saat ayahnya masih hidup. Artinya, dia meninggal
dunia sebelum menjabat imam. Sekte lain lagi adalah Bohra, yang dianut oleh
sedikit orang India. Sekte Bohra sendiri terpecah menjadi dua, Sulaimaniyah dan
Dawudiyah. Kita tidak akan membahas sekte-sekte secara mendalam.
Ada juga dari sekte di atas yang sudah tidak nampak lagi. Salah satunya adalah
mufawwidah, dengan huruf dhad yang urutannya setelah huruf shad. Mungkin agak
susah dilafalkan, paling tidak bagi yang kurang familier dengan bahasa arab.
Menurut bahasa arab, kata mufawwidhah adalah ism fa’il, menunjukkan pelaku.
Asalnya adalah dari kata fawadha, yaitu menyerahkan, memasrahkan sesuatu pada
orang lain.
Apa keyakinan sekte mufawwidhah ini? Salah satunya adalah Allah menciptakan
Nabi Muhammad dan Ali, lalu menyerahkan pada keduanya segala urusan. Keduanya,
Nabi Muhammad dan Ali, yang menciptakan makhluk, memberi rizki bagi makhluk,
menghidupkan dan mematikan. Begitu keyakinan mereka. Keyakinan ini jelas
tertolak, jelas bertentangan dengan keyakinan dasar Islam. Bertentangan dengan
Al Qur’an yang menekankan bahwa Allah lah Sang Maha Kuasa. Imam syiah yang
hidup saat itu pun menolaknya.
Imam Ja’far As Shadiq mencela sekte ini, seperti tertulis dalam Biharul Anwar,
jilid 25 hal 343:
Zurarah bercerita pada imam Ja’far: Seseorang dari keturunan Abdullah bin Saba’
meyakini tafwidh.Imam Ja’far bertanya : apa itu tafwidh? Jawabku: Allah
menciptakan Muhammad dan Ali, lalu menyerahkan pada mereka berdua. Mereka
berdua menciptakan, memberi rizki, mematikan dan menghidupkan. Imam Ja’far
berkata : musuh Allah telah berbohong. Jika kamu bertemu dengannya, bacakan
padanya ayat ini: Ar Ra’d 16. Aku pergi menemui orang itu, lalu kuceritakan apa
yang kudengar dari imam ja’far. Kubacakan ayat itu, seakan-akan saya telah
melemparnya dengan batu, atau mengatakan: seolah-olah dia menjadi bisu.
Bagi mereka, yang berkuasa sekarang ini adalah Nabi Muhammad dan Ali bin Abi
Thalib. Menurut mereka, yang menciptakan kita, yang memberi rizki kita, bukan
lagi Allah, tapi Nabi Muhammad dibantu Ali bin Abi Thalib. Maka imam Ja’far pun
marah besar. Begitu juga semestinya kita pun marah juga, dan menolak keras
keyakinan seperti ini.
Dalam kitab Majma’ul Bahrain, salah satu kitab syiah, tercantum sebuah hadits :
Siapa yang meyakini keyakinan mufawwidhah, sungguh dia telah melucuti kekuasaan
Allah. Jilid 4 hal 223.
Imam Abul Hasan Ar Ridho ditanya tentang kaum ghulat dan mufawwidhah. Jawabnya:
Kaum Ghulat adalah kafir, dan mufawwidhah adalah musyrik. Siapa yang
duduk bersama mereka, bergaul dengan mereka, makan bersama mereka, minum
bersama mereka, berbuat baik pada mereka, menikahkan mereka, menikah dengan
wanita mereka, percaya pada mereka, memberi amanat pada mereka, percaya pada
ucapan mereka, atau menolong mereka dengan setengah kata, dia telah keluar dari
wilayah Allah, wilayah Rasul dan wilayah Ahlulbait. Biharul Anwar jlid 25 hal
273
Imam Ali Ar Ridha begitu keras terhadap sekte ini. Melarang segala bentuk
hubungan dengan mereka. Begitulah sikap para imam terhadap orang-orang sesat.
Mereka harus dijauhi. Harus dihindari. Jangan percaya pada ucapan mereka,
apalagi pada ajaran mereka. Mereka adalah orang-orang terkutuk. Orang bisa
keluar dari wilayah Allah, Rasul dan Ahlulbait karena berhubungan dengan
mereka. Bagaimana dengan mereka sendiri? Bagaimana dengan nasib mereka di
akherat nanti?
Orang-orang sesat memang harus dijauhi, karena mereka tidak akan tinggal diam.
Mereka akan mengajak orang pada kesesatannya. Maka imam Ar Ridha memerintahkan
syiahnya untuk memutus hubungan. Agar tidak tercemari oleh kesesatan
mereka.
Ibnu Babawaih Al Qummi, ulama syiah yang dijuluki As Shaduq, menyatakan dalam
kitabnya Man La Yahdhuruhul Faqih jilid 1 hal 290:
Inilah adzan yang benar, tidak ada tambahan dan pengurangan. Orang-orang
mufawwidhah, semoga mereka dilaknat Allah, membuat riwayat palsu dan
menambahkan dalam adzan “ Muhammad wa Aalu Muhammad Khairul Bariyyah” dua kali,
dan dalam riwayat lainnya dari mereka, setelah mengucapkan Asyhadu Anna
Muhammadan Rasulullah, ada ucapan “ Asyhadu Anna Aliyyan Waliyyullah” dua kali.
Ada dari mereka yang meriwayatkan : Asyahadu Anna Aliyyan Amirul Mukminina
Haqqan” tidak diragukan lagi, bahwa Ali adalah wali Allah, dan Ali adalah
Amirul Mukminin yang sebenarnya, dan Muhammad dan keluarganya SAWA adalah
sebaik-baik manusia. Tetapi kata-kata itu tidak ada di adzan yang sebenarnya.
Saya menyebutkan hal itu agar kita bisa tahu mereka yang dituduh tafwidh,
orang-orang yang menipu, yang ada di pada kelompok kita.
Salah satu ciri mufawwidhah adalah menambahkan kata Asyhadu Anna Aliyyan
waliyyullah, dalam adzan. As Shaduq benar-benar mengenal mereka. As Shaduq
melaknat mereka. Memang mereka layak dilaknat.
Namun tambahan Asyhadu Anna Aliyyan Waliyyullah malah berkumandang di Iran.
Sedangkan kita tahu sendiri bagaimana hukumnya, seperti yang dikatakan imam Ali
Ar Ridha.
Rupanya ajaran mufawwidhah sudah mencemari ajaran syiah hari ini. Ajaran yang
dilaknat oleh Imam maksum syiah.