Coba dipikir, apakah mungkin
Ustadz Daud Rasyid yang jelas anti liberal bisa diangkat jadi rektor Paramadina
bahkan dipercaya oleh pendirinya yaitu Nurcholish Madjid?
Kalau rektor Paramadina itu
(mantan rektor Paramadina yg dibicarakan ini) punya karya yg membantah
keyakinan sangat rusak yang disebarkan Nurcholish Madjid, di antaranya bahwa
Iblis kelak masuk surga dan surganya tertinggi karena tauhidnya murni, karena
tidak mau bersujud kepada Adam; baru anda boleh bilang bahwa dia walau bekas
rektor Paramadina namun jelas sangat menentang faham yg disebarkan Nurcholish
Madjid.
Selama dia tidak punya karya
atau bukti bahwa dia menyanggah kesesatan2 yang diusung Nurcholish Madjid
dengan lembaganya itu sebagai wadah penyebarannya, maka dia berarti sama atau
menyetujui, atau mendiamkannya. Sedangkan mendiamkan kemunkaran secara umum
(apalagi menyangkut aqidah sesat seperti itu) peringatan Allah Ta’ala cukup
keras: Allah melaknat orang-orang yang kafir dari kalangan ahli kitab, karena
mereka membiarkan kemungkaran terjadi di tengah mereka. Allah Subhanahu wa
Ta’ala berfirman,
لُعِنَ الَّذِينَ كَفَرُوا مِن بَنِى
إِسْرَاءِيلَ عَلَى لِسَانِ دَاوُدَ وَعِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ ذَلِكَ بِمَا عَصَوْا
وَّكَانُوا يَعْتَدُونَ {78} كَانُوا لاَيَتَنَاهَوْنَ عَن مُّنكَرٍ فَعَلُوهُ
لَبِئْسَ مَا كَانُوا يَفْعَلُونَ
”Telah dilaknat orang-orang
kafir dari bani Israil melalui lisan Dawud dan Isa putra Maryam. Yang demikian
itu, disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas. Mereka satu sama ain
tidak saling melarang tindakan munkar yang mereka perbuat. Sesungguhnya amat
buruklah apa yang selali mereka perbuat itu.” (Al-Ma’idah: 78-79)
Ini menunjukkan bahwa
membiarkan kemungkaran dan kemaksiatan adalah salah satu sifat orang-orang yang
dilaknat Allah. (Lihat : Amar Ma’ruf Nahi Mungkar/ khotbahjumat.com)
Mengenai pendapat Nurcholish
Madjid bahwa Iblis kelak masuk surga dan surganya tertinggi itu, kesesatan
faham itu dan bantahannya (yang menjelaskan betapa lontaran Nurcholish Madjid
itu tidak sesuainya dengan Islam) telah ditulis di buku, “Menangkal Bahaya JIL
(Jaringan Islam Liberal) dan FLA (Fiqih Lintas Agama) oleh Hartono Ahmad Jaiz,
Pustaka Al-Kautsar, Jakarta.
Bagaimana tidak sesat. Iblis
itu jelas tidak akan masuk surga, kok malah disebut akan masuk surga dan
surganya tertinggi. Itu bertentangan secara nyata dengan ayat Al-Qur’an:
{لَأَمْلَأَنَّ جَهَنَّمَ مِنْكَ وَمِمَّنْ تَبِعَكَ مِنْهُمْ
أَجْمَعِينَ } [ص: 85]
Sesungguhnya Aku pasti akan
memenuhi neraka Jahannam dengan jenis kamu dan dengan orang-orang yang
mengikuti kamu di antara mereka kesemuanya [Sad,71-85]
Lafal “kamu” dalam ayat itu
makusudnya adalah Iblis. Karena ayat itu di dalam rangkaian kelanjutan ayat:
قَالَ يَٰٓإِبۡلِيسُ
75. Allah berfirman: “Hai
iblis….”
Inilah ayat-ayat yang
dimaksud.
