Saturday, November 14, 2015

Ulama Su' di Mesir ( Di Indonesia ?? )

Saya terkejut dan heran dengan pernyataan Syaikh Mukhtar Jumah, menteri agama-nya rezim kudeta, bahwa boleh mendoakan keburukan untuk mursi dan tidak boleh mendoakan keburukan untuk as sisi. Karena mursi adalah presiden yang sah, sedangkan As Sisi adalah presiden yang sah.
Fakta seperti apakah dia bisa berkata seperti itu? Secara fakta bagi orang yang berakal sehat bahwa pernyataan seperti itu ibarat orang yang terbalik akalnya alias gila. Mursi adalah presiden yang dipilih oleh rakyat. Sedangkan as sisi adalah presiden yang diraih dengan kekerasan dan kezaliman. Mursi adalah orang saleh. Sedangkan as sisi adalah orang zalim.


Lalu saya mengingat sejarah tentang ulama-ulama su' (buruk) diseputar penguasa. Ternyata jumlah mereka tidak sedikit. Merekalah yang turut andil melegitimasi penyiksaan penguasa atas ulama-ulama saleh seperti terhadap Imam Ahmad bin Hanbal, Imam Ibnu Taimiyah, Imam Ibnul Qayyim Al Jauziyah, dan Imam Hasan Al Banna. Bagaimana bisa legitimasi itu terjadi? Bukankah mereka orang-orang yang berilmu? Dan bukankah orang-orang yang berilmu adalah orang yang takut kepada Allah, sebagaimana disebutkan dalam surat al fathir?

Lalu kemudian saya bercermin pada sebuah hadits, “Barangsiapa yang bertambah ilmunya tapi tidak bertambah hidayahnya, maka dia tidak bertambah dekat kepada Allah melainkan bertambah jauh."

Ulama su' bisa jadi adalah orang yang berilmu tinggi. Tapi ilmunya itu tidak membawanya dekat kepada Allah. Tidak membawa kebaikan untuk dirinya maupun untuk umat.

Ulama su’ pada umumnya adalah ulama yang bukannya mendekati Allah ta’ala namun mendekati para penguasa.

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a, dari Nabi saw. bersabda, “Barangsiapa mendatangi pintu penguasa maka ia akan terfitnah.” ( HR. Abu Dawud).

Diriwayatkan dari Abu Anwar as-Sulami r.a, ia berkata, “Rasulullah saw. bersabda, ‘Jauhilah pintu-pintu penguasa, karena akan menyebabkan kesulitan dan kehinaan‘,”

Larangan bagi para ulama untuk “mendatangi pintu pengusaha” bukanlah larangan datang ke tempat penguasa atau larangan bekerjasama dengan penguasa bagi kepentingan masyarakat

Larangan bagi para ulama untuk “mendatangi pintu penguasa” adalah larangan dalam kalimat majaz yang artinya larangan bagi para ulama untuk “membenarkan” tindakan atau kebijakan penguasa yang bertentangan dengan Al Qur’an dan As Sunnah. Pembenaran ini ada kaitannya dengan materi atau kepentingan duniawi.

Di Mesir saat ini telah terlihat, setelah sebelumnya di masa mursi samar terlihat, ulama-ulama su'. Maka salah satu doa Syaikh Muhammad Jibril saat mengingami shalat tarawih di masjid amr bin ash mesir beberapa hari lalu, selain memohon laknat untuk penguasa yang zalim, juga untuk para ulama su' yang menjadi pengikut penguasa yang zalim. Begini doanya: “Ya Allah, siksalah orang-orang yang telah menjadi kejam, termasuk di dalamnya para syaikh yang menjadi pengikut penguasa kejam.”

Aamiin