إِذۡ قَالَ رَبُّكَ لِلۡمَلَٰٓئِكَةِ إِنِّي
خَٰلِقُۢ بَشَرٗا مِّن طِينٖ ٧١ فَإِذَا سَوَّيۡتُهُۥ وَنَفَخۡتُ فِيهِ مِن
رُّوحِي فَقَعُواْ لَهُۥ سَٰجِدِينَ ٧٢ فَسَجَدَ ٱلۡمَلَٰٓئِكَةُ كُلُّهُمۡ
أَجۡمَعُونَ ٧٣ إِلَّآ إِبۡلِيسَ ٱسۡتَكۡبَرَ وَكَانَ مِنَ ٱلۡكَٰفِرِينَ
٧٤ قَالَ يَٰٓإِبۡلِيسُ مَا مَنَعَكَ أَن تَسۡجُدَ لِمَا خَلَقۡتُ بِيَدَيَّۖ
أَسۡتَكۡبَرۡتَ أَمۡ كُنتَ مِنَ ٱلۡعَالِينَ ٧٥ قَالَ أَنَا۠ خَيۡرٞ مِّنۡهُ خَلَقۡتَنِي
مِن نَّارٖ وَخَلَقۡتَهُۥ مِن طِينٖ ٧٦ قَالَ فَٱخۡرُجۡ مِنۡهَا فَإِنَّكَ
رَجِيمٞ ٧٧ وَإِنَّ عَلَيۡكَ لَعۡنَتِيٓ إِلَىٰ يَوۡمِ ٱلدِّينِ ٧٨ قَالَ
رَبِّ فَأَنظِرۡنِيٓ إِلَىٰ يَوۡمِ يُبۡعَثُونَ ٧٩ قَالَ فَإِنَّكَ مِنَ
ٱلۡمُنظَرِينَ ٨٠ إِلَىٰ يَوۡمِ ٱلۡوَقۡتِ ٱلۡمَعۡلُومِ ٨١ قَالَ
فَبِعِزَّتِكَ لَأُغۡوِيَنَّهُمۡ أَجۡمَعِينَ ٨٢ إِلَّا عِبَادَكَ مِنۡهُمُ
ٱلۡمُخۡلَصِينَ ٨٣ قَالَ فَٱلۡحَقُّ وَٱلۡحَقَّ أَقُولُ ٨٤ لَأَمۡلَأَنَّ
جَهَنَّمَ مِنكَ وَمِمَّن تَبِعَكَ مِنۡهُمۡ أَجۡمَعِينَ ٨٥ [سورة ص,٧١-٨٥]
71. (Ingatlah) ketika Tuhanmu
berfirman kepada malaikat: “Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari
tanah”
72. Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan
kepadanya roh (ciptaan)Ku; maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud
kepadanya”
73. Lalu seluruh
malaikat-malaikat itu bersujud semuanya
74. kecuali iblis; dia
menyombongkan diri dan adalah dia termasuk orang-orang yang kafir
75. Allah berfirman: “Hai
iblis, apakah yang menghalangi kamu sujud kepada yang telah Ku-ciptakan dengan
kedua tangan-Ku. Apakah kamu menyombongkan diri ataukah kamu (merasa) termasuk
orang-orang yang (lebih) tinggi?”
76. Iblis berkata: “Aku lebih
baik daripadanya, karena Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan dia Engkau
ciptakan dari tanah”
77. Allah berfirman: “Maka
keluarlah kamu dari surga; sesungguhnya kamu adalah orang yang terkutuk
78. Sesungguhnya kutukan-Ku
tetap atasmu sampai hari pembalasan”
79. Iblis berkata: “Ya
Tuhanku, beri tangguhlah aku sampai hari mereka dibangkitkan”
80. Allah berfirman: “Sesungguhnya
kamu termasuk orang-orang yang diberi tangguh
81. sampai kepada hari yang
telah ditentukan waktunya (hari Kiamat)”
82. Iblis menjawab: “Demi
kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan mereka semuanya
83. kecuali hamba-hamba-Mu
yang mukhlis di antara mereka
84. Allah berfirman: “Maka
yang benar (adalah sumpah-Ku) dan hanya kebenaran itulah yang Ku-katakan”
85. Sesungguhnya Aku pasti
akan memenuhi neraka Jahannam dengan jenis kamu dan dengan orang-orang yang
mengikuti kamu di antara mereka kesemuanya
[Shad/38:71-85]
Jelaslah, Allah pasti akan
memenuhi neraka Jahannam dengan jenis Iblis dan seluruh orang-orang yang
mengikuti Iblis. Maka siapapun (dalam pembicaraan ini adalah Nurcholish Madjid
pendiri Paramadina) yang melontarkan pendapat bahwa iblis kelak akan masuk
surga dan surganya tertinggi, itu jelas menentang Al-Qur’an.
Ketika seseorang dipercaya
jadi rektor suatu lembaga / pergurun tinggi yang didirikan oleh pentolan yang
pendapatnya sangat bertentangan dengan Al-Qur’an, maka secara nalar tentu telah
diakui bahwa rektor yang diangkat itu fahamnya sejalan dengan pentolan yang
bertentangan dengan Al-Qur’an itu. Karena justru lembaga atau perguruan tinggi
itu diadakan justru untuk memasarkan faham yang telah diyakini pendirinya.
Nah, ketika tahu-tahu kemudian
mantan rektor Paramadina yang jelas untuk penyebaran pemahaman pendirinya yang
sangat bertentangan dengan Islam itu kemudian diangkat jadi presiden suatu
partai da’wah, maka sangat wajar ketika banyak orang yang menyebut partai
da’wah itu telah dipimpin oleh orang sekuler liberal. Justru sangat aneh ketika
ada orang yang berkilah-kilah bahwa mantan rektor Paramadina itu bukan orang
sekuler dan bukan pula liberal. Kilah-kilah itu agak masuk akal sedikit, kalau
memang ada bukti bahwa selama jadi rektor, dia justru memberantas faham-faham
yang bertentangan dengan Al-Qur’an, karena dia ahli Al-Qur’an dan Ulama yang
mampu membantah bahkan memberantas faham sekuler, liberal, sepilis
(sekulerisme, pluralisme agama, dan liberalisme) yang diusung oleh pendiri
Paramadina dan dipasarkan di mana-mana terutama tentu saja lewat lembaganya
itu.
Atau sekurang-kurangnya,
kalau dia ada bukti berupa karya tulisnya yang membantah secara benar sesuai
Islam terhadap faham sesat sepilis yang digaungkan oleh Nurchlolish Madjid
lewat Paramadina-nya itu. Maka baru boleh dinilai bahwa dia memang penentang
liberal, bukan penyebar faham sepilis yang berbahaya bagi Islam, atau bukan
berfaham sekuler liberal.
Lebih naif lagi orang-orang
yang berkilah, apakah mesti orang bekerja di suatu lembaga sekuler liberal lalu
dia liberal?
Kilah itu tampak naif, karena
yang dibicarakan ini adalah pemimpin di perguruan tinggi Paramadina yang
didirikan oleh pentolan sekuler liberal. Dia rektor, bukan sekadar tukang sapu.
Kalau misalnya hanya tenaga tukang sapu dan semacamnya yang tidak ada sangkut
paut dengan masalah aqidah sesat liberal dan sebagainya, dan tidak punya
kekuasaan apapun untuk menentang aqidah batil itu, maka bisa dimaklumi untuk
tidak disangkut pautkan dengan masalah liberal. Apakah sama, antara tukang sapu
dengan rektor?
(Hartono Ahmad Jaiz)
Ilustrasi cover buku Bahaya
Islam Liberal
(nahimunkar.com)
Artikel terkait :
Anis Baswedan, JIL dan Syi'ah
http://lamurkha.blogspot.com/2014/12/anis-baswedan-jil-dan-syiah.html